PTERIGIUM
PTERIGIUM
ANGGOTA :
WEMPI AUGIA
RENI MARLINA
TIARA RAHMADIKA
M. ZIKRI MUZAKI
FITRI ADITIA
PTERIGIUM
DEFINISI
PTERIGIUM
merupakan
suatu
pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang
bersifat degeneratif dan invasif.
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RESIKO
Tinggal
PATOFISIOLOGI
Sinar UV, angin dan debuiritasi permukaan
mata mengganggu proses regenerasi jaringan
konjungtiva diganti dengan pertumbuhan
berlebih dari jaringan fibrous yang mengandung
PD progresif dan melibatkan sel-sel kornea
PTERIGIUM.
Epitel pada mata tidak mempunyai keratin
lebih sensitif dibandingkan epitel pada bagian
tubuh lainnya UV secara berlebihan
pelepasan enzim merusak jaringan dan
menghasilkan faktor pertumbuhan stimulasi
pertumbuhan jaringan baru.
PATOFISIOLOGI
Jaringan baru menebal dari konjungtiva dan
menjalar ke arah kornea. Enzim tiap individu
berbeda sehingga terdapat perbedaan respon
terhadap paparan sinar UV.
Pterigium ditandai dengan degenerasi elastotik
kolagen dan ploriferasi fibrovaskular, dengan
permukaan yang menutupi epithelium.
Pterigium bisa mengganggu proses cairan
mata(dry eye syndrome) hilangnya penglihatan
penderita.
MANIFESTASI KLINIS
PTERIGIUM
dapat
tidak
memberikan
keluhan.
Atau akan memberikan keluhan :
Mata iritatif
Mata merah
Serta bisa menimbulkan astigmatisma yang
akan
memberikan
keluhan
gangguan
penglihatan.
Kemunduran
3.
4.
DIAGNOSA BANDING
PSEUDOPTERIGIUM
Adalah perlekatan konjungtiva dengan kornea
yang cacat. Sering terjadi pada proses
penyembuhan tukak kornea, sehingga konjungtiva
menutupi kornea.
DIAGNOSA BANDING
Pannus
PENATALAKSANAAN
Pterigium
Lindungi
TINDAKAN OPERATIF
Tindakan pembedahan adalah suatu tindak
bedah plastik yang dilakukan bila pterigium telah
mengganggu penglihatan.
Tindakan operasi, biasanya bedah kosmetik,
akan dilakukan untuk mengangkat pterigium yang
membesar, ini apabila mengganggu fungsi
penglihatan atau tetap meradang dan teriritasi.
Paska operasi biasanya akan diberikan terapi
lanjut seperti penggunaan sinar radiasi B atau
terapi lainnya.
INDIKASI OPERASI
Terganggunya
penglihatan
Kosmetik
Gangguan
BARE SKELERA
Pterigium diambil, lalu dibiarkan, tidak diapaapakan, membiarkan luka bekas pterigium
terbuka. Tidak dilakukan untuk pterigium
progresif karena dapat terjadi granuloma
granuloma diambil kemudian digraph dari
amnion.
2. Subkonjungtiva
Pterigium setelah diambil kemudian sisanya
dimasukkan/disisipkan di bawah konjungtiva
bulbi. Jika residif tidak masuk kornea.
3. Graf
Pterigium setelah diambil lalu di-graf dari
amnion/selaput mukosa mulut /konjungtiva
forniks.
PREVENTIF
Memperkecil
KOMPLIKASI
Penyimpangan
penglihatan.
Kemerahan
Iritasi
Bekas luka yang kronis pada konjungtiva
dan kornea.
PROGNOSIS
Eksisi
DATA PASIEN
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
: Yunia Triyani
Umur
: 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan
: Guru SD
Alamat
: Asrama 12 - Solok
KELUHAN UTAMA
Mata terasa kabur disertai sakit kepala
ada yang mengganjal di kedua mata sejak 1 tahun
yang lalu
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Mata terasa kabur disertai dengan sakit kepala
menggunakan kacamata
Ada pterigium di kedua mata sejak 1 tahun yang lalu,
terasa pedih dan merah, terutama setelah
mengendarai sepeda motor
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Pernah melakukan operasi pterigium pada mata kanan
1 tahun yang lalu.
STATUS OFTALMOLOGI
OD
6/60
OS
6/60
Pterigium
Pterigium
Sklera
Putih
Putih
Iris
Coklat
Coklat
Visus
Konjungtiva Bulbi
Pupil
Lensa
Bulat
Bulat
Reflek langsung : (+) Reflek langsung : (+)
Reflek tidak
Reflek tidak
langsung : (+)
langsung : (+)
Bening
Bening
DIAGNOSA
PTERIGIUM
DUPLEKS GRADE 2
PENATALAKSANAAN
Pasien
KESIMPULAN
PTERIGIUM merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular
konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Keadaan
ini diduga merupakan suatu fenomena iritatif akibat sinar
UV, pengeringan, dan lingkungan dengan angin banyak.
Diagnosa ditegakkan dengan melakukan anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Penatalaksaan dapat dilakukan dengan memberikan
steroid jika ada peradangan atau suatu tetes mata
dekongestan. Jika lesi membesar dan meluas sampai ke
daerah pupil, maka lesi harus diangkat secara bedah .
Pterigium bersifat rekuren terutama pada pasien usia
muda. Hendaknya pasien menghindari berkontak dengan
zat iritatif atau sinar matahari yang berlebihan.