STUDI KASUS
o Asep Guma Ashaf (AGA) lulusan terbaik Sarjana
Teknologi Pangan dari PT.Bandung
o Latar belakang orangtua pemasok bahan pangan di
Pasar Anyar Bogor
o AGA memiliki toko Grosir Sagla Aya Bahana
berlokasi di Pasar simpang Dago
o Terjadi permasalahan pelayananan serta pengiriman
barang telat & konflik antar karyawan/ti di toko AGA
o Budi Sampuma (BS) paman AGA menawarkan modal
kerja & investasi pengembangan usaha Kantin
Makanan di daerah Dipatiukur
o Tawaran pamannya membuat AGA termotivasi untuk
peluang usaha & mengembangkan usahanya
?
1
STUDI KASUS
Need dan Power apa yang dimiliki Asep Guma
Ashaf ?
Need of
achievemen
t & Power
Kebutuhan untuk
mencapai
kesuksesan,
mendapatkan
kekuasaan atas
sumber daya yang
ada.
Need of
affiliation
SelfActualizatio
n Need
Kebutuhan untuk
memperluas
pergaulan &
Komunikasi
Kebutuhan untuk
mencari
pengalaman lebih
dan mencari besar
potensi untuk
mengembangkan
bisnis.
POWER
Expert
Power
Kekuatan berupa
bekal Conceptuall &
Technical Skill
yang dimiliki AGA
dengan menyandang
gelar S1 Pangan.
Vertical
Intregration
Structure
Orang tua AGA
adalah pemasok
bahan pangan di
Bogor
Ketidakpuasa
n kerja
Hambatan
komunikasi,
Harapan
yang tidak
terwujud
Pertikaian
antara
karyawan
Perbedaan
kepentingan
antara individu
dan kelompok
Kesenjangan
komunikasi
antar
karyawan dan
Pemilik Usaha
cara penyelesainnya ?
Meningkatkan kedisiplinan
Secara Kuantitatif
Menguntungkan
untuk memiliki
pengembangan usaha
NO GO
Apakah Go or NO GO?
Gross Margin 15 %
Biaya Operasional 15 %
EBT
AGA
Karyawan
Bisnis usaha Makanan 3-5 Juta/hari
Asumsi :
25 Hari Kerja omzet 3 juta/hari
Gros Margin 40 %
Sewa tempat
Bagi Hasil
80 % AGA
20 % Pegawai
3,000,000. x 20 hari =
60,000,000,-
15 % x 60,000,000
15% x 9,000,000
9,000,000
1,350,000
3,650,000
9,000,000,1,350,000,7,650,000,-
4 x 1,000,000
4,000,000
3,000,0000 x 25 hari =
40% x 75,000,000
x 25,000,000
3,650,000,75,000,000,-
30,000,000,12,500,000,-
80% x 17,500,000
14,000,000,20 % x 17,500,000 3,500,000,=
Dilihat dari usaha grosir AGA dengan omset 3 juta/hari AGA dapat
memberi gaji kepada pegawainya dengan gaji standar dibanding
mengembangkan usaha Kantin Makanan Pamannya dengan omset
yang sama.
Meskipun hasil yang didapat AGA lebih besar, dengan adanya
persoalan pada usaha pertamanya, tidak menjadi jaminan usaha
kantin makanan berjalan lancar.
Lebih baik modal tabungannya digunakan untuk mengembangkan
& memperbaiki usaha grosir barangnya, sehingga dengan omzet
yang bertambah AGA dapat menaikan gaji Karyawan/ti.
Keuntungan
Pendirian usaha
bersama lebih mudah
Modal yang dimiliki lebih
terjamin ketersediaanya
Kecakapan & keahlian
lebih beranekaragam
Dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih
banyak & dapat
memperkerjakan banyak
orang
Dapat meminimumkan
resiko,
Kerugian
Jumlah pembagian
laba yang tidak sama
Keterbatasan
kewajiban
Lebih mudah
menimbulkan konflik
antar patner
Hutang usaha
menjadi tanggung
jawab bersama