Mata Uveitis
Mata Uveitis
Pembimbing : dr.H.Elfian,Sp.M
Anggota :
Wempi Augia
Reni Marlina
Tiara Rahmadika
M.Zikri Muzaki
Fitri Aditia
KASUS
UVEITIS
DEFINISI
Suatu inflamasi traktus uvea yaitu iris, korpus
siliaris, dan koroid yang disebabkan oleh infeksi,
trauma, neoplasia, atau proses autoimun. Peradangan
pada uvea hanya mengenai bagian depan jaringan
uvea atau iris yang disebut iritis. Bila mengenai badan
tengah disebut siklitis. Iritis dengan siklitis disebut
uveitis anterior atau iridosiklitis, dan bila mengenai
lapisan koroid disebut uveitis posterior atau koroiditis.
EPIDEMIOLOGI
Uveitis biasanya terjadi pada usia 20-50 tahun, setelah
usia 70 tahun, angka kejadian uveitis mulai berkurang.
Pada penderita berusia tua umumnya uveitis diakibatkan
oleh toksoplasmosis, herpes zoster, dan afakia.
Bentuk uveitis pada laki-laki umumnya oftalmia
simpatika akibat tingginya angka trauma tembus dan
uveitis non granulomatosa anterior akut. Sedangkan pada
wanita umumnya berupa uveitis anterior kronik idiopatik
dan toksoplasmosis.
ETIOLOGI
A. UVEITIS EKSOGEN
Trauma, invasi mikroorganisme, atau agen lain dari luar tubuh.
B. UVEITIS ENDOGEN
Mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh.
Infeksi : infeksi bakteri (tuberkulosis), jamur (kandidiasis), virus (herpes
zoster), protozoa (toksoplasmosis).
Uveitis spesifik idiopatik : uveitis yang tidak berhubungan dengan penyakit
sistemik, tetapi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari
bentuk lain.
Uveitis non spesifik idiopatik : uveitis yang tidak termasuk ke dalam
kelompok diatas.
Granulomatosa
Onset
Akut
Tersembunyi
Nyeri
Nyata
Fotofobia
Nyata
Ringan
Penglihatan kabur
Sedang
Nyata
Merah sirkumkorneal
Nyata
Ringan
Keratic precipitates
Putih halus
Pupil
Sinekia posterior
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Noduli iris
Tidak ada
Kadang-kadang
Lokasi
Uvea anterior
Perjalanan penyakit
Akut
Kronik
PATOFISOLOGI
Badan siliar berfungsi sebagai pembentuk cairan bilik mata (humor
aquous) yang memberi makanan kepada lensa dan kornea. dengan adanya
peradangan di iris dan badan siliar, maka timbullaah hiperemi yang aktif,
pembuluh darah melebar, pembentukan cairan bertambah, sehingga dapat
menyebabkan glaukoma sekunder. selain oleh cairan bilik mata, dinding
pembuluh darah dapat juga dilalui oleh sel darah putih, sel darah merah, dan
eksudat yang akan mengakibatkan tekanan osmose cairan bilik mata
bertambah dan dapat mengakibatkan glaukoma. cairan dari bilik mata
belakang melalui celah antar lensa iris, dan pupil ke kamera okuli anterior.
dikamera okuli anterior, oleh karena iris banyak mengandung pembuluh darah,
maka suhunya meningkat dan berat jenis cairan berkurang, sehingga cairan
bergerak ke atas.
3. KEGANASAN
2. INFEKSI
4. LAIN-LAIN
Sifilis Idiopatik
Tuberkulosis Uveitis traumatika, trauma tembus
Lepra
Ablatio retina
Herpes zoster krisis glaukomatosiklitik
Letospirosis
Fotofobia
Nyeri
Mata merah
Penglihatan menurun
Lakrimasi
Epifora
Pandangan berkabut
STATUS OFTALMOLOGI
Aparat lakrimalis
Kornea
Iris
COA
Iris
: lakrimasi
: Injeksi silier, edema
: Nodul, edema
: Flare, hipopion, hifema, pigmen
: Sinekia posterior, edema
Non granulomatosa
: Terlihat presipitat halus pada
dataran belakang kornea.
Granulomatosa
: Terlihat presipitat besar atau
mutton fat noduli koeppe (penimbunan sel pada tepi pupil)
atau noduli busacca (penimbunan sel pada permukaan iris).
STATUS OFTALMOLOGI
Vitreus
: edema
Retina
: vaskulitis
Diskus optikus
: neovaskularisasi
DEXTRA
SINISTRA
STATUS OFTALMOLOGI
1. COA : hipopion
2. Retina : lesi aktif dengn pigmentasi padat
3. Koroid : infiltrat
Sarkoidosis
Tuberkulosis
Sifilis
Leptospirosis
Brucellosis
Oftalmia simpatika
sklerosis multipel
Benda asing intraokular diretina
Berdasarkan patologi uveitis dibedakan menjadi 2 jenis yaitu : nongranulomatosa dan granulomatosa.
Uveitis non-granulomatosa yaitu timbul dibagian anterior traktus
uvealis yaitu iris dan korpus siliaris, terdapat reaksi radang dengan
terlihatnya infiltrat sel-sel limfosit dan sel plasma dengan jumlah
cukup banyak.
PENATALAKSANAAN
difus
merespon
baik
terhadap
penyuntikan
agent
seperti
methotrexate,
clyclophosphamide,
atau
chlorambucil
DIAGNOSIS BANDING
Konjungtivitis, dibedakan dengan adanya sekret
dan kemerahan pada konjungtiva.
Keratitis, dibedakan dengan adanya pewarnaan
atau defek pada epitel atau adanya penebalan
atau infiltrat pada stroma.
Glaukoma akut sudut tertutup, ditandai dengan
peningkatan tekanan intra okular, kekeruhan dan
edema kornea dan sudut bilik mata depan yang
sempit.
KOMPLIKASI
Sinekia anterior dapat mengganggu aliran keluar aquous
disudut bilik mata dan menyebabkan glaukoma.
Sinekia posterior, jika luas dapat menyebabkan glaukoma
sekunder sudut tertutup dengan terbentuknya seclusio
pupil dan penonjolan iris kedepan.
Edema makula kistoid penyebab hilangnya penglihatan
pada pasien uveitis anterior dan intermediate.
ablatio retina merupakan peradangan koroid dan sering
pada oftalmia simpatika, skleritis posterior, retinitis berat
dan vaskulitis retina.
PROGNOSIS
Tergantung dengan derajat keparahan, lokasi, dan
penyebab peradangan. peradangan yang berat perlu
waktu yang lama untuk sembuh, serta sering
menyebabkan kerusakan intraokular dan kehilangan
penglihatan dibanding peradangan ringan atau sedang.
uveitis anterior lebih cepat merespon pengobatan
dibandingkan uveitis intermediate, posteriorm dan difus.
uveitis anterior prognosisnya baik apabila di diagnosis
lebih awal dan diberi pengobatan yang tepat. prognosis
visual pada iritis kebanyakan pulih dengan baik tanpa
adanya katarak, glaukoma, dan uveitis posterior.
keterlibatan retina, koroid atau nervus optikus cenderung
memberi prognosis yang lebih buruk.
KESIMPULAN