Latar Belakang
Trauma kimia mata adalah salah satu kasus kedaruratan mata, umumnya terjadi
karena masuknya zat-zat kimia ke jaringan mata dan adneksa di sekitarnya.
Trauma basa lebih sering terjadi daripada trauma asam karena basa banyak
terkandung dalam bahan-bahan pembersih rumah dan bahan bangunan.
Berdasarkan data CDC tahun 2000 sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat
mengalami gangguan penglihatan seperti buta pada satu mata akibat trauma
kimia sebesar 75%, dan sekitar 50.000 menderita cedera serius yang mengancam
penglihatan setiap tahunnya.
Rasio frekuensi bervariasi trauma asam : basa antara 1:1 sampai 1:4. Secara
international, 80% dari trauma kimiawi dikarenakan oleh pajanan karena
pekerjaan.
Anatomi
Etiologi
A. Trauma Kimia Asam
Komposisi
Kimia
Nama Zat
Asam sulfurik
H2SO4
Asam sulfurous
H2SO3
Asam hidroflourik
HF
Asam asetat
CH3COOH
Asam hidroklorida
HCl
Kolam renang
Komposisi Kimia
Ammonia
NH3
Potassium hidroksida
KOH
Caustic potash
Lye
NaOH
Magnesium hidroksida
Mg(OH)2
Kembang api,flare/api
Kapur/lime
Ca(OH)2
Patofisiologi
A.
Bahan Asam
Kerusakannya cenderung
terlokalisir
B. Trauma Basa
Bahan Alkali/Basa
Proses penyabunan
Kebutaan pasien
Kerusakan sel,
Pelunakan jaringan
Ringan :
a.
Erosi kornea
b.
c.
Sedang :
a.
b.
Sangat berat :
a.
Kornea
Konjungtiva
Prognosis
Erosi kornea
Iskemi (-)
Baik
Baik
II
Kerusakan epitel total, stroma Iskemi < 1/3- limbus
III
Kurang baik
tampak
Jelek
Diagnosis
Gejala subjektif :
a.
b.
c.
d.
Mata berair
e.
Gejala Objektif :
a.
Visus menurun
b.
c.
Konjungtiva hiperemi, kemosis, karena bahan kimia basa bisa terjadi iskemi dan nekrosis
konjungtiva dan sclera (tergantung berat ringannya keadaan)
d.
Kornea edema, tes fluoresin (+)/ erosi, kekeruhan kornea yang hebat.
Bila tersedia, dapat dilakukan tes dengan kertas lakmus untuk mengetahui zat
kimia penyebab dari trauma kimia pada mata pasien :
a.
Bila kertas lakmus terwarnai merah, maka zat penyebab bersifat asam
b.
Bila kertas lakmus terwarnai biru, maka zat penyebab bersifat basa
Komplikasi
Simblefaron
Ptisis bulbi
Entropion
Katarak
Neovaskularisasi kornea.
Penatalaksanaan
Diikuti irigasi dengan aquadest steril, cairan fisiologis (normal saline, Ringer
Lactat) secara manual memakai spuit 20cc disposable
Irigasi selain pada kornea, juga untuk fornix superior/inferior, bila ada sisa bahan
kimia dapat dibersihkan dengan lidi kapas steril basah atau pinset
Irigasi minimal 1 liter untuk masing-masing mata, untuk bahan asam irigasi
selama jam, untuk bahan basa irigasi selama 1 jam
Medikamentosa
Untuk kasus yang berat (grade 3 dan 4), dengan uveitis dapat
diberikan kortikosteroid tetes mata pada 2 minggu pertama untuk
mengurangi inflamasi dengan evaluasi/observasi ketat, pemberian
steroid tetes mata > 2 minggu, harus hati-hati karena dapat
menghambat reepitelisasi
Prognosis
Hal-hal yang berpengaruh terhadap prognosis kesembuhan
akibat trauma kimia :
a.
b.
c.
Kesimpulan
Trauma kimia yang mengenai mata baik itu bahan kimia asam ataupun bahan kimia basa
merupakan masalah yang sering dijumpai pada bidang oftamologi dan juga merupakan kasus
emergensi di bidang oftamologi. Berbeda dengan bahan kimia basa, bahan kimia asam cenderung
menyebabkan kerusakan yang lebih ringan, tetapi bahan asam dengan konsentrasi tinggi dapat
bereaksi seperti terhadap trauma basa sehingga kerusakan yang diakibatkannya akan lebih dalam.
Penanganan trauma kimia pada kornea perlu dilakukan dengan segera, karena kecepatan penanganan
merupakan faktor terpenting untuk mendapatkan hasil terapi yang baik. Hal-hal yang berpengaruh
terhadap prognosis kesembuhan akibat trauma kimia adalah pertolongan pertama saat kejadian,
semakin cepat, semakin baik prognosisnya, jumlah dan tingkat kepekatan konsentrasi bahan kimia,
semakin banyak jumlah dan kepekatannya tinggi maka kerusakannya semakin hebat, semakin
banyak jaringan epitel perilimbus serta pembuluh darah sklera dan konjungtiva yang rusak
mengindikasikan prognosis yang semakin buruk.
TERIMA KASIH