Anda di halaman 1dari 38

PENGELOLAAN HAMA

TANAMAN PADI JAGUNG


GANDUM

OPT mengancam pertanaman mulai pratanam sampai pascapanen,


perlu dilakukan tindakan pengendalian
Taktik pengendalian : cara mengurangi populasi hama atau tingkat
kerusakan akibat serangan hama dg upaya-upaya tertentu.
Dilakukan dengan tindakan :
- Preventif : tindakan pencegahan
- Kuratif: tindakan penanganan masalah

TINDAKAN PREVENTIF
Dalam arti luas : mencegah masuknya
hama baru antar wilayah (negara, pulau,
daerah).
Dalam arti sempit : mencegah
serangan hama yang telah ada di
areal pertanaman dengan berbagai
tindakan.

Tindakan Kuratif
4

Penanganan permasalahan hama setelah


terjadi serangan.

Upaya yang dilakukan dalam pengelolaan OPT:


- Taktik kultur teknis
- Taktik penanaman varietas tahan
- Taktik mekanis
- Taktik fisik
- Taktik hayati
- Taktik kimiawi
- Taktik lain

Taktik kultur teknis


5

Mengurangi keberadaan OPT dengan cara


bercocok tanam yg baik dan benar.
a.
Mengupayakan agroekosistem tdk
sesuai bagi OPT.
- sanitasi
- eradikasi
- mengolah lahan
- pengelolaan air

b. Mengganggu kelangsungan penyediaan


kebutuhan hidup OPT
- Rotasi tanaman
- pemberoaan lahan
- menanam serempak
- mengatur jarak tanam
- membuat fenologi tanaman tidak sinkron
bagi fenologi hama
- menghalangi peletakan telur

c. Mengupayakan populasi hama menjauhi


pertanaman pokok
- menanam tanaman perangkap
- memanen secara bertahap
d. Mengurangi tingkat kerusakan OPT
- meningkatkan toleransi tanaman inang
- mengubah jadwal panen

Taktik Penanaman Tanaman


Tahan

Tanaman yg memiliki sifat morfologi atau


biokimia spesifik yg dpt mengubah perilaku dan
atau metabolisme OPT, sehingga
mengakibatkan tingkat kerusakan tanaman
tahan lebih ringan dibanding tanaman tidak
tahan pd spesies tanaman sama, populasi hama
/ keparahan penyakit sama, dan kondisi
lingkungan sama.

Taktik Mekanis
9

Menggunakan cara mekanis untuk


mengendalikan hama.
- mencari dan membunuh / mencabut
langsung
- menghalangi peletakan telur
- memotong dan menghancurkan bagian
tanaman terserang
- menghalangi kehadiran hama
- membongkar sarang tikus
- mengusir hama dari pertanaman

Taktik fisik
10

Pengendalian hama dengan


memanfaatkan faktor-faktor fisik
- pemasangan lampu untuk
pengendalian ngengat penggerek
batang
- memanfaatkan sinar radioaktif
- memanfaatkan suhu
- menggunakan air untuk penggenangan
- pengaturan kelembaban

Taktik hayati
11

Pemanfaatan musuh alami : predator,


parasitoid, patogen serangga, antagonis
Optimalisasi peran musuh alami dg cara :
a.
Konservasi musuh alami (menjaga
keberadaan musuh alami)
b.
Suplementatif (pelepasan saat populasi
musuh alami tidak mampu menekan
populasi hama)
c.
Inundatif (pelepasan musuh alami dalam
jumlah besar)
d.
Introduksi (mengimport musuh alami)

Taktik kimiawi/pestisida
12

Pestisida : senyawa kimia yg dlm kadar


sangat rendah bersifat racun
Pestisida juga bisa berasal dari mikrobia
dan produknya yg dikenal dg pestisida
biologis.
Pestisida yg berasal dari bahan
tumbuhan dikenal sbg pestisida botani

Contoh Pengelolaan
Hama Wereng Coklat
pada Padi

Wereng Coklat, Nilaparvata lugens Stal.


(Delphacidae ; Homoptera)

Wereng macroptera, mendominasi


populasi setelah fase pembungaan,
untuk migrasi ke areal lain.
Wereng brachyptera, tidak untuk migrasi,
mendominasi populasi sebelum fase
pembungaan.

Respon terhadap tanaman tahan (VUTW)


adalah membentuk biotipe.
Respon terhadap tekanan insektisida dosis
tinggi, adalah resisten.
Respon terhadap tekanan insektisida di bawah
dosis mematikan, adalah resurgensi.
Respon terhadap pemupukan N tinggi, adalah
meningkatkan keperidian induk.
Tanda serangan : Hopper-burn
Vektor virus : Grassy stunt dan Ragged stunt

Nimfa Wereng Coklat

Imago Wereng Coklat

Gejala Hopperburn

Rice Ragged Stunt Virus

Life-Cycle

Pengendalian :
Berlandaskan pada Inpres No. 3, tahun 1986, yaitu PHT

Eradikasi; Sanitasi; Menanam VUTW; Pola Tanam;


Pemupukan berimbang;
Pemanfaatan musuh alami wereng : Predator (Lycosa
pseudoannulata, Cyrtorhinus sp.), Parasitoid
(Pseudogonatopus sp.), Patogen (Beauveria bassiana,
Metarrhizium sp.);
Insektisida : pedomannya setelah populasi wereng mencapai
Ambang Ekonomi. Dipilih insektisida yang efektif fisiologis
dan ekologis, misalnya yang berbahan aktif buprofesin
(Applaud), BPMC, fipronil, amidakloprid, karbofuran,
karbosulfan, metolkarb, MIPCI, propoksur, atau
tiametoksan.

Penggunaan Perangkap
Pheromon Sex

Tikus Sawah, Rattus rattus


argentiventer (Muridae; Rodentia)
Bulu bagian samping dan bawah berwarna abu-abu
atau keperakan, panjang ekor lebih pendek
dibanding panjang badan.
Tanda serangan : pada fase vegetatif tikus
memotong batang-batang padi secara tidak teratur,
serangan dimulai dari tengah lahan menuju ke tepi.
Pada fase generatif tikus memotong tangkai malai
atau malai untuk dimakan, serangan ini juga terjadi
dari tengah lahan menuju ke tepi.

Kehadiran tikus pada daerah persawahan


dapat dideteksi dengan memantau keberadaan
jejak kaki (foot print), jalur jalan (run way),
kotoran/faeces, lubang aktif, dan gejala
serangan.
Tikus sangat cepat berkembang biak dan
hanya terjadi pada periode padi generatif.
Dalam satu musim tanam, satu ekor tikus
betina dapat melahirkan 80 ekor anak.

Pengendalian :
Mekanis

(Gropyokan);
Fumigasi (Emposan);
Biologis (Anjing, Kucing; Ular;
Burung hantu, Tyto alba ?);
Umpan beracun

Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Lepidoptera : Noctuidae)


Polifag (jagung, tembakau, kacangtanah, kapas, dll)
Telur diletakkan pada daun yang dekat tanah
Larva bersifat geotactik
Siang hari ada di dalam tanah, aktif malam hari
Pupa di dalam tanah
Imago aktif malam hari
Keperidian 1800 buir telur/betina

PENGELOLAAN
Penggunaan

Bacillus thuringiensis
Penggunaan Beauveria

Penggerek batang, Ostrinia furnacalis (Lepidoptera: Pyralidae)

Ostrinia furnacalis
Telur

diletakkan berkelompok, sampai 90 butir/kel

Telur mulai diletakkan saat keluar bunga jantan


Larva yang baru menetas makan daun
Larva instar 3 masuk ke dalam batang
Dalam satu ruas batang bisa terdapat lebih dari 1 larva
Pupa ada dalam batang
Imago aktif malam hari

PENGELOLAAN
Kultur

Teknis waktu tanam tepat


- tumpang sari jagung kedelai
Musuh alami Parasitoid Trichogramma
(parasit telur)
Larva Bacillus thuringiensis
Jamur Beauveria & Metarhizium
Pestisida bila perlu

HAMA GANDUM

1.Belalang Kecil Oxya chinensis

GEJALA :
Daun rusak dari pinggir dengan tepian
bergerigi
PENYEBAB : Belalang Kecil Oxya chinensis
FAKTOR YANG BERPENGARUH :
Peningkatan dan penurunan populasi sangat
tergantung lokasi, iklim dan keberadaan
tanaman
inang.
Peningkatan
populasi
terutama dipicu oleh faktor iklim seperti
cahaya dan curah hujan. Frekuensi serangan
tinggi dipengaruhi kondisi akan ketersediaan
tanaman inang.

SIKLUS HIDUP :
Tahapan dlm 1 generasi membutuhkan waktu 3-3,5
bulan. Telur menetas setelah 4 minggu kemudian.
Tahapan perkembangannya telur , nimfa dan imago.
PENANGGULANGAN :
MEKANIS : lakukan pemusnahan masal pd semua
stadia
KIMIAWI : pencegahan dgn semprotan kurang efektif.
Sebaiknya penyemprotan dilakukan saat serangan
mengganas dgn insektisida sistemik berbahan aktif
asetat.
BUDIDAYA : Lakukan pengolahan tanah dgn cara
membongkar dan membalik tanah sedalam 15 cm.
Ambil kelompok telur dan musnahkan.

2. Walang sangit (Leptocorixa acuta)


Hama ini biasanya akan tertarik pada nyala obor atau lampu, sering mengerumuni
bangkai binatang. Keberadaannya dapat diketahui dengan adanya bau khas yang
menyebar

Gejala Serangan : Buah matang susu diisap


cairannya hingga menjadi hampa (gabug). Buah
yang telah diisap biasanya akan terserang
cendawan Helminthosporium yang ditandai bulir
mula-mula berwarna putih menjadi coklat atau
kehitaman.
Morfologi :
Walang sangit dewasa berwarna cokelat. Bentuk walang sangit
langsing. Kaki dan sungutnya (antena) panjang. Walang sangit
dewasa pandai terbang dan sering kali beterbangan di atas atau
di samping orang yang berjalan, di sawah atau di kebun yang
banyak dihuni. Walang sangit muda berwarna hijau tidak
beterbangan, sukar dilihat karena menyerupai warna daun.
Daur Hidup :
Walang sangit bertelur sore hari atau senja. Telur diletakkan
pada permukaan daun di dekat malai, berbentuk pipih berwarna
coklat. Pada waktu menetas nimfa segera dapat mengisap
malai yang masih masak susu. Jarak bertelurnya 2 atau 3 hari.
Telur menetas dalam satu minggu. Perkembangan dari telur
sampai dewasa lebih kurang 25 hari.

PENGENDALIAN

Secara Biologis :

Tabuhan Gryon nixoni Masner menjadiparasit telur


walang sangit. Jenis tabuhan lain yaitu Ooencyrtus
malayensis Ferr. Betinanya meletakkan satu telur pada
tiap telur walang sangit untuk pakan larvanya.
Jangkrik Raphidophora picea Serv. dan Gryllacris
signifera Stol merupakan predator pada walang sangit.
Belalang Conocphalus longipennis DeH biasa memakan
telur, nimfa dan walang sangit dewasa.
Secara Mekanis
Walang sangit juga dapat diberantas dengan penggunaan
perangkap. Bangkai ketam (yuyu) ditancapkan pada belahan
bambu di tengah tanaman. Bangkai ketam itu akan menarik
walang sangit untuk berdatangan. Pada malam hari, walang
sangit yangsudah berkumpul di bangkai ketam itu dibakar.

Secara Kimia
dengan penyemprotan insektisida

Sanitasi
Tepi-tepi pematang dan kebun-kebun harus
selalu dibersihkan
Penanaman varietas yang resisten
Pergiliran tanaman dengan tanaman lain
yang tidak disukai walang sangit.

Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai