Anda di halaman 1dari 21

Etika, Moral dan Akhlak

Rizal Munadi

Etika
Etika adalah ilmu yang menjelaskan
arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia, menyatakan tujuan yang
harus dituju oleh manusia di dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat.

Kode Etik
Kode Etik dapat diartikan sebagai pola aturan,
tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak profesional.

Kode Etik BNI


PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) senantiasa
berupaya berupaya menjalankan usaha sesuai dengan prinsipprinsip Good Corporate (GCG) sebagaimana dikehendaki
oleh segenap stakeholder.
Untuk mewujudkan hal itu, BNI telah memiliki Code of Conduct
(CoC) yang dinamakan Kode Etik BNI. CoC merupakan
pedoman internal perusahaan yang berisikan sistem nilai,
etika bisnis, etika kerja, komitmen, seta penegakan terhadap
peraturan-peraturan perusahaan baik Insan BNI dalam
menjalankan bisnis dan aktivitas lainnya, serta dalam
berinterakjsi dengan para pemangku kepentingan.
Kode Etik BNI pertama kali dicanangkan oleh Direksi Nomor
DIR/285 tanggal 10 Agustus 2001 dengan sebutan Code of
Conduct Bank BNI.

Etika profesi
Etika profesi menurut keiser dalam
(Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah
sikap hidup berupa keadilan untuk
memberikan pelayanan professional
terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai
pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat.

Moral
Moral adalah penentuan baik buruk
terhadap perbuatan dan kela kuan
memberikan batasan terhadap
aktifitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar
atau salah.

Apabila hal ihwal atau tingkah laku itu menimbulkan


perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut pikiran
dan syariah, maka tingkah laku itu disebut ahklak
yang baik.
Apabila menimbulkan perbuatan-perbuatan yang
buruk, maka tingkah laku disebut ahklak yang buruk.
Ukuran akhlak ialah iman dan takwa.
semakin tinggi keimanan dan ketakwaan semakin tinggi
keimanan dan ketakwaan seseorang, akan semakin baik
pula ahlaknya,
namun sebaliknya, semakin rendah nilai keimanan dan
ketakwaan seseorang maka akan semakin rendah pula
kualitas ahlaknya.

Etika dalam Islam


Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada
tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah
laku yang buruk.
Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber
moral, ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang
didasarkan kepada al-Quran dan al-Hadits yang shohih.
Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat
diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat
manusia kapanpun dan dimanapun mereka berada.
Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia
kejenjang akhlak yang luhur dan mulia serta meluruskan
perbuatan manusia sebagai upaya memanusiakan
manusia.

Etika Bekerja Dalam


Islam
Bekerja dengan ikhlas karena Allah SWT.
Itqon, tekun dan sungguh-sungguh dalam
bekerja
"Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba
yang apabila ia bekerja, dia itqan (baca ;
menyempurnakan) pekerjaannya." (HR. Thabrani).
Jujur dan amanah
Dalam hadits riwayat Imam Turmudzi : Dari Abu Said
Al-Khudri ra, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Pebisnis yang jujur lagi dipercaya
(anamah) akan bersama para nabi, shiddiqin dan
syuhada'.

Tidak melanggar prinsip-prinsip syariah


"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah
dan taatlal kepada Rasul-Nya dan janganlah kalian
membatalkan amal perbuatan/ pekerjaan kalian.."
(QS. 47 : 33).

Menghindari syubhat
"Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara
keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka
barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang
syubhat, maka ia terjerumus pada yang
diharamkan..." (HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar ra bersabda,


'Sesungguhnya Allah SWT mencintai
seorang mu'min yang bekerja
dengan giat". (HR. Imam Tabrani,
dalam Al-Mu'jam Al-Aushth VII/380)

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa


Rasulullah SAW bersabda,
'Sesungguhnya diantara dosa-dosa
itu terdapat suatu dosa yang tidak
dapat diampuni dengan shalat,
puasa, haji dan juga umrah."
Sahabat bertanya, "Apa yang bisa
menghapuskannya wahai
Rasulullah?". Beliau menjawab,
"Semangat dalam mencari rizki".

Peraturan Dewan Pers: Kode Etik


Jurnalistik
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita
bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan
dan menyiarkan identitas korban kejahatan
susila dan tidak menyebutkan identitas
anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Masalah-Masalah Moral Masyarakat di Surat


Kabar: Studi Kasus terhadap Halaman
Kasus di Surat Kabar Harian Kedaulatan
Rakyat
Sumber:
http://http://portalgaruda.org/download_article.php?
article=130668&val=5410&title=Masalah-Masalah
%20Moral%20Masyarakat%20di%20Surat%20Kabar:
%20Studi%20Kasus%20terhadap%20Halaman
%20%C3%A2%E2%82%AC%C5%93Kasus
%C3%A2%E2%82%AC%20%20di%20Surat%20Kabar
%20Harian%20Kedaulatan%20Rakyat

Harian Kompas tanggal 26 Juni 2005 dan 3 Juli 2005 memuat perdebatan
tentang fungsi media massa, khususnya kasus program infotainment
yang banyak ditayangkan oleh televisi. Artikel tersebut berjudul
Infotainment: Pengingkaran Fungsi Informasi.
Menurut Ignatius Haryanto, penulis yang melontarkan ide awal, tayangan
infotainment menyalahi fungsi media massa sebagai pemberi informasi,
karena tayangan tersebut mencampuradukkan fungsi informasi dan
fungsi hiburan. Fungsi informasi dimaksudkan untuk memberitahukan
segala hal faktual kepada masyarakat. Fungsi hiburan dimaksudkan
untuk membuat masyarakat tertawa, tersenyum, lalu memikirkan arti
hidup lebih dalam. Dengan mencampuradukkan fungsi informasi dan
fungsi hiburan, tayangan infotainment melanggar hak masyarakat untuk
menerima informasi yang dibutuhkan. Menurut Ignatius Haryanto,
tayangan infotainment hanya berangkat dari isu-isu tentang kehidupan
pribadi para selebritis, bukan berangkat dari fakta. Pada tayangan
infotainment itu, selebritis yang bersangkutan memberi sanggahan atau
penjelasan tentang isu tersebut.
Tayangan demikian, menurut Ignatius Haryanto, ditayangkan di televisi
dengan maksud yang tidak fokus. Dengan demikian ia
mencampuradukkan fungsi informasi dan fungsi hiburan. Disamping itu,
tayangan infotainment juga menghilangkan fungsi media massa
sebagai kontrol sosial.

Masalah perilaku merokok


siswa
a)

Rasa Ingin Tahu / Coba-Coba

Salah satu hal yang melatar belakangi mengapa seorang siswa SLTP merokok
adalah rasa ingin tahu untuk mencoba. Dalam usia-usia SLTP seorang anak
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sehingga mereka memiliki fikiran untuk
mencoba sesuatu yang belum pernah mereka coba.
b)

Pengaruh Teman / Lingkungan (Salah Pergaulan).

Teman dan lingkungan memiliki pengaruh yang besar dalam tingkah laku
seorang anak. Seorang siswa SLTP masuk dalam usia-usia dimana mereka
mencari jati diri mereka. Sehingga mereka dapat dengan mudah terpengaruh
pada lingkungan jika mereka salah bergaul. Seperi halnya dengan tem,an,
ejekan dan olokan dari teman-teman sebayanya (yang telah merokok) dapat
mempengaruhi diri mereka sendiri. Apalagi jika ada teman yang mengatakan
bahwa seorang laki-laki yang tidak merokok dikatakan tidak keren/maco.
c)Termotivasi Dari Diri Sendiri untuk Merokok
Ejekan dari teman-temannya dapat berakibat timbulnya rasa termotivasi dalam
dirinya untuk mencoba mencicipi bagaimana rasa rokok yang dapat berakibat
mereka merokok berulang-ulang.

1. Kasus Panca Satria Hasan Kusuma Indonesia


Sebuah permohonan untuk melakukan euthanasia pada
tanggal 22 Oktober 2004 telah diajukanoleh seorang
suami bernama Panca Satria Hasan Kusuma karena
tidak tega menyaksikan istrinya yang bernama Agian
Isna Nauli, 33 tahun, tergolek koma selama 3 bulan
pasca operasi Caesar dan disamping itu
ketidakmampuan untuk menanggung beban biaya
perawatan merupakan suatu alasan pula. Permohonan
untuk melakukan euthanasia ini diajukan ke Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Kasus ini merupakan salah satu
contoh bentuk euthanasia yang diluar keinginan pasien.
Permohonan ini akhirnya ditolak oleh Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, dan setelah menjalani perawatan intensif
maka kondisi terakhir pasien (7 Januari 2005) telah
mengalami kemajuan dalam pemulihan kesehatannya.

Euthanasia biasanya didefinisikan sebagai tindakan


membawa tentang kematian orang yang tak berdaya sakit
dan penderitaan dengan cara yang relatif cepat dan tanpa
rasa sakit karena alasan belas kasihan. Dalam laporan ini,
istilah euthanasia akan menandakan administrasi medis dari
agen mematikan ke pasien untuk tujuan meringankan
penderitaan pasien ditolerir dan tidak dapat disembuhkan.

Menurut istilah Kedokteran Eutahanasia berarti tindakan


agar kesakitan atau penderitaan yang dialami seseorang
yang akan meninggal diperingan.
Mempercepat kematian seseorang yang ada dalam kesakitan
dan penderitaan hebat menjelang kematiannya.

Lapindo Brantas Inc. melakukan pengeboran gas melalui


perusahaan kontraktor pengeboran PT. Medici Citra
Nusantara yang merupakan perusahaan afiliasi Bakrie
Group. Kontrak itu diperoleh Medici dengan tender dari
Lapindo Brantas Inc. senilai US$ 24 juta. Namun dalam hal
perijinannya telah terjadi kesimpangsiuran prosedur
dimana ada beberapa tingkatan ijin yang dimiliki oleh
lapindo. Hak konsesi eksplorasi Lapindo diberikan oleh
pemerintah pusat dalam hal ini adalah Badan Pengelola
Minyak dan Gas (BP MIGAS), sementara ijin konsensinya
diberikan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur sedangkan
ijin kegiatan aktifitas dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah
(Pemda) Kabupaten Sidoarjo yang memberikan
keleluasaan kepada Lapindo untuk melakukan
aktivitasnya tanpa sadar bahwa Rencana Tata Ruang
(RUTR) Kabupaten Sidoarjo tidak sesuai dengan rencana
eksplorasi dan eksploitasi tersebut.

Pernah baginda dihunuskan pedang dan ditanya "Siapakah yang


mencegah engkau dariku?" dan baginda menjawab "Allah".
Maka jatuhlah pedang tersebut dan baginda mengambilnya
dan bersabda "Siapakah yang mencegah engkau dariku?"
Lelaki itu menjawab "Adalah engkau hendaknya sebaik-baik
orang yang mengambil kebajikan" Baginda menjawab "Aku
bersaksi bahawa tiada Tuhan Melainkan Allah dan aku adalah
Rasulullah" Lelaki itu menjawab "Tidak, hanya aku tidak akan
memerangimu. Aku tidak akan bersamamu dan aku tidak
akan bersama kaum yang memerangimu"
Lantas Baginda melepaskan lelaki berkenaan dan mendekati
sahabat-sahabatnya dan bersabda : "Aku datang kepada
kamu dari orang yang terbaik antara manusia"

Tugas
Apa definisi (A) etika, (B) moral dan (C)
akhlaq.
Cari contoh kasus yang menyangkut (A)
etika, (B) moral dan (C) akhlaq.
Beri komentar anda dari sudut pandang
psikologi, agama, budaya atau lainnya
Harus ada sumber rujukan ilmiah
Dikumpulkan melalui
http://elearning.unsyiah.ac.id
http://elearning.elektro-unsyiah.net
Kumpul, minggu 6 Juli 2014, jam 23.55 WIB

Anda mungkin juga menyukai