PPh Pasal 21
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN
2012
Dasar Hukum
UU nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
UU nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Peraturan Menteri Keuangan nomor
Peraturan Menteri Keuangan nomor
252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
252/PMK.03/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemotongan Pajak atas Penghasilan Sehubungan
Pemotongan Pajak atas Penghasilan Sehubungan
dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER31/PJ/2009 s.t.d.d PER-57/PJ/2009 tentang Pedoman
31/PJ/2009 s.t.d.d PER-57/PJ/2009 tentang Pedoman
Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau
Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
Orang Pribadi
Atas Penghasilan Berupa:
Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan,
dan Pembayaran lain dengan nama/bentuk
apapun
Subjek Pajak DN
Subjek Pajak LN
PPh Pasal 21
PPh Pasal 26
Bukan Pegawai
1.
Tenaga ahli
yang melakukan pekerjaan bebas, terdiri dari pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, oknsultan, notaris, penilai, dan aktuaris
2. Seniman/pekerja seni
pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,
bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan
seniman lainnya
3. Olahragawan
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator
5. Pengarang, peneliti, penerjemah
6. Pemberi jasa dalam segala bidang
termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi,
elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada
suatu kepanitiaan
7. Agen iklan
8. Pengawas dan pengelola proyek
9. Pembawa pesanan/yang menemukan langganan/perantara
10. Petugas penjaja barang dagangan
11. Petugas dinas luar asuransi
12. Distributor MLM, Direct Selling, dan kegiatan sejenis lainnya
Peserta Kegiatan
1. Peserta perlombaan dalam segala bidang
antara lain perlombaan olahraga, seni,
ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan perlombaan lainnya
2. Peserta rapat, konferensi, sidang,
pertemuan, kunjungan kerja
3. Peserta/anggota dalam suatu kepanitiaan
sebagai penyelenggara kegiatan tertentu
4. Peserta pendidikan, pelatihan dan magang
5. Peserta kegiatan lainnya
Pasal 5
Penghasilan
Bruto
Penerima Pensiun
Dikurangi Dengan
Dikurangi Dengan
Pengurang
Bukan Pengurang
Objek PPh
Objek PPh
BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
(PTKP)
UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
Rp
15.840.000
Rp
1.320.000
1.320.000
Rp
Status PTKP
WP Tidak Kawin
Kode
Jumlah
WP Kawin
Kode
0 Tanggungan
TK/0
1 Tanggungan
15.840.000
0 Tanggungan
K/0
17.160.000
TK/1
17.160.000
1 Tanggungan
K/1
18.480.000
2 Tanggungan
TK/2
18.480.000
2 Tanggungan
K/2
19.800.000
3 Tanggungan
TK/3
19.800.000
3 Tanggungan
K/3
21.120.000
Kode
Jumlah
0 Tanggungan
K/I/0
33.000.000
1 Tanggungan
K/I/1
34.320.000
2 Tanggungan
K/I/2
35.640.000
3 Tanggungan
K/I/3
36.960.000
Jumlah
STATUS KAWIN
SUAMI TIDAK MENERIMA/
MEMPEROLEH
PENGHASILAN
STATUS
TIDAK KAWIN
Syarat:
Menunjukkan ketr. tertulis dari pemerintah daerah setempat
serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/
memperoleh penghasilan
Pasal 11 ayat (3) dan (4)
TARIF
1.
s.d. Rp50.000.000,-
5%
2.
15%
3.
25%
4.
Di atas Rp500.000.000,-
30%
Pasal 17 UU PPh
Dihitung dar
i
Perkiraan
Selisih antara PPh
Penghasilan
neto yang terutang atas
yang akan diperoleh seluruh penghasilan
selama setahun
kena pajak selama
dengan
Penghasilan setahun
teratur
sebulan yang telah dipotong
masa-masa
dikali 12
sebelumnya
TIDAK DISETAHUNKAN
1. WP OP DN meninggal dunia
atau
meninggalkan
Indonesia untuk selamalamanya di pertengahan
tahun
1. WP OP DN mulai bekerja di
pertengahan tahun
2. WP OP DN pindah kerja ke
pemberi kerja lain
> 150.000
Tidak Dipotong
Dikurangi 150.000
Dipotong 5%
Dikenakan Tarif Ps 17
PPh Ps 21 Setahun
Dibagi 12
PPh Pasal 21 Sebulan
Berkesinambung
an
50 % x (Ph Bruto-PTKP Bulanan)
Kumulatif
Berkesinambungan
50 % x Ph Bruto
Kumulatif
Tidak
Berkesinambungan
50 % x Ph Bruto
PPh Pasal 21
DEWAN
KOMISARIS /
PENGAWAS
BUKAN PEG.
TETAP
MANTAN PEGAWAI
JASA PRODUKSI,
TANTIEM,
GRATIFIKASI DAN
BONUS ATAU
IMBALAN LAIN YANG
TIDAK TERATUR
PESERTA
PROGRAM
PENSIUN YANG
MASIH
BERSTATUS
PEGAWAI
PENARIKAN DANA
PENSIUN
Ph NETO - PTKP
PEGAWAI
BULANAN
TIDAK TETAP
HARIAN
Ph BRUTO - PTKP
Ph BRUTO 150 RIBU
Ph BRUTO(>1,32jt s.d.6jt) PTKP
Harian
Ph BRUTO(>6jt) PTKP
PENSIUNAN
SEKALIGUS
BERKALA
BERKESINAMBUNGAN
BUKAN PEGAWAI
Pejabat Negara
PNS
Anggota TNI/Polri
dan Pensiunannya
DIATUR DALAM KETENTUAN YANG DITETAPKAN
KHUSUS
(Pasal 17 PER-31/PJ/2009)
PP 68 Tahun 2009
tentang Tarif PPh pasal 21 atas Penghasilan berupa uang pesangon, uang
manfaat pensiun, Tunjangan Hari Tua dan Jaminan Hari Tua yang
dibayarkan sekaligus
PMK-16/PMK.03/2010
tentang Tata cara pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan berupa
uang pesangon, uang manfaat pensiun, Tunjangan Hari Tua dan Jaminan
Hari Tua yang dibayarkan sekaligus
20% Final
X
PENGHASILAN BRUTO
MEMPERHATIKAN KETENTUAN
P3B
TIDAK BERLAKU
UNTUK PPh PASAL
21 FINAL
Saat Terutang
PPh Pasal 21/26
Bagi Penerima
Penghasilan
SAAT DILAKUKAN
PEMBAYARAN ATAU
SAAT TERUTANGNYA
PENGHASILAN
Pasal 21
Kewajiban Pemotong
Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP
Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan
melaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang
untuk setiap bulan kalender.
PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor
Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak
berakhir.
Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama
20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan
PPh Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak
Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai
Ketentuan
Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya
Kepada Penerima Penghasilan
tetap/penerima
Kewajiban Penerima
Penghasilan
Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP
Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan
Pegawai
tertentu
Wajib
Membuat
Surat
Pernyataan Yang Berisi Jumlah Tanggungan
Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada
Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri
Wajib
Menyerahkan
Surat
Pernyataan
Tanggungan Keluarga kpd Pemotong Pajak Pada
Saat Mulai Bekerja Atau Mulai Pensiun
Wajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal
Terjadi Perubahan Tanggungan Keluarga Paling
Lambat Sebelum Mulai Tahun Kalender
Berikutnya
Terima Kasih
Bangga bayar pajak
33