Anda di halaman 1dari 54

Influence of

Hormones on Skeletal
Muscle
dr. Mirna Iskandar
Blok 1.2 | Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan
Penyokong
Kamis, 6 Desember 2012

Learning Objectives
Mahasiswa mereview kembali
struktur dan karakteristik otot,
terutama otot rangka
Mahasiswa mampu menjelaskan
pengaruh hormonal terhadap
perkembangan otot
Mahasiswa mampu menjelaskan
mengenai atrofi dan hipertrofi

Muscle Tissue
Jaringan yang terdiri atas sel-sel yang telah
berdiferensiasi untuk fungsi kontraktilitas
(contractile; mampu berkontraksi)
Di dalam jaringan tersebut terdapat:
mikrofilamen dan protein-protein terkait untuk
memungkinkan kontraksi terjadi
Berkembang dari jaringan mesoderm lalu
berdiferensiasi lebih jauh menjadi tiga jenis otot
utama yang strukturnya berbeda-beda sesuai
fungsi fisiologisnya, yaitu:
Otot rangka/otot lurik (skeletal/striated muscle)
Otot jantung (cardiac muscle)
Otot viseral/otot polos (visceral/smooth muscle)

Otot dan Jaringan Ikat


Sekitarnya
Tiga lapis jaringan ikat:
Epimysium: menyelubungi seluruh berkas
otot
Perimysium: menyelubungi kelompokkelompok serat otot (muscle fibers) yang
terdiri atas sekitar 10-100 fiber muscle
fibers terpisah menjadi fascicles (fasikulus)
Endomysium: memisahkan masing-masing
muscle fiber
Epimysium, perimysium, dan endomysium
strukturnya kontinu dengan tendon

Muscle and Its Sheaths

Fascicle

Fiber

Muscle Tissue
Otot rangka berfungsi untuk
bergerak dan dapat
dikendalikan secara sadar
(voluntary muscles)
Otot jantung dan otot viseral
tidak dapat dikendalikan secara
sadar, dan diatur oleh sistem
saraf otonom
Otot adalah jaringan yang
terdiri atas protein-protein

Histologi Otot Rangka

Histologi Otot Rangka

Histologi Otot Jantung

Histologi Otot Jantung

Histologi Otot Polos

Histologi Otot Polos

Contractile Tissue

Contractile Tissue

Neuromuscular Junction

The Neuromuscular
Junction
Site where motor neuron meets the
muscle fiber
Separated by gap called the
neuromuscular cleft

Motor end plate


Pocket formed around motor neuron by
sarcolemma

Acetylcholine is released from the


motor neuron
Causes an end-plate potential (EPP)
Depolarization of muscle fiber

Illustration of the
Neuromuscular Junction

Motor Unit
Yaitu suatu unit yang terdiri
atas sebuah somatic motor
neuron + semua berkas otot
yang distimulasinya.

Motor Unit

Rasio Motor Unit


Otot punggung
1:100

Otot jari
1:10

Otot mata
1:1

Otot paha: 1:300

Muscle Function
All or none law fiber contracts
completely or not at all

o Pituitary hormones: hGH


o Steroids mineralocorticoid: aldosterone
glucocorticoids: cortisol
sex steroids: androgens: testoterone
o Insulin

HORMONES

Growth Hormone (GH)


Disekresikan pada masa kanak-kanak dan terus
meningkat seiring pertumbuhan perlahan
turun setelah masa remaja (adolescence)
Promotes growth of the entire body by affecting
protein formation, cell multiplication, and cell
differentiation.
It causes growth of almost all tissues of the body
that are capable of growing.
It promotes increased sizes of the cells and
increased mitosis, with development of greater
numbers of cells and specific differentiation of
certain types of cells such as bone growth cells
and early muscle cells.

Growth Hormone (GH)


Disekresikan oleh kelenjar
hipofisis anterior (anterior
hypophyseal/pituitary gland)
Yang disekresikan secara alami:
human growth hormone (hGH)
Bisa diambil dari spesies lain,
atau disintesis dengan bantuan
Escherichia coli

Growth Hormone (GH)


Main effect: cause growth.
Metabolic effects:
Increased rate of protein synthesis in most
cells of the body; (termasuk otot yang terdiri
terutama atas protein)
Increased mobilization of fatty acids from
adipose tissue, increased free fatty acids in
the blood, and increased use of fatty acids
for energy; (sangat berguna selama usia
bertambah)
Decreased rate of glucose utilization
throughout the body. Thus, in effect, growth
hormone enhances body protein, uses up fat
stores, and conserves carbohydrates.

Growth Hormone (GH)


Growth Hormone Promotes Protein Deposition
in Tissues (deposit: tumpukan)
Penumpukan ini tidak diketahui pasti
mekanismenya. Beberapa kemungkinan:
1. Amino Acid Transport melalui membran sel
menjadi lebih baik
2. Peningkatan translasi RNA Cause Protein
Synthesis by the Ribosomes
3. Increased Nuclear Transcription of DNA to
Form RNA
4. Decreased Catabolism of Protein and Amino
Acids (reputasi sebagai "protein sparer)

Growth Hormone (GH)


Summary
Growth hormone enhances
almost all facets of amino acid
uptake and protein synthesis
by cells, while at the same time
reducing the breakdown of
proteins.

Aldosterone
Merupakan mineralokortikoid yang
disekresikan kelenjar adrenal
Menjaga keseimbangan elektrolit
dalam tubuh.
Bila kurang atau tidak ada:
konstentrasi ion kalium di cairan
ekstraseluler , kadar natrium dan
klorida dalam tubuh dengan cepat,
volume cairan ekstra sel dan volume
darah .

Aldosterone
Selain berada dalam cairan
ekstrasel, kalium juga berperan
dalam kontraksi otot.
Terlalu sedikit hipokalemia
muscle weakness (all muscles)
Terlalu banyak hiperkalemia
cardiac toxicity (kontraksi
dan denyutan tidak teratur
pompa tidak efektif)

Cortisol
Effects of Cortisol Carbohydrate Metabolism,
yang utama adalah menstimulasi
glukoneogenesis (pembentukan karbohidrat
dari substansi lain oleh hepar)
Known for increasing the rate of
gluconeogenesis as much as 6- to 10-fold.
Tw0 effects:
Increases the enzymes required to convert
amino acids into glucose in the liver cells.
Causes mobilization of amino acids from the
extrahepatic tissues (terutama diambil dari
otot).

Cortisol
Extreme imbalances:
Terlalu tinggi: otot sangat
lemah; gula darah sangat tinggi
(adrenal diabetes)
Terlalu rendah: tubuh secara
umum kekurangan energi
apabila dalam keadaan kurang
asupan karbohidrat, misalnya
puasa

Insulin
Pada dasarnya meningkatkan produksi asam
amino (mengaktivasi ribosom untuk translasi)
dan mencegah degradasi protein
Menyimpan kelebihan glukosa, asam amino,
dan asam lemak ke dalam jaringan
Bila cadangan glukosa (dalam bentuk
glikogen) disimpan dalam jaringan otot, maka
saat otot butuh energi, substansi yang
digunakan untuk menghasilkan ATP adalah
glikogen tersebut
Secara tidak langsung tidak
menghabiskan asam amino

Insulin
Bila insulin terlalu rendah,
mekanisme penyimpanan
protein serta-merta berhenti:
terjadi katabolisme protein
menjadi asam amino, asam
amino di dalam darah baik dari
makanan maupun dari
katabolisme tersebut meningkat
extreme weakness
kerusakan sistem organ

Insulin & Growth


Factor?
Sama-sama meningkatkan
transport asam amino ke dalam
sel, tetapi asam amino yang
berbeda
Sama-sama mendorong
pertumbuhan secara umum,
termasuk otot

Testosterone
Sel Leydig pada testis menghasilkan
beberapa androgen. Yang paling utama
adalah: testosterone, dihydrotestosterone,
dan androstenedione.
Setelah masuk masa pubertas, testosterone
yang dieksresikan akan menghasilkan
karakteristik pria sekunder, di antaranya
massa otot yang meningkat sampai 50%
Ditemukan beberapa bukti bahwa ada
banyak juga penumpukan protein di tempattempat lain selain otot, misalnya pada
lapisan-lapisan kulit

Taking advantage of
hormones
Anabolic hormones: testosterone,
growth hormone, insulin, insulinlike growth factor (dengan syarat
thyroid hormone cukup) enhance
muscle growth
Catabolic hormones: cortisol,
progesterone bekerja
berlawanan dengan anabolic
hormones
Dalam dunia olahraga, anabolic
hormones (dalam bentuk asli

Female Hormones?
Androgen terdapat dalam
jumlah kecil
Dengan exercise yang sama,
massa otot tidak akan
bertambah seperti pada pria
Progesterone bersifat katabolik

Exercise and Tone


Hypertrophy
Atrophy

Fibers
Slow Oxidative: high capacity,
menggunakan respirasi seluler
(oksidasi, menggunakan
oksigen). Aerobik.
Fast Oxidative-Glycolytic:
intermediate, menggunakan
respirasi seluler (aerobic) dan
juga glycolysis (anaerobic)
Fast Glycolytic: low capacity,
anaerobic cellular respiration

Characteristics of Skeletal
Muscle Fibers

Fiber Types and


Performance
Fast glycolytic: power athletes
Sprinters (cepat, dominan tenaga
anaerobik)

Slow oxidative: Endurance athletes


Distance runners (durasi lebih lama,
dominan tenaga aerobik)

Others
Weight lifters and nonathletes
Have about 50% slow and 50% fast
fibers (seimbang)

Menggunakan FOG secara berkala


juga

Age-Related Changes in
Skeletal Muscle
Aging is associated with a loss
of muscle mass
Rate increases after 50 years of
age

Regular exercise training can


improve strength and
endurance
Cannot completely eliminate the
age-related loss in muscle mass

Exercise dan Efeknya


pada Otot
Jumlah muscle fiber akan bertambah sesuai
dengan jumlah yang paling banyak digunakan
dalam aktivitas atau olahraganya
Jumlah total dari muscle fiber itu sendiri
sebetulnya tidak bertambah, namun beberapa
sifatnya berubah
Pada tipe aerobic exercise, FG perlahan
menjadi FOG tadinya fiber tanpa oksidasi,
menjadi fiber yang aerobic diameter muscle
fiber meningkat jumlah mitokondria
bertambah asupan darah dan kekuatan otot
meningkat.
Misalnya: lari maraton, berenang

Exercise dan Efeknya


pada Otot
Pada tipe strength exercise,
misalnya weightlifting atau
angkat beban kontraksi
harus cepat, kuat, dan tidak
perlu berlangsung lama
ukuran dan kekuatan dari FG
fibers meningkat sintesis dari
thick and thin filaments
meningkat otot membesar
dan menebal

Atrofi
Merupakan penurunan massa otot
mengecil, melemah. Dapat terjadi
karena:
Imobilisasi lama otot tidak
digunakan efek yang terjadi adalah
kebalikan dari efek karena exercise
fibers mengecil dan melemah
Kerusakan neuron di dalam motor
unit tersebut, karena neuropati,
trauma, infeksi, dsb
Penyakit metabolik yang
menyebabkan katabolisme dari

QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai