Anda di halaman 1dari 23

Oleh:

Linda Wirianty (157795019)


Windha Herjinda (157795040)

Peran Ikatan Rangkap Pada


Alkena

Sebagai unit struktural


Sebagai gugus fungsi
Mempengaruhi bentuk molekul
organik
Bagian dari senyawa alkena dimana
reaksi terjadi

5.1 Tatanama Senyawa


Alkena
Berakhiran

ena
Beberapa senyawa dapat berakhiran ilena

Namun,

berdasarkan aturan IUPAC, hanya


etena yang diperbolehkan berakhiran ilena
(etilena).
Rantai terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap sebagai rantai utama.
Penomoran dimulai dari bagian yang
memungkinkan ikatan rangkap memperoleh
nomor terkecil

5.1 Tatanama Senyawa


Alkena
Ikatan

rangkap lebih diutamakan dalam


menentukan karbon utama dan arah
penomoran daripada alkil dan halogen

Apabila

senyawa alkena mengandung


gugus hidroksil, maka gugus hidroksil
lebih diutamakan.

5.1 Tatanama Senyawa


Alkena
Beberapa

gugus alkil
yang juga
diperbolehka
n dalam
sistem IUPAC
Pada

Sikloalkena:

5.2 Struktur Dan Ikatan Pada


Alkena
Struktur etilena:
Memiliki hibridisasi sp2
Membentuk struktur planar
Pada ikatan rangkap terdapat 1
ikatan dan 1 ikatan
Energi ikatan 605 kJ/mol (lebih besar
drpd energi ikatan etana : 368
kJ/mol)

5.2 Struktur Dan Ikatan Pada


Alkena
Ikatan pada propena:
Ikatan rangkap yang terdiri atas ikatan
1 ikatan dan 1 ikatan
Ikatan dengan gugus metil yang
terbentuk dari tumpang tindih sp3-sp2

5.3 Isomer Senyawa Alkena


Contoh isomer senyawa C4H8

Constitutional
isomer

Constitutional
isomer

Stereoisom
er
Tidak berlaku jika salah satu
atom karbon pada ikatan
rangkap memiliki atom-atom
yang identik

5.3 Isomer Senyawa Alkena


Pada

prinsipnya cis-2-butena dan trans-2butena dapat saling terbentuk dengan cara


rotasi pada atom-atom karbon sekitar
rangkap.

Namun

dibutuhkan energi yang sangat besar


untuk memutar ikatan dari posisi stabilnya

5.4 Sistem Notasi E-Z


Sistem notasi E-Z berdasarkan nomor
atom subtituen pada karbon berikatan
rangkap :
Z berasal dari zusammen berarti
bersama
E berasal dari entgengen berarti
berlawanan

5.4 Sistem Notasi E-Z


Aturan
Subtituen dengan nomor
atom lebih besar memiliki
tingkat yang lebih tinggi.
Ketika 2 atom yang
berikatan langsung dengan
C rangkap identik,
bandingkan atom-atom di
sekitarnya
-C (CH3)3 > -CH(CH3)2 >
CH2CH3
-C(C,C,C) > -C(C,C,H) > (C,H,H)
Bandingkan seluruh atom
yang berikatan langsung
dengan subtetuen tersebut

Contoh

5.4 Sistem Notasi E-Z


Aturan
Selalu bandingkan atom satu
per satu, jangan pernah
sebagai grup.
-CH2 OH
vs
-C(CH3)
-C(O,H,H)
vs
-C(C,C,C)
Untuk atom yang berikatan
rangkap, dipandang sebagai
subtituen ganda
-CH=O menjadi C(O,O,H)

Contoh

5.5 Sifat Fisik Alkena


Sifat
1.

2.

fisik alkena mirip dengan alkana:


C 4, berbentuk gas, C > 5, berbentuk
cairan tidak berwarna dengan densitas
< 1,0
Tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik nonpolar.

Misal:
Alkena dengan berat molekul yang rendah,
C4H8 , pada suhu ruang dan tekanan
atmosfer berbentuk gas.

5.5 Sifat Fisik Alkena


Isomer
C4H8

Momen dipol 1butena, cis-2butena, dan 2metilpropena


berkisar 0,3-0,5 D.
Sedangkan trans-2butena tidak
memiliki momen
dipol

Experimental measurements of dipole moments give size, but


not direction.

Efek dari subtituen pada momen dipol


alkena
Pertanyaan : Apakah gugus alkil
menyumbangkan atau menarik elektron dari
ikatan rangkap?

Faktanya:

Momen dipol dari trans-CH3CH=CHCl lebih besar dari


CH2=CHCl, menunjukkan bahwa kelompok metil adalah
substituen penyumbang elektron pada ikatan rangkap.
Karena pada trans-1-kloropropena terdapat CH3 dan Cl yang
saling memperkuat mengakibatkan metil melepaskan
elektron lebih baik dibanding dengan H, sehingga momen
dipolnya besar.

Lanjutan...
Gugus

alkil (golongan metil) merupakan gugus


pemberi elektron,sehingga dapat menyetabilkan
muatan positif pada karbokation(dengan efek
induktif dan hiperkonjugasi)

Gugus alkil lain juga memberi pengaruh sama


terhadap alkena. Adanya efek pemberian elektron
ini berpengaruh pada beberapa sifat dari alkena

5.6 Kestabilan Relative Alkena


Membandingkan kestabilan isomer
alkena dengan menggunakan kalor
pembakaran

More stable

Faktor

yang mempengaruhi kestabilan alkena adalah:


1. Degree of substitution (subtituen alkil menstabilkan ikatan rangkap)
2. Rantai Van der Waals (ketidakstabilan ketika gugus alkis berada
dalam posisi cis)

5.6 Kestabilan Relative Alkena


Degree of subtitution

(lanjutan) Degree of subtitution


Dari

reaksi pembakaran isomer alkena C4H8,


diperoleh:

Secara umum, alkena dengan subtituen tinggi akan


lebih stabil dibandingkan dengan subtutuen yang
rendah.

Hibrida sp2 = penarik elektron


Gugus alkil = pemberi
elektron sehingga dapat
menstabilkan alkena

karena ada EFEK


ELEKTRONIK

5.6 Kestabilan Relative Alkena


Van der Waals Strain
Alkena

dengan subtituen besar akan lebih stabil


dalam kondisi trans dibanding cis

karena ada EFEK STERIK

Contoh
lain:

5.6 Kestabilan Relative Alkena


Van der Waals Strain
Isomer

Cis memiliki energi lebih


tinggi dibanding bentuk trans

5.7 Sikloalkena
Siklo-alkena

yang paling

sederhana
Pertama kali disintesis
pada tahun 1922

Sama

halnya pada siklopropana, yang mengalami


ketidakstabilan karena adanya angle-strain yang
terinduksi dalam molekul ketika sudut ikatan dipaksa
untuk menyimpang dari nilai tetrahedral yang ideal 109
Siklopropena juga mengalami ketidakstabilan dimana
sudutnya lebih menyimpang dari seharusnya yaitu 120
untuk hibridisasi sp2 pada ikatan rangkap.

Lanjutan...
Regangan

cincin:
siklopropena > siklobutena > siklopentena >
...dst
Sikloalkena lebih stabil pada cis, untuk cincin yang
lebih besar, trans-sikloalkena bisa terbentuk.
Trans-sikloalkena terkecil yang cukup stabil untuk
diambil dan disimpan adalah trans-siklooktena

Trans-sikloheptena

mengalami tegangan cincin yang jauh


lebih besar daripada konfigurasi cis.
Hanya bisa dibuat pada suhu yang sangat rendah (-90C)
tapi sangat reaktif untuk disimpan pada suhu ruang.

Anda mungkin juga menyukai