Anda di halaman 1dari 70

Pembimbing:

Dr. Riri, Sp. S


Disusun oleh:
NOVITA SARI (406148109)

Identitas Penderita
Nama
: Ny. M
Umur
: 57 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Menikah
Pendidikan : SD
Alamat
: Grobokan, Kota Semarang

Daftar Masalah
1. Lemah anggota gerak kiri
2. Nyeri kepala

SUBJEKTIF

ANAMNESIS
1.

KELUHAN UTAMA
Lemah anggota gerak kiri sejak 3 hari SMRS

2.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1.Lokasi : ekstremitas kiri


2.Onset : 3 hari
3.Kronologi: pasien datang ke IGD RSUD Kota Semarang dengan keluhan
lemah anggota gerak kiri sejak 3 hari yang lalu. Keluhan terjadi tiba-tiba
ketika pasien sedang memasak. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri
kepala. Pasien mengaku sering nyeri kepala sejak kurang lebih 1 tahun
yang lalu. Keluhan mual, muntah, demam disangkal. Riwayat jatuh
disangkal. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Penglihatan kabur dan
keluhan sulit menelan disangkal. Riwayat sering batuk dan penurunan
berat badan diakui pasien. Riwayat benjolan di payudara di sangkal.

SUBJEKTIF

ANAMNESIS
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien mengaku belum pernah seperti ini sebelumnya, Riwayat
HT(-), DM(-)
4.RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Dikeluarga tidak ada yang memiliki riwayat seperti pasien
sebelumnya
5.RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Biaya pengobatan ditanggung BPJS kelas 3

OBJEKTIF
A. Status Presens
Kesadaran

: Compos mentis, GCS E4M6V5

Tekanan Darah : 130/80 mmHg


Nadi
Suhu
RR

: 80 x/menit
: 37C
: 20 x/menit

Kepala
Leher
Thorax
Jantung

:
:
:
:

Paru

: SDV +/+, rh -/-. Wh -/-

Abdomen
Genitalia

normocephal
tidak ada pembesaran KGB
simetris
bunyi jantung I dan II reguler

: dalam batas normal


: tidak diperiksa

OBJEKTIF
B. Status Psikis
Cara berpikir
berpikir

: realitis, tidak ada gangguan isi dan proses

Perasaan hati

: eutimik, afek sesuai

Tingkah laku

: normotif, kooperatif

Ingatan
panjang baik
Kecerdasan

: daya ingat jangka pendek, menegah dan


: baik

OBJEKTIF
C.

Status Neurologika
Kepala
Bentuk
Simetris
Nyeri tekan
Pulsasi

: normocephal
: simetris
: (-)
: (-)

Leher
Sikap
Pergerakan
Kaku kuduk

: simetris
: dalam batas normal
: (-)

Status Neurologika
N. Cranialis (SSP)
N.I Olfactorius
Subjektif
Dengan bahan

Kanan

Kiri

Tidak dilakukan

N. II Opticus
Tajam penglihatan
Lapang pandang
Melihat warna
Fundus Oculi

Tidak dilakukan
Sesuai pemeriksa
(+)
Tidak dilakukan

Tidak dilakukan
Sesuai pemeriksa
(+)
Tidak dilakukan

N. III Occulomotorius
Sela mata
Pergerakan bulbus
Strabismus
Nistagmus
Eksoftalmus
Pupil bentuk & ukuran
Reflek Cahaya
Reflek Konvergensi
Diplopia

Simetris
(+) ke segala arah
(-)
(-)
(-)
Bulat, 3 mm
(+)
(+)
(-)

Simetris
(+) ke segala arah
(-)
(-)
(-)
Bulat, 3 mm
(+)
(+)
(-)

Status Neurologika
N. Cranialis (SSP)

Kanan

Kiri

N.IV Trochlearis
Pergerakan mata (bawah
lateral)
Sikap bulbus
Diplopia

Dbn
Simetris
(-)

Dbn
Simetris
(-)

Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn

Dbn
Dbn
Dbn
Dbn
Dbn

Dbn
Simetris
(-)

Dbn
Simetris
(-)

Dbn
Dbn
Dbn

Dbn
Dbn
Dbn

N. V Trigeminus
Membuka mulut
Mengunyah
Menggigit
Reflek kornea
Sensibilitas wajah
N. VI Abducens
Pergerakan mata (lateral)
Sikap bulbus
Diplopia
N. VII Facialis
Menggerakan Dahi
Menutup mata
Menyeringai

Status Neurologika
N. Cranialis (SSP)
N.VIII Vestibulocochlearis
Detik arloji
Suara berbisik
Tes Webber
Tes Rinne

Kanan

Kiri

(+)

(+)

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

N. IX Glosofaringeus
Perasaan lidah 1/3 belakang
Sensibilitas laring
N. X
Arcus faring
Berbicara
Menelan
Nadi

Tidak dilakukan

Simetris
Dapat
Dapat
dbn

Simetris
Dapat
Dapat
dbn

N. XI Aksesorius
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala

(+)
(+)

(+)
(+)

N. XII Hipoglossus
Pergerakan lidah
Tremor lidah
Artikulasi

Simetris
(-)
Dbn

Simetris
(-)
Dbn

Status Neurologika
Badan dan anggota gerak

Kanan

Badan: Motorik
Respirasi
Duduk
Bentuk kolumna vertebralis
Pergerakan kolumna vertebralis
Sensibilitas
Taktil
Nyeri
Diskriminasi
Lokalis
Reflek
Reflek kulit perut atas
Reflek kulit perut tengah
Reflek kulit perut bawah
Reflek kremaster
Anggota gerak atas
Motorik
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi

Kiri

Dbn
Tidak dilakukan

Dbn
Dbn
Dbn
Dbn

Dbn
Dbn
Dbn
Dbn

Dbn
Dbn
Dbn
Tidak dilakukan

Dbn
Dbn
Dbn
Tidak dilakukan

(+)
5/5/5
Normotoni
eutrofi

(+)
1/1/1
Normotoni
eutrofi

Status Neurologika
Badan dan anggota gerak
Anggota gerak atas
Sensorik
Taktil
Nyeri
Diskriminasi
Lokalis
Reflek
Biceps
Triceps
Hoffman-Trommer
Anggota gerak bawah
Motorik
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Sensorik
Taktil
Nyeri
Diskriminasi

Kanan

Kiri

Dbn
Dbn
Dbn
Dbn

Dbn
Dbn
Dbn
Dbn

+
+
(-)

+
+
(-)

(+)
5/5/5
Normotoni
Eutrofi

(+)
1/1/1
Normotoni
Eutrofi

Dbn
Dbn
Dbn

Dbn
Dbn
Dbn

Status Neurologika
Badan dan anggota
gerak
Anggota gerak bawah
Reflek
Patella
Achilles
Babinski
Chaddock
Schaefer
Oppenheim
Klonus paha
Klonus kaki
Tes Lassegne
Tes Kernig
Koordinasi dan
keseimbangan
Cara berjalan
Tes Romberg
Disdiadokinesis
Ataxia

Kanan

Kiri

+
+
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
>70
> 135

+
+
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
>70
> 135

Tidak dilakukan

Status Neurologika

Gerakan Abnormal
Tremor
Athetasis
Miokloni
Khorea
Alat vegetative
Miksi
Vegetatif
Tes Tambahan
Tes Nafziger
Tes Valsava

Kanan

Kiri

(-)
(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)
(-)

Dbn
Dbn

Dbn
Dbn

Tidak dilakukan

HASIL CT-SCAN KEPALA


POLOS

Tampak lesi hiperdens (dengan ada bagian isodens) multiple disertai finger-like edema
di sekitarnya, pada lobus parietal kanan kiri.
Diferensiasi substansia alba dan grisea baik

Sulkus kortikalis dan fisura Sylvii tampak menyempit


Sistem ventrikel lateral dan III menyempit dan terdesak ke sisi kiri.
Sistem sisterna baik.
Batang otak dan cerebelum baik.
Tampak midline shifting ke kiri 6,2 mm.
Tampak penebalan mukosa (CT Number 31 HU) pada sinus sphenoidalis kiri.

Kesan:
Lesi hiperdens (dengan ada bagian isodens) multiple disertai finger-like edema di
sekitarnya, pada lobus parietal kanan-kiri DD: metastasis, abses, glioblastoma
Disertai tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
Susp. Polip pada sinus sphenoidalis kiri

Ringkasan
Telah diperiksa seorang perempuan usia 57 tahun dengan keluhan lemah
anggota gerak kiri sejak 3 hari SMRS. Keluhan terjadi tiba-tiba ketika pasien
sedang memasak. Selain itu pasien juga mengeluh sering nyeri kepala.
Keluhan dirasakan sering sejak 1 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan ditemukan:
Kesadaran compos mentis dengan GCS 15 (E 4M6V5)
TD: 130/80mmHg
Hasil CT-Scan Kepala Tanpa Kontras:
Lesi hiperdens (dengan ada bagian isodens) multiple disertai finger-like
edema di sekitarnya, pada lobus parietal kanan-kiri DD: metastasis,
abses, glioblastoma
Disertai tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
Susp. Polip pada sinus sphenoidalis kiri

Diagnosa
1. Diagnosa klinis
Hemiparesis sinistra spastik
Cefalgia kronik progresif

2. Diagnosa Topis
Lobus parietal dextra et sinistra

3. Diagnosa etiologis
Space occupying lesion intracrainial suspect tumor DD
metastasis, abses

Rencana Awal
1. Masalah

Lemah anggota gerak kiri


Nyeri kepala

2. Assessment

Space Occupying Lesion Intracraninal Susp. Tumor DD


metastasis, abses

3. Dx
Anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

4. Rx
Mecobalamin
Dexametason
Ranitidine
Fenofibrat
Ceftriaxone
Ulsafat

3x500mcg
2x10mg
2x150 mg
1x1gr
1 gr / 12 jam

Rencana awal
5. Ex
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita

6. Prognosis
Ad vitam
: dubia
Ad functionam : dubia
Ad sanationam : dubia

Tinjauan pustaka
SPACE OCCUPYING LESIONS

DEFINISI
SOL ( Space Occupying Lesion ) merupakan generalisasi masalah tentang
adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak.

Kranium merupakan kerangka kaku yang berisi 3 komponen:


- Cairan serebrospinal
-

Otak

Darah

ANATOMI & FISIOLOGI

1.Sistem ventrikuler
Tdd 4 ventrikel, yi dua ventrikel lateral (I & II), ventrikel
III
(diencephalon)
dan
ventrikel
IV
(pons
&
med.oblongata).
Ventrikel lateral terdapat di bagian dalam serebrum,
masing2 ventrikel terdiri dari 5 bagian yaitu kornu
anterior, kornu posterior, kornu inferior, badan dan
atrium.
Kedua ventrikel lateral berhubungan dgn ventrikel III
melalui foramen interventriculare (Monro) yang terletak
di depan thalamus pd masing2 sisi.
Ventrikel III berhubungan dengan ventrikel IV melalui
suatu
lubang
kecil,
yaitu
aquaductus
cerebri
(aquaductus sylvii).

2. Meningen dan ruang subarakhnoid


Meningen adalah selaput otak yang
merupakan bagian dari susunan
saraf
yang bersifat non neural.
Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu
Piamater, arakhnoid dan duramater.
Piameter merupakan selaput tipis yang
melekat pada permukaan otak yang
mengikuti setiap lekukan-lekukan pada
sulkus-sulkus dan fisura-fisura

Arakhnoid

mempunyai

banyak

trabekula

halus yang berhubungan dengan piameter,


tetapi tidak mengikuti setiap lekukan otak.
Diantara
ruang

arakhnoid

subrakhnoid,

dan

piameter

yang

berisi

disebut
cairan

serebrospinal dan pembuluh-pembuluh darah.


Durameter terdiri dari lapisan luar durameter
dan lapisan dalam durameter.

3. Ruang epidural

Diantara lapisan luar dura dan tulang


tengkorak terdapat jaringan ikat yang
mengandung kapiler-kapiler halus yang
mengisi suatu ruangan disebut ruang
epidural
4. Ruang subdural

Diantara lapisan dalam durameter dan


arakhnoid
yang
mengandung
sedikit
cairan, mengisi suatu ruang disebut ruang
subdural

Liquor cerebrospinalis (lcs)


Fungsi

Memberikan dukungan mekanik pada otak

Mengontrol eksitabilitas otak

Memberikan

beberapa

perlindungan

terhadap

perubahan tekanan

Produksi
Diproduksi oleh pleksus khoroid ventrikel lateral, III, dan IV.

perubahan-

Liquor cerebrospinalis (lcs)


Sistem

liquor

cerebrospinalis

cerebrospinalis
internum

terdiri

(ventrikel

dari

spatium

lateralis,

ventrikel

tertius, ventrikel quartus) dan spatium cerebrospinalis


externum (rongga yang terletak antara arachnoid dan
piamater)

Liquor cerebrospinalis (lcs)


Komposisi

Tekanan
Tekanan rata-rata cairan cerebrospinal yang
normal adalah 70-180 cmH2O
Tekanan CSS tergantung pada posisi, bila posisi
berbaring maka tekanan normal cairan
serebrospinal antara 8-20 cm H2O sedangkan
jika
penderita
duduk
tekanan
cairan
serebrospinal akan meningkat 10-30 cm H2O.
Tekanan CSS jg dipengaruhi peningkatan
volume intrakranial, volume darah, volume
cairan serebrospinal.

Sirkulasi CSS
pleksus choroideus
ventrikel lateralis
foramen Monroi ventrikel III aquaductus
sylvii ventrikel IV sisterna sub
arachnoid Pachinian granule (villi araknoid)
aliran darah
Yang
mempengaruhi
alirannya
adalah:
metabolisme otak, kekuatan hidrodinamik
aliran darah dan perubahan dalam tekanan
osmotik darah.

Sirkulasi CSS

Liquor cerebrospinalis (lcs)


Korelasi klinis
Hambatan saluran sirkulasi LCS

mengakibatkan dilatasi

ventrikel di hulu (hidrosefalus) karena produksi cairan


berlanjut terus walaupun terjadi obstruksi.

Ada 2 jenis hidrosefalus:

Non communicating

Communicating

Liquor cerebrospinalis (lcs)


Non communicating hydrocephalus:
LCS dari ventrikel tidak dapat mencapai rongga subarachnoid
karena terdapat obstruksi pada salah satu atau kedua
foramen interventrikula, aquaductus cerebrum, atau pada
muara keluar dari ventrikel IV.

Liquor cerebrospinalis (lcs)


Communicating hydrocephalus:
Obstruksi

terjadi

disebabkan
menghambat

pada

oleh

rongga

adanya

saluran-saluran

subarachnoid

dan

darah

atau

nanah

arah

balik

atau

dapat
yag
akibat

pembesaran kompartemen supratentorium yang menurup


incisura tentorii.

Etiologi
1. Riwayat trauma kepala.
2. Faktor genetik
3. Paparan zat kimia yang bersifat karsinogenik
4. Virus tertentu
5. Defisiensi imunologi
6. Congenital

Tumor otak
Definisi: pertumbuhan jaringan abnormal yang berasal dari selsel otak atau dari struktur di sekelilingnya

Faktor predisposisi

Radiasi kranial

Substansi karsinogenik

Terapi imunosupresif

Neurofibromastosis

Sklerosis tuberosa

Kelainan genetik

Riwayat melanoma, kanker paru, mammae, kolon, atau ginjal

Faktor yang dapat meningkatkan tik

Massa dalam tengkorak

Edema sekitar tumor

Perubahan sirkulasi LCS

klasifikasi

Manifestasi klinis

Gejala serebral umum

Gejala tekanan intrakranial tinggi

Gejala tumor otak yang spesifik

Gejala serebral umum

Perubahan mental ringan (psikomotor asthenia)

Nyeri kepala

Muntah

Kejang

Gejala Peningkatan tik

Nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada


pagi hari dan malam hari

Muntah proyektil

Penurunan kesadaran

Dapat dijumpai parese N.VI

Papil edema

DEFINISI
Tekanan
intrakranial
(TIK)

Jumlah total tekanan dari :


1. Jaringan parenkim otak (80%)
2. Darah (10%)
3. Cairan serebrosinal (CSS) (10%)

Hipertensi intrakranial : peningkatan TIK > 20 mmHg selama lebih dari


5 menit.

ETIOLOGI

Peninggian cerebral blood volume


Edema serebri
Obstruksi aliran CSS
Efek massa

PATOFISIOLOGI
Hukum Monroe Kelli : rongga intrakranium adalah ruang
tetap yang terdiri dari 3 komponen, yaitu otak, darah dan
cairan serebrospinal (CSS), yang memiliki volume tetap.
Saat terjadi peningkatan satu atau lebih komponen, maka
komponen lain akan turun untuk menjaga agar volume
intrakranial tetap sama.

Hukum Monroe Kelli

CSS

Darah

edema otak CSS akan berpindah dari ventrikel dan


rongga subarachnoid serebral ke rongga
subarachnoid spinal melalui foramen magnum.
berkompensasi dengan mengalihkan darah vena ke
sinus venous dura.

DIAGNOSIS
Trias Klasik Peningkatan TIK :
nyeri kepala
muntah proyektil
edema papil
Tanda awal pada bayi dan anak usia muda dapat berupa ubun ubun
besar membonjol dan reflex pupil lemah.
Trias Cushing :
hipertensi
Bradikardi
perubahan pola napas

PENATALAKSANAAN
Tujuan : mencegah dan meminimalkan kerusakan sekunder
otak tanpa memandang etiologi
Manajemen awal :
Airway
Breathing
Circulation

PENATALAKSANAAN

BILA INTERVENSI PENGOBATAN TIDAK


DILAKUKAN

HERNIASI BATANG OTAK

SUMBATAN ALIRAN DARAH CEREBRAL

HIPOKSIA CEREBRAL

KEMATIAN OTAK

Gejala spesifik tumor


Lobus frontal
Apatis dan masa bodo, euforia
Menekan jaras motorik: hemiparese kontralateral, kejang fokal
Menekan permukaan media: inkontinentia
Terletak di basis frontal: sindrom foster-kennedy
Lobus dominan: gejala afasia motorik dan hemianopsi

Gejala spesifik tumor


Lobus parietal
Gejala modalitas sensori kortikal hemianpsi homonymus
Di dekat area motorik: kejang fokal
Di gyrus angularis: gejala sindrom gerstmanns
Di lobus dominan: afasia sensorik atau afasia sensorik motorik,
agrafia, finger agnosia

Gejala spesifik tumor


Lobus temporal
Hemianopsia kontralateral
Kejang didahului aura atau halusinasi (auraolfaktorius)
Afasia sensorik motorik atau disfasia
Hemiparese
Di basal ganglia: gejala choreoathetosis, parkinsonism

Gejala spesifik tumor


Lobus oksipital
Bangkitan kejang didahului gangguan penglihatan dimana
makula masih baik
Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia
berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia

Gejala spesifik tumor


Ventrikel III
Peningkatan TIK mendadak: pasien tiba-tiba nyeri kepala,
penglihatan kabur, dan penurunan kesadaran

Gejala spesifik tumor


Cerebello pontin angie
Tersering berasal dari N. VIII yaitu acustic neurinoma
Gejala awal: gangguan fungsi pendengaran
Gejala lain timbul kalau tumor membesar dan keluar dari daerah
pontin angel

Gejala spesifik tumor


Hipotalamus
Gejala peningkatan TIK akibat oklusi foramen Monroe
Gangguan fungsi hipotalamus: gangguan perkembangan sexual
pada anak-anak, amenorrhoe, dwarfism, gangguan cairan dan
elektrolit

Gejala spesifik tumor


Cerebelum
Gangguan berjalan
Gejala peningkatan TIK
Nyeri kepala khas di daerah oksipital yang menjalar ke leher dan
spasme dari otot-otot cervical

Gejala spesifik tumor

Gejala spesifik tumor


Fosa posterior
Gangguan berjalan
Nyeri kepala
Muntah
nistagmus

Pemeriksaan PENUNJANG
CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah,
ukuran, kepadatan, jejas tumor, dan meluasnya edema
serebralsekunder serta member informasi tentang
sistem vaskuler
MRI :Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan
tumor didalam batang otakdan daerah hiposisis, dimana
tulang menggangudalam gambaran yang menggunakan
CT Scan
Biopsi stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor
yang dalam dan untuk memberi dasar pengobatan seta
informasi prognosisi
Angiografi : Memberi gambaran pembuluh darah serebal
dan letak tumor
Elektroensefalografi ( EEG )
Mendeteksi gelombang otak abnormal.

Komplikasi

TATALAKSANA
Tumor primer: jika memungkinkan eksisi sempurna
Tumor metastase: pengobatan paliatif
Lesi infeksi: evakuasi dan terapi antibiotik

Anda mungkin juga menyukai