1945
back
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Pengertian Filsafat sebenarnya sangat sederhana dan mudah
dipahami. Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada
dan menyertai kehidupan manusia. Selama manusia hidup, tidak
dapat mengelak dari filsafat atau dalam kehidupan manusia
senantiasa berfilsafat.
Nasution (1973), mengemukakan bahwa secara etimologi
istilah Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philein yang
berarti Cinta dan Sophos yang berarti Hikmah atau
Kebijaksanaan, dan secara harfiah filsafat diartikan dengan
Cinta akan kebijaksanaan .
Manusia dalam kehidupannya pasti memilih apa pandangan
dalam hidup yang dianggap paling benar, paling baik dan
membawa kesejahteraan, dan pilihan manusia sebagai suatu
pandangan dalam hidupnya itulah yang disebut filsafat.
Pilihan manusia baik secara individu maupun kelompok bahkan
pada tataran suatu bangsa dalam menentukan tujuan hidupnya
ini lebih diarahkan untuk tercapainya kebahagiaan dalam
kehidupannya.
Ditinjau dari lingkup pembahasannya, filsafat meliputi banyak
bidang bahasan antara lain tentang manusia, masyarakat, alam,
pengetahuan, etika, logika, agama, estetika dan bidang lainnya.
2
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul
PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat sebagai Produk
a.Pengertian
Filsafat
yang
mencakup
arti-arti
filsafat
sebagai jenis pengetahuan,
ilmu, konsep dari para Filsuf
pada zaman dahulu, teori,
sistem
atau
pandangan
tertentu
yang
merupakannhasil dari proses
berfilsafat
dan
yang
mempunyai ciri-ciri tertentu.
b.Filsafat sebagai suatu jenis
problema yang dihadapi oleh
manusia sebagai hasil dari
aktifitas berfilsafat. Filsafat
dalam pengertian jenis ini
mempunyai ciri khas tertentu
sebagai suatu hasil kegiatan
berfilsafat dan pada umumnua
proses pemecahan persoalan
filsafat ini diselesaikan dengan
kegiatan berfilsafat ( dalam
pengertian
filsafat
sebagai
Pancasila
sistem
filsafat, karena sila-sila dalam Pancasila merupakan suatu kesatuan yang
bagian-bagiannya saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan
tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh,
lazimnya suatu sistem Pancasila memiliki ciri-ciri :
1.Suatu kesatuan bagian-bagian
2.Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3.Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4.Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan
sistem)
5.Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. ( Shore and Voich, 1972).
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu Sila-sila Pancasila, setiap Sila
pada hakekatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri dan tujuan
tertentu, yaitu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Sila-sila Pancasila merupakan sistem filsafat yang pada hakekatnya
merupakan suatu kesatuan organis. Antara Sila-sila Pancasila itu saling
berkaitan, berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu
senantiasa dikualifikasi oleh sila-sila yang lainnya.
Kenyataan Pancasila yang sedemikian itu disebut sebagai Kenyataan objektif,
yaitu kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang
lain, atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan obyektif yang adan
dan terlekat pada Pancasila sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
bersifat khas dan berbeda dengan sistem filsafat lainnya misalnya :
4
liberalisme, materialisme, komunis dan aliran filsafat lainnya .
C. KESATUAN SILA-SILA
PANCASILA
yang
bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis,
dasar epistemologis dan dasar aksiologis. Secara filosofis pancasila
sebagai kesatuan sistem filsafat memliki dasar ontologis, dasar
dasar2.aksiologis
sendiri
yang berbeda
sistem
1.epistemologis
Dasar ontologisdan
sila-sila
Dasar
Epistemologis
3. Dasardengan
Aksiologis
sila-sila
filsafat
yang
lainnya
Pancasila
sila-sila Pancasila
Pancasila
Pancasila sebagai kesatuan Pancasila sebagai sistem
sistem
filsafat
tidak
filsafat
merupakan
hanya
menyangkut
sistem pengetahuan.
kesatuan
dari
silaPancasila
merupakan
silanya saja melainkan
pedoman
atau
dasar
menyangkut
dasar
bagi bangsa Indonesia
ontologis dari sila-sila
dalam
memandang
Pancasila.
Dasar
realitas alam semesta,
ontologis
Pancasila
manusia,
masyarakat,
pada dasarnya adalah
bangsa
dan
negara
manusia yang memiliki
tentang makna hidup
hakikat
mutlak
serta sebagai dasar bagi
monopluralis, dasar ini
manusia
dalam
disebut
juga
dasar
menyelesaikan masalah
antropologis.
Manusia
hidup dan kehidupan.
sebagai
pendukung
Pancasila
sudah
jadi
pokok sila-sila Pancasila
sistem
cita-cita
dan
secara
ontologis
keyakinan
(bilief
memiliki hal-hal yang
system)
yang
mutlak,
yaitu
terdiri
menyangkut
praktis,
dari susunan kodrat,
dan landasan bagi cara
raga dan jiwa, jasmani
hidup
manusia
dan
1. Dasar Filosofis
Pancasila sebagai nilai dasar filosofi serta hidup bangsa Indonesia,
hakekatnya memiliki nilai-nilai yang bersifat sistematis, karena sila-sila
Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat, hirarkies dan sistematis,
sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan dan memiliki makna sendirisendiri, melainkan memiliki essensi makna yang utuh. Pancasila sebagai
filsafat negara bermakna setiap aspek kehidupan kebangsaan,
bermasyarakat serta bernegara harus berdasar nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Hal ini bertolak dari
pandangan negara sebagai persekutuan hidup manusia atau organisasi
kemasyarakatan dalam hidup manusia (legal society) atau masyarakat
hukum.
Hakekat Sila Pertama, Negara yang didirikan manusia, atas dasar kodrat
bahwa manusia sebagai warga negara sebagai persekutuan hidup adalah
berkedudukan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan ;
Hakekat Sila Kedua, Negara sebagai persekutuan hidup manusia sebagai
makhluk Tuhan, hakekatnya bertujuan untuk mewujudkan harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya atau makhluk yang
beradab ;
Hakekat Sila Ketiga, Terwujudnya negara sebagai organisasi hidup manusia,
maka harus membentuk persatuan ikatan hidup bersama sebagai suatu
bangsa ;
Hakekat Sila Keempat, Terwujudnya hidup berdasarkan pada nilai bahwa
7
7
1. Rumusan
sila-sila
Pancasila,
hakekat
maknanya
menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan
abstrak, karena merupakan suatu Nilai.
2. Inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa
dalam kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga pada
bangsa lain baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan,
kenegaraan maupun dalam kehidupan keagamaan.
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945, menurut ilmu hukum memenuhi syarat
sebagai pokok kaidah yang fundamental negara sehingga
merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia. Oleh
karena itu dalam hirarkies suatu tertib hukum Indonesia
berkedudukan sebagai tertib hukum yang tertinggi. Maka
secara objektif tidak dapat di rubah secara hukum
sehingga terlekat pada kelangsungan hidup negara.
Sebagai konsekuensinya jikalau nilai-nilai Pancasila yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu diubah, maka
sama halnya dengan pembubaran Negara Kesatuan
3. Persatuan Indonesia
Sila Persatuan Indonesia mengandung nilai bahwa negara adalah
sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah
suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen elemen
yang membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok,
golongan maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan
adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan merupakan ciri
khas elemen-elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya,
Negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri
dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam satu seloka
Bhineka Tunggal Ika perbedaan bukan untuk diruncingkan
menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu
sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam
kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama sebagai
bangsa.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu
maupun golongan agama. Tujuan negara dirumuskan untuk
melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
warganya serta dalam kaitannya dengan pergaulan dengan
bangsa lain di dunia untuk mewujudkan ketertiban dunia
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Nasionalisme
Indonesia
adalah
nasionalisme
religius,
yaitu
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
back
Kaitannya
dengan
Identitas
Nasional Indonesia secara Dinamis, di
era Reformasi ini, bangsa Indonesia
harus memiliki visi jelas, melalui dasar
filosofi bangsa dan negara yaitu
Bhineka Tunggal Ika, yang terkandung
dalam filosofi Pancasila.
Bangsa Indonesia harus semakin
terbuka dan dinamis namun beradab
serta kesadaran akan tujuan hidup
bersama
dalam
berbangsa
dan
bernegara. Dengan kesadaran akan
kebersamaan dan persatuan tersebut,
maka Insya Alloh bangsa Indonesia
2.
3.
4.
DISKUSIKAN
Mampukah Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi
lokomotif yang tangguh untuk
menarik Nations
Competitiveness yang tertinggal
dari negara lain