Anda di halaman 1dari 37

Analisis

dan
Perancangan Kerja

Program Studi Teknik Industri


Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman

ANALISIS PERANCANGAN KERJA


(METHOD ENGINEERING)
Tujuan dari method engineering adalah
melakukan perbaikan metode kerja disetiap
bagian untuk meningkatkan fleksibilitas sistem
kerja, kepuasan pelanggan dan meningkatkan
produktivitas kerja.
STUDI KERJA (WORK STUDY)

Perbaikan proses, prosedur dan tata cara


pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
Perbaikan dan penghematan penggunaan
material, mesin/fasilitas kerja serta tenaga
kerja.

Perbaikan tata ruang kerja yang mampu


memberikan suasana kerja/lingkungan kerja
yang lebih aman dan nyaman.
Pendayagunaan usaha manusia dan
pengurangan gerakan-gerakan (motion)
kerja yang tidak perlu ataupun
penyederhanaan kerja (work simplification).
Tujuan penyederhanaan kerja : Mencari
cara kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih
cepat, efisien, efektif, dan menghindari
pemborosan material, waktu, tenaga dll).

Lima langkah penyederhanaan kerja :


1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien
atau kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin
diperbaiki.
2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan
dengan metode kerja yang selama ini dilaksanakan :
informasi yang berkaitan dg urutan kegiatan, gerakangerakan kerja, layout dll.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk
efisien dicari sebab-sebabnya.
4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan
MK yg dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan
diputuskan terlebih dahulu di uji coba.
5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk
menggantikan metode yang lama, evaluasi.

PETA PETA KERJA


PETA PROSES (PROCESS CHART)
Pendekatan tradisional yang digunakan untuk
menganalisis metode kerja.
Merupakan alat yang menggambarkan kegiatan kerja
secara sistematis dari tahap awal sampai akhir.
Lambang yang digunakan :
= Operasi
= Transportasi
= Pemeriksaan
= Penyimpanan
= Menunggu

MACAM PETA KERJA


Peta Proses Operasi

Peta Proses Operasi

Diagram Aliran

Peta Pekerja dan Mesin

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Proses Operasi

1.
2.
3.
4.

Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang


akan dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan
pemeriksaan.
Kegunan peta aliran proses
Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas
berakhir.
Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses
berlangsung.
Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode
kerja
Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.

Perbedaan
Peta Aliran Proses dan
Peta
Proses
Operasi.
1. Peta aliran proses memperlihatkan semua
aktivitas-aktivitas dasar termasuk transportasi,
menunggu dan penyimpanan. Sedangkan peta
proses operasi terbatas pada operasi dan
pemeriksaan saja.
2. Peta
aliran
proses
menganalisa
setiap
komponen yang diproses secara lebih lengkap
dibandingkan peta proses operasi.
3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk
menggambarkan
proses
perakitan
secara
keseluruhan.
4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan
digunakan untuk menganalisa salah satu
komponen dari produk yang dirakit.

PENGUKURAN KERJA
(WORK MEASUREMENT)

. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu


rata-rata yang dibutuhkan oleh seorang
operator (yg memiliki skill rata-rata dan
terlatih) dalam melaksanakan kegiatan
kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang
normal.
. Kriteria
pengukuran
kerja
adalah
pengukuran waktu (time study), yaitu
waktu standar atau waktu baku.

Pengukuran waktu :
1.
.
.
2.
.
.

Pengukuran waktu secara langsung :


Pengukuran dengan stop watch
Sampling kerja
Pengukuran waktu secara tidak langsung
Data waktu baku
Data waktu gerakan, dll.

Pengukuran Waktu dengan Stop Watch


Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja

Pengujian
Kecukupan
data

Waktu
Siklus

Faktor
Penyesuaia
n

Waktu
Siklus Ratarata

Pengujian
keseragaman
data

Waktu
Normal

Faktor
Kelonggaran

Waktu
Standar
(Baku)

PENGUJIAN DATA
Uji kecukupan data.
Untuk memastikan bahwa data yang telah
dikumpulkantelah cukup secara obyektif.
Pengujian kecukupan data dilakukan dengan
berpedoman pada konsep statistik, yaitu
derajat ketelitian dan tingkat keyakinan/
kepercayaan.
Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah
mencerminkan tingkat kepastian yang
diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan
tidak akan melakukan pengukuran dalam
jumlah yang banyak (populasi).

Derajat ketelitian (degree of accuracy)


Menunjukkan
penyimpangan
maksimum
dari
Derajat
ketelitianhasil
(degreepengukuran
of accuracy)
Menunjukkan
penyimpangan
maksimum
waktu
penyelesaian
sebenarnya.
hasil pengukuran dari waktu penyelesaian
sebenarnya.

Tingkat keyakinan (convidence level)


Tingkat keyakinan (convidence level)
Menunjukkan
besarnya
keyakinan
Menunjukkan
besarnya
keyakinan pengukur
pengukur
ketelitian
data diamati
waktu
akan
ketelitianakan
data waktu
yang telah
dan
dikumpulkan.
yang
telah diamati dan dikumpulkan.
Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

k /s N X 2 X

N =

Dengan :
k = Tingkat keyakinan
k = 99% = 3
k = 95% = 2
s = Derajat ketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N = Jumlah data teoritis

Jika N N, maka data dianggap cukup, jika N > N data dianggap


tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan penambahan data.

Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali
dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat keyakinan 95% dan
derajat ketelitian 10%, apakah jumlah pengamatan cukup?
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke
Data Pengamt.

10

11

12

13

14

15

X = 107
(X)2 = 11449
X2
= 791
k = 95% = 2
s = 10%
N =

k / s N X 2 X 2

2 / 0,1 15 x 791 11449

107

14,53

Karena N < N , maka data dianggap cukup.


Uji Keseragaman data
Untuk memastikan bahwa data yang
terkumpul berasal dari system yang sama dan
untuk memisahkan data yang memiliki
karakteristik yang berbeda.
Dengan :
BKA = X + k
BKB = X - k
=

( X X )2
N 1

BKA = Batas Kontrol


Atas
BKB = Batas Kontrol
Bawah
X = Nilai Rata-rata
= Standar Deviasi
k = Tingkat Keyakinan

Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali
dengan menggunakan stop watch, jika batas kontrol 3.
Tentukan apakah data seragam atau tidak.
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke

10 11 12 13 14 15

Data Pengamt.

X
= 7,13
(X X)2 = 27,73

= 1,4
BKA
= 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
BKB
= 7,13 3 (1,4) = 2,93

Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka
data dikatakan seragam

Penyesuaian (Rating Factor)


Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan
pekerjaannya tdk selamanya bekerja dlm kondisi
wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya tanpa
kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu,
atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga
menjadi lamban dalam bekerja.

Bila terjadi demikian maka pengukur harus


mengetahui
dan
menilai
seberapa
jauh
ketidakwajaran
tersebut
dan
pengukur
harus
menormalkannya dengan melakukan penyesuaian.

Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan


waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p).

Penyesuaian (Rating
Factor)
.

Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :


- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat),
maka harga p nya lebih besar dari satu (p > 1).
- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat),
maka harga p nya lebih kecil dari satu (p< 1).
- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya
sama dengan satu (p = 1).

Metode-metode untuk menentukan penyesuaian


1. The Westing House System
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House
Electric
Corporation dengan
mempertimbangkan empat factor al : ketrampilan,
usaha, kondisi dan konsistensi.
2. Synthetic Rating
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating
meng- evaluasi kecepatan operator dari nilai
waktu gerakan yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu.
3. Speed Rating/Performance Rating
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
mempertimbangkan tingkat ketrampilan
persatuan
waktu saja.

4. Objective Rating
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode
ini tdk hanya menentukan kecepatan aktivitas,
tetapi juga mempertimbangkan tingkat kesulitan
pekerjaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kesulitan pekerjaan adalah : jumlah
anggota badan yang digunakan, pedal kaki,
penggunaan kedua tangan, koordinasi mata
dengan tangan, penanganan dan bobot.
Kelonggaran (Allowance)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada
waktu kerja operator, karena operator dalam
melakukan pekerjaannya sering terganggu pada
hal-hal yang tidak diinginkan namun bersifat
alamiah, sehingga waktu penyelesaian menjadi
lebih panjang (lama).

Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga


yaitu :
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi :
minum untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke
kamar kecil, bercakap-cakap dengan sesama
pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan
(fatigue). Rasa fatigue tercermin antara lain dari
menurunnya hasil produksi, bila rasa fatique ini
berlangsung terus maka akan terjadi fatigue
total, yaitu anggota badan tdk dapat melakukan
gerakan kerja sama sekali. Untuk mengurangi
kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan
kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya
gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
mengilangkan rasa fatigue tersebut.

4.

Kelonggaran untuk hambatan-hambatan


yang tidak dapat dihindari.
Beberapa kelonggaran untuk hambatan
tak terhindarkan :

Menerima atau meminta petunjuk pada


pengawas.

Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat


seperti mengganti alat potong (komponen) yang
patah, memasang kembali komponen yang lepas
dll.
Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan
khusus dari gudang.
Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.

Waktu Baku (Waktu Standar)


Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk
menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi sebagai
berikut :
WB = [ W siklus x RF ] x

100
100 ALL

Waktu Normal
Keterangan :
WB = waktu baku
RF= Penyesuaian (Rating Faktor/Performance
Rating)
All= Kelonggaran (Allowance)

Contoh
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri
dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan
dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table berikut. Apabila
kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.
Elemen
Kegiatan

10

1 Mengambil
Kotak Kardus

0,06

0,08

0,07

0,05

0,07

0,06

0,08

0,08

0,07

0,06

0,68

2 Memasukkan
Barang

0,15

0,17

0,14

0,14

0,14

0,16

3 Menutup
Kotak Kardus

0,21

0,23

0,22

0,16 0,15 0,17 0,15


100
0,61 menit / unit
15 0,24 0,23 0,26
0,21 100
0,25

0,22

4 Meletakan
Hasil

0,08

0,10

0,09

0,12

0,12
0,61 0,11
menit / unit

0,11

100 0,08
0,08
100 15

Waktu Normal = 0,52 menit/unit

Waktu Baku

0,52 x100 0,61 menit / unit


100 15

RF

WN

0,07

1,1

0,07

1,53

0,15

0,9

0,13

0,22

2,29

0,23

1,05

0,24

0,08

0,97

0,09

0,95

0,08

Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja


Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk
dalam kondisi kerja atau menganggur.
Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus
melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah
ditentukan secara acak/random.
Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya
secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang
waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan
random yang dikonversi ke satuan waktu.
Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan
waktu pengamatan secara acak dan 90 kali
pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka
prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 =
0,9. Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah 10/100
=0,1

Pengujian Data

Kecukupan Data
p (1 p )
SP =
k
n

N =

k 2 1 p
S2p

Dengan :
S = Derajat ketelitian
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
N = Ukuran sample/data

Keseragaman Data
Batas kontrol untuk p
BKA =

pk

p (1 p)
n

BKB

pk

p (1 p )
n

Dengan pengertian sbb:


BKA
= Batas kontrol atas
BKB
= Batas kontrol bawah
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
Contoh :
Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10 hari
kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja adalah 6 jam.
Ukuran sample adalah 50 setiap hari, tingkat keyakinan 99%
dan derajat ketelitian 5%. Tentukan kecukupan dan
keseragaman data.

Tgl Pengamatan

1/1

2/1

3/1

4/1

5/1

6/1

7/1

8/1

9/1

10/1

Kondisi idle

10

Kondisi kerja

45

46

42

40

43

47

46

45

44

46

Prosentase idle

0,1

0,12 0,16

0,2

0,16 0,06 0,08

0,1

0,12 0,08

Prosentase kerja

0,9

0,88 0,84

0,8

0,86 0,94 0,92

0,9

0,88 0,92

Prosentase idle = 0,116,


prosentase kerja (p) = 1 0,016 = 0,884
k = 99% = 3 N = 500
S = 0,05
n = 50
N =
32 (1 0,884)
472,39
(0,05) 2 (0,884)
Karena N < N, maka data dianggap cukup

0,884 3

0,884 (1 0,664)
1,019
50

BKB = 0,884 3

0,884 (1 0,664)
0,748
50

BKA =

Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk


dalam range BKA dan BKB, maka data seragam.

Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja
dihitung dengan menggunakan rumus :
Waktu Normal
Waktu Baku

Total waktu x Prosentase sibuk x Rating Factor (RF)


Jumlah produk yang dihasilkan
=

Waktu Normal x

100
100 Kelonggara n ( All )

Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk
melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang
dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi bekerja
dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah surat yang
disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan waktu bakunya
dengan asumsi rating factor adalah 115% dan kelonggaran
20%.
480 menit x 0,85 x 1,15
Waktu Normal (Wn) =
0,2 menit / surat
2345

Waktu Baku (Wb) =


Output Standar =

0,2 x

100
0,25 menit / surat
100 20

1
1

4 surat / menit
Wb 0,25

Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran


surat sebanyak 4 surat per menit.

Latihan soal

Berikut adalah hasil pengukuran waktu kerja dengan


mengambil 4 siklus kegiatan kerja yg terbagi dalam 3
elemen kegiatan:
Siklus Pengamatan (Dalam Menit)

Nomor
Elemen
Kegiata
n

(5)

18

(6)

27

(4)

40

(5)

10

(5)

22

(4)

32

(5)

45

(5)

12

(2)

23

(1)

35

(3)

47

(2)

Hitunglah waktu standar dan output standar jika


performans rating untuk seluruh kegiatan ini adalah 115
% dan total allowance adalah 12%

TUGAS
1. Buatlah peta proses operasi pada aktivitas
kerja yg pernah Anda lakukan di
perusahaan Anda
2. Buatlah peta aliran proses pada
aktivitas/kegiatan yg ada di sekitar Anda.
Kemudian perbaikilah peta tersebut dan
tunjukkan waktu total dari kedua peta yg
telah dibuat.

TUGAS

3. Sesuai dengan data yang diberikan di bawah ini,


hitunglah standar produksi (unit/jam), standar
biaya tenaga kerja per 100 unit dan standar jam
per 100 unit. Allowancenya adalah 4%, kelelahan
8% untuk waktu tunggu yang tidak dapat
dihindari dan 8% untuk kebutuhan pribadi.
Operator dibayar $5/jam. Performance rating=
105%
Hasil Pengamatan
Elemen

0,020

0,010

0,009

0,012

0,002

0,003

0,004

0,004

0,100

0,110

0,009

0,050

0,205

0,195

0,200

0,210

Anda mungkin juga menyukai