Eksplorasi
Tahap Pemboran
Tahap Evaluasi
Tahap Produksi
Enhanced Oil Recovery
Gambar 1
Lingkungan terdapatnya minyak dan gas bumi
Gambar 2
Lingkungan terdapatnya minyak dan gas bumi
Gambar 3
Lingkungan terdapatnya minyak dan gas bumi
Gambar 4
Lingkungan terdapatnya minyak dan gas bumi
Gambar 5
Lingkungan terdapatnya minyak dan gas bumi
Gambar 6
Lingkungan terdapatnya minyak dan gas bumi
Prognosis
Semua prospek yang telah dipilih serta dinilai dalam
suatu
sistem
penilaian,
kemudian
dipilih
untuk
dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka
semua proses ini haruslah diberi prognosis. Yang
dimaksud dengan prognosis adalah rencana pemboran
secara terperinci serta ramalan-ramalan mengenai apa
yang akan ditemui waktu pemboran dan pada
kedalaman berapa. Prognosis ini meliputi :
Lokasi yang tepat
Lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat.
Untuk mencegah kesalahan dalam lokasi titik terhadap
tutupan struktur, sebaliknya semua koordinat lokasi
tersebutpenentuannya
dilakukan
dari
pengukuran
seismik, terutama jika tutupan ditentukan oleh metoda
seismik. Jika hal ini terjadi di laut misalnya, maka
pengukuran harus dilakukan dari pelampung (buoy)
yang sengaja ditinggalkan di laut pada pengukuran
Kedalaman Akhir
Kedalaman
akhir
pemboran
eksplorasi
biasanya
merupakan batuan dasar cekungan sampai mana
pemboran itu pada umumnya direncanakan. Penentuan
kedalaman akhir ini sangat penting karena dengan
demikian kita dapat memperkirakan berapa lama
pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga
untuk berapa lama alat bor itu ita sewa. Penentuan
kedalaman akhir ini didasarkan atas data seismik,
setelah dilakukan korelasi dengan semua sumur yang
ada dan juga dari kecepatan rambat reflektor yang
ditentukan sebagai batuan dasar.
Latar Belakang Geologi
Alasan untuk pemboran didasarkan atas latar belakang
geologi. Maka harus disebutkan keadaan geologi daerah
tersebut, formasi yang diharapkan terdapat di daerah
tersebut, alasan pemboran eksplorasi di lakukan di
daerah tersebut, jenis tutupan prospek dan juga
Tahap Pemboran
setelah dilakukan eksplorasi, maka tahap selanjutnya
adalah tahap pemboran. Terdapat lima komponen utama
dalam tahap pemboran, yaitu :
Hoisting System
Hoisting sistem (Gambar 7) adalah perlengkapan utama
dalam sistem dan perlengkapan pemboran. Fungsi
utamanya
adalah
mengangkat,
menahan,
dan
menurnkan peralatan serta pendukung peralatan rotary
pada
rig. SistemStructure
ini terdiri (rig),
dari dua
komponen
a. Supporting
yang
terbuatutama
dari
yaitu
:
kerangka
baja, yang terletak tepat di atas lubang
pemboran. Struktur ini terdiri dari :
b. Hoisting
berfungsi
peralatan
-
Draw works
Overhead loss
Crown blocks
Traveling blocks
Hook
Elevator
Drilling line
Gambar 7
Hoisting System
Rotating System
Rotating system (Gambar 8) berfungsi untuk memutar
drillstring selama operasi pemboran, sehingga daya
yang dihasilkan oleh prime mover dapat ditransmisikan
sampai ke bawah permukaan.
Rotating System ini terdiri dari :
a. Rotary assebly, yang terdiri dari :
- Ratary table
- Master bushing
- Kelly bushing
- Rotary slips
- Make up dan break out tongs
b. Drillstem, menghubungkan rangkaian dari swivel
sampai bit, yang terdiri dari
- Swivel
- Kelly
- Kelly saver sub
- Drillpipe
Gambar 8
Rotating System
Circulating System
Merupakan komponen utama lainnya dari peralatan
pemboran. Peralatan ini berfungsi untuk memberikan
service berupa penyediaan lumpur serta penyediaan
sifat-sifat fisiknya selama perboran berlangsung,
termasuk dengan peralatan conditioning equipment
(Gambar 9).
Circulating system terdiri dari :
a. Drilling Fluid, yang befungsi untuk :
- Mengimbangi tekanan formasi (hidrstatik)
- Mengangkat dan membersihkan cutting dari
lubang bor
- Mendukung kestabilan lubang bor
- Mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring
- Menyediakan hydraulic horsepower pada bit
b. Preparation Area
Suatu tempat untuk mempersiapkan lumpur sebelum
disirkulasikan ke
dalam sumur, yang terdiri dari :
- Mud house
- Steel mud pits/tanks
- Mixing hopper
- Chemical mixing barrel
- Bulk mud storage bins
- Water tank
- Reserve pit
c. Circulating Equipment
Merupakan peralatan khusus untuk memberikan
tenaga pada lumpur
sehingga dapat masuk dan ke
luar dari kepala sumur. Susunan dari peralatan ini
adalah :
- Triplex Pump
- Surface Connection
Gambar 9
Circulating System
d. Conditioning Area
Merupakan
tempat
atau
peralatan
untuk
mengembalikan kondisi
umpur setelah mengalami
berbagai
beban
selama
operasi
pemboran
berlangsung. Lumpur akan ditreatment sebelum masuk
ke prefaration
area, yang terdiri dari :
- Shale shaker
- Desander
- Desilter
- Degaser
- Hydrocyclone
Power System
Merupakan komponen yang memberikan sumber daya
untuk mendukung terlaksananya semua proses yang
telah dijelaskan sebelumnya. Power system (Gambar 10)
ini dapat dibagi menjadi :
-
Annular preventer
Pipe ram preventer
Drilling spool
Blind ram preventer
Choke manifold
Kill line
Gambar 10
Power System
Gambar 11
Blow Out Preventer (BOP)
a. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi (logging) biasanya dilakukan pada
zona yang yang diperkirakan produktif, untuk
mengetahui jenis fluida yang terkandung, porositas,
serta pemeabilitas dari batuan di zone tersebut.
Jenis
logging
yang
sering
digunakan
untuk
mengevaluasi kondisiformasi adalah :
- Resistivity Logging
- Gamma-ray
- Sonic Logging
- Self potential logging
- Serta beberapa gabungan dan kombinasi dari
metoda-metoda di
atas.
Beberapa tahun belakangan ini, terutama untuk
pemboran sumur horizontal, logging dilakukan
dengan menggunakan peralatan MWD (measurement
while drilling) yang dengan LWD (logging while
Tahap Produksi
Setelah tahap pemboran dan komplesi selesai, maka
sumur baru dapat diproduksikan. Pada awal-awalnya,
bila tekanan statik dasar sumur cukup besar, maka
produksi dapat berlangsung secara spontan tanpa
bantuan energi dari luar atau sering disebut dengan
natural flowing.
Dengan berjalannya waktu maka tekanan reservoir akan
menurun, untuk dapat mempertahankan laju produksi
yang telah digariskan, maka sumur-sumur diberikan
sistem pengangkatan buatan atau yang sering disebut
dengan artificial lift
Bottomhole Pump
Rod String
Pumping Unit
Gambar 12
Sucker Rod Pump (SRP)
Modifikasi
prosedur
desain
dan
peralatan
akan
memperbaiki efektif kerja pompa sampai 1000 scf/bbl
(200 m3/m3). Rate yang tinggi cocok diterapkan pada
total head sekitar 4000 sampai 5000 ft. Gambar 13
memperlihatkan batas kritis dari ukuran casing.
Gambar 13
Batas Kritis dari Ukuran Casing
Gambar 14
Electric Submersible Pump (ESP)
Gas Lift
Komplsi gas lift adalah salah satu cara sederhana untuk
mengangkat fluida produksi ke permukaan dengan
menginjeksi gas dalam kondisi bertekanan baik secara
kontinyu atau berkala (intermitten) lihat Gambar 15.
Berdasarkan
pendesainan
-
Gambar 15
Gas Lift
Gambar 16a
Desain Sistem Gas Lift
Gambar 16b
Desain Sistem Gas Lift
Hydraulic Pump
Terdapat tiga tipe hydraulic pump system, yaitu piston
pump, jet pump, hydraulic turbine.
Hydraulic Pump
Terdapat tiga tipe hydraulic pump system, yaitu piston
pump, jet pump, hydraulic turbine.
Gambar 17
Hydraulic Pump
Besaran-besaran
pemilihan metoda
Report on EOR)
yang
harus
diperhatikan
dalam
EOR adalah sebagai berikut (NPC
Water Flooding
Water flooding adalah proses penginjeksian air untuk
mendorong minyak ke suatu sumur produksi dengan
pola-pola pendesakan tertentu. Selain itu injeksi air ada
yang bertujuan untuk menginbangi penurunan tekanan
reservoir
yang
sering
disebut
dengan
pressure
maintenance, Gambar 18.
Syart-syarat air untuk injeksi adalah :
- tersedia dalam jumlah cukup sepanjang masan
injeksi
- tidak mengandung padatan-padatan yang tidak
dapat larut
- secara kimiawi stabil dan tidak mudah bereaksi
dengan elemen-elemen
yang terdapat pada sistem
injeksi dan reservoir (compatible)
Gambar 18
Water Flooding
dan
Thermal
Tujuan dari injeksi thermal adalah untuk menurunkan
viskositas minyak atau membuat minyak berubah ke
fasa uap, juga mendorong minyak ke sumur-sumur
produksi, Gambar 19.
Proses injeksi thermal yang sering digunakan adalah sbb
:
1
:
Gambar 19
Injeksi Thermal
Chemical
Adalah suatu metoda EOR dengan menginjeksikan air
yang telah dicampur dengan zat-zat kimia, misalnya :
a. Surfactant, untuk menurunkan tegangan permukaan,
tekanan kapiler
(campuran polimer, alkohol,
sulfonat) akan menaikkan efisiensi
pendesakan dalam
skala pori (mikroskopis).
b. Polimer, untuk memperbaiki perbandingan mobilitas
air-minyak.
Untuk
menaikkan
efisiensi
pengurasan secara luas (makroskopis). Srting
dipakai bersalang seling dengan surfactan. Jenis polimer
yang
sering
digunakan
adalah
plycrylamide,
polysacharide.
menjadi 12
permukaan
Gambar 20
Injeksi Tercampur