: 25010112140172
Latar Belakang
Pneumonia penyakit pembunuh kedua pada balita di seluruh dunia.
Menyebabkan 16% kematian pada balita di seluruh dunia
Rumusan Masalah
Apakah faktor lingkungan fisik rumah (luas ventilasi rumah,
pencahayaan alami, jenis lantai, jenis dinding, tingkat
kelembaban, suhu, tingkat kepadatan hunian, penggunaan obat
nyamuk bakar, dan kebiasaan merokok) berhubungan dengan
kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pasar
Minggu Jakarta Selatan?
Tujuan
Umum
Mengetahui faktor-faktor
kondisi fisik rumah yang
berhubungan dengan
kejadian pneumonia pada
balita di wilayah kerja
Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan.
Khusus
Manfaat
Puskesmas
Masyarakat
Peneliti
Ruang Lingkup
Masalah
Sasaran
Lokasi
Waktu Penelitian
Tinjauan Pustaka
A. ISPA
B. Pneumonia
C. Faktor Risiko Pneumonia
1. Kondisi Fisik Rumah
2. Daya Tahan Tubuh Balita
3. Sosial Ekonomi
4. Kebiasaan merokok anggota keluarga
Kerangka Teori
Kebiasaan
penggunaan obat
nyamuk bakar
Keberadaan anggota
keluarga yang
merokok
Kualitas udara
didalam rumah
Potensi penularan
penyakit melalui
udara
Luas ventilasi
Keberadaan
mikroorganisme
(steptococcus
pneumonia dan
hemophylus
influenzae) di udara
Jenis lantai
Jenis dinding
Tingkat kelembaban
Suhu
Infeksi / masuknya
mikroorganisme
Pencahayaan alami
Kepemilikan rumah
sehat
Status gizi
Pemberian ASI
Tingkat sosial
ekonomi
Tingkat pendidikan
ibu
Defisiensi vit A
BBLR
Pneumonia pada
balita
Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Ventilasi rumah
Pencahayaan alami
Jenis lantai
Jenis dinding
Kelembaban
Suhu
Kepadatan hunian
Kebiasaan penggunaan obat
nyamuk bakar
Keberadaan anggota keluarga
yang merokok
Keterangan :
(**)
: dapat dikendalikan
(*)
: dapat diukur
Variabel Terikat
Kejadian Pneumonia
Variabel Pengganggu
Umur**
Jenis kelamin**
BBLR*
Pemberian ASI*
Hipotesis
Ada hubungan suhu di dalam rumah dengan
Ada hubungan luas ventilasi rumah
kejadian pneumonia pada balita di wilayah
dengan kejadian pneumonia pada balita
kerja Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan.
di wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan.
Ada hubungan tingkat kepadatan hunian
dengan kejadian pneumonia pada balita di
Jenis dan
Rancangan
Penelitian
Samp
el
Sampel pada penelitian ini adalah anak berumur 12-59 bulan yang
merupakan pasien rawat jalan yang dinyatakan menderita pneumonia oleh
dokter pada kelompok kasus dan tidak menderita pneumonia pada kelompok
kontrol di Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan pada periode November
2015 April 2016
Perhitungan Sampel
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
pengambilan
Variabel Penelitian
Variabel
Bebas
ventilasi rumah
pencahayaan alami
jenis lantai
jenis dinding
kelembaban
suhu
kepadatan hunian
obat nyamuk bakar
anggota keluarga
merokok.
Variabel
Penggang
gu
umur balita
jenis kelamin
Berat bayi lahir
pemberian ASI
Variabel
Terikat
Penyakit
pneumonia pada
balita
Instrumen Penelitian
Kuesioner
Pedoman observasi
luxmeter (pengukur cahaya)
Rollmeter (pengukur luas ventilasi dan luas lantai)
Thermohygrometer (pengukur lembaban udara ruagan)
Perangkat keras dan perangkat lunak komputer
Kamera
Pengolahan Data
Editing
Editing adalah satu tahap yang dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dalam
penelelitian. Dengan cara memeriksan kelengkapan dan konsistensi jawaban
responden.
Coding
Coding adalah pemberian kode tertentu pada data untuk mengklasifikasikan
data jawaban kuesioner dalam kategori-kategori.
Entry
Entry adalah tahap memasukan data kedalam software pengolahan data.
Semua data yang telah dipastikan komplit dan telah diberi kode dapat dientry
ke dalam software pengolahan data untuk selanjutnya diproses pengolahan
data.
Cleaning
Cleaning adalah pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukan kedalam
sistem pengolahan data.
Analisis Data
Analisis
Univariat
Analisis
Bivariat
Kecamatan Pasar Minggu memiliki luas wilayah sebesar 21,90 km2 yang terdiri dari
7 kelurahan, 65 RW dan 725 RT. Wilayah Kecamatan Pasar Minggu memiliki curah
hujan antara 26,8 - 681,3mm dengan hari hujan berkisar 4 - 28hari. Dengan tingkat
kelembaban
Kondisitertinggi sebesar 98% dan terendah sebesar 51%
Demografis
tahun 2015, penduduk yang berada diwilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu
berjumlah 300.646. Tingkat kepadatan penduduk pada wilayah kerja puskesmas
pasar minggu sebesar 13.728 orang per km2
Sarana
Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan yang ada diwilayah Puskesmas Pasar Minggu Jakarta
Selatan terdiri dari 3 rumah sakit, 11 puskesmas, 177 posyandu, 63 dokter praktik,
dan 76 pelayanan kesehatan lainnya.
Karakteristik balita
Variabel
Mea
n
Media
n
Mi
n
Ma
x
SD
Umur
Balita
Kasus
43
37,00
12
59
15,027
Kontrol
43
35,00
12
59
13,957
34,6
5
34,1
6
0,87
6
Karakteristik balita
Status Balita
Variabel
f
Kasus
%
Kontrol
%
Total
f
Jenis kelamin
Laki-Laki
23
53,5
23
53,5
46
53,5
20
46,5
20
46,5
40
46,5
18,6
11,6
13
15,1
35
81,4
38
88,4
73
84,9
ASI Eksklusif
14
32,6
17
39,5
31
36,0
Tidak ASI
Eksklusif
29
67,4
26
60,5
55
64,0
Perempuan
Berat badan bayi
lahir
Rendah
Normak
Pemberian ASI
Status Balita
Kasus
Kontrol
f
42
97,7
38
88,4
2,3
p-value
(Uji X2)
OR
95%CI
0,09
5,526
0,618-49,449
11,6
Status Balita
Kasus
Kontrol
f
Tidak Memenuhi
Syarat
40
93,0
33
76,7
Memenuhi Syarat
7,0
10
23,3
p-value
(Uji X2)
OR
95%CI
0,071
4,040
1,02715,901
Rata-rata rumah memiliki pencahayaan alami sebesar 33,35 lux. Hasil ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh sartika tahun 2011 yang
meyatakan bahwa pencahayaan alami tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan kejadain pneumonia pada balita. Namun merupakan
faktor risiko terjadinya pneumonia pada balita.
Status Balita
Kasus
Kontrol
f
Tidak Memenuhi
Syarat
16,3
18,6
Memenuhi Syarat
36
83,7
35
81,4
p-value
(Uji X2)
OR
95%CI
0,776
0,851
0,2792,597
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lina
tahun 2012, Sulistyowati tahun 2010 dan Santika tahun 2012 yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi jenis
lantai rumah dengan kejadian pneumonia pada balita.
Kasus
Kontrol
13
30,2
11
25,6
30
69,8
32
p-value
(Uji X2)
OR
95%CI
0,631
1,261
0,490-3,243
74,4
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lina
tahun 2012 dan Zulkipli tahun 2007 yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara kondisi jenis dinding rumah dengan
kejadian pneumonia pada balita.
Status Balita
Kasus
Kontrol
f
Tidak Memenuhi
Syarat
24
55,8
21
48,8
Memenuhi Syarat
19
44,2
22
51,2
p-value
(Uji X2)
OR
95%CI
0,517
1,323
0,567-3,091
Suhu Rumah
Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat
18
41,9
15
34,9
25
58,1
28
p-value
(Uji X2)
OR
95%CI
0,506
1,344
0,562-3,214
65,1
Rata-rata suhu rumah responden sebesar 29,5oC. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Rilla tahun 2014, David tahun 2015, dan
Novita tahun 2011 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara kondisi suhu rumah dengan kejadian pneumonia pada
balita.
Status Balita
Kasus
Kontrol
f
27
62,8
23
53,5
16
37,2
20
p-value
(Uji X2)
OR
95%CI
0,382
1,467
0,620-3,471
46,5
Rata-rata kepadatan hunian sebesar 9,46m2.. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rilla tahun 2014, Zulkipli tahun 2009 dan Sugiharto
tahun 2012 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
kondisi kepadatan hunian rumah dengan kejadian pneumonia pada balita.
Status Balita
Kasus
Kontrol
f
10
23,3
11
25,6
33
76,7
32
p-value
(Uji X2)
OR
95%CI
0,802
0,882
0,3292,360
74,4
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rilla
tahun 2014 dan Novita tahun 2011 yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara kebiasaan penggunaan obat nyamuk
bakar dengan kejadian pneumonia pada balita.
Kasus
Kontrol
34
9
79,1
20,9
35
8
81,4
18,6
p-value
(Uji X2)
OR
95%CI
0,787
0,863
0,2982,500
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rilla
tahun 2014 dan novita tahun 2010 yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara keberadaan anggota keluarga yang
merokok dengan kejadian pneumonia pada balita.
Kasus
f
Kontrol
%
30
13
f
69,
8
30,
2
p-value
(Uji X2)
%
19
24
44,
2
55,
8
0,029
OR
2,91
5
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulkipli
tahun 2007 dan Yusup tahun 2004 yang menyatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian
pneumonia pada balita.
95%CI
1,2017,073
p-value
OR
Ventilasi
0,090
5,526
Pencahayaan Alami
0,035
4,040
Jenis Lantai
0,776
0,851
Jenis Dinding
0,631
1,261
Kelembaban
0,517
1,323
Suhu
0,506
1,344
Kepadatan Hunian
0,382
1,467
0,802
0,787
Kebiasaan
penggunaan obat
nyamuk bakar
Keberadaan anggota
keluarga yang
95%CI
0,61849,449
1,02715,901
0,2792,597
0,4903,243
0,5673,091
0,5623,214
0,6203,471
Keterangan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
Tidak ada
hubungan
0,882
0,3292,360
Tidak ada
hubungan
0,863
0,2982,500
Tidak ada
hubungan
Kesimpulan
Tidak ada hubungan yang signifikan
antara luas ventilasi rumah dengan
kejadian penumonia pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Jakarta Selatan
Tidak ada hubungan yang signifikan
antara jenis lantai rumah dengan
kejadian penumonia pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan
Tidak ada hubungan yang signifikan
antara jenis dinding rumah dengan
kejadian penumonia pada balita di
Saran
Bagi Instansi Petugas Kesehatan
Melakukan penilaian terhadap faktor-faktor risiko penyebab pneumonia
terutama dalam segi lingkungan fisik rumah, yaitu berkerjasama dengan kader
dalam penilaian tersebut. Selain itu menciptakan program-program, seperti
pemberian pengetahuan mengenai rumah sehat dan membiasakan membuka
jendela agar udara dapat bersirkulasi dan cahaya matahari dapat masuk ke
dalam rumah, program tersebut bermanfaat untuk penanggulangan kejadian
pneumonia.
Bagi Masyarakat
Dokumentasi
Mengukur pencahayaan
alami dengan luxmeter
Dokumentasi
TERIMA KASIH