Anda di halaman 1dari 57

LUKA BAKAR

Ikrar Rananta
Timotius Kevin NS
Jesslyn
FelixDiana
Fatma
Eurika Lawrence
Ibrena F Sitepu
M. Ihsan
BorisNst
William
Omar
Brata
Tama Unsandy

DEFINISI

Bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan ,


disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik,
dan radiasi.
Jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi yang memerlukan
penatalaksanaan khusus sejak awal (fase
syok) sampai fase lanjut.

ETIOLOGI
Thermal burn

Chemical burn
Luka Bakar
Electrical burn

Radiation exposure

KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Derajat I
Kerusakan

terbatas
pada bagian
epidermis
Kulit kering,
eritema
Nyeri
Tidak ada bula

Derajat II
Meliputi

epidermis dan
sebagian dermis

Terdapat
Ada

proses eksudasi

bula

Dasar

luka berwarna
merah/pucat

Nyeri

Derajat III
Kerusakan

meliputi seluruh
dermis dan lapisan yg lebih dalam

Tidak
Kulit

ada bula

berwarna abu-abu dan pucat

Kering
Terdapat
Tidak

eskar

nyeri

LUAS LUKA BAKAR


Beberapa metode untuk menentukan luas
luka bakar:

Estimasi menggunakan luas permukaan


palmar pasien. Luas telapak tangan = 1% luas
permukaan tubuh.

Rumus 9 atau rule of nine


untuk orang dewasa

Luas kepala dan leher, dada,


punggung, pinggang dan
bokong, ekstremitas atas
kanan, ekstremitas atas kiri,
paha kanan, paha kiri,
tungkai dan kaki kanan,
serta tungkai dan kaki kiri
masing-masing 9%.
Daerah genitalia = 1%.

Pada anak dan bayi


digunakan rumus lain
karena luas relatif
permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan luas
relatif permukaan kaki
lebih kecil.
Rumus

10 untuk bayi
Rumus 10-15-20 untuk anak.

PEMBAGIAN LUKA BAKAR

Luka bakar berat (major burn)

Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah


10 tahun atau di atas usia 50 tahun
Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki,
dan perineum

PEMBAGIAN LUKA BAKAR

Luka bakar berat (major burn)

Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)


tanpa memperhitungkan luas luka bakar
Luka bakar listrik tegangan tinggi
Luka bakar disertai dengan trauma lainnya
Pasien-pasien dengan resiko tinggi

Luka bakar sedang (moderate burn)

Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa,


dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia <
10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka
bakar derajat III kurang dari 10 %
Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum

Luka bakar ringan

Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa


Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

PATOFISIOLOGI

Kulit yang terpajan suhu tinggi rusak &


permeabilitas
Permeabilitas edema bula yang mengandung
banyak elektrolit volume cairan intravaskuler
Kerusakan kulit akibat luka bakar cairan
akibat penguapan yang berlebihan, masuknya
cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar
derajat II, dan pengeluaran cairan dari keropeng
luka bakar derajat III.

Edema
mukosa
orofaring &
laring s/d
membran
alveoli

Kontak
dengan
agen kausal

Inflamasi
mukosa,
hipersekresi
Disrupsi, silia
mukosa
nekrosis
kemudian
lepas
(sloughing
mucosa)

Terbentuk
fibrin dan
atau partikel
karbon
bereaksi
dengan
sekret
membentuk
cast (mucus

Obstruksi
(jarang
dijumpai,
terjadi 8
jam pasca
cedera)

Obstruksi
lumen
(lebih sering
dijumpai,
terjadi pada
hari ke-2 s/d 4
pasca cedera)

Gejala
berupa
suara
serak/stridor
, sulit
bernafas,
gelisah
(hipoksik)

Clinical Lung Injury


Alveolar Epithelial
Damage

Endothelial damage
Platelet agrgegation

Type II
pneumocyte
damage

Decrease
surfactant
production
Atelectasis and
Impaired lung
compliance

Release of neutrophil chemotactic


aggregation
Neutrophil aggregation and release of
mediator:
- Oxygen Radicals
- Proteolytic enzymes
- Arachidonic Acid Metabolites
- PAF
Alveolocapilary membrane permeability
Exudation of fluid protein. RBCs into
interstitium
Pulmonary edema and hemorrhage with
severe impairment of alveolar ventilation
Right to left shunt, hyaline membrane
formation, and finally fibrosis
Acute respiratory failure

Complement (C5a)
Activation
Endotoxin
Macrophage
mobilization
Release of cytokines
(TNF, IL-1)
Vasocontriction
Decreased flow to
selected areas
V/Q Mismatching

Scheme of ARDS !!

Cedera Panas
Edema
Kehilangan Epitel Hipermetabolism
Syok

Malnutrisi

Imunosupresi

Paru

Ginjal

Usus

Insuf.
Paru

ARF

Ileus

ARDS

ATN

Kehilangan protein

Transl. Bakteri

Infeksi Luka

Sepsis
MODS
Kematian

FASE LUKA BAKAR


Fase

awal, fase akut, fase syok

Gangguan

pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau trauma


multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan
cairan elektrolit, syok hipovolemia.

Fase

setelah syok berakhir, fase sub akut

Systemic

Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system Organ


Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.

Fase

lanjut

Berlangsung

setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan.


Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut
hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain

FASE LUKA BAKAR


Fase

awal, fase akut, fase syok

Gangguan

pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau trauma


multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan
elektrolit, syok hipovolemia.

Fase

setelah syok berakhir, fase sub akut

Systemic

Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system Organ


Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.

Fase

lanjut

Berlangsung

setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan.


Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik,
kontraktur dan deformitas lain

PEMBAGIAN ZONA KERUSAKAN JARINGAN


Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang
lsg mgalami kerusakan)
Zona statis

Daerah yang berada disekitar zona koagulasi


Kerusakan endotel p. darah, trombosit,
leukosit gangguan perfusi (no flow
phenomena) --> perubahan permeabilitas
kapiler dan respon inflamasi lokal
12-24 jam pasca cedera

Zona hiperemi
Daerah

diluar zona statis


Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Zona hiperemi

Daerah diluar zona statis


Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis
Dermis

Jaringan Sub-Kutis

Zona Koagulasi
Zona Statis
Zona Hiperemi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah


Urinalisis
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
Analisis gas darah
Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis SIRS dan MODS

TATALAKSANA RESUSITASI

Tatalaksana resusitasi jalan nafas:

Intubasi
Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan morbiditas
lebih besar dibanding intubasi)
Pemberian oksigen 100%
Perawatan jalan nafas
Penghisapan sekret (secara berkala)
Pemberian terapi inhalasi
Bilasan bronkoalveolar
Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki kompliansi paru

TATALAKSANA RESUSITASI CAIRAN

Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.


Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:
Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan
setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan
setengah jumlah cairan hari kedua.

Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8
jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga
diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

TERAPI PEMBEDAHAN PADA LUKA BAKAR

Eksisi dini tindakan pembuangan jaringan nekrosis


dan debris (debridement) yang dilakukan dalam
waktu < 7 hari pasca cedera termis. Untuk
mengatasi kasus luka bakar derajat II dalam dan
derajat III. Tindakan ini diikuti tindakan
hemostasis dan juga skin grafting (dianjurkan
split thickness skin grafting).
Eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi
fasial

SKIN GRAFTING

Tujuan dari metode ini:

Menghentikan evaporate heat loss


Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi
sesuai dengan waktu
Melindungi jaringan yang terbuka

Teknik mendapatkan kulit pasien secara


autograft dapat dilakukan secara split
thickness skin graft atau full thickness skin
graft

SKIN GRAFTING

Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor, kulit donor


tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang lubang
pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan
perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 : 6) dengan
mesin. mess grafting.
Ketebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang
akan dilakukan grafting, usia pasien, keparahan luka dan
telah dilakukannya pengambilan kulit donor sebelumnya.
Pengambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin
dermatome ataupun dengan manual dengan pisau
Humbly atau Goulian.

SKIN GRAFTING

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan


penyatuan kulit donor dengan jaringan yang mau
dilakukan grafting adalah:

Kulit donor setipis mungkin


Pastikan kontak antara kulit donor dengan bed (jaringan
yang dilakukan grafting), hal ini dapat dilakukan dengan
cara :

Cegah gerakan geser, baik dengan pembalut elastik (balut tekan)


Drainase yang baik
Gunakan kasa adsorben

PROGNOSIS

Prognosis dan penanganan luka bakar tergantung:

Dalam dan luasnya permukaan luka bakar


Penanganan sejak awal hingga penyembuhan
Letak daerah yang terbakar
Usia dan keadaan kesehatan penderita
Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien.
Penyulit yang timbul pada luka bakar: gagal ginjal
akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis, serta parut
hipertrofik dan kontraktur.

STATUS PASIEN

IDENTITAS
Nama

: Toni Cahaya
Gender
: Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 14 Juni 1981
Umur : 35 tahun
Agama: Islam
MR
: 67.98.80
Alamat
: Jl. Mangaan IV LK II No 38, Kec Medan Deli.
Pekerjaan: Pegawai Swasta
Pendidikan
: Tamat SMA
Suku : Melayu

ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : LUKA BAKAR DI DAGU, KEDUA PERGELANGAN TANGAN, DAN

KEDUA KAKI

TELAAH : HAL INI DIALAMI PASIEN SEJAK 4 JAM SEBELUM MASUK RUMAH SAKIT (4 JULI 2016),
SEBELUMNYA RUMAH PASIEN TERBAKAR DIKARENAKAN KOMPOR MINYAK YANG MELEDAK DI
DALAM RUMAH SETELAH ISTRINYA MENUANGKAN MINYAK KE DALAM KOMPOR TANPA MEMATIKAN
API KOMPOR TERSEBUT. KEMUDIAN PASIEN BERUSAHA MENYELAMATKAN ISTRINYA YANG TERKENA
LUKA BAKAR SEHINGGA PASIEN JUGA TERKENA LUKA BAKAR. PASIEN TIDAK TERKURUNG DI DALAM
RUANGAN. SESAK NAFAS, PUSING, MUAL, MUNTAH TIDAK DIJUMPAI. NYERI DAN PANAS PADA LUKA
DIJUMPAI. PASIEN KEMUDIAN DIBAWA KE RUMAH SAKIT MITRA SEJATI DAN DILAKUKAN PENCUCIAN
LUKA SERTA PEMBERIAN OBAT SUNTIK (ANTIBIOTIK, ANALGETIK, ATS/TT), KEMUDIAN DIRUJUK KE
RSHAM UNTUK PENANGANAN LEBIH LANJUT. DI RSHAM PASIEN SUDAH MENJALANI 6 KALI
DEBRIDEMENT.
RPT
RPO

: TIDAK JELAS
: ANTIBIOTIK, ANALGETIK, ATS/TT

PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA
MATA: PUPIL ISOKOR, REFLEKS CAHAYA (+/+), KONJUNGTIVA
PALPEBRA INFERIOR PUCAT (-/-)
TELINGA/ HIDUNG/ MULUT: LUKA BAKAR DI KEDUA TELINGA
LEHER : TVJ R-2 CMH2O
TORAKS : SP : VESIKULER ST: ABDOMEN : SOEPEL, PERISTALTIC (+) NORMAL
EKSTREMITAS : SUPERIOR : LUKA BAKAR PADA KEDUA
PERGELANGAN TANGAN
INFERIOR : LUKA BAKAR PADA KEDUA KAKI
ANOGENITAL : LAKI-LAKI, TIDAK DIJUMPAI KELAINAN

STATUS PRESENS
Kesadaran

:ComposMentis
TekananDarah :100/70mmHg
HR
:112x/menit
RR
:20x/menit
Temperatur :36,7oC

PEMERIKSAAN FISIK
PRIMARY SURVEY
AIRWAY
: BEBAS, BULU HIDUNG TIDAK TERBAKAR
BREATHING : SPONTAN, FREKUENSI NAFAS 20X/MENIT,
REGULER,
KEDALAMAN CUKUP
CIRCULATION : AKRAL HANGAT, CRT < 2, TD 100/80
MMHG, FN
112X/MENIT, SUHU AFEBRIS
DISABILITY : KESADARAN COMPOS MENTIS, KEJANG (-),
PUPIL BULAT
ISOKOR 3MM, REFLEKS CAHAYA (+/+)
EXPOSURE : LOG ROLL DAN UNDRESS

SECONDARY SURVEY:
KEPALA :
RAMBUT : RAMBUT TERBAKAR (+)
MATA : PUPIL ISOKOR 3MM, REFLEKS CAHAYA (+/+),
KONJUNGTIVA PALPEBRA INFERIOR PUCAT (-/-), SKLERA IKTERIK
(-/-)
TELINGA/ HIDUNG/ MULUT: DALAM BATAS NORMAL
DAGU : DIJUMPAI LUKA BAKAR GRADE IIA SEBESAR 2%,
BULA(+)
LEHER
: TVJ R-2 CM H2O
TORAKS
INSPEKSI : SIMETRIS FUSIFORMIS
PALPASI : STEM FREMITUS KANAN=KIRI, KESAN NORMAL
PERKUSI : SONOR PADA KEDUA LAPANGAN PARU
AUSKULTASI : SUARA PERNAPASAN VESIKULER, SUARA TAMBAHAN (-)

ABDOMEN
INSPEKSI : SIMETRIS
PALPASI : SOEPEL
PERKUSI : TIMPANI
AUSKULTASI : PERISTALTIK (+) NORMAL
EKSTREMITAS :
SUPERIOR : PADA KEDUA TANGAN DIJUMPAI LUKA BAKAR GRADE IIB SEBESAR 6%
DENGAN DASAR LUKA KEMERAHAN, BULA (-)
INFERIOR :
KANAN : DIJUMPAI LUKA BAKAR GRADE IIB-III SEBESAR 18%,
WARNA KEHITAMAN
KIRI : DIJUMPAI LUKA BAKAR PADA CRURIS INFERIOR GRADE
IIB-III SEBESAR 4,5%
ANOGENITAL: LAKI-LAKI, ANUS DIJUMPAI

STATUS LOKALISATA
FLAME BURN PADA DAERAH DAGU, KEDUA PERGELANGAN TANGAN DAN KEDUA KAKI.

FLAME BURN GRADE II-III 31 % O/T FACE, AND BOTH HAND, AND BOTH LOWER EXTREMITY

Status Lokalisata
Head / Face:
-flame burn grade IIa 5% o/t
Cheek
-Rambut terbakar (+)
-Alis mata terbakar (-)
-Bulu hidung terbakar (-)
-Jelaga pada hidung (-)
-Suara serak (-)
-Bullae (+)

Ekstremitas atas:
flame burn grade IIa,
4 % o/t (R) Manus
bula (-)
eritema (+)

Ekstremitas atas:
flame burn grade IIa
, 4% o/t (L) Manus
bula (-)
eritema (+)

flame burn grade IIB-III 9%


o/t (R) Lower extremity

flame burn grade IIB-III


9%

FOTO KLINIS(15-08-2016)

DIAGNOSA KERJA
FLAME BURN GRADE II-III 31 % O/T
FACE, AND BOTH HAND, AND BOTH
LOWER EXTREMITY


PENATALAKSANAAN
IVFD RL
RESUSITASI CAIRAN :
BAXTER = 4 X BB X % LUKA BAKAR = 4 X 60KG X 30,5%
= 7.320 ML/24 JAM
1. HARI PERTAMA:
- 8 JAM PERTAMA 3.660 ML.
- 16 JAM KEMUDIAN 3.660 ML.
2. HARI KE-2: CAIRAN HARI PERTAMA = 3.660 ML/24 JAM.
3. HARI KE-3 CAIRAN HARI KEDUA = 1.830 ML/24 JAM.
CEFTAZIDIME 1 GRAM/12 JAM
INJ KETOROLAC 30 MG/8 JAM
INJ RANITIDINE 50 MG/12 JAM
INJ TETAGRAM 250 IU
DEBRIDEMENT

FOLLOW UP
P
Tanggal

A
Terapi

03/08/201606/08/2016

Nyeri di daerah luka bakar (+)

Sens : Compos Mentis


TD : 110/70 mmHg,
HR : 80 x/menit,
RR : 20 x/menit, T 36.8C
Luka terawatt dan tertutup
verban.
Mata :
- konj. Anemis -/- Sklera ikterik -/Leher :
-JVP R-2 cm H2O
Thorak
-SP : Vesikuler
-ST : Rh -/Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : Edema (-/-)

Flame Burn Grade II-III 30,5% - Tirah Baring


post debridement + skin graft - DIET MB
- IVFD RL 20 gtt/i
- ceftriaxon 1gr/12jam
- Inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 15 mg/12 jam

Rencana

FOLLOW UP
P
Tanggal

A
Terapi

07/08/201613/08/2016

Nyeri di daerah luka bakar (+)

Sens : Compos Mentis


TD : 120/90 mmHg,
HR : 82 x/menit,
RR : 20 x/menit, T :36.6C
Mata :
- konj. Anemis -/- Sklera ikterik -/Leher :
-JVP R-2 cm H2O
Thorak
-SP : Vesikuler
-ST : Rh -/Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : Edema (+/-)

Flame Burn Grade II-III 30,5% - Tirah Baring


post debridement + skin graft - IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 15 mg/12 jam
- Inj. Ceftriaxone 1 mg/12jam

Rencana

FOLLOW UP
P
Tanggal

A
Terapi

14/08/2016

Demam (-)

Sens : Compos Mentis


TD : 120/80 mmHg,
HR : 84 x/menit,
RR : 20 x/menit, T :36.6C
Abdomen :
Mata :
- konj. Anemis -/- Sklera ikterik -/Leher :
-JVP R-2 cm H2O
Thorak
-SP : Vesikuler
-ST : Rh -/Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : Edema (-/-)

Flame Burn Grade II-III 30,5% - Tirah Baring


post debridement + skin graft - IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 15 mg/12 jam
- Inj. Ceftriaxone 1 mg/12jam

Rencana
- Rencana kultur pada tgl 15
agustus 2016

FOLLOW UP
P
Tanggal

A
Terapi

16/08/2016

Sens : Compos Mentis


TD : 120/80 mmHg,
HR : 76 x/menit,
RR : 20 x/menit, T :36.8C
Abdomen :
Mata :
- konj. Anemis -/- Sklera ikterik -/Leher :
-JVP R-2 cm H2O
Thorak
-SP : Vesikuler
-ST : Rh -/Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : Edema (+/-)

Flame Burn Grade II-III 30,5% - Tirah Baring


post debridement + skin graft - IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 15 mg/12 jam
- inj ceftriaxon 1mg/ 12jam

Rencana
-

Kultur pus
Transfusi prc 2 bag

PEMBAHASAN
Kejadianlukabakarpaling

seringterjadidirumah,
denganaktivitasmemasak
sebagaifaktorpenyebab
palingumum.Orang
dewasabaikpriamaupun
wanitabiasanya
mengalamilukabakarsaat
beradadirumah,diluar
rumah,maupunsaatkerja.
Teori

Halinidialamioleh
pasiensaatistripasien
menuangkanminyakke
dalamkomportanpa
mematikanapiyang
kemudianterjadi
ledakandarikompor
tersebut.

Kasus

TraumaTermaldapatdisebabkanoleh
berbagaihalseperti:

Airmendidih(scalds).Hingga70%luka
bakarpadaanakdisebabkanairpanas.Air
mendidihmenyebabkanlukabakarderajat
IIahinggaderajatIIb.

Api(flame).Seringberhubungandengan
traumainhalasi.Biasanyamenyebabkan
traumaderajatIIbatauderajatIII.

Kontakbendapanas(contact).Biasanya
terjadipadapasienepilepsi,akibat
pengaruhalkoholatauobat-obatan
terlarang,ataupadakecelakaandiarea
industri.Jugaseringpadapasientua
denganpenurunankesadaransehingga
menyebabkankontakdenganobjekpanas.
Kontaktersebutbiasanyamenyebabkan
lukabakarderajatIIbatauderajatIII.

Padapasien,lukabakarterjadi
karenakoboranapiketubuhpasien
padasaatpasienmemegangistrinya
yangsedangterbakardanberusaha
untukmemadamkanapiditubuhistri
pasien.Pasienmengalamiflame
burnderajatII-III.

Pertolonganpertama
padakasusadalah
PrimarySurvey
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Exposure

PasientibadiIGDdengan:
A:Airwayclear,buluhidung

tidakterbakar
B:Nafasspontan,RR:20x/i
C:Akralhangat,CRT<2,TD
100/80mmHg,HR:112x/menit
D:kesadarancomposmentis,
kejang(-),pupilbulatisokor
3mm,reflekscahaya(+/+)
E:Undress,logroll

Antibiotiksistemik
spektrumluas
diberikanuntuk
mencegahinfeksidan
pemberiananalgetik
yangadekuatuntuk
menguranginyeri.

PasiendiberikanInj.
Ceftazidime1gr/12
jam,Ketorolac30mg/8
jamdanInj.Tetagram
250IU.

Anda mungkin juga menyukai