Anda di halaman 1dari 19

DASAR-DASAR ILMU TANAH (3 SKS)

Principles of Soil Science


PRODI AGRIBISNIS
SEMESTER II
Pengasuh :

Dr. Ir. M. Rusli Alibasyah, MS


Ir. Khairullah, M. Agric.Sc
Yusnizar, SP, M.Si.
Ir. Ilyas, MP

I. PENDAHULUAN
Setelah mempelajari Bab Pendahuluan, mahasiswa diharapkan
mampu memahami dan menjelaskan : (a) pengertian tanah, (b)
susunan utama tanah, (c) Tanah sebagai sumberdaya alam, dan
(d)
sejarah perkembangan ilmu tanah

DAFTAR BACAAN

1. Kemas Ali Hanafiah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu


Tanah. PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
2. Sarwono Hardjowigeno. 1992. Ilmu Tanah. PT.
Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
3. Nurhayati Hakim. 1990. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. BKS
Wilayah Barat. Unila Bandar
Lampung.
4. Brady, N.C. 1985. The Nature and Properties
of Soils.
5. Fort, H.D. 1988. Soil Fertility and Fertilizer.
6. White, R.E. 1987. Introduction to the
Principles and
Practice of Soil Science.

A. Pengertian Tanah
Manusia tergantung kepada tanah, dijelaskan
Allah SWT, di dalam Al Quran :
Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu
mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan
dibangkitkan (QS Al Araaf : 25);
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu
dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu
dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu
pada kali yang lain (QS Thaha : 55).

Banyak definisi tentang tanah, ada yang pendek


dan ada pula yang panjang, juga sangat
tergantung kepada pengguna tanah itu (fungsi
tanah).

Definisi oleh Jooffe dan Marbut :


Tanah adalah tubuh alam (natural body) yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat
bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces)
terhadap bahan-bahan alam (natural material) di
permukaan bumi
Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk
horizon-horizon mineral maupun organik yang
kedalamannya beragam dan berbeda-beda
sifatnya dengan bahan induk yang terletak di
bawahnya dalam morfologi, komposisi kimia,
sifat-sifat fisis maupun kehidupan biologinya.

PENGERTIAN TANAH MENURUT PARA AHLI


J.J. Berzelius (swedia, 1803), tanah adalah sebagai
laboratorium kimia tempat proses dekomposisi dan
reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi.
Justus Von Liebig (jerman 1840), mengajukan teori
keseimbangan hara tanaman (theory balance sheet of
plan nutrition), yang menganggap tanah sebagai
tabung reaksi dimana dapat di ketahui jumlah dan
jenis hara tanamannya.
Fiedrich Fallon (1855), ahli geologi tanah adalah
lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batu-batuan
yang telah lapuk.

Ahli fisika bumi, A.S. Thaer (1909) tanah adalah bahan-

bahan yang remah dan lepas-lepas yang merupakan


akumulasi dan campuran berbagai bahan terutama terdiri
atas unsur-unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur lainnya.
Thornbury (1957), seorang ahli geomorfologi tanah
sebagai bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh
lapisan yang sejajar dengan permukaaan bumi, sebagai
hasil modifikasi oleh proses-proses fisik, kimiawi, maupun
biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacammacam dan bekerja selama periode tertentu.
Dokuchaiev (Rusia 1855) tanah adalah bentukan-bentukan
mineral dan organik dipermukaan bumi, yang sedikit
banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan
kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup
maupun yang mati, bahan induk dan relief.

C.F. Marbut (Rusia 1914) tanah sebagai lapisan luar


kulit
bumi
biasanya
bersifat
tidak
padu
(unconsolidated), gembur mempunyai sifat tertentu
yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal
warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimiawi,
proses-proses kimia, sifat biologi dan morfologinya.
Schroeder
(1984)
tanah
adalah
hasil
pengalihragaman (transformation) bahan mineral dan
organik yang berlangsung di muka daratan bumi di
bawah pengaruh factor-faktor lingkungan yang
bekerja selama waktu sangat panjang, dan maujud
sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi
tertakrifkan (definable).
SSM-USDA
(1989)
tanah
diartikan
sebagai
kumpulan tubuh alam dipermukaan bumi yang
dibeberapa tempat diubah atau dibuat oleh orang
menjadi
bentuk-bentuk
tertentu,
mengandung
mahklukhidup dan menopang atau mampu untuk
tumbuh tanaman secara alami.

Humphry Davy (Inggris 1913), tanah adalah


sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur
hara bagi tanaman.
Romman (Jerman !917) tanah adalah sebagai
bahan batuan yang sudah di rombak menjadi
partikel-partikel kecil yang telah berubah secara
kimiawi bersama-sama dengan sia-sia tumbuhan
hewan yang hidup di dalam dan di atasnya.
Wenner (1918), tanah adalah hitam tipis yang
menutupi bahan padat kering, terdiri atas partikelpartikel kecil yang remah dan sisa-sisa vegetasi dan
hewan tanah adalah medium bagi tanaman.
Alfred Mistscherlich (1920), tanah adalah
campuran bahan padat berupa partikel-partikel kecil
air dan udara yang mengandung hara dan dapat
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.

Jacob S. Joffe (1949), tanah merupakan benda lam


yang tersusun oleh horison-horison yang terdiri dari
bahan-bahan kimia mineral dan bahan organik,
biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang
dapat di bedakan dalam hal morfologi fisik,kimia dan
biologinya.
E. Saifudin Sarief (1986) tanah adalah benda
alami yang terdapat di permukaan bumi yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil
pelapukan batuan dan bahan organik (pelapukan sisa
tumbuhan dan hewan), yang merupakan medium
pertubuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu
yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami,
yaitu : iklim, bahan induk, jasad hidup, Relief dan
lamanya waktu pembentukan.

M. Isa Darmawijaya (1980), adalah tanah


merupakan akumulasi alam bebas yang
menduduki sebagian planet bumi yang
mampu
menumbuhkan
tumbuhan
dan
memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim
dan jasad hidup yang bertindak terhadap
bahan induknya dalam keadaan relief tertentu
selama jangka waktu tertentu.
James (1995), tanah adalah salah satu
sistem bumi, yang bersama dengan sistem
bumi lainya, yaitu cair alami dan atmosfer,
menjadi
inti
fungsi,
perubahan,
dan
kemantapan ekosistem.

Berdasarkan definisi tersebut, ada


3 hal :
1.
Tanah terbentuk dan
berkembang dari proses-proses
alami,
2.
Adanya diferensiasi
membentuk horizon-horizon,
3.Adanya perbedaan yang
mencolok antara sifat-sifat bahan
induk dengan horizon-horizon
tanah yang terbentuk, terutama
morfologi, kimiawi, fisis, dan
biologi.

Sebagai media tumbuhan tanaman, tanah didefinisikan :


Lapisan permukaan bumi yang :
1.
Secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuhberkembangnya perakaran, penopang tegak-tumbuhnya
tanaman dan pemuplai kebutuhan air,
2.
Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai
hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan
unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B,
Cl,dll),
3.Secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme)
yang berpartisipasi dalam penyedaiaan hara tersebut dan zat-zat
aditif (pemicu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,
4.Ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas
tanah untuk menghasilan biomass dan produksi, baik tanaman
pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

Atas dasar definisi ini, maka tanah sebagai media


tumbuh mempunyai 4 fungsi :
1.
Tempat tumbuh dan berkembangnya
perakaran yang mempunyai 2 peran utama, yaitu
:
a.
Penyokong tegak-tumbuhnya trubus
(bagian atas tanaman), dan
b.
Sebagai penyerap zat-zat yang
dibutuhkan tanaman.
2.
Penyedia kebutuhan primer tanaman
untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya,
baik selam pertumbuhan maupun untuk
berproduksi, meliputi air, udara, dan unsur hara;

3.Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam


menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi
zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora
tanah, seperti :
a.
Zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin dan asam-asam
organik khas),
b.
Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagi anti hamapenyakit di dalam tanah, dan
c.
Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam
penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat
toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industri berbahaya,
serta
4.
Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena
terlibat langsung atau tidak langsung dalam penyediaan
kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang
berdampak negatif karena merupakan hama-penyakit tanaman.

B. Susunan Utama Tanah


Tanah terdiri dari 4 komponen utama, yaitu
bahan padatan (mineral dan bahan organik), air
dan udara tanah. Berdasarkan volumenya, maka
tanah secara umum terdiri dari : (1) 50%
padatan, berupa 45% bahan mineral dan 5%
bahan organik, dan (2) 50% ruang pori, berisi
25% air dan 25% udara (Gambar 1) :
Bahan
Organik
5%
Udara
25%
Air
25%

Mineral
45%

Komposisi ini berbeda antar tanah,


seperti tanah gambut, 100% ruang
porinya terisi air atau tanah kering
ruang pori terisi air hanya sekitar
15 20%

Secara alamiah proporsi susunan tanah ini sangat tergantung


pada:
1.Ukuran partikel penyusun tanah, makin halus berarti makin
padat tanah, ruang porinya juga akan menyempit, sebaliknya jika
ukuran partikel semakin besar,
2.Sumber bahan organik tanah, tanah bervegetasi akan
mempunyai bahan organik tanah tinggi, sebaliknya pada tanah
tanpa vegetasi,
3.Iklim, terutama curah hujan dan suhu, saat hujan dan
evaporasi rendah, maka proporsi air lebih tinggi dan udara
rendah, sebaliknya pada saat tidak hujan dan evaporasi tinggi,
4.Sumber air, tanah yang berdekatan dengan sungai akan lebih
banyak mengandung air ketimbang yang jauh dari sungai.

C. Tanah sebagai Sumberdaya


Sesuai fungsinya sebagai tempat berjangkarnya akar, tanah
merupakan sumberdaya. Produktifitas lahan didefinisikan
sebagai kemampuan tanaman yang diusahakan dalam suatu areal
berluasan tertentu di bawah suatu manajemen lahan yang
menghasilkan produksi dalam periode tertentu, yang dinyatakan
salam satuan bobot per satuan luas per satuan waktu.
Produktifitas lahan merupakan suatu konsep, yang ditentukan
oleh : (1) masukan (sistem manajemen tertentu), (2) keluaran
(hasil), dan (3) tipe tanah. Melalui suatu perhitungan biaya dan
harga, maka diperoleh keuntungan.

D. Sejarah Perkembangan Ilmu Tanah


-. Perkembangan ilmu tanah masih belum diketahui secara jelas,
-. Xenopon (234 149 SM), dianggap orang pertama yang
melaporkan hasil catatannya tentang pengaruh pembenaman
sisa-sisa tanaman kacang-kacangan ke dalam tanah.
Xenopon melaporkan jika rumput-rumputan (terdiri dari
jenis kacang-kacangan) itu dibenamkan ke dalam tanah, maka
mereka akan menyuburkan tanah, sama seperti pemakaian
kotoran binatang juga,
-.
Cato (234 149 SM), menulis dalam buku penuntun
praktek pentingnya sistem pergiliran tanaman, penanaman
leguminose untuk perbaikan kesuburan tanah, penggunaan
pupuk kandang dalam pertanian. Cato pula dianggap orang
pertama yang mengklasifikasikan lahan menurut tanaman yang
cocok untuk suatu tanaman,
-.
Percobaan van Helmont . . . .

Anda mungkin juga menyukai