Anda di halaman 1dari 14

LEGALITAS BADAN USAHA

TRANSPORTASI RODA EMPAT(TAKSI)


BERBASIS APLIKASI ONLINE (STUDI
UBER TAKSI DAN GRAB CAR)

Oleh
RAFIF NABIL ARMADA
8111412108
ANINDA EMI WIJAYANTI
8111412100

BADAN USAHA

Badan usaha

berbadan hukum
(PT dan Koperasi)

tidak berbadan
hukum

(P.Perseorangan, firma
dan CV)

Latar belakang masalah


Demonstrasi pada Selasa 22 Maret 2016 ini
merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya.
Sopir taksi menuntut pemerintah untuk
memberi tindakan tegas dengan
membekukan operasional angkutan umum
berbasis aplikasi yang menggunakan mobil
berpelat hitam. Mereka menilai operasional
kendaraan itu melanggar Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Angkutan
Jalan. (liputan 6.com)

Identifikasi masalah
1. masalah legalitas uber taksi dan
Grab Car.
2. Cara mengatasi persoalan
legalitas uber

taksi dan Grab Car.

Contoh tampilan Grab Car dan Uber

Perbandingan Tarif

Pembahasan (1)
Dilihat secara perkembangan teknologi, aplikasi
Uber dan Grab sebagai penyedia layanan aplikasi
yang memudahkan masyarakat dan menawarkan
tarif yang murah memang patut diapresiasi. Akan
tetapi secara legalitas Uber dan Grab khusus yang
Grab Car patut di pertanyakan. Kehadiranya di
Indonesia seharusnya kedua perusahaan ini
mengurus izin operasional sebagaimana yang
diatur didalam peraturan yang telah ada di
Indonesia, yaitu UU No.22 Tahun 2009, PP No.74
Tahun 2014 dan Keputusan Menteri Perhubungan
No.35 Tahun 2003.

Pembahasan(2)
Dilihat dari secara legalitas, Uber dan Grab sebagai
penyedia layanan aplikasi tidak mau bertindak sebagai
operator perusahaan taksi dan menyerahkan
operasionalnya kepada mitranya yaitu Koperasi para
pengemudi. Dilihat dari namanya yang menggunakan kata
Uber Taksi dan Grab Car yang mengaku sebagai angkutan
sewa tapi beroperasi seperti taksi.Pelanggaran yang
dilakukan Uber dan Grab Car yaitu plat armadanya adalah
plat hitam, kemudian, tidak ada tulisan taksi di armadanya
sebagaimana pasal 29 ayat 3 KM No.35 Tahun 2003,
kemudian izin wilayah operasional yang harus diajukan
kepada pemerintah daerah yang berkaitan dengan wilayah
operasional sebagaimana diatur dalam pasal 152 ayat 3 UU
No.22 Tahun 2009, baru belakangan izinya diurus.

KM No.35 Tahun 2003


Pasal 1 angka 13 , Angkutan Taksi adalah angkutan
dengan menggunakan mobil penumpang umum
yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan
argometer yang melayani angkutan dari pintu ke
pintu dalam wilayah operasi terbatas;
Pasal 29 (3) Kendaraan yang digunakan untuk
angkutan taksi harus dilengkapi dengan :
a. tulisan "TAKSI" yang ditempatkan di atas atap
bagian luar kendaraan dan harus menyala dengan
warna putih atau kuning apabila dalam keadaan
kosong dan padam apabila argometer dihidupkan;

UU No.22 Tahun 2009


(3) Wilayah operasi dalam kawasan perkotaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan jumlah
maksimal kebutuhan taksi ditetapkan oleh:
a. walikota untuk taksi yang wilayah operasinya berada
dalam

wilayah kota;
b. gubernur untuk taksi yang wilayah operasinya

melampaui wilayah
kota atau wilayah kabupaten

dalam 1 (satu) wilayah provinsi;

atau Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana


dan Prasarana Lalu lintas dan Angkutan Jalan untuk taksi
yang wilayah operasinya melampaui wilayah provinsi.

Aturan Mengenai Kendaraan Umum


Pasal 1 angka 10 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ:
Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang
digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan
dipungut bayaran
Pasal 53 ayat (1) UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ:
Kendaraan bermotor umum wajib dilakukan uji berkala dalam
rangka pemenuhan persyaratan teknis & laik jalan
Pasal 23 ayat (3) Pasal 43 (2) PP Nomor 74 Tahun 2014 tentang
Angkutan Jalan: Angkutan orang dengan kendaraan bermotor
umum menggunakan Mobil Penumpang Umum & Mobil Bus Umum
Pasal 39 ayat (3) Peraturan Kepala Kepolisian RI Nomor 5 Tahun
2012: Tanda nomor kendaraan bermotor umum adalah dasar
kuning, tulisan hitam.

Pembahasan (3)
Dalam tulisan ini kami tidak mengaitkanya
dengan ojek berbasis aplikasi seperti Gojek dan
Grab Bike, karena yang namanya ojek baik ojek
konvensional maupun ojek berbasis aplikasi itu
tidak diatur didalam UU. Sebenarnya secara
fungsi ojek bisa dikatakan sebagai angkutan
diluar trayek. Sedangkan angkutan taksi itu ada
aturan yang mengatur. Uber Taksi dan Grab Car
selama ini beroperasi tidak mengikuti aturan
yang ada, makanya kementrian perhubungan
mengatakan bahwa Uber Taksi itu Ilegal.

Pembahasan(4)
Ada 2 cara agar Uber taksi dan Grab car bila ingin dikatakan sebagai
transportasi yang legal Yaitu
1. Uber taksi dan Grab Car mengikuti prosedur dan rule yang ada
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh UULAJ 22/2009, PP No.74 Tahun
2014 dan KM No.35 Tahun 2003. Intinya Uber Taksi dan Grab Car harus
mengurus perizinan sebagaimana perusahaan taksi resmi lainya.
2. Bilamana Uber taksi dan Grab Taksi belum mengurus perizinan,
seharusnya pemerintah menghentikan operasional uber taksi dan Grab
Car. Caranya ada 2 cara, yaitu:
a) Melakukan pemberitahuan kepada perwakilan uber taksi dan Grab taksi
yang ada di Indonesia.
b) Jika tidak, pemerintah melakukan penindakan dengan menahan mobil
uber taksi dan Grab Car dan yang paling penting kementrian
perhubungan dengan bekerja sama dengan kemenkoinfo melakukan
pemblokiran terhadap aplikasi Grab Car dan Uber Taksi. Tentu diantara
sesame pemangku kepentingan harus berkoordinasi dengan baik, agar
tidak terjadi miss komunikasi.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai