Anda di halaman 1dari 20

SKIZOFRENIA

Oleh

Dr ARTINA R GINTING
SpKJ

SKIZOFRENIA
Definisi : skizofrenia (menurut PPDGJ III, 1993)
- Ditandai dgn distorsi pikiran dan persepsi yang
mendasar & khas; dan didapati afek tidak wajar
(inappropriate) atau tumpul: kesadaran jernih:
defisit kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.
- Pikiran, perasaan dan perbuatan yang paling
mendalam sering terasa diketahui oleh orang lain,
atau terbagi rasa dengan orang lain .
- Waham dapat timbul mempengaruhi pikiran dan
perbuatan penderita
Halusinasi tertentu: pendengaran (auditorik) lazim
dijumpai dan dapat berupa memberi komentar ttg
perilaku dan pikiran penderita.

Insidensi
- Terutama mengenai remaja & dewasa muda. Usia puncak
onset skizofrenia pria pd usia 15-25 thn dan wanita 25-35
thn.
- Bila ada keluarga menderita skizofrenia maka expected
rate sebesar 1% utk seluruh kelompok usia; bila saudara
kandung tanpa orangtua menderita skizofrenia expected
rate 6,7-8,2 %
- Pria lbh sering memiliki simtom negatif dpd wanita, ok
wanita lbh baik dlm bersosialisasi dibanding pria; pada
umumnya hasil akhir serangan skizofrenia lbh baik dpd
pria
- Bunuh diri dpt juga dijumpai pada skizofrenik, 50%
pernah berusaha bunuh diri 1 X dlm seumur hidupnya;
10-15 % penderita skizofrenik meninggal karena bunuh
diri.

Etiologi
1. Stress Diathesis Model. Menurut model ini etiologi
skizofrenia berupa integrasi dari faktor biologik dan
faktor psikososial & lingkungan . Seseorang mungkin
memiliki spesifik vulnerability (diatesis) dan bila
berada dalam pengaruh lingkungan yang stressful
dpt membuat simtom skizofrenia berkembang.
Stress dpt biologik, lingkungan atau keduanya.
Biologik misalnya infeksi; dan psikologik misalnya
situasi keluarga yg stressful. Dasar biologik ini dapat
diperkuat misal adanya substance abuse atau
trauma. Apalagi bila ditambah dgn adanya stressor
psikososial.
2. Hipotesis dopamin
Menyatakan bahwa skizofrenia sbg akibat aktifitas
dopaminergik yang berlebihan

Postive and Negative Symptoms Scale = PANNS


(dari Kay)
. Terdiri dari : 1. Simtom positif (7)
2. Simtom negatif (7)
3. Simtom psikopatologik umum
A.Skala positif
1. Waham
2. Kekacauan proses pikir, dpt berupa sirkumstansial,
tangensial, asosiasi longgar, tidak berurutan, tidak
logis yg parah, putusnya arus pikiran (blocking),
3. Perilaku halusinasi, dpt berupa halusinasi
pendengaran, penglihatan, penciuman dan somatik
4. Gaduh gelisah, hiperaktifitas dlm bentuk percepatan
perilaku motorik, peningkatan respons terhadap
stimuli, waspada berlebihan (hypervigilance).

5. Waham kebesaran: keyakinan tentang soperioritas


berlebihan, tidak realistis ( termasuk kemampuan
luar biasa, kekayaan, kekuatan & kebaikan moral)
6. Kecurigaan/ kejaran
7. Permusuhan: berupa ekspresi verbal dan non verbal
ttg kemarahan, kebencian; termasuk sarkasme,
perilaku pasif agresif, caci maki & penyerangan
B.Skala Negatif
1. Afek tumpul. Berkurangnya respons emosional, yg
ditandai dgn berkurangnya ekspresi wajah,
modulasi perasaan dan gerak gerik komunikatif
2. Penarikan emosional (emotional withdrawal) ;
berkurangnya minat dan keterlibatan serta curahan
perasaan thd peristiwa kehidupan.
3. Kemiskinan rapport . Berkurangnya empati
interpersonal,

kurang keterbukaan dalam percakapan dan rasa


keakraban.
Ditandai adanya jarak interpersonal
dan berkurangnya komunikasi verbal dan
nonverbal.
4. Penarikan diri dari hubungan sosial secara pasif
atau apatis. Berkurangnya minat dan inisiatif dalam
interaksi sosial yang disebabkan pasifitas, apatis,
anergia dan tidak ada dorongan kehendak.
Akibatnya berkurang keterlibatan interpersonal
dan mengabaikan aktifitas kehidupan sehari-hari.
5. Kesulitan dalam pemikiran abstrak . Gangguan
dalam penggunaan cara berpikir abstrak atau
simbolis, yang dibuktikan dlm kesulitan
mengklasifikasikan, membentuk generalisasi; jadi
dalam berfikir secara nonkrit atau egosentrik dlm
memecahkan masalah

6. Kurangnya spontanitas atau arus percakapan.


Berkurangnya arus normal percakapan yd disertai dgn
apatis, avolisi, defensif atau adanya defesit kognitif
7. Pemikiran stereotipi. Berkurangnya kelancaran,
spontanitas dan fleksibilitas proses pikir yg terbukti dari
kekakuan, pengulangan atau isi pikiran yang miskin.
Simtom Skizofrenia
1. Simtom positif
2. Simtom negatif
3. Defisit kognitif
Defisit Kognitif
Akibat penurunan dopamin pada area pre frontal,
terlihat berupa:
- Sulit konsentrasidaya ingat menurun
- Kesulitan melakukan fungsi eksekutif/tugas seharihari.

Pedoman Diagnostik Skizofrenia (menurut PPDGJ III,


1993)
Gejala yg sering terdapat pd skizofrenia:
a. Thought echo, thought insersion, thought withdrawal,
thought broadcast.
b. Waham dikendalikan (delusion of control), waham
dipengaruhi (delusion of influence), delusion of passivity
(waham ttg dirinya tdk berdaya dan pasrah thd suatu
kekuatan dari luar), persepsi delusional (pengalaman
indrawi yg tdk wajar, yg bermakna sangat khas bagi
dirinya, biasanya bersifat mistik atau mujizat).
c. Suara halusinasi berkomentar terus menerus thd
perilaku penderita , mendiskusikan perihal penderita,
atau suara yang
berasal dari salah satu bagian tubuh.

d.

waham menetap jenis lain yg menurut budaya


dianggap tdk
wajar serta mustahil, misalnya manusia super
mampu
mengendalikan cuaca.
e.Halusinasi yg menetap dari pancaindra apasaja,
baik disertai waham yg mangambang maupun yg
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yg
jelas, atau ide yg berlebihan (over valued ideas) yg
menetap; atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu atau berbulan terus menerus.
f.Arus pikiran yg terputus atau yg mengalami
sisipan yg berakibat inkoherensi atau pembicaraan
yg tidak relevan atau neologisme
g.Perilaku katatonik seperti gaduh gelisah
(exitement), sikap tubuh (posturing) tertentu
(misal: katalepsi) atau fleksibilitas cerea,

atau tidak wajar biasanya mengakibatkan penarikan


diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial ( tetapi hrs jelas bahwa semua hal tersebut tdk
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
i. Suatu perubahan yg konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan dari bbrp aspek perilaku,
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan,
sikap malas, sikap berdiam diri dan penarikan diri
secara sosial.
Diagnosis dapat ditegakkan bila:
Harus ada sedikitnya 1 gejala yg amat jelas atau 2
gejala atau lebih apabila gejala itu kurang tajam.
Gejala tsb:
- 1 gejala dari a s/d d
- 2 gejala dari e s/d h

- yang harus selalu ada selama kurun waktu 1 bulan atau


lebih, dan kesadaran/sensorium harus compos mentis
Halusinasi pendengaran yg karakteristik utk skizofrenia
. 1 atau 2 suara atau lebih membicarakan mengenai penderita.
. membicarakan penderita dalam bentuk orang ketiga tunggal
. membicarakan hal yg sedang dilakukan penderita
. membicarakan mengenai hal yg menjelekkan atau merugikan
penderita
. Suara halusinasi mengancam dan atau mengganggu
penderita
Skizofrenia
. Masuk dalam kelompok skizofrenia dan gangguan psikotik
lainnya (DSM IV-TR)

Pembagian skizofrenia:
1. Tipe paranoid
2. Tipe disorganisasi
3. Tipe katatonik
4. Tipe tidak tergolongkan
5. Tipe residual

Kriteria Diagnostik utk subtipe skizofrenia


Tipe Paranoid
Suatu tipe skizofrenia dimana kriteria berikut ini
terpenuhi:
A. Preokupasi dgn satu atau lebih waham atau
halusinasi dengar yang menonjol
B. Tidak ada dari berikut ini yang menonjol:
bicara terdisorganisasi atau katatonik, atau
afek
yang datar atau tidak sesuai
Tipe
Terdisorganisasi
Suatu tipe skizofrenia dimana kriteria berikut ini
terpenuhi:
A.Semua yg berikut ini adalah menonjol:
1. bicara terdisorganisasi
2. perilaku terdisorganisasi
3. afek datar atau tidak sesuai
B. Tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik

Tipe Katatonik
Suatu tipe skizofrenia dimana gambaran klinis
didominasi oleh sekurangnya dua berikut ini :
1. Imobilitas motorik seperti yang ditunjukkan
katalepsi (termasuk fleksibilitas lilin) atau stupor
2. Aktivitas motorik yg berlebihan ( yg
tampaknya tidak bertujuan dan tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
3. Negativisme yg ekstrim (suatu resistensi yg
tampaknya tanpa motivasi terhadap semua
instruksi atau mempertahankan postur yg kaku
menentang semua usaha utk digerakkan ) atau
mutisme
4. Gerakan volunter yg aneh seperti yg
ditunjukkan oleh posturing (mengambil posisi yg
tidak lazim atau aneh secara disengaja),
gerakan stereotipik, manerisme yg menonjol,

Tipe Tidak Tergolongkan


Suatu tipe skizofrenia tetapi tidak memenuhi
kriteria utk tipe paranoid, terdisorganisasi, atau
katatonik
Tipe residual
Ditandai oleh bukti-bukti yg terus menerus
adanya gangguan skizofrenik, tanpa adanya
kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala yg
cukup utk memenuhi tipe lain.
Ada tiga model pengobatan skizofrenia
1.Somatik terapi
a. terapi obat
b. terapi kejang listrik

2. Psikoterapi
a. berupa tatalaksana psikoterapi
b. psikoterapi formal (dapat diberikan hanya pada
kasus yg tenang
3. Milleu terapi (terapi lingkungan)
Terapi Obat: Obat anti psikotik dibagi atas : 1. OAP tipikal
2. OAP
atipikal
Obat anti psikotik tipikal
a. Golongan fenotiazine: - Chlorpromazine: 3001000mg/oral/hr
- thioridazine: R/ Melleril
- trifluoperazine: R/ Stelazine
b. Golongan butirofenon: Haloperidol:6-20 mg/oral/hr

Obat anti psikotik atipikal dianggap lbh baik dp gol. OAP


tipikal ok :- memiliki efek pengobatan thd simtom negatif
- memiliki efek samping neurologik yg minimal
- mengobati skizofrenia thd pengobatan yg resisten
1. Clozapin (R/Clozaril) dosis:200-900mg/oral/hr dosis terbagi
2. Risperidon (R/risperdal) dosis 1-16mg/oral/hr , dosis terbagi
3. Olanzapine(R/Zyprexa) dosis 5-20mg/oral/hr , 1x malam
Selain pemakaian peroral, dikenal pula pemakaian long
acting obat anti psikotik, misal : fluphenazine decanoate
(R/Modecate), haloperidol decanoate(R/Haldol decanoas) 1x
inj utk 20-30 hari.

BEDA PSIKOSIS DENGAN NEUROSIS


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ITEM YG DINILAI
PSIKOSIS
NEUROSIS
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-Gejala
-Fungsi kepribadian
-Mekanisme pembelaan
-RTA
-Fungsi sosial
-Pengalaman diri
-Kemampuan membedakan
pengalaman subjektif dan
realitas
-Pikiran
-Asosiasi
-Dorongan/motif
-Represi
-Perasaan
-Norma sosial
-Kesadaran sakit
-Secondary gain(cari
manfaat dari gejala)

berat
terganggu
regresi
terganggu
terganggu
mempengaruhi perilaku
terganggu berat
waham
terganggu
menonjol langsung
gagal
terganggu
terganggu
terganggu
tidak ada

lebih ringan
tidak berat
subsitusi,simbolis
baik
baik
tdk pengaruhi prilaku
tdk terganggu
tidak ada waham
tidak terganggu
tdk menonjol
baik
tidak parah
baik
baik
ada

TERIMA KASIH

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai