Anda di halaman 1dari 20

PENANGANAN ALAT

KESEHATAN
STERIL REUSABLE

JOHANI DEWITA.Skep.Ns.,M.Kes
POLTEKKES MEDAN

Perbekalan steril rumah sakit secara garis besar


terbagi atas dua kategori Yaitu :
I. Perbekalan steril reusable
Perbekalan steril reusable merupakan
perbekalan steril yang dapat disterilisasi ulang,
melipuri :
Alat kesehatan / berupa instrumen
seperti : pisau operasi . gunting operasi
(surgical
scissors), pinset operasi, doek klem, kocher,
peart, kogel tang. Linen (kain) untuk keperluan
operasi, seperti : baju bedah, kam
doek. Gloves (sarung tangan)

2. Perbekalan steril disposable use


Perbekalan steril disposable use
merupakan
alat kesehatan stenl yang bersifat
sekali pakai,
contohnya : jarum suntik , alat semprit
(spuit /
syringes), cateters (iv cateters, foley
cateters,
stomach tube), alat-alat untuk
mengambil /
memberikan cairan atau darah (blood
administration set, solution

A. Siklus penggunaan perbekalan steril


Penggunaan perbekalan steril reusable
mempakan
suatu siklus yang terdiri dari :
1. Transportasi
Siklus berawal dari transportasi perbekalan steril
reusable yang telah digunakan (peralatan kotor)
dari
beberapa user seperti kamar operasi , bagian
gawat
danirat kebagian sterilisasi sentral di rumah sakit
dengan menggunakan trolley (kereta dorong )
atau
wadah lain yang layak.
.

2. Cleaning dan dekontaminasi


Perbekalan steril yang kotor akan dibersihkan dari kotoran
yang nampak seperti darah, cairan tubuh pasien. Proses
ini
dilakiikan di ruang kotor.
3. Pemeriksaan alat
Penyiapan peralatan instrumen maupun linen yang
diperlukan dalam suatu operasi dalam bentuk paket.
Peralatan instrumen yang tidak lengkap atau tidak layak
pakai dalam suatu paket akan menghambat kelancaran
jalannya suatu operasi. Sebagai contoh pemeriksaan
terhadap
instrumen meliputi kebersihan instrumen dari kotoran,
ketajaman gunting, dll
.

4. Packaging (Pengemasan)
Untuk mencegah rekontaminasi selama
penyimpanan
maka alat-alat tersebut dikemas terlebih
dahulu sebelum
memasuki proses sterilisasi. Pengemas harus
dapat
menjamin sterilitas produk hingga waktu
penggunaannya.
Pengemas yang rusak maupun tidak layak
dapat
menyebabkan proses cleaning pengemasan
dan

5. Sterilisasi
Instrumen dan linen yang telah dikemas siap
memasuki
proses Sterilisasi. Diantara metoda Sterilisasi
biasa
digunakan seperti : panas basah, panas kering,
etylen
oksid, formaldehid metoda panas basah
merupakan
metoda Sterilisasi instrumen dan linen yang
paling
sering dijumpai di rumah sakit.
.

6.

Penyimpanan
Setelah proses Sterilisasi selesai, instrumen dan linen dikeluarkan dari
alat
terilisasi. Setelah pemeriksaan terhadap indicator sterlisasi selesai,
maka
dilakukan penyimpanan untuk kemudian didistribusikan kepada user
seperti ruang-ruang operasi.
.

7. Penggunaan produk steril


Produk steril memerlukan cara-cara penggunaan yang benar untuk
mempertahankan sterilitasnya. Sebagai contoh cara membuka
kemasan
produk steril yang salah dapat mengakibatkan produk steril yang
tersimpan di dalamnya menjadi terkontaminasi. Dengan menggimakan
prosedur yang aseptik, maka rekontaminasi terhadap produk steril
akan
dapat dikurangi semaksimal mungkin

II. Cleaning, dekontaminasi dan desinfektan


Konsep dasar cleaning adalah bahwa kotoran yang
menempel pada instrument dan linen tidak hanya
merupakan media bagi pertumbuhan mikroorganisma
tetapi juga menyebabkan proses Sterilisasi menjadi kurang
efektif. Terdapat tiga tujuan utama proses cleaning :
a. Menghilangkan kotoran yang nampak terlihat, seperti
bercak darah
b. Menghilangkan kotoran yang tidak terlihat, seperti
cairan
tubuh pasien
c. Menghilangkan semaksimal mungkin mikroorganisma
yang
mengkontaminasi.
.

Cleaning meliputi beberapa langkah


penting yaitu :
Pemeriksaan kelengkapan alat
Proses peredaman
Pencucian
Pembilasan
Pengeringan

Proses dimulai setelah instrumen digunakan oleh pasien

atau terkena kontaminasi. Setelah diterima oleh petugas


dan diperiksa kelengkapannya,
Peralatan tersebut harus dicegah terhadap terjadinya
proses pengeringan darah, komponen protein sehingga
nantinya mudah dihilangkan.
Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan sejumlah
larutan peredam kedalam wadah tertutup:
* Air
* Larutan enzymatic yang dapat melarutkan senyawa* senyawa protein
* Air dan larutan deterget
* Desinfektan
.

Untuk mencegah inaktivasi desinfektan maka berikut ini


diberikan beberapa petunjuk penggunaan desinfektan :
a. Instruksi penggunaan desinfektan oleh pabrik yang
membuatnya harus dipatuhi
b. Perlu diperiksa tanggal kadaluwarsa
c. Perhatikan pelarutan desinfektan dengan kadar yang
optimal
d. Selalu cuci bersih benda-benda sebelum desinfeksi,
sebab desinfektan dapat menjadi tidak aktif oleh
bahan organic.
e. Jangan mengisi kembali tempat desinfektan bekas
tanpa dilakukan sterilisasi terlebih dahulu
f. Disinfektan tidak boleh digunakan untuk sterilisasi
peralatan (kecuali jika

Beberapa desinfektan yang banyak digunakan di


rumah sakit adalah :
1. Alkohol
2. Golongan Phenol (Intermediate to Low Level
Desinfectan)
3. Klorin aktif (intermidiate level desinfectan)
4. Glutaraldehyde (Might Level
Desinfectan/sterilant)
5. Hydrogen pyroksida (High Level Desinfectan )
6. Formaldehide (Formalin)
7. Amonium quarterner (Low Level Desinfectan )
.

III. Packaging dan sterilisasi


Untuk mencegah rekontaminasi pada instrumen dan
linen, maka alat-alat tersebut dikemas terlebih dahulu
sebelum memasuki proses sterilisasi. Bahan pengemas
yang digunakan harus mempunyai syarat dapat
ditembus oleh bahan pensterilisasi sehingga
instrumen maupun linen yang ada didalamnya steril.
Syarat lain setelah proses sterilisasi, pengemas harus
dapat berfungsi sebagai penghalang masuknya
mikroorganisma kedalam instrumen maupun linen
yang dikemas.
.

Terdapat beberapa macam packaging (pengemas), yaitu :


1. Pengemas primer
Contoh pengemas primer : kertas 2 lapis, kain 2 lapis, single
atau double laminated film pouch, wadah yang disertai
penyaring,
dll.
Syarat-syarat pengemas primer:
.
Mampu menjaga sterilitas produk setelah proses sterilisasi
Kompatibel dengan proses sterilisasi
Pembungkus dapat ditembus oleh udara atau bahan pensteril
kuat
Tidak melepaskan bahan kimia tertentu atau partikel kedalam
produk sehingga keamanan pasien terjamin
Sebagai indicator, sehingga produk yang telah disterilisasi dapat
dibedakan dengan produk yang belum mengalami stenlisasi
Mudah dibuka

2.

Pengemas sekunder
Pengemas sekunder selain melindungi
produk steril dari debu juga
melindungi
secara mekanik dan memudahkan
dalam
transportasi alat kesehatan steril
disposable
use.
.

3. Pengemas selama distribusi instrumen dan


linen steril
Merupakan trolley tertutup beroda unruk
mendistribusikan produk-produk steril yang
telah
dikemas dengan pengemas primer ataupun
sekunder
ke ruangan-ruangan di rumah sakit yang
membutuhkannya.

Sterilisasi adalah
suatu proses dengan metoda tertentu yang bertujuan
mematikan semua organisme hidup (vegetatif dan rion
vegetatif) termasuk spora bakteri yang lebih resisten
terhadap desinfektan. Terdapat bennacam-macam
metoda Sterilisasi,
yaitu :
1. Sterilisasi panas kering
2. Sterilisasi dengan uap
.
3. Sterilisasi dengan Ultraviolet
4. Sterilisasi dengan sinar pengion
5. Sterilisasi dengan gas kimia
6. Sterilisasi dengan filter
7. Sterilisasi dengan bahan kimia
.

IV. Penyimpanan dan distribusi


Berikut ini beberapa persyaratan yang diperlukan :
1. Dirancang untuk tidak menahan debu, yaitu dengan
mengurangi
adanya celah-celah atau tonjolan-tonjolan tempat debu dapat
bersarang
2. Ruangan harus kering
3. Ruangan haras bertekanan positif
4. Pintu dan jendela harus berlapis dengan ruangan transisi
diantaranya
5. Rak tempat barang steril dirancang sedemikian rapa untuk
memudahkan system FIFO (First In First Out), artinya barang
yang telah lebih dahulu steril akan dapat dipergunakan lebih
dahulu
6. Pembersihan ruangan / tempat diusahakan tidak dengan sapu
melainkan dengan mesin penghisap debu.
.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai