Anda di halaman 1dari 35

FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH
PUSKESMAS PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN
Nama: Ayu Cintya Paraswati
NIM

: 25010112140172

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Latar Belakang
Pneumonia penyakit pembunuh kedua pada balita di seluruh dunia.
Menyebabkan 16% kematian pada balita di seluruh dunia

Menuru Riskesdas tahun 2007-2013, Indonesia angka pneumonia


menurun namun angka penderita pneumonia DKI Jakarta
meningkat 1,67% - 2,4%
Tren kejadian pneumonia di Jakarta Selatan besarannya fluktuatif.
Kejadian pneumonia di Puskesmas Pasar Minggu merupakan 5 besar
penyakit terutama pada poli MTBS.

Rumusan Masalah
Apakah faktor lingkungan fisik rumah (luas ventilasi rumah,
pencahayaan alami, jenis lantai, jenis dinding, tingkat
kelembaban, suhu, tingkat kepadatan hunian, penggunaan obat
nyamuk bakar, dan kebiasaan merokok) berhubungan dengan
kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pasar
Minggu Jakarta Selatan?

Tujuan
Umum

Mengetahui faktor-faktor
kondisi fisik rumah yang
berhubungan dengan
kejadian pneumonia pada
balita di wilayah kerja
Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan.

Khusus

Menganalisis hubungan faktorfaktor kondisi fisik rumah (luas


ventilasi, pencahayaan alami, jenis
lantai, jenis dinding, kelembaban,
suhu, kepadatan hunian,
penggunaan obat nyamuk bakar,
dan keberadaan anggota keluarga
lain yang merokok) dengan
kejadian pneumonia pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Pasar
Minggu Jakarta Selatan.

Manfaat

Pemerintah dan dinas terkait

Puskesmas

Fakultas kesehatan masyarakat

Masyarakat

Peneliti

Ruang Lingkup

Masalah

Materi dan Keilmuan

Sasaran

Lokasi

Waktu Penelitian

Tinjauan Pustaka
A. ISPA
B. Pneumonia
C. Faktor Risiko Pneumonia
1. Kondisi Fisik Rumah
2. Daya Tahan Tubuh Balita
3. Sosial Ekonomi
4. Kebiasaan merokok anggota keluarga

Kerangka Teori
Kebiasaan
penggunaan obat
nyamuk bakar
Keberadaan anggota
keluarga yang
merokok

Kualitas udara
didalam rumah

Potensi penularan
penyakit melalui
udara

Luas ventilasi

Keberadaan
mikroorganisme
(steptococcus
pneumonia dan
hemophylus
influenzae) di udara

Jenis lantai
Jenis dinding

Tingkat kelembaban

Suhu

Infeksi / masuknya
mikroorganisme

Pencahayaan alami
Kepemilikan rumah
sehat

Status gizi
Pemberian ASI

Tingkat sosial
ekonomi

Tingkat pendidikan
ibu

Defisiensi vit A
BBLR

Kerangka Teori 8,9,11,12,15,18,28,30,31,33,37

Daya tahan tubuh


balita

Pneumonia pada
balita

Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Ventilasi rumah
Pencahayaan alami
Jenis lantai
Jenis dinding
Kelembaban
Suhu
Kepadatan hunian
Kebiasaan penggunaan obat
nyamuk bakar
Keberadaan anggota keluarga
yang merokok

Keterangan :
(**)

: dapat dikendalikan

(*)

: dapat diukur

Variabel Terikat
Kejadian Pneumonia

Variabel Pengganggu
Umur**
Jenis kelamin**
BBLR*
Pemberian ASI*

Hipotesis
Ada hubungan suhu di dalam rumah dengan
Ada hubungan luas ventilasi rumah
kejadian pneumonia pada balita di wilayah
dengan kejadian pneumonia pada balita
kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan.
di wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan.
Ada hubungan tingkat kepadatan hunian
dengan kejadian pneumonia pada balita di

Ada hubungan pencahayaan alami


wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta
didalam rumah dengan kejadian
Selatan.
pneumonia pada balita di wilayah kerja
Ada hubungan penggunaan obat nyamuk bakar
Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan.
di dalam rumah dengan kejadian pneumonia
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pasar
Minggu Jakarta Selatan.

Ada hubungan jenis lantai rumah dengan


kejadian pneumonia pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu
Ada hubungan keberadaan anggota keluarga
lain yang merokok di dalam rumah dengan
Jakarta Selatan.
Ada hubungan jenis dinding rumah
dengan kejadian pneumonia pada balita
di wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan.

kejadian pneumonia pada balita di wilayah


kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Jenis dan
Rancangan
Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis


penelitian analitik observasional
dengan menggunakan pendekatan
kasus kontrol (case control)

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh balita rawat jalan di


Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan dan seluruh balita yang
Popula dinyatakan menderita pneumonia pada novemver 2015 hingga april
2016
si

Samp
el

Sampel pada penelitian ini adalah anak berumur 12-59 bulan yang
merupakan pasien rawat jalan yang dinyatakan menderita pneumonia oleh
dokter pada kelompok kasus dan tidak menderita pneumonia pada kelompok
kontrol di Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan pada periode November
2015 April 2016

Perhitungan Sampel
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
pengambilan

adalah dengan cara non probability sampling dengan jenis


purposive sampling.
Pada penelitian ini besar sampel dihitung menggunakan
rumus:
Dari perhitungan diatas didapatkan besarnya sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 39 orang.
Untuk mencegah terjadinya drop out, maka sampel yang
dipergunakan 43 orang. Dipergunakan kelompok kasus dan
kontrol sehingga sampel yang digunakan sebesar 86 orang.

Variabel Penelitian
Variabel
Bebas

ventilasi rumah
pencahayaan alami
jenis lantai
jenis dinding
kelembaban
suhu
kepadatan hunian
obat nyamuk bakar
anggota keluarga
merokok.

Variabel
Penggang
gu

umur balita
jenis kelamin
Berat bayi lahir
pemberian ASI

Variabel
Terikat

Penyakit
pneumonia pada
balita

Sumber Data Primer


Data yang diperoleh dari hasil wawancara
dan observasi lingkungan fisik rumah.

Sumber Data Sekunder


Data yang diperoleh dari dari Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Selatan dan Puskesmas
Pasar Minggu

Instrumen Penelitian
Kuesioner
Pedoman observasi
luxmeter (pengukur cahaya)
Rollmeter (pengukur luas ventilasi dan luas lantai)
Thermohygrometer (pengukur lembaban udara ruagan)
Perangkat keras dan perangkat lunak komputer
Kamera

Pengolahan Data
Editing
Editing adalah satu tahap yang dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dalam
penelelitian. Dengan cara memeriksan kelengkapan dan konsistensi jawaban
responden.
Coding
Coding adalah pemberian kode tertentu pada data untuk mengklasifikasikan
data jawaban kuesioner dalam kategori-kategori.
Entry
Entry adalah tahap memasukan data kedalam software pengolahan data.
Semua data yang telah dipastikan komplit dan telah diberi kode dapat dientry
ke dalam software pengolahan data untuk selanjutnya diproses pengolahan
data.
Cleaning
Cleaning adalah pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukan kedalam
sistem pengolahan data.

Analisis Data
Analisis
Univariat

Analisis
Bivariat

mendeskripsikan distribusi frekuensi tiap


variabel yang akan diukur dalam penelitian
ini, variabel bebas yaitu kondisi fisik rumah
dilakukan
untuk
melihat hubungan
dan variabel
pengganggu.
kemaknaan antara kejadian pneumonia
pada balita dengan lingkungan fisik rumah.
Pada penelitian ini analisis dengan
menggunakan uji Chi Square dengan
derajat kepercayaan 95% (p = 0,05),
pengujian ini dilakukan dengan bantuan
program SPSS.
uji untuk melihat besar risiko yang akan
ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap
variabel terikat yaitu dengan melihat Odds
Ratio (OR).

Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Kondisi
Geografis

Kecamatan Pasar Minggu memiliki luas wilayah sebesar 21,90 km2 yang terdiri dari
7 kelurahan, 65 RW dan 725 RT. Wilayah Kecamatan Pasar Minggu memiliki curah
hujan antara 26,8 - 681,3mm dengan hari hujan berkisar 4 - 28hari. Dengan tingkat
kelembaban
Kondisitertinggi sebesar 98% dan terendah sebesar 51%

Demografis

tahun 2015, penduduk yang berada diwilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu
berjumlah 300.646. Tingkat kepadatan penduduk pada wilayah kerja puskesmas
pasar minggu sebesar 13.728 orang per km2

Sarana
Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan yang ada diwilayah Puskesmas Pasar Minggu Jakarta
Selatan terdiri dari 3 rumah sakit, 11 puskesmas, 177 posyandu, 63 dokter praktik,
dan 76 pelayanan kesehatan lainnya.

Karakteristik balita
Variabel

Mea
n

Media
n

Mi
n

Ma
x

SD

Umur
Balita

Kasus

43

37,00

12

59

15,027

Kontrol

43

35,00

12

59

13,957

34,6
5
34,1
6

0,87
6

Karakteristik balita
Status Balita
Variabel
f

Kasus
%

Kontrol
%

Total
f

Jenis kelamin
Laki-Laki

23

53,5

23

53,5

46

53,5

20

46,5

20

46,5

40

46,5

18,6

11,6

13

15,1

35

81,4

38

88,4

73

84,9

ASI Eksklusif

14

32,6

17

39,5

31

36,0

Tidak ASI
Eksklusif

29

67,4

26

60,5

55

64,0

Perempuan
Berat badan bayi
lahir
Rendah
Normak
Pemberian ASI

Analisis Hubungan Antara Kondisi Ventilasi Rumah


dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Ventilasi
Rumah
Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat

Status Balita
Kasus
Kontrol
f

42

97,7

38

88,4

2,3

p-value
(Uji X2)

OR

95%CI

0,09

5,526

0,618-49,449

11,6

Dengan rata-rata ventilasi rumah memiliki presentase sebesar 4,3% dari


luas lantai rumah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh David tahun 2014, Zulkipli tahun 2009, dan fahimah tahun 2014 yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kondisi ventilasi dengan
kejadian pneumonia.

Analisis Hubungan Antara Kondisi Pencahayaan Alami


Rumah dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Pencahayaan
Alami Rumah

Status Balita
Kasus
Kontrol
f

Tidak Memenuhi
Syarat

40

93,0

33

76,7

Memenuhi Syarat

7,0

10

23,3

p-value
(Uji X2)

OR

95%CI

0,071

4,040

1,02715,901

Rata-rata rumah memiliki pencahayaan alami sebesar 33,35 lux. Hasil ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh sartika tahun 2011 yang
meyatakan bahwa pencahayaan alami tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan kejadain pneumonia pada balita. Namun merupakan
faktor risiko terjadinya pneumonia pada balita.

Analisis Hubungan Antara Kondisi Jenis Lantai Rumah


dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Jenis Lantai
Rumah

Status Balita
Kasus
Kontrol
f

Tidak Memenuhi
Syarat

16,3

18,6

Memenuhi Syarat

36

83,7

35

81,4

p-value
(Uji X2)

OR

95%CI

0,776

0,851

0,2792,597

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lina
tahun 2012, Sulistyowati tahun 2010 dan Santika tahun 2012 yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi jenis
lantai rumah dengan kejadian pneumonia pada balita.

Analisis Hubungan Antara Kondisi Jenis Dinding Rumah


dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Status Balita
Jenis Dinding
Rumah
Tidak Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat

Kasus

Kontrol

13

30,2

11

25,6

30

69,8

32

p-value
(Uji X2)

OR

95%CI

0,631

1,261

0,490-3,243

74,4

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lina
tahun 2012 dan Zulkipli tahun 2007 yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara kondisi jenis dinding rumah dengan
kejadian pneumonia pada balita.

Analisis Hubungan Antara Kondisi Kelembaban Rumah


dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Kelembaban
Rumah

Status Balita
Kasus
Kontrol
f

Tidak Memenuhi
Syarat

24

55,8

21

48,8

Memenuhi Syarat

19

44,2

22

51,2

p-value
(Uji X2)

OR

95%CI

0,517

1,323

0,567-3,091

Rata-rata kelembaban rumah responden sebesar 70,39%. Hasil penelitian


ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramudiani tahun 2010
dan Tulus tahun 2008 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara kondisi kelembaban rumah dengan kejadian pneumonia
pada balita.

Analisis Hubungan Antara Kondisi Suhu Rumah dengan


Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Status Balita
Kasus
Kontrol

Suhu Rumah
Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat

18

41,9

15

34,9

25

58,1

28

p-value
(Uji X2)

OR

95%CI

0,506

1,344

0,562-3,214

65,1

Rata-rata suhu rumah responden sebesar 29,5oC. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Rilla tahun 2014, David tahun 2015, dan
Novita tahun 2011 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara kondisi suhu rumah dengan kejadian pneumonia pada
balita.

Analisis Hubungan Antara Kondisi Kepadatan Hunian


Rumah dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Kepadatan
Hunian Rumah
Tidak Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat

Status Balita
Kasus
Kontrol
f

27

62,8

23

53,5

16

37,2

20

p-value
(Uji X2)

OR

95%CI

0,382

1,467

0,620-3,471

46,5

Rata-rata kepadatan hunian sebesar 9,46m2.. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rilla tahun 2014, Zulkipli tahun 2009 dan Sugiharto
tahun 2012 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
kondisi kepadatan hunian rumah dengan kejadian pneumonia pada balita.

Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Penggunaan Obat


Nyamuk Bakar dengan Kejadian Pneumonia pada Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Kebiasaan
Penggunaan Obat
Nyamuk Bakar
Pakai Obat Nyamuk
Bakar
Tidak Pakai Obat
Nyamuk Bakar

Status Balita
Kasus
Kontrol
f

10

23,3

11

25,6

33

76,7

32

p-value
(Uji X2)

OR

95%CI

0,802

0,882

0,3292,360

74,4

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rilla
tahun 2014 dan Novita tahun 2011 yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara kebiasaan penggunaan obat nyamuk
bakar dengan kejadian pneumonia pada balita.

Analisis Hubungan Antara Keberadaan Anggota Keluarga


yang Merokok dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Status Balita
Keberadaan Anggota
Keluarga yang
Merokok
Merokok
Tidak Merokok

Kasus

Kontrol

34
9

79,1
20,9

35
8

81,4
18,6

p-value
(Uji X2)

OR

95%CI

0,787

0,863

0,2982,500

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rilla
tahun 2014 dan novita tahun 2010 yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara keberadaan anggota keluarga yang
merokok dengan kejadian pneumonia pada balita.

Analisis Hubungan Antara Kondisi Lingkungan Fisik


Rumah dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Status Balita
Kondisi Lingkungan
Fisik Rumah
Tidak Baik
Baik

Kasus
f

Kontrol
%

30
13

f
69,
8
30,
2

p-value
(Uji X2)

%
19
24

44,
2
55,
8

0,029

OR

2,91
5

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulkipli
tahun 2007 dan Yusup tahun 2004 yang menyatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian
pneumonia pada balita.

95%CI

1,2017,073

Rekapitulasi Analisis Risiko Kejadian Pneumonia pada Balita


Di Wilayah Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Variabel

p-value

OR

Ventilasi

0,090

5,526

Pencahayaan Alami

0,035

4,040

Jenis Lantai

0,776

0,851

Jenis Dinding

0,631

1,261

Kelembaban

0,517

1,323

Suhu

0,506

1,344

Kepadatan Hunian

0,382

1,467

0,802

0,787

Kebiasaan
penggunaan obat
nyamuk bakar
Keberadaan anggota
keluarga yang

95%CI
0,61849,449
1,02715,901
0,2792,597
0,4903,243
0,5673,091
0,5623,214
0,6203,471

Keterangan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan

0,882

0,3292,360

Tidak ada
hubungan

Bukan faktor risiko

0,863

0,2982,500

Tidak ada
hubungan

Bukan faktor risiko

Bukan faktor risiko


Faktor risiko
Bukan faktor risiko
Bukan faktor risiko
Bukan faktor risiko
Bukan faktor risiko
Bukan faktor risiko

Kesimpulan
Tidak ada hubungan yang signifikan
antara luas ventilasi rumah dengan
kejadian penumonia pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan

Tidak ada hubungan yang signifikan antara suhu


rumah dengan kejadian penumonia pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta
Selatan

Tidak ada hubungan yang signifikan


antara pencahayaan alami rumah
dengan kejadian penumonia pada balita
di wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu

Jakarta Selatan
Tidak ada hubungan yang signifikan
antara jenis lantai rumah dengan
kejadian penumonia pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Tidak ada hubungan yang signifikan
antara jenis dinding rumah dengan
kejadian penumonia pada balita di

Tidak ada hubungan yang signifikan antara


kepadatan hunian rumah dengan kejadian
penumonia pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan
Tidak ada hubungan yang signifikan antara
kebiasaan penggunaan obat nyamuk bakar
dengan kejadian penumonia pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta
Selatan

Tidak ada hubungan yang signifikan antara


keberadaan anggota keluarga yang merokok
dengan kejadian penumonia pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta
Selatan

Saran
Bagi Instansi Petugas Kesehatan
Melakukan penilaian terhadap faktor-faktor risiko penyebab pneumonia
terutama dalam segi lingkungan fisik rumah, yaitu berkerjasama dengan kader
dalam penilaian tersebut. Selain itu menciptakan program-program, seperti
pemberian pengetahuan mengenai rumah sehat dan membiasakan membuka
jendela agar udara dapat bersirkulasi dan cahaya matahari dapat masuk ke
dalam rumah, program tersebut bermanfaat untuk penanggulangan kejadian
pneumonia.

Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat menciptakan lingkungan rumah yang sehat


dengan memperhatikan kondisi fisik rumah yang sesuai dengan standar rumah
sehat dan menjaga kebersihan baik didalam maupun diluar rumah. Dapat
menjaga kondisi tersebut seperti, membuka jendela baik pagi hari hingga sore
hari karena hal ini dapat membuat pertukaran udara didalam ruangan,
memberikan genteng kaca atau fiber transparan agar cahaya matahari dapat
masuk ke dalam rumah.

Dokumentasi

Wawancara dengan ibu


responden

Mengukur pencahayaan
alami dengan luxmeter

Mengukur luas ventilasi

Dokumentasi

Kondisi pemukiman semi


permanen

Terdapat ventilasi pada area


dapur

Kondisi ventilasi yang kecil


dan jendela yang tidak
pernah di buka

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai