Infeksi
Infeksi
URINARIUS PADA
WANITA
Pertimbangan gerontologi :
Insiden baktreri uria meningkat sehubungan
yang sering
Adanya dekubitus yang terinfeksi
Imobilitas dan pengosongan
kandung kencing yang tidak
lengkap
hati
Sering berkemih
Pielografi retrograde
Dlm Pielografi retrograde kateter uretra dimskan lewat
ureter kedlm velvis ginjal dg bantuan sistoskopi
Media kontras dimskan dg gravitasi atau penyuntikan
melalui kateter
Pielografi letrograde dilakukan jika pemeriksaan IVP
kurang memperlihatkan dg jelas sistem pengumpulan
Pemeriksaan Pielografi letrograde jarang dilakukan dg
semakin majunya teknik2 yg digunakan dlam urografi
ekskretorik
Infusion Drip Fieloghraphy merupakan pemberian lewat
infus.
Larutan encer media kontras dg volume yg besar utk
menghasilkan opisitas Parenkim ginjal dan mengisi
seluruh traktus urinarius. Metode ini berguna bila
teknik urografi tdk berhasil.
Angiografi Renal
Intervensi Keperawatan:
Pemeriksanaan Sistoskopi:
Sistoskopi atau sisto metode u/ melihat
langsung ureter & kandung kemih.
Alat sistoskop yg dimasukan melalui uretra
kedalam kandung kemih, memiliki sistem
lensa optis yg akan memberikan gambar
kandung kemih yg diperbesar.
Kateter uretra yg halus dpt dimasukan melalui
sistoskop sehingga ureter dan pelvis ginjal dpt
dikaji.
Sistoskop juga memungkinkan ahli urologi u/ m!
dptkan spesimen urin dari setiap ginjal guna
mengevaluasi fungsi ginjal tersebut.
Intervensi keperawatan :
Prosedur :
Asuhan keperawatan
benigna prostat hipertropi
Konsep Dasar
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah
pembesaran jinak kelenjar prostat, di sebabkan
oleh karena hiperplasi beberapa atau semua
komponen prostat meliputi jaringan kelenjar
atau jaringan fibromuskuler yang menyebabkan
penyumbatan uretra pars prostatika.
Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH
sampai sekarang belum di ketahui. Namun
yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung
pada hormon androgen.
Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH
adalah proses penuaan yang secara umum
pada peria lebih tua dari 50 tahun.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dgn pemeriksaan TD,Nadi,suhu. Nadi
adanya epididimitis.
Rectal touuch / pemeriksaan colok dubur
bertujuan untuk menentukan konsistensi
sistim persarafan unit vesiko uretra dan
besarnya prostat dari BPH:
A. derajat I : beratnya 20 gram
B. derajat II: beratnya antara 20 40 gram
C. derajat III: beratnya > 40 gram
Pemeriksaan Laboratorium
- darah lengkap, paal ginjal, serum elektrolit,
dan kadar gula digunakan untuk memperoleh
data dasar keadaan umum pasien.
penatalaksanaan
Modalitas terapi BHP adalah :
1.Observasi
Yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3-6
bulan kemudian setiap tahun tergantung
keadaan klien
2.Medikametosa
Terapi ini di indikasikan pada BPH dengan
keluhan ringan,sedang,dan berat tanpa
disertai penyulit.obat yang di gunakan berasal
dari : phitotrapi (misalnya:Hipoxis
rosperi,serenoa repens,dll), glombang
3.Pembedahan
Indikasi pembedahan pada BPH adalah :
a.Klien yang mengalami retensi urin akut atau
pernah etensi urin akut.
b.Klien dengan residual urin > 100 ml
c.Klien dengan penyulit
d.Terapi medikamentosa tidak berhasil.
e.Flowmetri menunjukan pola obstruktif
Pembedahan dapat dilakukan dengan :
D.Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul
adalah sebagai berikut.
Pre operatif :
1. Obstruksi akut atau kronis berhubungan
dengan obstruksi mekanik, pembesaran
prostat, dekompensasi otot destrusor yang
ketidakmampuan kandung kemih untuk
berkontraksi secara adekuat.
2. Nyeri (akut berhubungan dengan iritasi
mukosa buli-buli, distensi kandung kemih,
kolik ginjal infeksi urinaria.
Post oprasi:
1.Nyeri berhubungan dengan spamus kandung
kemih dan insisi skunder pada TUR-P.
2.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
prosedur infasip : alat selama pembedahan,
kateter , irigassi kandung kemih sering
3.Resiko tinggi cedera : perdarahan
berhubungan dengan tindakan pembedahan
4.Resiko tinggi dispungsi seksual berhubungan
dengan ketakutan akan inpotent akibat dari
TUR-P
E.PERENCANAAN
1. Sebelum operasi
a. Obstruksi akut/kronis berhubungan dengan
f.Kolaborasi dalam
pemberian antipasmodif
R/ menghilangkan
spasme.