Anda di halaman 1dari 19

Definisi Asuransi

asuransi adalah suatu bentuk


perjanjian atau pertanggungan
antara dua pihak atau lebih dimana
pihak penanggung (perusahaan
asuransi) memberikan jaminan
kepada pihak yang tertanggung
(nasabah) berupa klaim atas premi
yang dibayarkan oleh nasabah.

Definisi Asuransi Syariah


Asuransi syariah mempunyai beberapa padanan dalam
bahasa Arab, di antaranya takaful, tamin dan
tadhamun.
Takaful
Takaful yang berarti menolong, mengasuh, memelihara.
At-Tamin
At-Tamin berasal dari kata amana yang mempunyai
makna memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman,
dan bebas dari rasa takut.
At-tadhamun
At-tadhamun berasal dari kata dhamana yang berarti
saling menanggung.

Landasan Hukum
1. Al-quran Al-Maidah ayat 2
2. Al-Hadits
Hadits riwayat Muslim dari Abu
Hurairah r.a yang artinya: Barang
siapa melepaskan dari seorang
Muslim kesulitan di dunia, Allah SWT
akan melepaskan kesulitan darinya
pada hari kiamat, dan Allah SWT
senantiasa menolong hamba-Nya
selama ia menolong saudaranya.

Jenis-jenis Asuransi
Menurut Ahmad Azhar Basyir menjelaskan bahwa asuransi
syariah menawarkan dua produk jenis pertanggungan
yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. asuransi syariah keluarga (asuransi jiwa)
Adalah bentuk asuransi yang memberikan perlindungan
dalam menghadapi musbah kematian dan kecelakaan
atas diri asuransi.
2. asuransi syariah umum (asuransi umum)
Adalah bentuk asuransi yang memberi perlindungan dalam
menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta milik
peserta asuransi seperti rumah, kendaraan bermotor,
dan bangunan pabrik.

Prinsip-Prinsip Asuransi
Syariah
1. Saling bertanggung jawab
2. Saling bekerja sama atau saling
membantu
3. Saling melindungi penderitaan satu
sama lain.
4. Menghindari unsur maysir, gharar,
dan riba.

Perbedaan Asuransi
Konvensional & Syariah

Pendapat para ulama


1. Mengharamkan asuransi dalam
segala macam dan bentuknya
Pendapat pertama didukung antara
lain Sayid Sabiq, pengarang Fiqhus
Sunnah, Abdullah Al-Qalqili, Mufti
Yordania, Muhammad Yusuf alQardhawi, pengarang Al-Halal wal
Haram fil Islam, dan Muhammad
Bakhit Al-Muthi, Mufti Mesir.

2. Membolehkan semua asuransi dalam


prakteknya sekarang ini.
Pendukung pendapat kedua antara lain ialah:
Abdul Wahab Khallaf, Mustofa Ahmad Zarqa,
guru besar Hukum Islam pada fakultas Syariah
Universitas Syiria, Muhammad Yusuf Musa,
Guru Besar Hukum Islam pada Universitas
Kairo Mesir, Abdurrahman Isa, pengarang alMuamalat al-Hadisah wa Ahkamuha dan
Muhammad Nejatullah Shiddiqie.

3. Membolehkan asuransi yang bersifat


sosial dan mengharamkan asuransi
yang semata-mata bersifat komersil.
Pendukung pendapat ketiga antara
lain Muhammad Abu Zahrah, Guru
Besar Hukum Islam pada Universitas
Kairo Mesir.

4. Menganggap syubhat
Adapun alasan mereka yang
menganggap asuransi syubhat,
karena tidak ada dalil-dalil syari
yang secara jelas mengharamkan
atau pun menghalalkan asuransi.

Pendapat para mazhab


Imam Hanafi
asuransi kooperatif dibolehkan sementara jenis
asuransi lainnya tidak diperbolehkan karena
mengandung unsur riba dan gharar.
imam Maliki
akad dalam asuransi jiwa tidak diperbolehkan
sementara akad asuransi lainnya dibolehkan.
Imam Syafii
setuju dengan pendapat Maliki tetapi dalam akad
asuransi yang lain diperbolehkan.
Imam Hambali
akad dalam asuransi tidak diperbolehkan.

Analisis Hukum
Alasan yang membolehkan praktik asuransi antara lain:
Metode ijtihad yang digunakan yaitu Maslahah Mursalah, dengan
Syarat : menggali suatu hukum dengann mengamati kemaslahatan
yang nyata dan tidak hanya untuk segelintir orang
Kaidah Maslahat
Dalilnya : QS. An-Nisa :9
Syariat Islam hanya mengharamkan yang merusak atau bahayanya
lebih besar dari pada manfaatnya.
Tidak ada nash secara eksplisit yang melarang praktik asuransi
Merupakan suatu bentuk usaha untuk menghadapi resiko yang tidak
pasti
Tidak ada pihak yang dirugikan sebab dalam asuransi kedua belah
pihak menanggung resiko secara bersama-sama.
Merupakan bentuk tolong menolong yang merupakan visi sosial
asuransi syariah

Analisis Hukum
Alasan yang mengharamkan praktik
asuransi antara lain:
Kehidupan manusia dijadikan perdagangan
Adanya unsur spekulasi atau judi
Adanya unsur syubhat riba
Adanya unsur gharar
Tidak terpenuhinya rukun dalam jaminan
menurut syara
Tidak terpenuhinya rukun dalam akad

Analisis Hukum
Implementasi Umum yang terjadi
pada praktik asuransi
A. Akad
Obyek akad yang terjadi pada praktik
asuransi adalah Janji berupa jaminan.
B. Jaminan / tanggungan

Analisis Hukum
praktik muammalah seperti yang
dipaparkan dalam implementasi di
atas tergolong batil karena :
Menyalahi akad
Menyalahi ketentuan jaminan

Praktek Umum Asuransi Syariah Non Saving


A. Seluruh dana premi yang dibayarkan oleh nasabah
semuanya adalah dana tabarru. Diman dalam hal ini
perusahaan sebagai pengeloloa dengn akad wakalah bil
ujrah.
B. Akad
. Tabarru Takafuli : Dalam hal ini nasabah mengumpulkan
dananya dengan akad tabarru dan nasabah akan
mendapatkan klaim dari dana tabarru ini.
. Wakalah bil Ujarah : Dalam hal ini nasabah sebagai
mustajir, perusahaaan sebagai ajir dan ada ujrah yang
dibayarkan kepada perusahaan.

Praktek Asuransi Syariah yang Disertai Saving


A. Premi yang dibayarkan nasabah digunakan untuk
dana tabarru yang dkelola perusaahan dengan
akad wakalah bil ujrah. Kemudian bagian yang
paling besar digunakan untuk investasi yang
dikelola oleh perusahaan dengan akad mudharabah.
B. Akad
Akad yang terdapatt dalam praktik ini:
Tabarru takafuli
Wakalah bil ujrah
Mudharabah/ mudharabah Musyarakah

Permasalahan dalam takaful


1. Tidak terpenuhinya rukun akad dalam hal
obyek akad dalam asuransi syariah.
2. Tidak terpenuhinya akad dhaman.
3. Dalam praktik asuransi syariah terdapat
dua akad dalm satu transaksi (multi akad).
Multi akad ini terdiri dari akad tabarru antar
nasabah dan akad mudharabah antara
perusahaan dan nasabah.
4. adanya ketidakjelasan status perusahaan
asuransi.

Anda mungkin juga menyukai