Anda di halaman 1dari 56

PSIKOPATOLOGI & SIMPTOMATOLOGI

PENYAKIT PSIKIATRI

Dr. LINDA KARTIKA SARI

SpKJ

Tanda / sign adalah temuan objektif yg dapat di


observasi oleh dokter.
Gejala adalah pengalaman subjektif yg di gambarkan
pasien.
Sindrom adalah sekumpulan tanda dan gejala yg terjadi
bersama-sama

I. KESADARAN : Tingkat Kesadaran


A. Gangguan Kesadaran
1. Disorientasi : gangguan orientasi waktu, tempat, orang
2. Pengaburan Kesadaran : kejernihan ingatan yang
tidak lengkap dengan persepsi dan sikap
3. Stupor : hilangnya reaksi dan ketidaksadaran terhadap
lingkungan sekeliling
4. Delirium : kebingungan, gelisah, reaksi diorientasi yg di
sertai rasa takut dan halusinasi

5. Koma : dreajat ketidaksadaran yang berat


6. Koma Vigil : pasien tampak tertidur tapi segera dapat
dibangunkan
7. Keadaan Temaram (twilight state) : gangguan kesadaran
dengan halusinasi
8. Keadaan Seperti Mimpi ( dreamlike state) : sering
digunakan secara sinonim dengan kejang komplek /
epilepsi psikomotor
9. Somnolensi : mengantuk yg abnormal yg paling sering
ditemukan pada proses organik

B. Gangguan Atensi (perhatian)


1. Distraktibilitas : ketidakmampuan untuk memusatkan
atensi
2. Inatensi Selektif : terjadi hambatan pada hal-hal yang
menimbulkan kecemasan
3. Hipervigilensi : atensi serta pemusatan yg berlebih
4. Keadaan Tak Sadrakan Diri (trance) : atensi yg
terpusat desertai dengan kesadaran yang berubah

C. Gangguan Sugestibilitas
1. Folie Adeux ( Folie a Trois ) : pengalaman emosional
yg berhubungan antara dua atau tiga irang
2. Hipnosis : modifikasi kesadaran yg diinduksi secra
buatan, ditandai dengan peningkatan sugestibilitas

II. EMOSI
A. Afek
Ekspresi emosi yang terlihat : mungkin tidak konsisten
dengan emosi yg dikatakan pasien, terdiri dari :
1. Afek yang Sesuai ( appriopiate affect ) : konsidi dimana
irama emosional harmonis dengan gagasan, pikiran,
pembicaraan yang menyertai.
2. Afek Yang Tidak Sesuai ( inappriopiate affect ) :
ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional
dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yg
menyertainya

3. Afek Yang Tumpul ( bluted affect ) : penurunan berat


pada intensitas iramaperasaan yang diungkapkan keluar
4. Afek Yang Terbatas (restricted or constricted affect) :
penurunan intensitas irama perasaan yg kurang parah
dari pada afek yg tumpul tapi jelas menurun
5. Afek Yang Datar ( flat affect ) : tidak adanya atau hampir
tidak ada tanda ekspresi afek
6. Afek Yang Labil ( labile affect ) : perubahan irama
perasaan yg cepat dan tiba-tiba, serta tidah berhubungan
dengan stimuli eksternal

B. Mood
Suatu emosi yang meresap dan dipertahankan,
dialamisecara subjektif dan dinyatakan oleh pasien serta
terlihat oleh orang lain
1. Mood Disforik : mood yang tidak menyenangkan
2. Mood Eutimik : mood dalam rentang normal, tidak
tertekan atau melambung
3. Mood Yang Meluap-luap (expansive mood) : ekspresi
perasaan seseorang tanpa pembatasan
4. Mood Yang Iritabel (irritable mood) : mudah diganggu
atau dibuat marahakibat rangsangan yang diberikan

5. Pergeseran Mood (mood yang labil) : terjadi emosi


antara euforia dan depresi atau dengan kecemasan
6. Mood Yang Meninggi (elevated mood) : suasana
keyakinan serta kesenangan yg menunjukan mood
yang lebih ceria dari biasanya
7. Euforia : perasaan kegembiraan disertai perasaan
kebesaran
8. Kegembiraan Yang Luar Biasa (ecstasy) : perasaan
kegembiraan dan kegairahan yang kuat
9. Depresi : perasaan kesedihan yang patologis

10. Anhedonia : hilangnya minat serta menarik diri dari


semua aktifitas rutin atau yg menyenangkan desertai
depresi
11. Dukacita Atau Berkabung : kesediahan yang sesuai
dengan kehilangan yang nyata
12. Aleksitimia : ketidakmampuan dalam menggambarkan
emosi atau mood

C. Emosi Yang Lain


1. Kecemasan : perasaan ketakutan yg desebabkan oleh
dugaan bahaya dari dalam atau luar
2. Kecamasan Yang Mengambang Bebas ( free floating
anxiety) : rasa takut yang meresap dan tidak
berhubungan dengan suatu gagasan
3. Ketakutan : kecemasan yg disebabkan oleh bahaya yg
dekenali secara sadar dan realistik
4. Agitasi : kecemasan berat disertai kegelisahaan motorik

5. Ketegangan (tension) : peningkatan aktifitas motorik


dan psikologis yang tidak menyenangkan
6. Panik : serangan kecemasan akut, episodik dan kuat
dgn perasaan ketakutan dan gangguan otonomik
7. Apati : irama emosi yang tumpul disertai dengan
ketidakacuhan
8. Ambivalensi : dua impuls yang berlawanan terhadap
hal yang sama pada satu orang dan pada waktu yg
sama

9. Abreaksional : pelepasan emosional setelah


meningkat pengalaman yang menakutkan
10. Rasa Malu : kegagalan membangun pengharapan diri
11. Rasa Bersalah : emosi karena melakukan sesuatu
yang di anggap salah

D. Gangguan Psikologis Yang


Berhubungan Dengan Mood
1. Anoreksia : hilang atau menurunya napsu makan
2. Hiperfagia : meningkatnya napsu makan
3. Insomia : hilang atau menurunnya kemampuan tidur
- Awal : kesulitan jatuh tertidur
- Pertengahan : kesulitan tidur sepanjang malam dan
bila terbangun sulit tidur kembali
- Terminal : terbangunnya pada dini hari

4. Hipersomnia : tidur yang berlebihan


5. Variasi Diurnal : mood yang terganggu secara
menetap
6. Penurunan Libido : penurunan terhadap minat,
dorongan, dan daya seksual
7. Konstipasi : ketidakmampuan atau kesulitan defaksi

III. PERILAKU MOTORIK


1. Ekkopraksia : peniruan pergerakan yang tampil secara
patologis
2. Katatonia : kelainan motorik dalam gangguan nonorganik,
terdiri dari :
- Katalepsi : posisi tidak bergerak, dipertahankan terus
- luapan katatonik : aktifitas motorik teragitasi, tidak
bertujuan, tidak dipengaruhi stimuli eksternal
- stupor katatonik : penurunan aktifitas motorik yang
nyata

- Rigiditas katatonik : penampilan postur tubuh yang


kaku dan dipertahankandalam waktu yang lama
- posturing katatonik : penampilan postur tubuh
yang tidak sesuai atau kaku dan dipertahankan dalam
waktu yang lama
- cerea-fleksibilitas (fleksibilitas llilin) : seseorang
dapat diatur dalam posisi tertentu yang kemudian
dipertahankanya
3. Negativisme : tahanan tanpa motivasi terhadap semua
usaha untuk menggerakan atau terhadap semua instruksi

4. Katapleksi : hilangnya tonus otot dan kelemahan


5. Stereotipi : pola tindakan fisik atau bicara yang terfikasi
serta berulang
6. Mannerisme : pergerakan tidak disadari dan
merupakan kebiasaan yang aneh
7. Otomatisme : tindakan otomatis yang tidak disadari
8. Otomatisme perintah : otomatisme mengikuti perintah
9. Mutisme : tidak bersuara tanpa kelainan struktural

10. Overaktivitas :
- Agitasi psikomotor : overaktivitas motorik dan
kognitif yang berlebihan
- Hiperaktivitas (hiperkinesis) : kegelisahaan,
agresif
-

Tik : pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak


disadari

Tidur berjalan : aktivitas motorik saat tertidur

- Akathisia : perasaan subjektif karena ketegasan


motorik akibat medikasi

- Kompulsi : impuls yang tidak terkontroluntuk


melakukan suatu tindakan secaraberulang
- Ataksia : kegagalan kondisi otot, irregularitas
gerakan otot
-

Polifagia : makan berlebihan yang patologis

11. Hipoaktivitas hiokinesis : penurunan aktifitas motorik


dan kognitif
12. Mimikri : aktivitas motorik tiruan dan sederhana pada
anak

13. Agresi : tindakan yang kuat diarahkan pada tujuan


tertentu, dalam bentuk verbalatau fisik akibat
kemarahan atau permusuhan
14. Memerankan (acting out) : ekspresi langsung dari
suatu harapan atau impuls tidak disadari dalam bentuk
gerakan, fantasi yang tidak disadari
15. Abulia : penurunan impuls untuk bertindak dan berfikir

IV. BERPIKIR
A. Gangguan Umum Dalam Bentuk Atau
Proses Pikir
1. Gangguan mental : sindrom perilaku atau psikologis
yang bermakna secara klinis, dengan penderitaan atau
ketidakmampuan yang tidak hanya oleh suatu respon
yang diperkirakan dari peristiwa tertentu atau terbatas
pada hubungan seseorang dengan masyarakat
2. Psikosis : ketidakmampuan untuk membedakan
kenyataan dari fantasi, gangguan tes realitas, dengan
menciptakan realitas baru

3. Tes realita : pemeriksaan dan pertimbangan objektif tentang


dunia diluar diri
4. Gangguan pikiran formal : gangguan dalam bentuk pikiran
,isi pikir
5. Berpikir tidak logis : berpikir mengandung kesimpulan
yang salah
6. Dereisme : aktivitas sosial yang tidak sesuai dengan logika

7. Austistik ; preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi


8. Berpikir Magis : bentuk pikiran dereistik dimana
pikiran, kata, atau tindakan mempunyai kekuatan
9. Proses Pikir Primer : istilah umum untuk berpikir yang
dereisme, tidak logis, magis

B. Gangguan Spesifik Pada Bentuk


Pikiran
1. Neologisme : kata / istilah bari yg diciptakan pasien
2. Word salad : campuran kata dan frasa yang
membingungkan
3. Sirkumstansial : bicara yang tidak langsung yang
lambat dalam mencapai tujuan
4. Tangensial : ketidakmampuan untuk mempunyai
assosiasi pikiran yang diarahkan pada tujuan

5. Inkoherensi (pembicaraan yang tidak logis) : pikiran


yang biasanya tidak dimengerti
6. Perseverasi : respon terhadap stimulus sebelumnya
yang menetap setelah stimulus baru diberikan
7. Verbigerasi : pengulangan kata atau frasa spesifik
yang tidak mempunyai arti
8. Ekolalia : pengulangan kata atau frasa seseorang oleh
orang lain secara psikopatologis
9. Kondenasi : penggabungan berbagai konsep

10. Jawaban yang tidak relevan : jawaban yang tidak


harmonis dengan pertanyaan
11. Pengendoran asosiasi : gagasan bergeser dari satu
subjek ke subjek lain dalam cara yang sama sekali tidak
berhubungan
12. Keluar jalur (dereilment) : penyimpangan yang
mendadak dalam urutan pikiran
13. Flight of ideas : verbalisasi atau permainan kata yang
cepat dan terus-menerusyang menghasilkan
pergeseran terus-menerus dari satu ide ke ide lain

14. Asosiasi bunyi (clang asosiation) : asosiasi kata yang


mirip dengan bunyinya tabi beda arti
15. Penghambatan (bloking) : terputusnya aliran pikir
secara tiba-tiba
16. Glossolalia : ekspresi pesan-pesan yang relevan
melalui kata-kata yang tidak dapat dipahami

C. Gangguan Spesifik Pada Isi Pikiran


1. Kemiskinan isi pikiran : sedikit informasi
2. Gagasan yang berlebih : keyakinan palsu yang
dipertahankan, tidak beralasan serta dipertahankan
secara kurang kuat dibanding suatu waham
3. Waham : keyakinan yang salah didasarkan pada
kesimpulan yang salahtentang kenyataan
-

Waham yang kacau (bizzare delution) : keyakinan


yang salah, aneh, mustahil dan tidak masuk akal

- Waham yang sejalan dengan mood : waham


dengan isi yang sesuai dengan mood
- Waham yang tidak sejalan dengan mood : waham
dengan isi yg tidak punya hubungan dengan mood
- Waham tersistematis : keyakinan palsu yang di
gabungkan oleh suatu tema atau peristiwa tunggal
- Waham nihilistik : keyakinan yang salah bahwa
dirinya, orang lain dan dunia adalah tidak ada atau
berakir
- Waham kemiskinan : keyakinan yang salah bahwa
pasien kehilangan atau terampas semua harta
miliknya

Waham Somatik : menyangkut fungsi tubuh pasien

- Waham paranoid : termasuk waham persekutorik


atau waham referensi, kontrol dan kesabaran
- Waham menyalahkan diri sendiri : keyakinan yang
salah tentang penyesalan yang dalam dan bersalah
- Waham pengendalian : keyakinan yang salah
bahwa
kemauan, pikiran atau perasaan pasien
dikendalikan
oleh tenaga dari luar
> Penarikan pikiran (thought witdrawal)
> Penanaman pikiran (thought insertion)
> Siar pikir (thought of brodcasting)
> Pengendalian pikiran (thought control)

- Waham ketidaksetiaan (waham cemburu) :


keyakinan yang salah didapat dari kecemburuan
patologis bahwa kekasih pasien tidak jujur
- Erotomania : keyakinan waham bahwa seseorang
sangat mencintainya
- Pseudologia phatastica : suatu jenis kebohongan,
dimana seseorang tampaknya percaya terhadap
kenyataan fantasinya
4. Kecenderungan atau preokupasi pikiran : pemusatan
isi pikiran pada ide tertentu disertai irama afektif yang
kuat

5. Egomania : preokupasi pada diri sendiri yang sifatnya


patologis
6. Monomania : preokupasi dengan suatu objek tunggal
7. Hipokondria : keprihatinan yang berlebih tentang
kesehatannya yang didasarkan bukan pada patologi
organik yang nyata
8. Obsesi : ketekunan yang patologis dari suatu pikiran
atau perasaan yang tidak dapat ditentang
9. Kompulsi : kebutuhan yang patologis untuk melakukan
suatu impuls

10. Koprolalia : pengungkapan secara kompulsif dari katakata yang cabul


11. Fobia : rasa takut patologis yang persisten, irrasional
terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu
12. Noesis : suatu wahyu, terjadi pencerahan bahwa
pasien telah dipilih untuk memimpin dan memerintah
13. Uniomystica : suatu perasaan yang meluap, pasien
secara mistik bersatu dengan kekuatan yang tidak
terbatas

V. BICARA
A. Gangguan Bicara
1. Tekanan Bicara : bicara yang cepat dan sulit
memutuskan pembicaraan
2. Bicara Banyak (logorrhea) : bicara banyak sekali
3. Kemiskinan Bicara (poverty of speech) : pembatasan
jumlah bicara yang digunakan
4. Bicara Yang Tidak Spontan : bicara jika hanya ditanya
atau dibicarakan langsung

5. Kemiskinan Isi Bicara : bicara yang adekwat dalam


jumlah tapi hanya sedikit informasi karna tidak jelas,
kekosongan frase yang stereotipi
6. Disprosodi : hilangnya irama bicara yang normal
7. Disartria : kesulitan dalam artikulasi
8. Bicara Keras / Lemah Secara Berlebihan : hilangnya
modulasi volume bicara yang normal
9. Gagap : pengulangan / perpanjangan suatu kata
10. Kekacauan Bicara Yang Aneh dan Distrimik

B. Gangguan Afasik : Gangguan Dalam


Pengeluaran Bahasa
1. Afasia Motorik : disebabkan gangguan kognitif
2. Afasia Sensoris : kehilangan kemampuan organik
untuk mengerti arti kata meskipun bicaranya lancar
3. Afasia Nominal : kesulitan menemukan kata yang
tepat untuk suatu benda
4. Afasia Sintatikal : tidak mampu menyusun kata
dengan urutan yang tepat

5. Afasia Logat Khusus : kata-kata yang dihasilkan


seluruhnya neologistik
6. Afasia Global : kombinasi afasia yang sangat tidak
fasih

VI. PERSEPSI
1. Halusinasi
- Halusinasi Hipnagogik : persepsi sensoris yang
salah terjadi saat tertidur
- Halusinasi Hipnopompik : persepsi palsu yang
salah saat terbangun dari tertidur
- Halusinasi Dengar (auditoris) : persepsi bunyi
yang salah, baik suara atau bunyi-bunyi lain
- Halusinasi Visual : persepsi yang salah tentang
pengelihatan berupa citra yang terbentuk

- Halusinasi Cium (olfatorik) : persepsi membau


yang salah
- Halusinasi Kecap (gustatorik) : persepsi rasa
kecap yang salah
- Kalusinasi Raba (taktil,haptik) : persepsi salah
tentang perabaan atau sensasi permukaan
-

Halusinasi Somatik : persepsi yang salah tentang


suatu hal yang terjadi di dalam tubuh

- Halusinasi Liliput : persepsi yang salah dimana


benda-benda tampak kecil ukurannya

- Halusinasi yang Sejalan Dengan Mood : isi


halusinasi adalah konsisten dengan mood yang
tertekan atau manik
- Halusinasi yang Tidak Sejalan Dengan Mood :
halusinasi dimana isinya tidak konsisten dengan mood
yang tertekan atau manik
-

Halusionis : halusinasi dengar yang berhubungan


dengan penyalahgunaan alkohol dan terjadi dalam
sensorium yang jernih

Sintesia : sensasi atau halusinasi yang disebabkan


oleh sensasi lain

- Trailing Phenomenon : kelainan persepsi yang


berhubungan dengan obat-obatan
2. Ilusi : mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli
eksternal yang nyata

B. Gangguan Yang Beerhubungan


Dengan Gangguan Kognitif
Agnosia : ketidakmampuan untuk mengenali dan
mengintepretasikan kepentingan kesan
1. Anosognosia : ketidakmampuan karna penyakit
2. Somatopagnosia : ketidaktahuan tentang tubuh
3. Agnosia visual : ketidakmampuan untuk mengenali
benda atau orang
4. Astereognosis : ketidakmampuan mengenali benda
melalui orang

5. Prosopagnosia : ketidakmampuan mengenali wajah


6. Apraksia : ketidakmampuan melakuakan tugas tertentu
7. Simultagnosia : ketidakmampuan mengerti lebih dari
satu elemen pandangan visual
8. Adiadokoknesia : ketidakmampuan melakukan
pergerakan yang berubah dengan cepat

C. Gangguan Yang Berhubungan Dengan


Fenomena Koncersi dan Dissosiatif
1. Anestesia Histerikal : hilang modalitas sensoris karna
konflik emosional
2. Makropsia : menyatakan bahwa suatu benda tampak
lebih besar dari sesungguhnya
3. Mikropsia : menyatakan bahwa suatu benda tamoak
lebih kecil dari sesungguhnya
4. Depersonalisasi : perasaan subjektif merasa tidak
nyata atau tidak mengenali diri sendiri

5. Derealisasi : perasaan subjektif bahwa lingkungannya


aneh tidak nyata
6. Fuga : mengambil identitas baru
7. Multiple Personality : merasa berkepribadian dua atau
lebih dan karakter yang sama sekali beerbeda

VII. DAYA INGAT


A. Gangguan Daya Ingat
1. Amnesia : ketidakmampuan sebagian atau
keseluruhan untuk mengingat pengalaman masa lalu
-

Anterograd : amnesia untuk peristiwa yang terjadi


setelah

Retrograd : sebelum

2. Paramnesia : pemalsuan ingata oleh distorsi


pengingatan
-

Fausse reconnaisance : pengenalan yan palsu

- Pemalsuan retrospektif : ingatan secara tidak


diharapkan
-

Konfabulasi : pengisian kekosongan ingatan secara


tidak disadari oleh pengalaman atau tidak nyata
yang dipercaya pasien
-

Dj vu : ilusi pengenalan visual

Deja entendu : ilusi pengenalan auditoris

- Deja Pense : ilusi bahwa pikiran baru kembali


sebagai pikiran sebelumnya
- Jamais Vu : perasaan yang salah tentang
ketidakkenalan terhadap situasi nyata yang telah
dialami
3. Hipermnesia : peningkatan derajat penyimpangan dan
pengingatan
4. Eidatik Image : ingatan visual tentang kejelasan
halusinasi

5. Screen Memory : ingatan yang dapat ditolerir secara


sadar menutupi ingatan yang menyakitkan
6. Represi : mekanisme pertahana yang ditandai
pelupaan secara tidak disadari
7. Letologika : ketidakmampuan sementara untuk
mengingat nama atau benda

B. Tingkat Daya Ingat


1. Segera ( immediate )
2. Baru Saja ( recent )
3. Agak Lama ( recent past )
4. Jauh ( remote )

VIII. INTELEGENSIA
A. Retardasi Mental : kurangnya intelegensia
sampai derajat dimana terdapat gangguan pada
kinerja sosial dan kejuruan ringan
B. Demensia : pemburukan fungsi intelektual
organik dan global tanpa pengaburan kesadaran
C. Pseudodemensia : gambaran klinis yang
menyerupai demensia yang disebabkan oleh
kondisi organik

D. Berpikir Konkret : berpikir secara harafiah


E. Berpikir Abstrak : menggunakan kiasan
hipotesis

IX. TILIKAN ( INSIGT )


Kemampuan pasien untu mengerti sebenarnyadan arti
dari suatu situasi (seperti kumpulan gejala).
A. Tilikan yang Sesungguhnya : mengerti kenyataan
objektif tentang sesuatu
B. Tilikan yang Terganggu : hilangnya kemampuan untuk
mengerti kenyataan objektif situasi
C. Tilikan Intelektual : mengerti kenyataan objektif tanpa
kemampuan untuk menerapkan pengetahuan

X. PERIMBANGAN ( JUDGEMENT )
Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan
untuk bertindak secara tepat
A. Pertimbangan Kritis : kemampuan menilai, melihat,
memilih berbagai pilihan dalam suatu situasi
B. Pertimbangan Otomatis : kinerja refleks di dalam suatu
tindakan
C. Pertimbangan Yang Terganggu : hilang kemampuan
untuk mengerti dengan benar dan bertindak secara tepat

Anda mungkin juga menyukai