Oleh :
Nur Aisah
Sarwo Edy
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan botia : endemik Indonesia
berekonomis tinggi.
Asal perairan Sumatra dan Kalimantan.
Kendala
eksploitasi
tinggi
yang
mengancam kelestarian ikan botia
serta pemijahan yang sulit ( alami ).
Perlunya teknologi ??? guna menjaga
kelestarian dan memenuhi kebutuhan
masyarakat.
PEMBENIHAN IKAN
BOTIA
Tahapan Kegiatan Pembenihan:
Persiapan Prasarana dan Sarana
Pemeliharaan Induk
Pemijahan
Seleksi Induk
Stripping Telur dan Sperma
Pembuahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan Benih
v
Pemeliharaan induk
diwadah bak kanvas dengan fotoperiod rendah,
Pakan berupa cacing tanah
v
Seleksi Induk matang gonad
Betina
Perut gendut dan lembut, badan bulat
melebar, alat kelamin bulat kemerahan,
umur min 3 tahun
Kanulasi (diameter telur 1-1,2 mm)
Suntik dengan HCG dan Ovaprim
Stripping telur
Jantan
Badan ramping, badan lebih kecil, umur
1-1,5 tahun
Stripping atau pengurutan (putih kental)
Suntik dengan Ovaprim
v
Stripping sperma
Menggunakan spluit, encerkan dengan NaCl
0,9% 0,3 ml per spluit, simpan di eppendorf.
Stripping telur
Stripping sperma
Menggunakan spluit, encerkan dengan
NaCl 0,9% 0,3 ml per spluit, simpan di
eppendorf.
Pemeliharaan larva
(Akuarium dan happa diberi pakan artemia 5
kali/hari)
ALAT
Bak
inkubasi
Cawan Petri
akuarium
pemeliharaan larva
dan benih
Mikroskop
Bak filter
Corong
penetasan
Bak
Pemeliharaan
induk
Eppendorf
Spluit
Baskom
Timbangan
Elektrik
Tag Reader
Seser
BAHAN
Induk Botia
Larutan
Fisiologis.
NaCL
Ovaprim
HCG
Phenoxy
etanol
Cycte
Artemia
Cacing
Darah
Cacing
Tanah
PEMELIHARAAN
INDUK
Perendaman
dengan
oxytetracyclin,
formalin
Induk dari
alam
Pelihara induk
didalam sirkulasi
bak bundar
Pemberian cacing
tanah 1,5 kg/ hari
SELEKSI INDUK
Induk Betina
Induk Jantan
Jenis
kelami
n
Bentuk
Fisik
Mikroskopis
Jantan
Perut
ramping,
bobot
>40 gr.
Stripping
Sperma
berwarna
putih susu
Betina
Perut
bulat,
bobot >
80 gr,
diraba
lembut
Kateter
Telur
berwarna
abu
kehijauan
(diameter 11,2 mm)
(Satyani,
2011).
Induk dijadikan 1
pd hapa
dan diseleksi
Ambil
sampel telur
Larutkan phenoxy
Pd baskom dan
rendam ikan
Pemeriksaan kematangan
telur dg kanulasi
Pengamatan
diameter telur
Penyuntikan I
HCG (Human Chorionic Gonadotropine) pada induk
betina
Pengambilan phenoxy
dengan spuit (0,3
ml/L)
Pencampuran air
dengan phenoxy
Ikan direndam
didalam larutan
phenoxy
Pengambilan HCG
menggunakan
spuit
HCG (Human
Chorionic
Gonadotropine)
Penyuntikan II
Ovaprim, pada induk jantan dan betina
Pengambilan phenoxy
dengan spuit (0,3 ml/L)
Pencampuran
air dengan
phenoxy
Pengambilan ovaprim
menggunakan spuit
Ikan direndam
didalam larutan
phenoxy
Hormon
ovaprim
Pengambilan induk
Diakuarium
penampungan
induk
Memasukkan induk ke
baskom yang telah
dilarutkan Phenoxy
vcv
Induk dimasukkan ke air
tawar (sadar)
Menimbang bobot
induk seseudah
stripping
Memasukkan sperma ke
eppendorf
Stripping sperma
dengan spluit
Pengambilan induk
Diakuarium penampungan
induk
Penimbangan bobot
setelah stripping
Sripping telur
FERTILISASI/ PEMBUAHAN
sperma hasil
stripping
Memasukkan telur
secara perlahan
Air cucian
dibuang
Pemasukkan telur
kecorong inkubasi
Penambahan air
mineral
Fekunditas, FR dan HR
Penimbangan berat
telur sampel
Pengamatan Embriol
Pemeliharaan Larva
Pengambilan larva
menggunakan seser
Aklimatisasi sebelum
dimasukkan kedalam
akuarium
Pakan diberikan 5
kali/hari
Akuarium
pemeliharaan larva
Memasukkan larva
kedalam akuarium
Manajemen Pakan
Artemia setelah
penyifonan 2 kali
Cacing ditimbang
1,5 kg/ hari
k
u
d
In
Pemberian pakan
diletakkan disatu titik
sekenyangnya
La
rv
Cyste
artemia
Hasil panen
setelah di sifon 2
kali
Pengisian air
sesuai dengan
kebutuhan
Campurkan
garam kedalam
air (25gr/L)
Panen dilakukan
setelah 24 jam
kultur
MANAJEMEN KESEHATAN
Pengobatan :
perendaman dengan
oxytetracyclin dosis 510 ppm selama 24
jam (Satyani et.al.,
2011)
Pencegahan : menjaga
kestabilan suhu > 27C,
karna parasit akan
berkembang biak cepat
pada suhu yang lebih
rendah dan pemberian
imunostimulan melalui
pakan (Satyani et.al.,
2011).
Ichthyopthirius multifiliis
paling sering menyerang
benih dan induk ikan botia.
Menyerang bagian luar tubuh
(kulit, sirip, insang) ditandai
dengan bintik putih (Satyani
et.al., 2011).
Penyebab : white spot
dapat masuk ke
akuarium melalui ikan
yang terjangkit, air
yang mengandung
parasit, tanaman air &
pakan hidup dapat
menjadi prantara (OFish.com)
Pemanenan
Larva
Larva diambil dari dalam
happa dengan menggunakan
seser
Packing
SIMPULAN
SIMPULAN
Lebih dari sekadar dokumen.
Temukan segala yang ditawarkan Scribd, termasuk buku dan buku audio dari penerbit-penerbit terkemuka.
Batalkan kapan saja.