Anda di halaman 1dari 52

Materi Kuliah Biologi Perikanan

Dosen: Deddy Wahyudi, S.Pi.

Studi mengenai ruaya penting untuk Mengetahui


batas-batas daerah dimana stok atau subpopulasi hidup (Cushing, 1968)
Ruaya merupakan satu mata rantai daur hidup
yang tidak dapat dipisahkan dengan mata rantai
sebelum dan sesudahnya (Nikolsky, 1963)
Ruaya ikan: ke daerah-daerah dimana mereka
menemukan kondisi yang diperlukan oleh fase
tertentu dari daur hidupnya
Ruaya mempunyai arti: penysuaian, peyakinan
terhadap kondisi yang menguntungkan untuk
eksistensi dan reproduksi spesies
Biasanya ruaya bersifat aktif, tetapi kadangkadang pergerakannya pasif dari satu tempat ke
tempat lain

Baik ikan air tawar maupun air laut dapat dibagi


dua kelompok, peruaya/tidak peruaya (Chimit
1960)
Ikan tidak peruaya tidak pernah meninggalkan
habitatnya
Ikan peruaya ada dalam habitat tertentu dalam
waktu
tertentu,
dan
pada
waktu
lain
meninggalkan habitat tersebut untuk tujuan
tertentu seperti berpijah, mencari makanan dan
lain-lain
Beberapa spesies ikan tidak menghuni satu
habitat saja baik secara musiman maupun pada
tahap perkembangan hidupnya
Berbagai macam batasan yang berhubungan
dengan ruaya/tempat tinggal lingkungannya ikan,

Amfibiotik: ikan yang melakukan ruaya dari air


tawar ke air laut atau sebaliknya
Holobiotik: ikan yang tidak m.elakukan ruaya
selama hidupnya tinggal di air laut saja atau di
air tawar saja. Beberapa menjadi peruaya
Diadrom: ikan melakukan ruaya untuk berpijah
Amfidrom: ikan melakukan ruaya untuk mencari
makanan
Potamodrom: ikan yang hidup dan mengadakan
ruaya di perairan tawar saya termasuk sungai dan
danau
Oseanodrom: ikan yang hidup di laut dan
mengadakan ruaya di laut
Batidrom: ikan yang beruaya di perairan dalam
Brakheadrom: ikan yang beruaya di perairan

Ikan Amfibiotik: dibagi berdasarkan tujuan dan


arah pergerakannya

Amfidrom: ikan melakukan ruaya bukan untuk


berpijah tetapi untuk mencari makanan
Diadrom: ikan melakukan ruaya untuk berpijah:
Katadrom: beruaya dari air tawar untuk berpijah
di laut (misalnya sidat)
Anadrom: beruaya dari air laut untuk berpijah di
air tawar (misalnya salmon)
Anadrom termasuk juga:
Ikan Fluvial: seluruh hidupnya tinggal dalama
aliran dan beruaya ke hulu untuk berpijah
Ikan Adfluvial: tinggal dalam perairan tenang,
dan beruaya ke daerah hulu untuk berpijah

Ikan Holobiotik: dibagi sebagai berikut:


Oseanodrom: ikan yang hidup di laut dan
mengadakan ruaya di laut
Potamodrom: ikan yang hidup dan mengadakan
ruaya di perairan tawar saya termasuk sungai dan
danau:
Fluvial
Adfluvial
Lakustrin, terdiri dari:
Ikan Batidrom: melakukan ruaya di perairan
dalam
Ikan Brakheadrom: melakukan ruaya di perairan
yang dangkal saja

Tabel 1: pengelompokan ikan berdasarkan daerah yang


dihuni

Gambar 1: Klasifikasi ikan berdasarkan pergerakan ruaya

Gambar 2: Bagan siklus ruaya pada ikan (konsep Cushing


Ruaya Detenant = ruaya 1968)
dari daerah pemijahan (biasanya
searah dengan arus) :
Anak-anak dari daerah pemijahan pada daerah
pembesaran
Induk-induk dari daerah pemijahan pada daerah stok
Ruaya Kontratenant = ruaya ke daerah pemijahan yang
menentang arus.

Gambar 3: Bagan siklus ruaya pada ikan (konsep Nikolskill


Spawning: pemijahan 1963)
Feeding: pencaharian makanan/makan
Over-wintering/wintering: tinggal selama musim
dingin
Nursery: tempat asuhan/pembesaran juvenil
Immature: juvenil, belum dewasa
Mature: Dewasa (secara seksuel)

Gambar 4: Bagan siklus ruaya pada ikan (konsep Jones 1967)

Tujuan pergerakan ruaya ikan ke daerah pemijahan:


penyesuaian tempat yang paling menuntungkan untuk
perkembangan telur dan larva.
Fase sejak telur dibuahi sampai menetas terus menjadi
larva = saat kritis karean tidak dapat menghindari diri
dari serangan predator
Ruaya pemijahan mengandung pengaruh yang langsung
berhubungan dengan rekrutmen dan mortalitas
Reproductive homing: kembalinya ikan ke daerah asal
kelahirannya sebelum melakukan reproduksi:
Menambah kemungkinan berhasilnya reproduksi dengan
penyediaan kawan dalam kondisi fisiologi yang baik,
daerah pemijahan dan tempat yang baik untuk
peletakan telur untuk keuntungan terpeliharanya
keturunannya
Mempunyai tendensi menjaga kesetimbangan jumlah
pemijahan dalam menggunakan daerah itu terhadap
kapasitas reproduksinya.

Ruaya pemijahan Katadrom:


Pergerakannya searah dengan arus pada waktu ia
berada dalam sungai
Apabila sudah sampai di laut pergerakannya aktif untuk
mencapai daerah pemijahan
Contoh: ikan sidat di Eropa dan Amerika Serikat
Ikan sidat Eropa (Anguilla anguilla) mengadakan ruaya
pada bulan Desember ketika berumur 9-12 tahun
Pemijahannya di Laut Sargasso pada bulan Nopember
tahun berikutnya
Apabila sudah datang masa untuk mengadakan ruaya,
daya tarik untuk ruaya sangat kuat, hingga jika perlu
sidat yang di kolam/perairan tertutup lainnya akan
menempuh daratan untuk mencari sungai yang menuju
ke laut
Perjalanannya terutama pada malam hari, karena itu
tingkah lakunya belum banyak diketahui

Selama perjalanan sampai ke tempat pemijahan, ikan


sidat tidak makan
Perubahan-perubahan dalam bentuk tubuhnya:
Menjadi kurus
Matanya semakin besar, sampai 4 kali daripada
sebelumnya
Hidungya semakin lancip
Warnanya berubah menjadi warna perak
Garis tengah telurnya semakin besar
Jarak perjalanan dengan menyeberangi laut atlantik dari
Eropa sampai ke sebelah Selatan Bermuda antara 3,0004,000 mil
Pemijahan terjadi pada kedalaman 400m di bawah
permukaan laut dengan suhu antara 16-17C
Ikan sidat di Amerika Serikat (Anguilla rostrata)
berpijahnya tidak jauh dari tempat berpijahnya sidat
Eropa, di Laut Sargasso juga (Gambar 5).

Gambar 5: Tempat berpijah ikan sidat Anguilla rostrata & A.

Di daerah penyebarannya di seluruh dunia, terdapat 19


jenis ikan sidat
Ikan sidat terdapat juga antara lain di:
Jepang
Australia
Indonesia
Tempat pijahnya ikan sidat tersebut belum diketahui
dengan pasti
Di perairan Indonesia terdapat 6 spesies, yaitu: Anguilla
ascentralis, A. bicolor bicolor, A. pacifica, A. borneensis,
A. celebesensis dan A. Mauritiana
Menurut Sutardjo dan Machfudz (1974) dan Ndobe
(1997), jenis ikan sidat yang hidup di Danau dan Sungai
Poso adalah jenis Anguilla mauritiana (Benn) dan
Anguilla celebesensis (Kaup)

Gambar 6: Dua spesies ikan sidat di Danau Poso

Proses pematangan alat reproduksi (gonad) terjadi selama


perjalanan migrasi katadromous menuju laut dalam
Setelah kawin dan memijah induk ikan sidat mati

Beda dengan sidat di Eropa, berdasarkan penelitian di


Danau Poso, maka penyebaran ruaya ikan sidat dewasa
(induk) berlangsung selama 9-10 bulan/tahun
Periode waktu ruaya yang relatif tinggi adalah pada bulan
Maret sampai Juni (puncaknya pada bulan Mei) dan periode
waktu ruaya yang sangat minim atau hampir tidak ada
sekitar bulan September sampai Oktober
Ikan Sidat di Indonesia sebagiannya diduga berpijah di
Samudera Selatan Pulau Jawa, berdasarkan penangkapan
larvanya di pantai selatan Pulau Jawa seperti di Pelabuhan
Ratu dan Cilacap
Ikan-ikan dari Famili Galaxiidae dan Gobidae yang hidup di
sungai juga melakukan ruaya pemijahan katadrom pergi ke
laut, tetapi tidak jauh dari pantai dan di perairan dangkal

Kelompok ikan belanak baik yang hidupnya di danau


maupun di di daerah pantai, berpijah pergi ke laut
yang tidak jauh dari pantai
Golongan ikan sebelah yang biasa hidup di perairan
dangkal, beruaya jika akan berpijah ke laut dalam
Oleh karena itu, ikan sebelah yang tertangkap oleh
para nelayan dengan beach seine jarang sekali
ditemukan gonadnya yang masak

Ruaya Pemijahan Anadrom:


Setelah masuk ke sungai, ikan anadrom harus
menenetang arus dan biasanya menempuh perjalanan
jauh sebelum mencapai daerah pemijahan
Biasanya mengadakan pemijahan pada tahun sama
dengan tahun mulai beruaya
Pada ikan salmon, dua macam: ikan keterunan musim
dingin dan ikan keterunan musim semi

Ruaya Pemijahan Anadrom:


Setelah masuk ke sungai, ikan anadrom harus
menenetang arus dan biasanya menempuh perjalanan
jauh sebelum mencapai daerah pemijahan
Biasanya mengadakan pemijahan pada tahun sama
dengan tahun mulai beruaya
Pada ikan salmon, dua macam: ikan keterunan musim
dingin dan ikan keterunan musim semi
Ikan yang masuk ke muara sungai pada musim panas
akan memijah pada tahun itu pula
Ikan yang masuk ke muara sungai pada musim semi,
gonadnya belum masak benar dan akan memijah pada
tahun berikutnya
Ikan-ikan lain yang diketahui anadrom antara lain:
Acipencer, Petromyzon dan Alosa
Menurut David (1968), secara alami ikan Pangasius
pangasius anadrom fluvial, dapat beruaya dari daerah

Ruaya Pemijahan Ikan Lakustrin:


Tidak
semuanya
bahkan
terbatas
sekali
yang
mengadakan ruaya pemijahan
Ikan dari Genus Tilapia ang hidup di bagian dalam
suatu danau akan melakukan ruaya pemijahan ke
bagian pinggir yang dangkal, ruaya ini tidak
merupakan gerombolan dan tidak pula musiman
Beberapa ikan lakustrin akan beruaya ke pinggir danau
yang dangkal jika terjadi penonggian air danau
Dalam satu danau yang besar, ikan mas akan akan
beruaya ke bagian pinggir danau untuk berpijah
Ikan penghuni danau yang adfluvial kalau perpijah
akan pergi ke hulu sungai yang masuk dalam danau
tersebut, keterunannya kelak akan masuk lagi ke
dalam danau
Ruaya
demikian
biasanya
terjadi
pada
waktu
permukaan air sedang tinggi atau pada permulaan

Ruaya Pemijahan Ikan Lemuru:


Ruaya pemijahan ikan lemuru yang terdapat di Selat
Bali masih belum diketahui benar
Juvenil ikan tersebut banyak terdapat di perairan dekat
Banyuwangi pada bulan-bulan hujan
Semakin besar, ikan lemuru bergerak ke arah Selatan
Pada kahir musim penghujan, ikan dewasa terdapat di
perairan sebelah barat Pulau Bali dan di sebelah timur
ujung Pulau Jawa
Sebagian besar dari gerombolan ikan tersebut
bergerak ke bagian dalam masih di selat
Anak-anak ikan lepas juvenil tersebut muncul kembali
di tempat yang sama pada awal musim hujan
berikutnya

Ruaya non reproduktif ke daerah pembesaran dan makanan


dilakukan oleh anak ikan atau oleh ikan dewasa secara
vertikal atau horizontal
Ruaya ini mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan atau
survival ikan
Anak atau larva ikan laut dan air tawar melakukan ruaya
denatant secara positif dari daerah pemijahan ke daerah
pembesaran atau ke daerah makanan
Contoh 1: ikan bandeng (Chanos chanos) cara dan daerah
pemijahannya belum diketahui pasti
Dua musim nener di daerah pantai tertentu di Pulau Jawa dan
Madura: September Desember, puncak Oktober/Nopember
dan April-Mei
Pada daerah lain, musimnya berbeda, pada sebagain daerah
hanya satu musim nener

Secara keseluruhan, ikan bandeng memijah sepanjang tahun


di Indonesia (Hamid et al. 1977), dimana nener mengadakan
ruaya denatant ke daerah pantai
Tabel 2: Musim nener bandeng di Indonesia

Contoh 2: ikan sidat: telur yang sudah dibuahi akan bersifat


plantonik di laut dan menetas menjadi fase Preleptocephale,
kemudian menjadi Leptocephalus
Leptocephalus beruaya denatant secara pasif ke daerah
pembesaran di pantai seperti yang terdapat di Pelabuhan
Ratu dan Cilacap ataupun dekat muara sungai Poso dan
berkembang menjadi glass eel
Di daerah muara sungai sidat kaca (glass eel) tersebut akan
berlangsung proses pewarnaan, sehingga warna kulit akan
menjadi gelap yang selanjutnya disebut elver
Benih sidat (elver) akan melakukan migrasi anadromous
(anadrom) menelusuri sungai menuju tempat makanan yang
cocok untuk proses pendewasaan menjadi sidat dewasa (eel)

Kasus sidat di Danau Poso, habitat pendewasaannya di


Danau Poso. Belum ada informasi berapa lama ikan sidat
menjadi dewasa di Danau Poso, sampai melakukan migrasi
katadromous ke laut melalui Sungai Poso
Elver mulai muncul di muara Sungai Poso sekitar bulan
April dan/atau Mei
Pola kemunculan larva selalu bersamaan dengan malam
bulan gelap dan seiring dengan air pasang naik di muara
Sungai Poso
Larva tersebut umumnya beruaya menyusuri bagian sisi
sungai dan bagian permukaan air sampai kedalaman 30 cm
Benih sidat tidak sampai ke habitat perairan tawar dengan
baik disebabkan adanya halangan alami ataupun buatan
(jeram atau bendungan yang tidak ada fish-way)

Dalam siklus kehidupan sidat terdapat dua masa yang


sangat kritis:
saat migrasi katadrom ke arah hilir dari perairan tawar
ke laut
saat benih (glass eel/elver) sidat bermigrasi anadrom
memasuki sungai untuk sampai ke perairan tawar
Pada kedua masa kritis tersebut, benih sidat dan sidat
dewasa mudah ditangkap atau terserang hama.
Larva ikan oseanik yang terapung begitu saja di
permukaan bergantung dari gelombang dan arus yang
membawanya
Larva demikian biasanya menjadi sasaran predator
Sebagian ikan oseanik mempunyai telur yang lebih
berat dari air laut dan akan tenggelam
Pada kedalaman tertentu telur tersebut akan menetas,
di daerah yang banyak makanannya/relatif aman dari
predator

Ruaya denatant ke daerah makanan dan pembesaran


terdapat pula pada larva ikan air tawar
Pemijahan ikan tersebut di sungai biasanya bertepatan
dengan meningginya permukaan air pada waktu awal
musim hujan
Telur atau larva akan terbawa ke daerah hilir sungai
Apabila air telah turun kembali dan larva telah dapat
berenang dengan aktif, mereka akan beruaya ke daerah
makanan
Biasannya pinggir danau/sungai yang berumput dan
tidak dalam merupakan daerah pembesaran anak-anak
ikan
Ikan bullhead (sejenis ikan lele) di Amerika Serikat:
Anaknya mengadakan ruaya di pinggir danau yang
dangkal secara berkelompok tanpa pengawalan dari
induknya
Setelah mencapai ukuran menjari ikan tersebut kembali

Ikan air tawar dewasa secara aktif mengadakan ruaya ke


daerah makanan setelah melakukan pemijahan kalau ikan
tersebut tidak mati
Selama ruaya, ada kian yang aktif mengambil makanan
dan ada pula yang tidak
Ikan lakustrin setelah melakukan pemihajahn di pinggir
danau yang tidak dalam akan kembali beruaya ke bagian
dalam
Ikan adfluvial setelah berpijah di sungai akan beruaya
kembali ke daerah makanannya di danau
Dari golongan ikan adfluvial, jika ada kelompok yang
memisahkan diri berpijah pada beberapa sungai yang
lain, lama kelamaan dari kelompok ikan tersebut akan
terjadi subpopulasi, karena adanya pemutusan genetik
diantara kelompok yang berpijah pada masing-masing
sungai
Pada ikan penghuni air dalam, ada yang melakukan ruaya
nokturnal periodik seperti beberapa ikan yang terdapat di

Ruaya nokturnal ke daerah makanan secara


reguler juga dilakukan oleh beberapa ikan
laut
Disebabkan karena dimana ia hidup pada
malam hari kekurangan makanan
Ikan tersebut beruaya mengikuti makanannya
yang mengadakan ruaya vertikal pada malam
hari
Contoh: ikan mackerel
(cakalang) secara
reguler mengikuti kelompok makanannya ke
atas dari bawah
Ikan Clupea melakukan ruaya ke satu daerah
makanan yang baik, kemudian ke tempat
lainnya secara reguler

Ikan Albacore yang ada di Pasifik (Thunus germo)


merupakan spesies peruaya di laut dalam dan kaya
akan zat asam:
Hasil penelitian dengan pemberian tag di daerah
California: ikan albacore yang beruaya ke utara
kecepatannya rata-rata 9km/jam dengan perjalanan
sejajar pantai pada jarak 90-100mil
Di lautan bebas kecepatan ruayanya 23km tiap hari
Suatu ekor yang dilepaskan di California (4 Agustus
1952) setahun kemudian dapat tertangkap tidak jauh
dari Tokyo (Clemens 1961)
Ikan tersebut termasuk golongan ikan yang harus
selalu berenang dengan cepat, untuk dapat zat asam
dari luar secara langsung karena insangnya tidak dapat
digerak-gerakkan
Kecepatan rata-rata tertinggi yang pernah dicatat ikan
ini adalah 35km/hari

Ruaya untuk menghindari diri dari tempat yang


kondisinya tidak baik, atau meninggalkan tempat daerah
makanan beruaya ke tempat yang kondisinya buruk tetapi
diperlukan untuk melengkapi daur hidupnya sebagai awal
ruaya pemijahan
Di daerah yang bermusim empat terdapat ruaya overwintering
yaitu
pada
musim
dingin
pergi
meninggalkan
daerah
makanannya menuju ke tempat lain selama musim dingin
Contoh: ikan salmon yang mengadakan ruaya overwintering
pada awal musim dingin pergi ke sungai yang agak dalam
dimana selama musim dingin mereka dalam keadaan tidak aktif
dan biasannya tidak makan
Beberapa ikan air tawar setelah menyelesaikan masa
makanannya di daerah makanan yang baik, dengan kondisi
tubuh yang baik, akan pergi beruaya overwintering
Jika belum siap karena kondisi tubuhnya kurang baik atau
gonadnya belum berkembang, ikan tersebut akan tetap di
daerah makanan dan tidak melakukan overwintering
Ada juga ikan-ikan yang tidak membutuhkan overwintering
untuk melengkapi daur hidupnya, namun melakukan ruaya
overwintering untuk menghindari diri dari predator pada musim

Di daerah tropik, ikan-ikan lakustrin baik yang di danau


mauun yang di rawa cenderungan mengadakan ruaya
pengungsian karena kondisi habitatnya buruk
Pada permulaan musim kemarau, air yang masuk ke
dalam danau mulai asam, disebabkan oleh pembusukan
daun-daun tumbuhan, rumput dan lainnya, sehingga air
danau atau rawa kekurangan zat asam (oksigen)
Ikan-ikan yang tidak tahan terhadap kekurangan zat
asam tersebut akan pergi beruaya pengungsian
meninggalkan danau atau rawa menuju sungai atau
saluran pembuangan
Pada akhir musim kemarau permukaan air semakin
turun dan kondisinya semakin buruk bagi beberapa
spesies ikan, kecuali golongan ikan labirin yang dapat
bertahan sampai kondisi perairan terburuk
Ikan betok dan ikan lele dapat berjalan di tanah jika
diperlukan untuk mencari tempat berair yang lebih baik

Beberapa faktor dapat mempengaruhi ruaya (untuk


pemijahan, pembesaran/makanan dan pengungsian),
yang dapat digolongkan dalam dua kelompok besar:
Faktor
luar:
faktor
lingkungan
yang
secara
langsung/tidak langsung memegang peranan dalam
aktivitas ruaya ikan
Faktor dalam: faktor yang terdapat dalam tubuh ikan
misalnya sekresi kelenjar hormon dan lain-lainnya yang
berhubungan dengan faktor luar
Taksis: pergerakan ikan disebabkan karena faktor
pengaruh luar yang menjadi peransang
Pada ikan taksis erat sekalu berhubungan dengan
ruaya
Banyak sebab-sebab yang dapat lenjadi sumber
pengaruh,
namun
dapat
digolongkan
dalam
3
kelompok:
Alimental Taksis (trophotaksis)

Tabel 3: Klasifikasi Taksis dan Peransangnya

Bromotaksis: membuat ikan mencari tempat dimana


makanan melimpah
Desakan tersebut mudah menjadi kelompok ruaya
utama pada ikan pemakan plankton yang mencari
tempat atau strata dimana plankton melimpah
disebabkan kondisi cahaya atau suhu
Dalam hal ikan buas mencari mangsa yang mungkin
melarikan diri, maka keingingan dari ikan buas itu
termasuk juga bromotaksis
Kumpulan taksis pada tiap-tiap ikan pelakan plankton
dapat menjadi ruaya baik horizontal maupun vertikal
Branchiotaksis: ditandai oleh kebutuhan ikan aiak
oksigen terlarut dalam air
Contoh: ikan salmon pada waktu musim panas mencari
tempat perairan dingin yang banyak mengandung
oksigen terlarut

Thermotaksis: terdapat diantara ikan-ikan eurythermik


yang menyenangi suhu periaran yang tinggin atau
rendah
Thermotaksis sudah dikenal oleh para nelayan
Bila dalam suatu perairan terdapat beberapa lapisan
suhu, maka ikan yang menyenangi suhu tinggi akan
terdapat pada lapisan air yang suhunnya tinggi dan ikan
yang menyenangi suhu rendah akan terdapat pada
lapisan air dengan suhu rendah
Phototaksis: ditemukan pada ikan-ikan yang tertarik
pada cahaya buatan atau cahaya alami sehingga hal ini
dapat menjadikan ikan itu beruaya
Ikan yang tertarik pada cahaya: phototaksis positif
Dimanfaatkan oleh para nelayan yang menangkap ikan
pada waktu gelap bulan dengan mengunnakan cahaya
buatan
Ikan yang menghindarkan diri dari cahaya buatan/alami:
phototaksis negatif, mislanya ikan sidat

Osmototaksis: ikan tertarik oleh bau yang dikeluarkan


benda-benda yang terendam dalam air terutama yang
baik untuk dimakan
Contoh: bau yang dikelurakan oleh darah hewan atau
manusia menyebabkan gerakan ikan hiu atau ikan
piranha ke arah sumber bau/darah tersebut
Halotaksis: ditemukan pada ikan-ikan peruaya seperti
ikan sidat dan ikan salmon
Rheotaksis: pergerakan ikan disebabkan oleh arus,
seperti terdapat pada ikan mas dan ikan lele
Gamotaksis: ikan betina yang gonadnya masak benar
menarik ikan-ikan jantan, terjadi pada musim
pemijahan
Taksis merupakan faktor yang memegang peranan
dalam
ruaya
ikan
dan
pengaruh
lingkungan
mementukan ruaya yang termaksud, baik lingkungan
luar maupun lingkungan di dalam tubuhnya

SUHU:
Pada daerah bermusim empat, suhu perairan tempat
hidupnya berubah secara gradual (berlahan-lahan)
Ikan mempunyai kesanggupan untuk mendeteksi
perubahan
suhu
walaupun
tidak
ada
organ
thermoreseptor khusus
Penaikkan atau penurunan suhu perairan merupakan
sangsangan alami untuk mengadakan persiapan
beruaya
Ikan yang melakukan ruaya pada awal musim panas
untuk berpijah, sejak awal musim semi dimana suhu
perairan sudah mulai sedikit naik, sudah mulai
mengadakan persiapan
Demikian juga ikan yang mengadakan overwintering,
perubahan suhu yang besar merupakan tanda perlu
mulai mengadakan ruaya
Menurut Clemens (1961), penangkapan ikan peruaya

Terdapat hubungan antara suhu perairan dengan


ukuran ikan albacore yang ditangkap
Pada suhu 19C: ikan sekitar 9kg
Ikan lebih besar terdapat pada suhu lebih tinggi
Ikan muda yang berumur 2-3 tahun terdapat pada
isotherm 14C di California sepanjang 1000mil yang
terbenteng dari utara ke selatan
Di perairan California terdapat juga banyak ikan
Thunus germo pada perairan dekat permukaan yang
suhunya lebih tinggi dari 14C
Di daerah tersebut terdapat cukup zat asam, sinar
matahari dan produksi primer tinggi, kedalaman
perairan 100m
Di laut pasifik, terdapat perairan makanan albacore
menjulur dari California ke sebelah barat, dimana
keitka bulan Mei-Juni suhu 15-20C, ikan yang terdapat
di perairan tersebut bergerak horisontal atau vertikal
bergantung pada fluktuasi, jumlah dan ketersediaan

CAHAYA
Intensitas cahaya matahari memegang peranan
sebagai perangsang ruaya
Pengaruh yang jelas: terdapatnya ikan-ikan yang
mengadakan ruaya vertikal ke daerah makanannya
terutama bagi ikan yang terdapat di laut
HUJAN:
Air hujan yang menimbulkan arus, perubahan salinitas
dan
dapat
menyebabkan
perubahan
tinggi
permukaaan perairan dapat menjadi ransangan ikan
untuk beruaya
Ikan penghuni danau yang mengadakan ruaya ke hulu
sungai, kalai ada aliran iar baru yang berasal dari air
hujan, akan beruaya ke arah datangnya arus
Ikan yang terdapat di rawa akan beruaya ke arah
datangnya air baru
Sebaliknya, waktu air menjadi tinggi, ikan-ikan yang
telah melakukan ruaya pengungsian akan kembali ke

PENCIUMAN
Ikan anadrom yang hidup di laut akan berpijah
kembali ke sungai tempat ia ditetaskan
Ikan yang telah siap untuk berpijah ketika akan
beruaya ke tempat asal, telah banyak diteliti
sehubungan dengan faktor-faktor yang terlibat
didalamnya
Hipotesa: bau air tempat ikan sewaktu masih kecil
dapat dekenali kembali oleh ikan pada waktu beruaya,
ini
merupakan
hal
yang
penting
walaupun
mekanismenya belum diketahui benar
Bennet (1970) mengemukakakan mengenai bau air
yang dipakai ikan anadrom beruaya dalam memilih
cabang-cabang sungai yang benar sehingga ikan
dapat sampai ke tempat pemijahan
Dari beberapa bau-bauan zat organik yang terdapat
dalam sungai, hanya morpholine yang cocok dan dapat
dikenal oleh ikan salmon, walaupun konsentrasinya 1

Kalau dari cabang sungai yang tidak dilalui ruaya ikan


diberi larutan morpholine, ikan salmon akan masuk
juga ke cabang sungai tersebut
Ini berarti bahwa ikan salmon menggunakan alat
penghidu sebagai alat yang digunakan dalam beruaya
Menurut Bennet peneltitan lapangan tersebut masih
perlu dilanjutkan karena belum lengkap benar: dengan
menutup alat penhidungnya sebagian ikan salmon
yang telah ditangkap, dikembalikan lagi ke sungai
yang sama untuk mengulangi ruaya yang telah
dikjalani
Kebanyakan ikan yang tidak ditutupi hidungnya
mengulangi jalan yang sama pada sungai yang
bercabang
Ikan yang hidungnya ditutup memilih sungai cabang
yang dapat dilihat
Dengan demikian, hidung memegang peran penting

Hallock et al. (1970) telah melakukan serangkaian


penelitian tentang ruaya ikan salmon yang terdapat di
San Joaquim Delta, California
Diduga bahwa ikan salmon yang sedang beruaya
menggunakan
serankaian
tanda-tanda
dalam
perjalanannya dengan mengenali bau air sungaisungai cabang
Jika ikan salmon dari sungai A dipaksa untuk berpijah
di sungai B atau terlurnya diteteskan di sungai B,
maka anak ikan itu akan berpijah di sungai B
Ikan salmon yang dihalang-halangi masuk ke sungai
tempat ia diteteskan cepat atau lambat akan pergi
dari daerah yang dihalang-hakangi itu dan akan
berpijah di mana saja

KADER OKSIGEN TERLARUT


Zat asam juga merupakan faktor yang mengontrol
pergerakan ikan salmon
Sungai jalan ruaya yang berkurang zat asamnya
karena polutan yang mereduksi zat tersebut atau
karena lainnya, merupakan oxygen block untuk ikan
salmon yang akan menghindari rintangan tersebut
SUHU
Suhu yang tinggi juga merupakan rintangan bagi ikan
salmon yang mengadakan ruaya: pada suhu air 24C
tidak ada ikan yang melakukan ruaya
LIMBAH
Tsai (1970) meneliti bertambahnya pencemaraan air
limbah dengan perubahan populasi dan ruaya ikan di
Sungai Little Patuxent di Maryland, antara lain
mendapatkan:
Pengaruh
penambahan
kualitas
iar
limbah
menybabkan perubahan pola ruaya ikan yang beruaya

Ikan white catfish lebih banyak terdapat di daerah


kuala pada waktu musim pemijahan daripada di
daerah hulu
Ikan tersebut jika akan berpijah beruaya ke hulu
sungai, tetapi ruaya tersebut menjadi terhalang oleh
pembuangan kotoran air limbah yang mengandung
bermacam-macam zat campuran yang beracun untuk
ikan seperti amonia, detergen berkhlor, chloramine
dan lain-lain
Beberapa ikan lain seperti white perch, white sucker,
dan northern red horse, perjalanan ruayanya ke huku
sungai terganggu pula
Sungai-sungai yang mengalir melalui kota-kota
pelabuhan
seperti
Jakarta,
Cirebon,
Semarang,
Surabaya dan lain-lain keadaanya hampir sama:
Air sungai merupakan wadah pembuangan semua
macam kotoran baik yang asal dari perumahan, rumah
sakit, industri dan lain-lainya

Contoh ekstrim: Sungai Ciliwung, yang melalui pasar ikan di


Jakarta dibanding dengan Sungai Cisadine yang terletak di
seblah barat yaitu di daerah Tangerang
Diduga kuat bahwa ikan peruaya tidak akan melalui sungai
Ciliwung
Di sungai Cisadine masih terdapat beberapa ikan yang
melakukan ruaya pada waktu musim kemarau seperti ikan
bulan bulan dan ikan sebangsa lele, walaupun ruayanya
terbatas karena rintangan pintu air
KONDISI TUBUH/PERSIAPAN
Sebelum ikan melakukan kegiatan ruaya pada umumnya sudah
mempunyai persiapan yang bergantung pada kondisi
tubuhnya dan perubahan keadaan kelilingnya
Ikan akan melakukan ruaya pemijahan apabila gonadnya
sudah mencapai tahap kematangan tertentu, kondisi tubuhnya
baik, persediaan lemak cukup dan juga terdapat aktivitas
kelenjar hormon yang berhubungan dengan ruaya serta
adanya sangsangan alami sebagai tandanya
Persiapan-persiapan tersebut penting untuk ikan karena

HORMON THYROID
Kegiatan ruaya dirangsang oleh kerja hormon thyroid
Menurut Lilley (1969), perlakuan dengan hormon steroid
dan hormon thyroid pada ikan menambah aktivitas
pergerakan
Hormon dari gonad yang mempengaruhi aktivitas kelenjar
thyroid mempunyai peran terhadap terjadinya ruaya ikan
anadrom
Lamanya sinar matahari mempunyai pengaruh pada
kegiatan kelenjar thyroid yang ada hubungannya dengan
ruaya
Pada ikan stickleback, pengaruh hormon thyroxine, TSH
dan hormon thyroid yang berfungsi sebagai zat pemblokir
kesukaan
terhadap
salinitas,
ketika
konsentrasinya
ditambah akan merangsang ikan menjadi lebih suka atau
gandrung kepada perairan tawar
Aktivitas hormon ini terjadi pada waktu musim semi,
dimana ikan tersebut biasanya beruaya ke air tawar

Pada ikan salmon, aktivitas kelenjar hormon thyroid


berhubungan dengan penambahan kesukaan terhadap air
yang bersalinitas tinggi
Kegiatan kelenjar thyroid pada kedua spesies ikan tersebut
ternyata berlawan
Hal ini menunjukkan bahwa kelenjar thyroid secara
langsung tidak terlibat dengan kegiatan ruayanya sendiri
melainkan
dengan
aktivitas
metabolisme
dan
kesetimbangan chloride
PENYESUAIAN TERHADAP SALINITAS
Penyesuaian tubuh ikan anadrom atau katadrom terhadap
perubahan salintas ketika sedang melakukan ruaya, antara
lain dilakukan oleh: Kulit, Ginjal dan Insang
Ikan di perairan bersalinitas tinggi, permeabilitas kulitnya
terhadap air atau garam rendah sekali
Permeabilitas pada insang merupakan suatu keuntungan
ketika menyesuaikan diri dengan medium baru
Luasnya permukaan insang juga membantu ikan dalam
pernapasan pada waktu terjadi pengenceran medium

Ikan yang memasuki air tawar memerlukan filtrasi


glomerular dan pengeluaran urine untuk mengimbangi
air yang masuk melalui kulit dan pengisapan kembali
garam-garam oleh ginjal sangat penting
Bila ikan pergi ke laut, pengeluaran kotoran melalui
ginjal dikurangi untuk menambah konsentrasi cairan
dalam tubuh karena ada tendensi air akan merembes ke
luar
Insang bertanggungjawab baik untuk pemasukkan
maupun pengeluaran khloride ketika ikan berada di air
tawar ataupun di air laut
Sel khloride yang terdapat pada filamen insang dapat
menyesuaikan
dengan
cepat
kepada
keadaan
perubahan ke air tawar, yaitu dalam waktu 4 jam
Perubahan kepada perairan asin memerlukan waktu 7-9
jam
Yang mengontrol aktivitas sel khloride yang terapat

PERSIAPAN OVER WINTERING


Kondisi badan yang baik serta kandungan lemak yang
cukup, karena selama dalam pengungsian musim
dingin ikan tidak makan
Masih memerlukan syarat lain
Menurut Nikolsky (1963):
Sebangsa ikan teri yang mengandung lemak sebanyak
14% dari berat tubuhnya tidak akan melakukan ruaya
over wintering walaupun suhu perairannya turun
banyak
Jika kandungan lemak 14-17%, ikan tersebut akan
melakukan ruaya, tetapi diperlukan suhu periairan 912C
Jika kandungan lemak tubuhnya 22%, penurunan
suhu yang tidak begitu besar menyebabkan ikan
tersebut akan melakukan ruaya

PERSIAPAN PENGUNGSIAN LAINNYA


Persiapan
untuk
ruaya
pengungsian
terutama
ditujuhkan untuk dapat melandungkan pengungsian itu
berhasil dengan baik
Di daerah tropik, persedian untuk ruaya pengungsian
bukan saja persediaan lemak dalam tubuhnya dengan
kondisi baik, dapat pula tanpa persediaan itu
Terutama kalau keadaan perairan sekelilingnya berubah
secara mendadak sehingga tidak ada kesempatan untuk
ikan mengadakan persediaan
Misalnya adanya polutan yang mendadak
Kalau di pantai terjadi angin ribut, maka ikan tersebut
akan pergi berenang ke tengah untuk menghindarinya
Ikan akan menghindari dana atau teluk kalau air sungai
mendadak surut
Jika kondisi perairan memburuk secara reguler setiap
tauhn misalnya pada waktu musim kemarau, maka
sewaktu keadaan perairannya baik, ikan itu membuat

Anda mungkin juga menyukai