Anda di halaman 1dari 33

STASE MATA

Pembimbing : dr. Elfian Sp.M

Anggota :
Wempi augia
Reni marlina
Tiara Rahmadika
M. Zikri muzaki
Fitri aditia

GLAUKOMA
Adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang
ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus
dan pengecilan lapangan pandang; biasanya disertai
peningkatan tekanan intraokular.
Pada sebagian besar kasus, glaukoma tidak disertai
dengan penyakit mata lainnya. Pada glaukoma akan
terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya
cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa
ekskavasi (penggaungan serta degenerasi papil saraf
optik.

TEKANAN INTRA OKULER


NORMAL : 10-22 mmHg.
Apabila :
22 mmHg harus dicurigai TIO
25 mmHg
30 mmHg
PASTI glaukoma bisa
40 mmHg menyebabkan kebutaan.
Makin dini pengobatan makin baik prognosa.

FISIOLOGI AQUOS HUMOR


Aquos humor adalah suatu cairan
jernih yang menigisi bilik mata depan
dan belakang. Aquos humor diproduksi
oleh corpus ciliare. Setelah masuk ke
bilik mata belakang, aquos humor
mengalir melalui pupil ke bilik mata
depan lalu ke anyaman trabekular di
sudut bilik mata depan dimana terdapat
muara-muara yang disebut muara
trabekula. Selama itu, terjadi pertukaran
deferensial
komponen-komponen
aquous dengan darah di iris. Lalu keluar

PATOLOGIS
walaupun aliran baik
bertumpuk di dalam bola mata Glaukoma.

1. Produksi

2. Produksi normal , tetapi aliran terganggu


menumpuk cairan TIO Glaukoma.

PATOFISIOLOGI
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada
glaukoma adalah apaptosis sel ganglion retina yang
menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan
lapisan inti dalam retina serta berkurangnya akson di
nervus opticus. Discus opticus menjadi atrofik,
disertai pembesaran cawan optik.
Efek peningkatan TIO dipengaruhi oleh
perjalanan waktu dan besar peningkatan TIO.
pada glaukoma sudut tertutup akut > TIO mencapai
60-80mmHg kerusakan iskemik akut pada iris
yang disertai edema kornea dan kerusakan nervus
optikus.

Pada glaukoma sudut terbuka primer TIO

biasanya tidak meningkat lebih dari 30 mmHg


dan kerusakan sel ganglion terjadi setelah waktu
yang lama.
Pada glaukoma tekanan normal, sel-sel ganglion
retina mungkin rentan mengalami kerusakan
akibat TIO dalam kisaran normal, atau
mekanisme kerusakannya yang utama mungkin
iskemia caput nervu optici.

KLASIFIKASI
1. PRIMER

adalah glaukoma dengan etiologi tidak pasti,


dimana tidak didapatkan kelainan yang merupakan
penyebab glaukoma.
glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah
memiliki bakat bawaan glaukoma, seperti :
Gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau
susunan anatomis bilik mata yang menyempit.
Kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata
depan .

Glaukoma primer terbagi 2 yaitu :


a. Glaukoma sudut terbuka
adalah bentuk glaukoma yang biasanya
berkembang sangat lambat karena saluran
drainase mata secara bertahap menjadi
tersumbat. Dusut terbuka, jelas sudut antara
iris dan kornea.
Diagnosa
ditegakkan
apabila
ditemukan
kelainan-kelainan glaukomatosa pada diskus
optikus dan lapangan pandang yang disertai
dengan peningkatan TIO, sudut bilik mata
depan terbuka dan tampak normal, dan tidak
terdapat sebab lain yang menyebabkan
peningkatan TIO. Pada pemerikaan pasien,
ditemukan
TIO
yang
normal
sehingga
diperlukan pemeriksaaan tonometri berulang.

Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka


dapat berkembang secara perlahan hingga
akhirnya
menimbulkan
kebutaan
total.
Apabila obat tetes antiglaukoma dapat
mengontrol TIO mata yang belum mengalami
kerusakan glaukomatosa luas, prognosisnya
akan baik (walaupun penurunan lapangan
pandang dapat terus berlanjut pada TIO yang
telah normal).
Apabila proses penyakit terdeteksi secara
dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat
ditangani dengan baik secara medis.
Trabekulektomi merupakan pilihan yang baik
bagi pasien yang mengalami perburukan
meskipun telah menjalani terapi medis.

b. Glaukoma sudut tertutup


Adalah jenis glaukoma yang disebabkan
oleh kenaikan TIO mendadak dan berat.
Hal ini terjadi ketika pupil membesar
terlalu banyak atau terlalu cepat, dan tepi
luar dari iris menyumbat kanal drainase
mata. Sudutnya sudah lengket dengan
akar iris kornea.
Peningkatan TIO terjadi karena sumbatan
aliran keluar aquoeous akibat adanya
oklusi anyaman trabekular oleh iris perifer.
Keadaan ini dapat asimptomatik sampai
timbul penurunan penglihatan.

Istilah glaukoma sudut tertutup


primer
hanya
digunakan
bila
penutupan
sudut
primer
telah
menimbulkan
kerusakan
nervus
opticus dan kehilangan lapangan
pandang.
Faktor resiko :
Usia
Jenis kelamin perempuan
Riwayat keluarga glaukoma
Etnis

GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP


Terbagi 4 :
a. Glaukoma sudut tertutup Akut
Ditandai oleh munculnya
-kekaburan penglihatan mendadak
-disertai nyeri hebat

-halo

-mual dan muntah,pasien terkadang dikira


menderita - penyakit gastrointestinal akut.
- Peningkatan TIO yang mencolok
- COA dangkal
-Kornea berkabut
- Pupil berdilatasi sedang yang terfiksasi
- Injeksi silier

Terapi pada awalnya ditujukan untuk


menurunkan TIO.
- asetazolamid IV dan oral bersama obat
topikal
-Obat hiperosmotik
-teteskan pilokarpin 2 % satu setengah jam
setelah terapi dimulai, yaitu saat iskemia iris
berkurang dan TIO menurun sehingga
menmungkinkan sfingter pupil berespon
terhadap obat.
-steroid topikal
- Iridotomi perifer untuk membentuk
hibungan permanen antara bilik mata depan
dan belakang.

b. Glaukoma sudut tertutup subakut


Episode peningkatan TIO nya berlangsung
singkat dan rekuren.
Epsoden penutupan sudut membaik secara
spontan, teteapi terjadi akumulasi
kerusakann pada sudut bilik mata depan
disertai pembentukan sinekia anterior perifer.
Riwayat serangan berulang serupa nyeri,
kemerahan, kekaburan penglihatan disertai
halo disekitar cahaya pada satu mata.
Serangan sering terjadi pada malam hari dan
sembuh dalam semalam.
Pada pemeriksaan : sudut bilik mata depan
yang sempit disertai dengan sinekia anterior
perifer.

c. Glaukoma sudut tertutup kronik


TIO meningkat
COA sempit
Sinekia anterior perifer
Kelainan diskus optikus
Kelainan lapangan pandang
Penatalaksanaan :
- iridotomi perifer dengan laser
TIO dikontrol secara medis sulit dilakukan
tindakan drainase secara bedah
Epinefrin dan miotik kuat tidak boleh dipakai sebab
akan memperparah penutupan sudut.

d. Iris plateu
Pengidap kelainan ini mengalami
glaukoma sudut tertutup akut pada usis
muda,
dan
sering
mengalami
kekambuhan setelah tindakan iridotomi
laser perifer atau iridektomi bedah.
Diperlukan terapi miotik jangka
panjang atau iridoplasti dengan laser.

2. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital primer (sejak lahir)
Didiagnosis dalam 6 bulan pertama
Epifora
Fotofobia dan berkurangnya kilau kornea.
TIO
Pencekungan discus opticus

Diameter kornea
Edema epitel, kerobekan membran descemet
Peningkatan kedalaman bilik mata depan,
serta edema, dan kekeruhan strouma kornea

Pada kasus yang tidak


diobati,
kebutaan
timbul secara dini. Mata
mengalami peregangan
hebat
dan
bahkan
dapat
ruptur
hanya
karna trauma ringan.
Pencekungan
diskus
aptikus khas glaukoma
timbul
relatif
cepat,
menekankan perlunya
terapi segera. Terapi
selalu dengan tindakan
bedah
dan
dapat
dilakukan
goniotomi
atau trabekulektomi

3. Glaukoma Sekunder
a. Trauma
Luxatio lensa akibat trauma lensa
berubah posisi tersumbat aliran
kapsul mengelupas
penyumbatan disudut COA
glaukoma kapsularis
b. Perdarahan pada COA
Akibat adanya partikel-partikel darah
yang menyumbat.

c. Tumor
Melanoma traktus uvealis dapat
menimbulkan
glaukoma
akibat
pergeseran corpus ciliare ke anterior
yang menyebabkan penutupan sudut
sekunder, meluas ke sudut bilik mata
depan,
memblok
sudut
filtrasi
dengan
dispersi
pigmen
dan
neovaskularisasi
sudut.biasanya
diperlukan enuklasi.

d. Neovascularisasi iris
Disebabkan oleh iskemia retina
yang luas seperti yang terjadi pada
retinopati diabetik dan oklusi vena
centralis retinae iskemik.
Glaukoma neovaskular sulit diatasi
dan terapi sering tidak memuaskan.
Rangsangan neovaskularisasi dan
peningkatan TIO perlu ditangani.
Mengontrol TIO diperlukan prosedur
siklodestruktif.

e. Uveitis
exudat di COA menyumbat muara trabekula.
TIO pada uveitis biasanya di bawah normal
corpus ciliare yang meradang berfungsi kurang baik.
TIO meningkat penggunaan steroid topikal.
Uveitis kronik atau rekuren menyebabkan gangguan
fungsi trabekula yang permanen, sinekia anterior
perifer,
neovaskularisasi
sudut,
glaukoma
sekunder.
Terapi : mengontrol uveitis disertai pemberian terapi
glaukoma sesuai keperluan, miotik dihindari karena
dapat
meningkatkan
kemungkinan
terjadinya
sinekia posterior. Tindakan bedah diperlukan untuk
terapi jangka panjang.
f. Edema canalis schelm

4.GLAUKOMA ABSOLUT

Merupakan
stadium
akhir
glaukoma
(sempit/terbuka)
dimana
sudah
terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut.
Hasil pemeriksaan :
Kornea terlihat keruh
Bilik mata dangkal
Papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa
Mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit
Mata yang buta penyumbatan PD
neovaskularisasi pada iris rasa sakit sekali
akibat timbulnya glaukoma hemoragik.

Pengobatan
dapat
dengan
memberikan sinar beta pada badan
siliar untuk menekan fungsi badan
siliar, alkohol retrobulbar atau
melakukan
pengangkatan
bola
mata karena mata lelah tidak
berfungsi dan memberikan rasa
sakit.

DATA PASIEN
1. Nama
: YUSMARNI
2. Umur
: 58 tahun
3. Jenis kelamin
: perempuan
4. Pekerjaan : petani
5. Alamat
: cupak, solok
6. Status
: sudah menikah

KELUHAN UTAMA
1. Tidak bisa melihat lebih kurang 1
tahun yang lalu
2. Nyeri pada mata sekitar 4 hari yang
lalu
3. Dulu pernah nyeri otot

ANAMNESA
1. Riwayat penyakit sekarang lebih
kurang satu tahun yang lalu tidak bisa
melihat, 4 hari yang lalu pernah
merasa nyeri pada bola mata, tapi
setelah kasih obat tetes mata nyeri
nya berkurang,
2. Riwayat penyakit terdahulu ( - )
3. Riwayat penyakit keluarga ( - )
4. Pernah memakai kacamata

STATUS OFTALMMOLOGI
OD

OS

Visus

6/6

Reflek Fundus

Konjungtiva Bulbi

pterygeum

pterygeum

Sklera

Hiperemis
pigmenasi

hiperemis

Kornea

Edema
Injeksi silier
Arkus kornea

Iris

Keruh

Coklat

Pupil

Melebar
Reflek langsung :
(-)
Reflek tidak
langsung : (+)

Bulat
Reflek langsung :
(-)
Reflek tidak
langsung : (-)

Lensa

Keruh

pseudophakic

TIO

T dg N (+++)

T dg N

Diagnosa Kerja glaukoma


sekunder karena katarak
hipermatur
Penatalaksanaan penurunan
TIO dan operasi

KESIMPULAN
Glaukoma
adalah
merupakan
sekelompok penyakit neurooptik yang
menyebabkan kerusakan serat optik
(neuropati optik )
Glaukoma ditandai dengan kelainan
atau atrofi papil nervus opticus yang
khas, peningkatan tekanan bola mata
dan menciutnya lapang pandang.
Klasifikasi
glaukoma
berdasarkan
penyebab
dan
letak
anatominya,
diagnosa glaukoma dapat ditegakan
dengan anamnesa, pemeriksaan fisik.

Anda mungkin juga menyukai