Anda di halaman 1dari 20

DIAGNOSTIK KLINIK

PEMERIKSAAN DARAH

M. RIZKY ADI PRIATNA 12330022


EKA SAWITRI W. 13330069
DELLA NUR ANGRAINI 14330047
DIANITA APRIANI 14330067
ENDAH BUDI NINGSIH 14330085
DESTIA DWI ELVIANI 14330110
APRIYANI 14330131

Pendahuluan
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan
tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat
transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil
metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari
serangan kuman, dan lain sebagainya
Salah satu pemeriksaan yang sering dilakukan di
rumah sakit maupun laboratorium adalah
pemeriksaan darah lengkap (complete blood
count, CBC). Pemeriksaan darah lengkap mampu
mendeteksi berbagai macam gangguan yang
bermanifestasi di dalam darah, oleh karena itu
pemeriksaan ini biasanya menjadi rangkaian
pemeriksaan awal saat pasien berobat di rumah
sakit.

Fungsi Darah
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke
seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya
ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan
menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang
melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar
buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih,
antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh

Komposisi darah
Volume darah : 7-8% BB
Komposisi darah :
45% sel darah
Eritrosit Hemoglobin mengangkut O2
dan CO2
Leukosit sistem imun
Trombosit hemostasis
55% cairan (plasma/serum)
90% air
10% protein (albumin, globulin, fibrinogen),
karbohidrat, lipid, enzim, hormon, garam,
vitamin

Pemeriksaan Darah Lengkap


Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood
Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan
penyaring untuk menunjang diagnosa suatu
penyakit dan atau untuk melihat bagaimana
respon tubuh terhadap suatu penyakit.
Manfaat pemeriksaan darah lengkap
Sebagai
pemeriksaan
penyaring
untuk
membantu diagnosa
Sebagai pencerminan reaksi tubuh terhadap
suatu penyakit
Dapat dipakai sebagai petunjuk kemajuan
penderita anemia atau infeksi

Pemeriksaan Darah Lengkap


1
2
3
4

Hemoglobin

Indeks Eritrosit

Hematokrit

7Laju Endap Darah

Leukosit

Eritrosit

5
Indeks Eritrosit

Hitung Jenis Leukosit

9 Platelet Disribution Width

10Red Cell Distribution Width

Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah

yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru


paru
ke
seluruh
jaringan
tubuh
dan
membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru.
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal
dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia
diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang
gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan
penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).
Sedangkan kadar
hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang
tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa
penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi,
hemokonsentrasi, dll.
Metode Pmeriksaan Hemoglobin :
a. Direct Matching
b. Alkali Hematin
c. Metode Oxyhemoglobine
d. Metode Cyanmethemoglobine

Hematokrit ( HCT )
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan

banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml


darah yang dinyatakan dalam persent (%).
Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% 44,3%.
Metode pemeriksaan hematokrit:
1. Prosentase volume sel darah merah thd vol darah
seluruhnya
( Darah + anticoagulan dicampurkan )
. Metode Px. Hct :
1. Makro
= Wintrobe
2. Micro
= Tabung kapiler
3. Elektronik
= Auto Analysa, Caulter Caunter

Leukosit (White Blood Cell / WBC)


Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan

dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus,


bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus
penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll,
sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit
infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut,
leukemia, gagal ginjal, dll
Metode pemeriksaan leukosit:
1. Pemeriksaan Mikroskopis :
a. Manual
b. Kamar hitung Neubauer
c. Hemositometer
2. Pemeriksaan Automatic : Elektronik

Jumlah leukosit normal : tergantung umur,


aktifitas
Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi,
sekitar 10.000 - 30.000/l.
Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12
jam yaitu antara 13.000 - 38.000 /l.
Setelah itu jumlah leukosit turun secara
bertahap dan
Pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar
antara 4500 - 11.000/l.
Pada keadaan basal jumlah leukosit pada
orang dewasa berkisar antara 5000 10.000/L.
Jumlah leukosit dapat meningkat setelah
melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi
jarang lebih dari 11.000/l.

Hitung Jenis Sel Darah


Putih
Hitung jenis leukosit digunakan untuk
mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat 5 jenis leukosit, adalah neutrofil,
limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil.
Hasil hitung jenis leukosit memberikan
informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi
dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya
menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing
jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari
masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)
dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya
dinyatakan dalam sel/l.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%,
Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%

Trombosit ( PLT =
PLATELET )
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi

membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga


integritas vaskuler.
Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain
giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping
(trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000
sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan
sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang
rendah disebut trombositopenia.
Pada penderita dgn riwayat perdarahan atau purpura,
monitoring pada pemberian obat yang potensial atau
diperkirakan beracun pada sumsum tulang, monitoring
terapi heparin, monitoring setelah splenektomi jumlah
trombosit harus dimonitor.
Penghitungan Jumlah trombosit dapat dilakukan dengan
cara manual : Kamar Hitung Improved Neubauer (lar Rees

Eritrosit ( RBC = RED BLOOD CELL )


Eritrosit atau sel darah merah merupakan
komponen darah yang paling banyak, dan
berfungsi sebagai pengangkut / pembawa
oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke
seluruh tubuh dan membawa kardondioksida
dari seluruh tubuh ke paru-paru.
Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta
- 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita
berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.
Penghitungan jumlah RBC dapat dipakai cara
manual
dengan
Kamar
Hitung
Improved
Neubauer setelah diencerkan dgn larutan
Hayem.

Indeks Eritrosit

Biasanya
digunakan
untuk
membantu
mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di
mana ada terlalu sedikit sel darah merah).
Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume
Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata
sebuah
eritrosit
yang
dinyatakan
dengan
femtoliter (fl)
1. M C V (Mean Cell Volume)
2. M C H (Mean Cell Haemoglobine)
3. M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )

Mean Corpuscular Volume (MCV)


Merupakan volume rata-rata eritrosit yang
dihitung dari hematokrit dan jumlah eritrosit
MCV menunjukkan ukuran rata-rata eritrosit :
normositik, makrositik, mikrositik klasifikasi
morfologi anemia
Ht (%) X 10
fl (mikrometer kubik/ um3)
MCV =
Jumlah eritrosit (106/l)
1 fl = 10-15L = 1 mikrometer kubik (um3)
Nilai normal : 84-96 fl (nilai lebih tinggi pada
neonatus, bayi an orang tua)

Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)


Menunjukkan rata-rata berat Hb di dalam 1
eritrosit (pg Hb /RBC)
Terutama digunakan untuk menilai derajat
beratnya anemia
Cara hitung
Hb (g/dl) X 10fl (mikrometer kubik/ um3)
MCH (pg/) =
Eritrosit (106/ul)
Nilai normal : 28-34 pg/sel

Mean Corpuscular Hemoglobin


Concentration (MCHC)
Mengukur rata-rata kadar Hb di dalam semua
eritrosit
Digunakan untuk memantau terapi anemia
Nilai normal 32-36 g/dl
Cara hitung
Hb (g/dl) X 100
MCHC =
g/dl
Ht (%)

Kasus 1
Tn. W, laki- laki, 20 tahun, pelajar, berdomisili di Dusun Jati Mekar, Jati Datar Mataram, Lampung
Tengah, datang ke Rumah Sakit dr. H.Abdul Moeloek propinsi Lampung dengan keluhan demam 5
hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan hilang timbul, sepanjang hari dan tidak
disertai dengan mengigil.
Awalnya demam sering hilang timbul 2 tahun belakangan ini. Demam menghilang hanya
dengan beristirahat tanpa diberi obat penurun panas.Keringat pada malam hari disangkal. Pasien
juga merasa jantung sering berdebar debar tanpa disertai sesak. Jantung berdebar tidak
dipengaruhi oleh aktifitas.
Dua tahun terakhir pasien juga mengalami gusi berdarah tanpa sebab yang jelas, tubuh sering
memar tanpa sebab dan memar sulit hilang. Perdarahan dari hidung ataupun mulut disangkal.Pasien
mengatakan tubuhnya sering terdapat bintik- bintik merah seperti orang yang terkena demam
berdarah, bintik merah menetap dalam jangka waktu yang lama. BAB dan BAK dalam batas normal.
Satu tahun sebelum masuk rumah sakit pasien pernah tiba-tiba tidak sadarkan diri dan dirawat
di RS Urip Sumohardjo. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien didiagnosis leukemia dan dirujuk
ke RS Fatmawati Jakarta. Pasien dirawat di RS tersebut dan dilakukan pemeriksaan BMP dan dari
hasil pemeriksaan didapatkan pasien menderita ALLL1 dan di anjurkan untuk melakukan
kemoterapi.Pasien kemudian menjalani kemoterapi sebanyak 17 kali, tetapi karena kehabisan
biaya pasien tidak melanjutkan pengobatan dan memutuskan pulang.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkankesadaran komposmentis, berat badan 60 kg, tinggi badan
170 cm, Indeks Massa Tubuh (IMT) 20,7kesan gizi normal, tekanan darah110/70 mmHg,nadi74
x/menit,pernapasan18 x/menit, suhu36,4 C. Status generalis pasien didapatkan kepala, mata,
hidung, mulut,dada (jantung dan paru)dalam batas normal. Leher pasien terdapat nodul limfoid
sebanyak 5 buah kanan-kiri, regio axilla sebanyak 2 buah kanan-kiri, regio inguinal sebanyak 2
buah kanan-kiri. Regio Abdomen terdapat splenomegali (+).
Ekstremitaspasien terdapat hematoma pada sekujur tubuh pasien dan bercak kemerahan
(petekie).

Status neurologis dalam batas normal. Pemeriksaan hematologi, hemoglobin: 5,1


gr/dl, hematokrit: 18%, eritrosit: 1,9 juta/ul, leukosit: 276.200/ul, trombosit:
129.000/ul, MCV: 93 ul, MCH: 27 pg, MCHC: 29 g/dl, Gambaran darah tepi:
eritrosit: jumlah menurun, distribusi renggang, gambaran normokrom normositer.
Leukosit: jumlah sangat meningkat.
Seri granulosit: netrofil segmen (+), seri non granulosit: limfosit matur (+),
ditemukan banyak
sel
muda
(limfoblast). Trombosit: jumlah menurun. Kesan:
leukositosis dengan tanda-tanda depresi pada sistem eritropoetik dan trombopoetik.
Diagnosis banding: reaksi leukomoid, suspek keganasan (ALL-L1, akut mieloblastik
leukemia).Saran: evaluasi morfologi bagian klinis, BMP.
Diagnosis kerja dari pasien ini adalah Leukemia Limfoblastik Akut dengan Multiple
Limfadenopati.
Pembahasan
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
anamnesa,
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaan penunjang. Pada pasien ini, diagnosis Leukemia Limfoblastik Akut
dengan Multiple Limfadenopati ditegakkan berdasarkan anamnesis yang didapatkan
berupa keluhan demam 5 hari sebelum masuk rumah sakit yang hilang timbul
timbul 2 tahun belakangan ini.
Pasien juga mengalami gusi berdarah tanpa sebab yang jelas. Tubuh sering
memar tanpa sebab ataupun hanya karena terbentur suatu benda dan memar sulit
hilang, tubuh pasien sering terdapat bintikbintik merah yang menetap dalam waktu
lama.
Sebelum
penggunaan
terapi tranfusi trombosit, perdarahan merupakan
penyebab kematian utama pada pasien leukemia. Kini episode perdarahan dapat
dicegah atau dikendalikan dengan pemberian konsentrat trombosit atau plasma kaya
trombosit.
Pasien LLA dengan perdarahan akan lebih mudah terinfeksi, oleh sebab itu
perawatan mulut yang seksama merupakan tindakan esensial, karena sering terjadi
perdarahan gusi yang menyebabkan mukositis. Pasien dianjurkan menghindari

KASUS 2

Anda mungkin juga menyukai