Anda di halaman 1dari 15

E

G
N
I
N

S
I
IT

P R E S E N T E D BY :
O C TAV I A L I N N K A R U N D E N G

DEFINISI
-Meningitis

adalah peyakit yang terjadi


akibat adanya infeksi meninges atau yang
lebih dikenal dengan selaput yang
melindungi sistem saraf pusat pada tubuh
manusia
-Meningitis adalah peradangan pada
selaput meningen,cairan serebrospinal
dan spinal column yang menyebabkan
infeksi pada sistem saraf pusat

ETIOLOGI
-Bakteri : Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus

pneumoniae, Neisseria meningitis, streptococus


hamolyticuss, staphylococcus aureus, haemophilus
influenzae, escherichia coli dll.
-Virus :Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
-Faktor imunologi : Defisiensi Imunoglobulin
-Kelainan sistem saraf pusat : Pembedahan atau Injury
yang berhubungan dengan sistem persarafan

PATOFISIOLOGI
Luka pembedahan injuri
saraf pusat

Kelainan sistem
Bakteri
Pelepasan substansi vasoaktiv

Injuri neuronal
Perubahan permeabilitas sawar darah
Reaksi inflamasi
Hiperemi dan edema
Exudasi pada otak
(Tergantung pada tipe organisme penyebab)

Signs and
Symptoms

Theoretical

Practical

Demam tinggi
mendadak

Sakit kepala parah

Leher kaku

Mual dan Muntah

Kesulitan
berkonsentrasi

Kejang-kejang

Nafsu makan
menurun

Lesu, lemah, letih di


seluruh tubuh

Kesadaran menurun

HISTORY OF PRESENT ILLNESS


Pasien mengalami pusing dirumah selama 5 hari. Kemudian pasien
dibawa ke RS. Budi Mulia Bitung selama 1 minggu dan di diagnosa :
Tipes.
Lalu pasien mengalami penurunan kesadaran dan dirujuk ke RS.
Gunung Maria Tomohon selama 4 hari. Pasien sering mengalami
kejang dan tidak ada perubahan. Kemudian pasien dirujuk ke RSUP.
Kandou Manado dan di bawa ke Ruang IGD dan di Diagnosa :
Meningitis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
-Pemeriksaan Laboratorium
-Pemeriksaan EEG
-CT-Scan
-EKG

MEDICATION
1.
2.
3.
4.
5.

Azytromicyn
Hepamax
Sistenol
Ranitidin
Isoniazid

DIAGNOSA :
Perubahan perfusi jaringan serebral b/d
Vasopasme serebral (Edema serebral )
Tujuan : Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/
membaik, fungsi kognitif dan motorik / sensorik setelah
6 jam tindakan keperawatan.

Intervensi :
1. Mengobrservasi keadaan umum pasien dan Vs
pasien
2. Pantau status neurologis sesering mungkin
3. Catat perubahan dalam penglihatan
4. Kaji fungsi bicara (jika pasien sadar)
5. Atur posisi kepala
6. Pertahankan lingkungan yang tenang
7. Kaji kegelisahan peka rangsangan dan serangan
kejang
8. Berikan O2 sesuai indikasi

Rasional :
1. Mengetahui perkembangan umum pasien
2. Mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran dan
potensi peningkatan tekanan intrakranial.
3. Untuk mengetahui lebih spesifik bagian otak yang
terkenah trauma
4. Merupakan indikator dari lokasi gangguan serebral
dan penurunan peningkatan tekanan intrakranial
5. Menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan
perfusi serebral
6. Untuk meningkatkan kenyamanan pasien
7. Untuk mengurangi tekanan intrakranial
8. Merupakan indikasi adanya fritasi meninggal

PERAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS MENINGITIS PADA FRAKTUR BASIS KRANII


Tjokora GB Mahadewa, Sri Maliawan, AA Raka Sudewi
Departement Neurologi FKUI/ RS Cipto Mangunkusumo
2 Januari 2012
Tujuan : menyajikan ulasan kritis terhadap penanganan fraktur basis kranii untuk menentukan
perlu tidaknya penggunaan antibiotika sebagai pencegahan meningitis
Metode : Metaanalisis terhadap artikel-artikel terpublikasi di PubMed dan Medscape tahun 19692010 pada subyek dengan penggunaan antibiotika untuk meningitis pada pasien dengan
fraktur basis kranii.
Hasil : Terdapat 17 dari 94 artikel di pub-Med (1969-2010) dan 5 dari 619 artikel di Medscape
(tahun 2000-2010) , yang relavan pada penelitian ini. Dilaporkan 2471 pasien yang
diklasiikasikan menurut tipe penelitian, penggunaan anti biotika Profilaksis, adanya fistula
CSS dan angka infeksi. Hanya 2 dari 9 penelitian yang dilaporkan mempunyai perbedaan
bermakna antara kelompok antibiotika profilaksis dengan yang tidak, dengan angka infeksi
bervariasi antara 2,5-34%.
Kesimpulan : Antibiotika profilaksis tidak bermakna menurunkan resiko meningitis dan tetap
kontroversi. Penggunaan antibiotika spektrum luas di pilih secara spesifik berdasarkan data
bakteriologis dan harus diberikan dosis tinggi dan jangka pendek untuk menurunkan
meningitis.

REFERENSI
Nursing Begin.com/askep.meningitis.com
www.medkes.com>penyakit otak
https://patofisiologiwordpress.com/2010/12/01/meningitis
Marilyn E Doenges,Mary Frances,Moor House,Alice G Geisster.Asuhan
Keperawatan Edisi 3
https://www.neurona.web.id./paper-detail.do ? id=799

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai