Anda di halaman 1dari 31

JURNAL READING

RETINOPATI DIABETIKUM

DEFINISI DIABETES
MELLITUS

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu


penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya.
Hiperglikemia yang berlangsung kronik pada
diabetes berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi atau kegagalan
beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah

KOMPLIKASI DIBETES MELLITUS

JANGKA PENDEK/
SECARA
MAKROVASKULAR

1.
2.
3.
4.

Hipoglikemi
Ketoasidosis
Heart disease
Infeksi

JANGKA PANJANG/
SECARA
MIKROVASKULA
R

1. Retinopati
2. Nefropati
3. Neuropati

DEFINISI RETINOPATI
DIABETIKUM
Retinopati
diabetik
merupakan
gangguan
penglihatan
yang
disebabkan karena adanya kelainan
pada retina. Dimana terjadi suatu
mikroangiopati progresif yang ditandai
oleh
kerusakan
dan
sumbatan
pembuluh-pembuluh
darah
halus
sehingga mengakibatkan gangguan
nutrisi pada retina

KLASIFIKASI RETINOPATI
DIABETIKUM

NPDR : adalah suatu mikroangiopati progresif yang


ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluhpembuluh halus. Kebanyakan orang dengan NPDR tidak
mengalami gejala atau dengan gejala yang minimal pada
fase sebelum masa dimana telah tampak lesi vaskuler
melalui ophtalmoskopi
PDR : Penyulit mata yang paling parah pada diabetes
melitus adalah retinopati diabetes proliferatif karena
retina yang sudah iskemik atau pucat tersebut bereaksi
dengan membentuk pembuluh darah baru yang abnormal
(neovaskuler). Neovaskular ini bersifat rapuh serta mudah
pecah sehingga sewaktu-waktu dapat berdarah kedalam
badan kaca yang mengisi rongga mata, menyebabkan
pasien mengeluh melihat floaters (bayangan bendabenda hitam melayang mengikuti penggerakan mata)
atau mengeluh mendadak penglihatannya terhalang.[.

KLASIFIKASI RETINOPATI
DIABETIKUM MENURUT ETDRS
Klasifikasi

Tanda khas pada pemeriksaan


mata

Derajat 1

Tidak terdapat retinopati DM

Derajat 2

Hanya ada mikroaneurisma

Derajat 3

Retinopati DM non proliferatif derajat ringan s.d


sedang dengan adanya mikroaneurisma dan
salah satu dari :
-Venous loops
-Perdarahan
-Hard exudates
-Soft exudates
-Intraretinal microvascular abnormalities
-Perdarahan intravena

Derajat 4

Retinopati DM non proliferatif derajat sedang


s.d berat ditandai dengan :
Mikroaneurisma
perdarahan
IRMA

Derajat 5

Retinopati DM proliferatif yang ditandai oleh

RETINA DAN MAKULA


NORMAL

PEMERIKSAAN MATA LENGKAP


UNTUK RETINOPATI DIABETIKUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Visus
TIO
Slit lamp biomicroscopy
Gonioskop
Funduskopi
Stereoscopic fundus photography
OCT (optical coherence tomography)
Ocular ultrasonography (jika perlu)

Pada tahap awal, sebagian besar penderita


retinopati diabetikum tidak mengalami penurunan
tajam penglihatan.
Apabila telah terjadi kerusakan sawar darah retina
maka dapat ditemukan mikroaneurisma, eksudat
lipid dan protein, edema, perdarahan intravena,
proliferasi diskus optikus gangguan penglihatan
berat lanjut pemeriksaan Snellen chart slit
lamp

ophtalmoscopy

fundus
photography
NPDR
dapat
menyebabkan
gangguan
SK,
gangguan lapang pandang yang mengakibatkan
kesulitan saat menyetir, membaca, dan kegiatan
sehari-hari lainnya

PENDAHULUAN
Pengobatan yang diberikan pada penderita
retinopati
diabetikum

dengan
pengontrolan metabolisme +LASER.
Dalam penelitian terbaru menjelaskan bahwa
VEGF memiliki peran dalam pembuluh
darah pasien retinopati diabetikum
Pengobatan dengan cara pemblok-an VEGF
memberikan hasil efective setelah
pengobatan dibuktikan dengan visus
dapat
dipertahankan
dengan
menjaga
konektivitas
saraf
retina
dan
vaskularisasinya maupun fungsi keduanya.

EDEMA MACULA DARI FOTO FUNDUS

EDEMA MACULA PADA RETINOPATI


DIABETIKUM dari HASIL OCT

EPIDEMIOLOGI

Uji Klinis Terapi Retinopati


- Uji acak secara luas menunjukkan
manfaat terapi sistemik dan okular untuk
pencegahan atau pengobatan retinopati
diabetik
- RAS, Proliferasi peroksisom aktivitas
reseptor (PPAR- ), VEGF berkontribusi
pada patofisiologi retinopathy diabetikum

RAS inhibitor => mengurangi insiden dan resiko


progresivitas RD pada orang dengan DM tipe 1
PPAR alfa agonis (fenofibrate) => mengurangi
resiko progresivitas hingga 40% pada pasien
dengan NPDR.
- Penelitian ACCORD : fenofibrate tidak
menunjukkan efek kontrol tekanan darah secara
intensif, akan tetapi menunjukkan adanya efek
pengaturan gula darah dalam mencegah
terjadinya progresivitas dari retinopati.

Antibodi VEGF (bevacizumab dan ranibizumab)


==> meningkatkan ketajaman visual dengan
rata-rata 1 sampai 2 baris pada snellen chart,
dengan peningkatan 3 atau lebih baris pada
25-30% pasien, dan pada pasien dengan
kehilangan ketajaman penglihatan mengalami
penurunan sebesar 1/3. perbaikan ini terlihat
dengan pengobatan selama 2 tahun setelah
sekitar 10 injeksi intraokular.
Terapi ini secara signifikansi lebih baik daripada
terapi laser

VEGF (aptamer, pegaptanib)


meningkatkan ketajaman visual
sekitar 1 baris.
Glukokortikoid (Fluocinolone)
pemberian secara intravitreal
memberikan perbaikan ketajaman
penglihatan 3 baris atau lebih
dengan 60% resiko terjadinya
glaukoma dan 33% katarak.

Fluocinolone menurunkan
inflamasi pada retina dan
memperbaiki integritas dari blood
retina barrier dengan cara
meningkatkan tight junction protein
expression

Neurovaskular
Fisiologi retina menunjukkan bahwa disfungsi retina
berhubungan dengan diabetes dapat dipandang sebagai
perubahan dalam unit neurovaskuler retina.
Unit neurovaskular mengacu pada hubungan fisik dan
biokimia antara neuron, glia, dan pembuluh darah khusus
dan saling ketergantungan dekat jaringan-jaringan dalam
SSP
Hubungan glia dengan neuron memungkinkan untuk regulasi
neurotransmitter. Interaksi sel glia, pericyte, dan saraf
membentuk BBB dan BRB yang mengendalikan fluks cairan
dan metabolit yang terbawa darah ke dalam parenkim saraf.

Kebocoran Pembuluh Darah Dan


Angiogenesis
Retinopati diabetikum melibatkan oklusi dan kebocoran
pembuluh retina, menyebabkan edema makula pada fase
nonproliferative dan angiogenesis dalam fase proliferative.
Makula edema (25% orang dengan diabetes) klinis yang
paling erat terkait dengan kehilangan penglihatan, dengan
penebalan fovea pusat jelas pada tomografi koherensi
optik dan kebocoran fluorescein terlihat pada pengujian
angiografik.
Efektivitas pengobatan dengan anti-VEGF (ranibizumab dan
bevacizumab) menunjukkan bahwa VEGF memberikan
kontribusi pada patogenesis edema makula diabetes.

Disfungsi Neuron
>> Neuron retina dan sel glia, berubah
secara bersamaan dengan perkembangan
lesi microvaskular gangguan yang
progresif dan perburukan retinopati.
Perubahan termasuk defek
biokemikal,seperti :
Gangguan kontrol metabolisme
glutamate
Kehilangan aktivitas sinapsis dan dendrit
Apoptosis neuron primer di sel ganglion
dan lapisan nuklear bagian dalam
Aktivitas sel microglial yang dapat

Dalam penelitian:
Terjadi kegagalan signal reseptor
insulin dalam retina seperti
jaringan perifer
Aktivitas faktor neurotropik yang
berasal dari otak Kehilangan
signal neurotropic yang menyuport
kelangsungan hidup sel dan
interaksi sel-sel pada sinaps yang
mungkin berkontribusi pada faktor
patologis dari retinopati
Perubahan aliran darah pada retina

Diabetek retinopati penurunan


aktivitas elektrik dan perubahan
serat saraf denervasi input
multiple sensorik pada mata
Perubahan fungsi dari saraf sensorik
retina, penurunan sensasi saraf
kornea dan kegagalan innervasi
otonom dari pupil

Inflamasi pada diabetik


retinopati
Inflamasi sistemik adalah respon
intrinsik dari makan yang berlebihan,
obesitas dan diabetes
Diabetes meningkatkan pelepasan
mediator inflamasi pada retina
(interleukin 1, TNF , ICAM 1 dan
angiotensin II) dan aktivasi dari sel
mikroglial pada awal retinopaty

Dalam penelitian tikus diabet :


Terjadi Leukostasis dan delesi gen yang
menyebabkan perlekatan protein ICAM
atau leukosit binding partner, ekspresi
CD18, permeabilitas vaskular dan
aktivasi NFkB
Permebailitas vaskular, leukostasis,
ekspresi CD18 & ICAM dan aktivasi NFkB
dapat menjadi normal dengan terapi
aspirin dosis tinggi (siklooksigenase 2
inhibitor), meloxicam atau soluble TNF
receptor-Fc hybrid seperti etanercept

Hal ini menimbulkan sugesti bahwa


kontribusi TNF dan siklooksigenase-2
pada diabetik retinopati, kemungkinan
dapat mencegah kerusakan sel endotelial
dari perlekatan leukosit
Inflamasi berkontribusi pada
perkembangan dan progres dari retinopati,
terapi antiinflamasi dengan intravitreal
glukokortikoid dan anti VEGF dapat
menurunkan keseluruhan keparahan dari
retinopati dan makula edem dan
memulihkan barier pembuluh darah retina

Peluang dan tantangan masa depan


Pengukuran yang standar, sekarang disertai
dengan sensitif indeks dari fungsi retina dan
struktur untuk mengetahui tahap awal retinopati
Flavoprotein spektrofotometri menunjukan
defek metabolisme mitokondria
Penurunan elektroretinografi respon
menandakan penurunan signal transmisi selular
dan memprediksi lesi mikrovaskular selanjutnya
Respon peningkatan kontrol metabolik dan defek
kecil dari fungsi visual dapat terdeteksi dari
sesnsitivitas kontras dan defek lapang pandang

Optical coherence tomography dapat


mendeteksi penipisan neuron dan lapisan
sinaps pada retinopati ringan
Kontrol Metabolik dan tekanan darah dapat
menurunkan insiden retinopati diabetik dan
penurunan penglihatan dan tetap menjadi
dasar dalam pengontrolan retinopati dan
komplikasi lain dari diabetes
Namun hal itu tidak dapat memperbaiki
penurunan penglihatan dan efek buruk yang
telah terjadi

Anda mungkin juga menyukai