Anda di halaman 1dari 9

Pada abad 19 lahirlah yang disebut Teori Konveksi.

Teori Konveksi
mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi kearah vertikal di
dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut sampai ke
kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran Konveksi yang merambat ke
dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak.
Salah seorang pengikut teori konveksi adalah Harry H. Hess dari
Princenton University.
Pada tahun 1962 dalam bukunya History of the Ocean Basin, Hess
mengemukakan pendapatnya tentang aliran konveksi yang sampai ke
permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah laut). Di
puncak mid oceanic ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam
kemudian tersebar ke kedua sisinya dan membeku membentuk kerak
baru.

MODEL ARUS KONVEKSI

1. Model konveksi satu lapis (whole mantle convection)


. Model konveksi satu lapis konveksi terjadi pada seluruh
lapisan mantel
. Didasarkan oleh observasi dimensi lempeng besar dengan
dimensi horizontal 2000 5000 km dimensi vertikal
kemungkinan sebanding
. Diasumsikan mantel merupakan material seragam yang
memungkinkan adanya transfer panas dan transfer materi
. Dikuatkan oleh adanya bukti tomografi slab yang menunjam
hingga CMB (2900 km dari permukaan)

2. Model konveksi dua lapis (layered mantle convection)


Model konveksi dua lapis pemodelan geokimia menunjukkan
tidak adanya transfer materi melalui batas mantel atas dan
mantel bawah (660 km di bawah permukaan)
Mantel atas dan mantel bawah dianggap terpisah dan memiliki
aliran konveksi sendiri-sendiri
Didukung kuat oleh pencitraan tomografi yang
mengindikasikan adanya slab yang tertahan pada kedalaman
660 km.

3. Model konveksi campuran (hybrid mantle convection)

Model hybrida dikemukakan Ringwood & Irifune (1988),


penumpukan massa pada kedalaman 660 km dapat
menyebabkan slab menembus batas antara mantel atas dan
mantel bawah
Batas mantel atas dan mantel bawah dianggap hanya sebagai
penahan, bukan barrier yang tak dapat ditembus.

Bukti kebenaran teori konveksi adalah


terdapatnya tanggul dasar samudera (Mid
Oceanic Ridge), seperti Mid Atlantic Ridge dan
Pasific-Atlantic Ridge. Bukti lainnya didasarkan
pada penelitian umur dasar laut yang
membuktikan bahwa semakin jauh dari
punggung tengah samudera, umur batuan
semakin tua. Artinya terdapat gerakan yang
berasal dari Mid Oceanic Ridge ke arah
berlawanan yang disebabkan oleh adanya arus
konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.

Dari seinsmic dan geofisika lainya dibuktikan bahwa


secara umum setuju dengan teori Harry Hess bahwa
gaya yang menggerakan lempeng adalah aliran
pergerakan panas, pada mantel di atas lempeng
yang rigid. Sebagai fakta adalah seafloor spreading.
Konsep yang muncul adalah konsep arus konveksi
dalam mantel, merupakan bagian heat flow dalam
mantel.

Anda mungkin juga menyukai