Anda di halaman 1dari 85

TAKSONOMI INFORMASI

INFORMASI
SPASIAL

NON - SPASIAL

Non- Geographic

CAD/CAM

MANAGEMENT
SYSTEM

Socioeconomic

GIS

Other GIS

Census

Land Information
System (LIS)

NonParcel

Parcel
Based

Sebuah sistem yang berurusan dengan


pengelolaan data dan informasi

Mengapa disebut
SIG?

Karena dalam pengelolaannya


sistim ini melibatkan data dan
informasi Geografis

Apa yang dimaksud dengan data


geografis?
Data

yang memiliki atribut atau


keterangan lokasi geografis
Data yang menerangkan lokasi
geografis

Apa yang dimaksud dengan lokasi geografis?

LOKASI GEOGRAFIS
Adalah kedudukan semua jenis data spasial kebumian
yang posisinya ditentukan dengan pasti di atas
permukaan bumi (data GEOSPASIAL)
Posisi obyek di permukaan bumi
diukur dengan Derajad lintang dan
bujur (,)

Lokasi obyek
pada peta
diukur dengan
koordinat
X dan Y

Pengertian Koordinat (Horisontal)


Koordinat adalah besaran untuk menyatakan letak atau
posisi dalam suatu sistem (referensi) tertentu

Dalam survei dan pemetaan, koordinat atau

posisi atau letak suatu titik dapat dinyatakan


dalam 2-D (dimensi) atau 3-D
yaitu dengan men-spesifikasikan 3 parameter:
Titik Nol (origin) dari sistem koordinat
Orientasi dari sumbu-sumbu koordinat
Besaran (kartesian, curvilinier) yang
digunakan untuk mendefinisikan posisi dalam
sistem koordinat tersebut.
8

BENTUK BUMI
SEPERTI APA
BENTUK
BUMI?
BENTUKNYA TIDAK
BERATURAN

Secara matematik, bumi di


modelkan dengan suatu
elipsoid yang dipilih
(given)
9

KOORD. GEOGRAFIS

B
*P

Meridian
Greenwich

Equator

L = Lintang

B = Bujur

Posisi Koordinat Geografis

*P

*Q

1010 28 15 T

00 50 10 U

1010 38 25 T

00 40 32 U

Posisi Koordinat UTM

75000
m

*P

80000m

*Q

775000

780000

Sistem Elipsoid (Geodetik)


Dinyatakan dalam lintang (), bujur () dan tinggi elipsoid (h)

Lintang ():
Sudut yang dibentuk
antara garis normal titik
yang bersangkutan
dengan bidang ekuator.
Mempunyai nilai antara
00 (di equator) s.d. 900 (di
kutub)
Nilai lintang pada
belahan bumi Utara
bertanda positif (+)
Nilai lintang pada
belahan bumi Selatan
bertanda negatif ()
14

Sistem Elipsoid (Geodetik)

.lanjutan

Dinyatakan dalam lintang (), bujur () dan tinggi elipsoid (h)

Bujur ():
Sudut yang dibentuk
dari bidang meridian
Greenwich sepanjang
paralel sampai ke titik
yang bersangkutan
Mempunyai nilai antara
00 s.d. 1800
Kearah Timur dari
meridian Greenwich
disebut Bujur Timur
(BT)
Kearah Barat dari
meridian Greenwich
disebut Bujur Barat
(BB)
15

Sistem Elipsoid (Geodetik)

.lanjutan

Dinyatakan dalam lintang (), bujur () dan tinggi elipsoid (h)

Tinggi elipsoid (h):

Tinggi sepanjang
garis normal
elipsoid sampa
ke titik yang
bersangkutan
Tinggi elipsoid
berbeda dengan
tinggi muka laut

16

Tinggi elipsoid (h)


A

h=H+N

H=Tinggi Ortometrik
N= Undulasi

fisis bumi
geoid MSL (muka laut rata-rata)
elipsoid

TINGGI YANG DIPEROLEH GPS ADALAH TINGGI ELIPSOID,


BUKAN TINGGI DARI MUKA LAUT
17

Kedudukan elipsoid terhadap bumi


Z
bumi

Pusat massa bumi

elipsoi
d

18

Sistem Koordinat Peta


Model Bumi
Secara matematik, bumi di modelkan dengan
suatu elipsoid yang dipilih
Permukaan elipsoid merupakan bidang
lengkung
Permukaan peta merupakan bidang datar
Proses perubahan dari bidang lengkung ke
bidang datar harus dilakukan dengan kaidahkaidah matematik dengan proyeksi peta
19

Proyeksi Peta
Proyeksi Peta adalah
suatu transformasi dari
permukaan bumi (bentuk
lengkung) ke bidang peta
(bidang datar)
Akibat proses proyeksi
peta, maka besaran
koordinatnya akan
disesuaikan dengan
bidang proyeksinya

Bidang elipsoid

Bidang proyeksi

20

Bidang Proyeksi

a. Bidang datar (azimuthal)

c. Kerucut (conic)

b. Silinder (cylindric)
21

PERSINGGUNGAN

Bersinggung (tangent)

Berpotongan (secant)

22

POSISI SUMBU SIMETRI

Normal
Miring

Rebah=transversal

23

PROYEKSI POLIEDER
Karakteristik
Sumbu simetri

Proyeksi Polieder

Bidang proyeksi : Kerucut


Kedudukan sumbu simetri:
Normal
Konform, tangent
Setiap bagian derajat (blad
peta) berukuran 20 x 20
(37 km x 37 km) dibangun
oleh satu bidang kerucut
dengan sistem koordinat
(Xo, Yo) sendiri-sendiri
24

SISTEM REFERENSI KOORDINAT

25

PROYEKSI TRANSVERSE
MERCATOR (TM)

Karakteristik Proyeksi TM

Bidang proyeksi : Silinder


Kedudukan sumbu simetri : Transversal
Konform, tangent
Silinder menyinggung (model) bumi pada satu
meridian tengah
Faktor skala (k) pada meridian tengah = 1
Lebar zone pada proyeksi TM biasanya 3o
Setiap zone mempunyai meridian tengah sendiri
Peta RBI menggunakan Proyeksi TM dengan grid UTM
Peta BPN menggunakan Proyeksi TM dengan lebar
zone 3 derajat

26

PROYEKSI UNIVERSAL TRANSVERSE


MERCATOR (UTM)
Beberapa Ciri Proyeksi UTM
Bidang proyeksi : Silinder
Kedudukan sumbu simetri : Transversal terhadap sumbu bumi
Konform, secant
Bumi dibagi dalam 60 zone dengan lebar setiap zone 6o
Tiap zone diproyeksikan pada 1 silinder
Setiap silinder menyinggung bola (model) bumi pada dua
meridian yang disebut meridian standar
Faktor skala (k) pada meridian standar = 1
Faktor skala (k) pada meridian tengah = 0.9996
Zone 1 terletak pada 180o BB - 174o BB dan selanjutnya ke
arah Timur
Batas paralel :
o
Atas (utara)
: 84 LU
27
o
Bawah (selatan)
: 80 LS

ZONE UTM

28

PEMBAGIAN ZONE UTM


UNTUK WILAYAH INDONESIA
46
80

96

47

102

48

108

49

114

50

120

51

126

52

No. Zone

132

53

138

54
80

40

40

00

00

-40

-40

-80

-80
Skala 1:1.000.000
960

1020

1080

1140

1200

1260

1320

1380

29

Peta dan Informasi keruangan

Peta dasar, berisi informasi berkaitan dengan obyek di permukaan


bumi (alami maupun buatan) yang digunakan secara umum untuk
berbagai kepentingan :garis pantai, ketinggian, jalan, sungai, batas
administrasi, dsb.,contoh : Peta JOG, TOP dan RBI (Rupa Bumi
Indonesia)

Peta tematik, berisi informasi yang spesifik yang dituangkan di

atas peta dasar yang biasanya telah disederhanakan. Contoh : Peta


Penutupan lahan, Peta Perkembangan IUPHHK HA/HT
Peta Turunan adalah peta hasil analisa (spasial) dari beberapa peta
tematik. Contoh : Peta Identifikasi Rehabilitasi Hutan dan
Lahan:Kawasan, Penutupan lahan, DAS dan administarsi; Peta
Kawasan Hutan : Tanah, lereng dan Int.curah hujan

PDTK ..
Seberapa penting peran data dasar dalam SIG ?

Pengertian Umum

Sebuah sistim yang menangani data


dan informasi mengenai objek objek di
permukaan bumi, berikut keterangan
atau atribut yang menyertai objek
tersebut

Pengertian Sistem Informasi Geografis


GO
I
G

Sistem

Informasi Geografis merupakan


sistem informasi yang didukung komputer
yang dapat membuat masukan, manipulasi,
menganalisa dan menayangkan informasi
mengacu geografis yang berguna untuk
menunjang pengambilan keputusan.

e
r
ve
e
N

ro
p
ing
d
n

s
ce

Definisi

Ehler dan Amer (1991)


Seni, ilmu dan teknologi yang berhubungan dengan perolehan,
penyimpanan, proses produksi, presentasi, dan penyebaran
geoinformation

Burrough (1987)
Seperangkat alat untuk mengumpulkan, menyimpan, memanggil sesuai
keinginan, mentransformasi, menayangkan data spasial dari dunia nyata

Cowen (1988)
Decision Support system yang melibatkan integrasi data spasial dalam
menangani masalah lingkungan

Parker (1988)
Sistim teknologi informasi yang menyimpan, menganalisa, dan
menayangkan baik spasial maupun non spasial data

Pekerjaan SIG
Perolehan/

mengumpulkan
Proses produksi/ mengolah
Penyimpanan/ menyimpan
Memanggil kembali
Menganalisa,
Menayangkan hasil olahan

Fungsi SIG

Data apa saja yang dikumpulkan dan bisa


diserap oleh SIG?

Peta Analog/
Citra

Peta Dijital

Satelit (NOAA, Landsat, SPOT, Ikonos, Quickbird)


Data hasil pengukuran lapangan (tegakan pohon,
persil lahan, pemancar selular dst)
Data statistik (contoh Kabupaten dalam Angka)
Video
dst

Apa yang dilakukan SIG dalam


Proses Produksi?

Dijitasi Peta Analog menggunakan meja


dijitiser

Dijitasi on screen peta hasil scan, citra


satelit dan foto udara dijital

Download data hasil pengukuran GPS

Mengisi data spasial hasil dijitasi dengan


atributnya

Bagaimana cara SIG meyimpan data?


Jalan

Sungai

Garis pantai
Land use

Peta Analog

SIG

Jalan

Sungai

Garis pantai

Land use

SIG

Mengapa Atribut diperlukan?


Untuk membedakan atau memberi identitas
pada objek spasial yang digambar

Karena yang digambar oleh komputer bukan objek real


(jalan, sungai, persil lahan/ bangunan, tiang listrik/
telepon dst)
Yang digambar oleh komputer adalah bentuk dasar
objek spasial--------->Entitas

Seperti apa wujud entitas ini?


1. Titik
Meliputi

semua objek grafis atau geografi yang


dikaitkan dengan pasangan koordinat (x,y)
Tidak mempunyai dimensi panjang dan luas (area)
Data/ informasi disimpan dalam bentuk (x,y)
x1,y1

x3,y3
.

x4,y4

537.155, 585.500, kantor pos, normal


x2,y2

2. Garis
Meliputi

semua unsur linier yang dibangun dengan


menggunakan segmen segmen garis lurus yang
dibentuk oleh 2 titik koordinat atau lebih (Burrough,
1994)
Entity garis yang paling sederhana disimpan dalam
bentuk 2 koordinat (x,y)
Makin pendek segmen -> makin banyak arc -> makin
halus
10.23, 50.43; 60.32, 59.3; 107.21, 40.12

1
2

.2

Entity garis dengan asosiasi informasinya

3, Polygon/ area

Kumpulan pasangan-pasangan koordinat (x,y) yang


mempunyai titik awal dan titik akhir yang sama,
mempunyai dimensi panjang dan luas
Entity poligon disimpan dalam bentuk list koordinat (x,y)
ditambah dengan deskripsi properti yang bersifat
topologi (bentuk, hubungan ketetanggaan, dan hirarki)

A3
A1

polygon

.2A2
A5

A4

KOMPONEN DATA DALAM SIG


Data

spasial (Data grafis)


Data atribut (tekstual/tabular)

Data Spatial
Berupa :
Titik Garis/

Vektor & Raster


Data yang
Bergeoreferens
i ditentukan
dengan sistim
koordinat,
yang juga
mencakup
datum dan
proyeksi peta.

Hutan

Sawah

Waduk

Data Spasial

Titik posisi dengan format : sepasang


koordinat (X,Y) dengan tanpa mempunyai
dimensi panjang dan luas (area).
Garis, dengan format : kumpulan
pasangan-pasangan koordinat yang
mempunyai titik awal dan titik akhir
mempunyai dimensi panjang tapi tidak
mempunyai luas.
Area (poligon), dengan format: kumpulan
pasangan-pasangan koordinat yang
mempunyai titik awal dan titik akhir yang
sama, mempunyai dimensi panjang dan
luas
Permukaan (surface) dengan format :
area dengan besaran (X, Y, Z),
mempunyai dimensi luas, panjang dan
ketinggian.

x1,y1
x3,y3,
,z1
z3
x2,y2,
x4,y4,
z2
z4

A3

A1

A2
A5

A4

Jenis Format Data Spasial


1. Data Raster
aaaaa
b
aaaaa
b
aaaaa
b
aaaaa
aaaaa
aaaaa
aaaaa
aaaac

2. Data Vektor

abbbbbb

abbbbbb
abbbbbb
aabbbbbb
acccbbbb
cccc cccc
cccc cccc
cccc cccc

a
c

Format Raster dari Citra Inderaja


Sebagian Citra Satelit

Dalam Bentuk Raster

Format Vektor

Sebagian P. Sulawesi
dalam vektor

Perbesaran vektor
dengan beberapa NODE

node

Bagaimana cara SIG Memanggil data?

Percayakah
Anda

SIG Sebagai Alat Analisa

Analisa dalam SIG


Fungsi

analisa merupakan fungsi utama,


dan merupakan salah satu alasan
dikembangkannya SIG

Fungsi

ini memungkinkan SIG mampu


menjawab pertanyaan pertanyaan
konseptual yang kita ajukan

PERTANYAAN YANG BISA DIJAWAB SIG


(ilustrasi)
Lahan kosong yang belum
dimanfaatkan

Apa ?
1990

Dimana ?

Pada koordinat X,Y atau (,) .

Apa yang
berubah ?

Lahan kosong (1990) berubah


menjadi semak-belukar (2000)

2000

Data apa yang


berhubungan ?

Dekat dengan sungai dan muara


sungai (laut)

Laut

Bagaimana jika
dibangun perumahan ?

Sangat beresiko, karena


merupakan dataran banjir

Mengapa SIG bisa menjawab


Penyusunan

data spasial yang dipilah


pilah mulai dari layer sampai unit terkecil
(entitas)

Adanya

hubungan relational antara data


spasial dengan data atribut (keterangan)

Bagaimana cara SIG melakukan analisa


2 jenis analisa:
Analisis

atribut

Analisa

yang dilakukan pada tabel atribut /


menggunakan data data yang ada pada tabel atribut
sebagai input analisa---------------Query
Analisa
Analisa

spasial

yang dilakukan pada data spasial


Menggunakan data spasial sebagai input analisa

Kueri Database
Misalnya pada layer jenis tanah, untuk memilih suatu objek melalui
pernyataan logika dengan menggunakan Structured Query
Language (SQL)

Pilih jenis tanah Latosol :


Pernyataan SQL adalah :
Select Soil.Jenis-Tanah
From Soil
Where (((Soil.Jenis-Tanah)=Latosol"))

Pilih jenis tanah grumusol :


Pernyataan SQL adalah :
Select Soil.Jenis-Tanah
From Soil
Where (((Soil.Jenis-Tanah)=Grumusol"))

Analisis spasial
Klasifikasi (reclassify)
Mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali
suatu data spasial (atribut) menjadi data spasial yang
baru dengan menggunakan kriteria tertentu.

Contoh: membuat peta kelas lereng dari kontur dengan


kriteria kemiringan 0-8, 9 14, 15 24 dst

Proses analisa Peta


Kontur menjadi Peta
kelas Lereng secara dijital

Jaringan (network)

Analisa yang berkaitan dengan penghitungan


jaringan jalan, sungai, PAM, listrik, telpon,
transmiter.

Penghitungan antara jarak dan waktu tempuh

Menggunakan data spasial titik dan garis


sebagai suatu jaringan yang tdk terpisahkan

.
Untuk menghitung jarak terdekat tidak dengan absis
dan ordinat, tapi dengan mengakumulasikan jarak
segmen yang membentuknya

MENGUKUR JARAK

Berapa jarak dari lokasi


industri ke tempat
pembuangan limbah
17 km

Pembuangan limbah
Perumahan
Sekolahan

17 km

Industri
Sungai
Jalan

Overlay
Digunakan untuk membuat data spasial baru
dari minimal dua data spasial sebagai input
Contoh untuk menghasilkan wilayah yang sesuai untuk
tanaman tertentu diperlukan data ketinggian, kadar air tanah
dan jenis tanah

2. Fungsi SIG

INPUT 1

OVERLAY

B
A

+
INPUT 2

OUTPUT

2
3

Dalam overlay layer vektor,


kenampakan obyek dan
atributnya digabung menjadi
satu dan menghasilkan layer
komposit
Beberapa operasi logika
digunakan untuk memilih suatu
area berdasarkan parameter.
Pada contoh di sebelah kiri,
merupakan penggabungan
secara keseluruhan poligonpoligon pada input 1 dan input
2

PENETAPAN FUNGSI HUTAN


Berdasarkan fungsinya, kawasan hutan terdiri dari :

Hutan Konservasi, yang terdiri dari:


a.

Kawasan Suaka Alam (KSA) terdiri dari : Cagar Alam dan


Suaka Margasatwa
b. Kawasan Pelestarian Alam (KPA) terdiri dari : Taman Nasional,
Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam
c. Taman Buru
Hutan Lindung
Hutan Produksi, yang terdiri dari :
a. Hutan Produksi Terbatas
b. Hutan Produksi Biasa
c. Hutan Produksi yang dapat dikonversi

BATASAN FUNGSI HUTAN

Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya.
Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah
sistem penyangga kehidupan.
Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu.
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalian erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah.
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi
hasil hutan

TAMAN BURU
Batasan :
Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan

sebagai tempat wisata berburu.

Kriteria :
Areal yang ditunjuk mempunyai luas yang cukup dan

lapangannya tidak membahayakan; dan/atau

Kawasan yang terdapat satwa buru yang dikembangbiakan

sehingga memungkinkan perburuan secara teratur dengan


mengutamakan segi rekreasi, obyek dan kelastarian satwa

KRITERIA HUTAN LINDUNG


SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980

Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng, jenis tanah dan intensitas hujan
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah
nilai (skore) 175 atau lebih

Kriteria mutlak HL jika menenuhi salah satu atau lebih :


Mempunyai lereng lapangan lebih besar dari 45%.
Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu jenis lanah regosol, litosol, organosol dan
renzina dengan lereng lapangan lebih dari 15%.
Merupakan jalur pengamanan aliran sungai-air, sekurang-kurangnya 100 meter di
kanan-kiri sungai/aliran air tersebut atau 100 meter di sekeliling mata air tersebut:
Merupakan pelindung mata air, sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di
sekeliling mata air tersebut;
Mempunyai ketinggian di atas permukaan laut 2.000 meter atau lebih;
Guna keperluan/kepentingan khusus, ditetapkan oleh Menteri Pertanian sebagai
hutan lindung.

KRITERIA HUTAN PRODUKSI


SK Mentan No. 683/Kpts/Um/8/1981

Hutan Produksi Terbatas


Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan,
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai
antara 125-174, di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam
dan taman buru.
Hutan Produksi Tetap

Kawasan hutan dengan faktor-faktor keles lereng, jenis tanah dan intensitas hujan,
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai
di bawah 125 di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam
dan taman buru
Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi

Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai
124 atau kurang, di luar hutan suaka alam dan hutan pelestarian alam.
Kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi
pengembangan transmigrasi, pemukiman, pertanian, perkebunan

SKORING KAWASAN HUTAN


SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980

Faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan skor


kawasan hutan :
a) Kelerengan lapangan,
b) Jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi,
c) Intensitas curah hujan dari wilayah ybs.

Faktor Kelerengan
Kelas Lereng

Kelerengan

Keterangan

08%

Datar

8 15 %

Landai

15 25 %

Agak Curam

25 45 %

Curam

45 % atau lebih)*

Sangat Curam

)* Lereng sangat curam menurut Kepres 32/1990 menggunakan selang 40 % atau lebih

Faktor Jenis Tanah


Kelas Tanah

Jenis Tanah

Keterangan

Aluvial, Tanah Glei, Planosol, Hidromorf


Kelabu, Literit Air Tanah

Tidak Peka

Latosol

Agak Peka

Brown Forest Soil, Non Calcic Brown,


Mediteran

Kurang Peka

Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol,


Podsolik

Peka

Regosol, Litosol, Organosol, Renzina

Sangat Peka

Faktor Intensitas Curah Hujan


Kelas Intensitas
Hujan

Intensitas Hujan
(mm/hari hujan)

Keterangan

s/d 13.6

Sangat Rendah

13.6 20.7

Rendah

20.7 27.7

Sedang

27.7 34.8

Tinggi

34.8 ke atas

Sangat Tinggi

SKORING
SKORE = 20 (KELAS LERENG) + 15 (KELAS TANAH) + 10 (KELAS
INTENSITAS HUJAN)
SKORE 175 ke atas

= Hutan Lindung

SKORE 125 174

= Hutan Produksi Terbatas

SKORE < 125

= Hutan Produksi Biasa/HPK

Buffering
Digunakan untuk membuat data spasial baru dalam
bentuk poligon atau zonasi dengan jarak tertentu
dari data aslinya
Umum dipakai dalam pembuatan daerah
penyangga, sempadan

Titik

> lingkaran
Garis > poligon yang melingkupi garis
Poligon > poligon baru yang lebih besar dan konsentris

BUFFER
100 m

Tentukan lokasi 100 mete


sebagai daerah sempadan
sungai

Pembuangan limbah

Perumahan
Sekolahan

Industri
Sungai
Jalan

Analisa 3 dimensi

Digunakan untuk menghasilkan data spasial baru


dalam bentuk 3 dimensi

Sangat berguna dalam memahami bentang lahan


suatu daerah

Banyak menggunakan fungsi interpolasi

Untuk menampilkan ketinggian, jalan, tata guna tanah dan


utilitas dalam bentuk 3 dimensi

Contoh model 3D

Digital Image Processing


Digunakan

untuk mengolah data citra satelit

menjadi data spasial siap pakai

Biasanya dimiliki oleh perangkat SIG yang


berbasiskan raster

Terdiri dari sub sub fungsi seperti koreksi


radiometrik, geometrik, filtering dan clustering

Contoh Citra Dijital

Perlukah kita memanfaatkan SIG


Pertimbangan :
Sebagian besar data/ informasi mempunyai kaitan
dengan lokasi geografis
Efisien dalam kaitannya dengan pemanfaatan
ruangan, waktu dan biaya (pembaharuan/ updating
data dan penelusuran data)
Komprehensif dalam penyajian (mampu memadukan
data spasial dan non-spasial)
Fleksible dalam visualisasi (bentuk, ukuran, pola,
skala, dan lain lain)
Efektif dalam memberikan jawaban karena
kemampuannya dalam melakukan analisis.
SIG mampu melakukan sharing information

Marketing
Penentuan

jumlah
barang dan lokasi outlet
menurut demografinya

Pemilihan

pusat
perdagangan
Klasifikasi daya beli
potensial

Transportasi

Identifikasi frekuensi dan


jumlah angkutan umum per
route
Identifikasi daerah rawan
kecelakaan
Penentuan lokasi shelter
Pemantauan route
perjalanan logistik, canvaser

Perbankan

Penerapan peraturan
Analisa penentuan lokasi
Bank dan ATM
Analisa persaingan jaringan
perbankan/ optimisme
Analisa nasabah potensial
Identifikasi, penetapan target
dan pengelolaan nasabah
Pemecahan masalah
berbasis Web dalam hal
surat menyurat, audit

Kesehatan
Analisa

demografi untuk
memperkirakan permintaan
terhadap berbagai jenis pelayanan
Analisa penempatan lokasi pusat
pelayanan kesehatan
Pemetaan penyebaran penyakit
dan tindakan pencegahan.

1992

Kehutanan
Manajemen/ konservasi
satwa liar
Pengelolaan tegakan hutan

1984

Eksploitasi/ penebangan
Penanaman/ penghutanan
kembali

Rangkuman
Dinamakan

SIG, karena melibatkan data geografi


Satu satunya sistim informasi yang memadukan
data spasial dan data non spasial.
SIG bukan hanya alat pembuat peta, walaupun
produknya sering disajikan dalam bentuk peta
Kekuatan SIG terletak pada kemampuannya utk
melakukan analisis terutama analisa spasial
Kekuatan yang paling mendasar adalah fungsi
integrasi data (overlay)
Mampu melakukan integrasi secara matematis
dan visual

Anda mungkin juga menyukai