Anda di halaman 1dari 100

PERPAJAKAN

Materi Pajak Pusat


Ketentun Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP)

PPh Untuk UKM

Materi
Pajak
Pusat

Norma Perhitungan
PPh
Pajak Penghasilan
Umum

PPN dan PPn


BM

Bea dan
Materai

Bea dan
Cukai

PPh Pasal 21
PPh Pasal 22
PPh Pasal
23
PPh Pasal 24
PPh Pasal 25
PPh Pasal 26
PPh Pasal 29

Pajak
Penghasilan

Tarif
Pajak Penghasilan
Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf b tarif yang diterapkan

bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap,
yaitu sebesar 28%. Namun demikian berdasarkan Pasal 17
ayat (2a) tarif tersebut sejak Tahun Pajak 2010 menjadi 25 %.
PPh terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan
Penghasilan Kena Pajak

Ketentuan Tarif

Pasal 17. ayat 2b.


Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang
paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham
yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi
persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima
persen) lebih rendah daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dan ayat (2a) yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.

Pasal 31 E : Wajib Pajak badan dalam negeri dengan


peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan
tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan
ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari
bagian peredaran bruto sampai dengan Rp
4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

Penerapan Tarif PPh Badan


1. Bedasarakan Pasal 17 UU No. 36 Tahun 2008
tentang PPh.
Wajib Pajak Badan dalam negeri dan Bentuk
Usaha Tetap adalah sebesar 25 % dikalikan
dengan Penghasilan Kena Pajak.
2. Berdasarkanpasal 31E UU No. 36 Tahun 2008
tentang PPh.
Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan
perdaran bruto sampai dengan Rp.50 milyar
mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif
sebesar 50%dari tarif yang dimaksud pasal 17
tersebut, yang dikenakan atas Penghasilan Kena
Pajak dari bagian peredaran bruto dengan Rp.
4,8 milyar.

Contoh Penerapan Tarif PPh


Untuk WP Badan
1. Untuk peredaran usaha bruto sampai
dengan Rp. 4.800.000.000; taif dikenakan
sebesar = 25% X 50 % X Penghasilan Kena
Pajak.
Misalnya :
PT. ABC memperoleh peredaran usaha
bruto selama satu tahun sebesar Rp. 4
milyar dan penghasilan kena pajaknya Rp.
300.000.000;
Maka PPh terhutang = 25% X 50%X Rp.
300.000.000 = Rp. 37.500.000,00

2.Untuk Peredaran Usaha diatas Rp.


4,8 milyar sampai dengan Rp. 50
milyar, penerapan tarifnya adalah :
a. Bagian Peredaran usaha s/d Rp. 4,8
milyar =
25% X 50% x PKP (bagian Perdaran
Usaha Bruto Rp. 4,8 milyar).
b. Bagian Perdaran Usaha Bruto diatas
Rp. 4,8 milyar sampai dengan Rp. 50
milyar adalah 25% X PKP (bagia dari
Peredaran usaha Bruto diatas Rp. 4,8
milyar sampai dengan Rp. 50 milyar)

Contoh :
PT ABC memperoleh peredaran Usaha
salama satu tahun sebesar Rp. 40
milyar dan penghasilan kena pajak
(PKP) sebesar Rp. 6.000.000.000,
maka perhitungan pajak terhutang ,
atas penghasilan yang mendapat
fasilitas pengurangan tarif 50 %
tersebut adalah :
4.800.000.000 X Rp. 6.000.000.000
40.000.000.000
= Rp. 720.000.000,00

Atas penghasilan yang dikenakan tarif normal =


25% X 50% X Rp. 720.000.000 = Rp.
90.000.000
Atas Penghasilan yang tidak mendapat fasilitas
pengurang tarif 50% adalah =
25% X (Rp. 6.000.000.000 Rp.
720.000.000)
= Rp. 1.320.000.000.
Jadi PPh Terhutang =
Rp.90.000.000 + Rp. 1.320.000.000 =
Rp. 1.410.000.000,00

2. Untuk WP Badan yang tidak


mendapatkan fasilitas pengurang pajak.
PT. ABG memperoleh peredaran bruto
dalam satu tahun Rp. 70.000.000.000
dan Penghasilan Kena Pajak sebesar
Rp. 9.000.000.000
Perhitungan PPh Terhutangnya adalah :
25% X Rp. 9.000.000.000 = Rp.
2.250.000.000
Karena peredaran brutonya lebih dari Rp.
50 milyar per tahun, sehingga tidak
mendapatkan fasiltias pengurang pajak.

PAJAK
PENGHASILAN
Atas
USAHA KECIL DAN
MENENGAH

DASAR HUKUM

TIDAK TERMASUK
UKM

DASAR PENGENAAN PPh


UKM

KETTENTUAN TARIF PPh


UKM

NORMA PERHITUNGAN
PAJAK PENGHASILAN

Latihan

SOAL UJIAN HARIAN

Penyelesaian

Untuk Latihan

PPh Pasal 29

ZAKAT DAN PAJAK

Kesimpula
n

1. Zakat dari Kekayaan


Bersih pada akhir Tahun
/ Neraca.
2. Pajak dihitung dari
Transaksi dan
Keuntungan pada Akhir
Tahun / Laba Rugi
1. Zakat mengurangi
Penghasilan Kena
Pajak.
2. Zakat dibayarkan pada
Amil Zakat, yang
disyahkan oleh
Pemerintah atau
langsung kepada 8

CONTOH
KASUS
LAPORAN
KEUANGAN

Identitas Perusahaan
Nama Perush.
: PT. ABADI PERKASA
Alamat : Jl. Tirto Kendali No. 37 Smg.
NPWP
: 01.911.237.5-517.000
Jenis Usaha : Jasa Konstruksi
Nama Pimpinan : KENDARI KANTATA,
SE.
Telp. / Fax
: 024. 6711962
Klu : 000200

Anda mungkin juga menyukai