Kebenaran Biasa
(Pra-Ilmiah)
Kebenaran biasa
diperoleh melalui
pengalaman
sehari-hari melalui
indrawi.
Sifat : Subjektif
Kebenaran Ilmiah
Kebenaran Filsafati
Kebenaran Agama
Kebenaran ilmiah
muncul dari hasil
peneilitian ilmiah
melalui prosedur
metodologi ilmiah
Sifat : Objektif,
Relatif, tentatif,
universal
Melalui metodologi
pemikiran filsafati,
yang sifatnya
mendasar dan
menyeluruh dengan
model pemikiran
analitis, kritis, dan
spekulatif
Sifat : absolutintersubjektif
bersumber dari
wahyu Tuhan lewat
nabi, rosul & kitab
suci yang diyakini
kebenaranya oleh
penganutnya dengan
iman dan
kepercayaan.
Sifat : Dogmatis
Absolut/Mutlak
Cara Mendapatkan
Kebenaran
Rasionalisme
Empirisme
Intuisi
Wahyu
(Rasio/Akal pikir)
(Sense)
(Feeling)
(Believing)
Kebenaran Aktif
Kebenaran Pasif
Logika
Deduktif
Logika Induktif
Khusus ke umum
Contoh :
Besi dipanaskan memuai
Seng dipanaskan memuai
Timah dipanaskan memuai
Jadi : Semua logam jika
dipanaskan memuai
Logika Deduktif
1. Rasionalisme (Rasio)
Cogito Ergo Sum
2. Empirisme (Sense)
Paham empirisme berpendapat bahwa sumber kebenaran manusia didapat
melalui pengalaman yang kongkret dan dapat ditangkap melalui panca
indra manusia.
Akal hanya bertugas untuk mengolah bahan pengetahuan yang didapat
melalui pengalaman
Kerangka pemikiran empirisme dibangun secara induktif
Pengetahuan empirisme bersifat a-posteori
Kelemahan : pengetahuan yang dikumpulkan cenderung untuk menjadi
kumpulan fakta fakta yang belum tentu konsisten maupun berkolerasi dan
mungkin masih terdapat hal yang bersifat kontradiktif sehingga belum tentu
mewujudkan sistem pengetahuan utuh dan sistematis.
Filsuf aliran empirisme : Aristoteles, John Lock
Kebenaran Ilmiah
Kebenaran ilmiah muncul dari hasil peneilitian ilmiah sesuai metode ilmiah
secara sistematis dan terkontrol
Sifat Kebenaran Ilmiah :
a.
Objektif : kebenaran dari suatu teori atau paradigma harus didukung
oleh fakta-fakta berupa kenyataan.
b. Relatif : ilmu itu tidak mutlak melainkan bisa berubah sesuai
perkembangan ilmu tersebut
c. Tentatif : yaitu ilmu itu bersifat sementara atau tetap dapat dipertahankan
sampai ada yang membantahnya atau sampai ditemukanya ilmu yang baru
d. Universal : sejauh mana ilmu itu dapat dipertahankan
. Cara memperoleh kebenaran Ilmiah
Rasionalisme
(Deduktif)
Empirisme
(Induktif)
Metode Ilmiah
(Deduktif-Induktif)
Metode Ilmiah
3. Intuisi
(Feeling)
Intusi adalah hasil evolusi pemahaman yang tertinggi yang diperoleh secara
langsung, tanpa perantara, serta tanpa melalui langkah-langkah penalaran
secara logika dan pola pikir tertentu (nonanalitik).
Meskipun kegiatan berfikir intuitif tidak mempunyai logika atau pola pikir
tertentu, intuisi tetap diyakini sebagai sumber pengetahuan yang benar
Pengetahuan intuisi diperoleh dari pemikiran dan perenungan yang
konsisten. Intuisi bersifat personal bahkan tanpa sadar dan tidak dapat
diramalkan.
Hasil pengetahuan intuisi dapat digunakan sebagai hipotesis bagi analisis
selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan
4. Wahyu (Believing)
Pengetahuan yang disampaikan tuhan kepada manusia melalui nabinabinya yang kemudian diyakini oleh masing-masing penganutnya dengan
iman dan kepercayaan sebagai suatu kebenaran.
Wahyu berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang
terjangkau oleh pengalaman atau kehidupan transendental seperti
penciptaan manusia, kehidupan setelah mati, dll.
Kebenaran ini memiliki sifat dogmatis dan absolut/mutlak
Bagi manusia, wahyu harus diyakini dulu kebenaranya kemudian
dilakukan pengkajian untuk mencari bukti atau logikanya