REPRODUKSI
ABORSI
Dosen : Prof. dr. Sorimuda
Sarumpaet, MPH
KELOMPOK 1
IZZAH
DIENILLAH
S.
101000013
SRI
NOVITA
AMELIA
101000033
DEBY SHINTA O. SIRAIT
101000052
SUSI
K.
NAPITUPULU
101000110
LATAR BELAKANG
LANJUTAN
Di Indonesia, 61% kehamilan yang tidak
diinginkan pada remaja usia 15-19 tahun, 12 % dari
mereka melakukan aborsi yang dilakukan di:
a. dilakukan sendiri 70%
b. dilakukan dukun 10%
c. tenaga medis 7%
DEFINISI
ABORSI
Berakhirnya kehamilan
sebelum usia 20 minggu kehamilan atau
berat bayi kurang dari 500 gr (ketika
janin belum dapat
hidup di luar
kandungan).
Proses abortus dapat berlangsung secara :
1. Spontan / alamiah : terjadi secara alami, tanpa
tindakan apapun.
2. Buatan / sengaja : aborsi yang dilakukan secara
sengaja.
3. Terapeutik / medis : aborsi yang dilakukan atas
indikasi medik karena terdapatnya suatu
permasalahan atau komplikasi.
LANJUTAN
1. Abortus Spontaneous
PENYEBAB :
a) Faktor Janin kelainan pada perkembangan janin
kelainan genetik (Kromosom)
gangguan pada plasenta
kecelakaan pada janin
b) Faktor ibu
genetik orangtua yang berperan sebagai carrier.
nfeksi pada kehamilan TORCH Toxoplasmosis,
Rubella, Cytomegalovirus,Herpes Simplex Virus, Sifilis,
Gonorrhea.
kelainan hormonal Hipertiroid, Diabetes
kelainan jantung
kelainan pada rahim rahim bikornu (rahim bertanduk),
rahim yang bersepta (memiliki selaput pembatas di
dalamnya), parut rahim.
Mioma pada rahim.
LANJUTAN
2.Abortus Provokatus Kriminalis
Alasan-alasan dilakukannya aborsi
adalah:
. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir
mengganggu karir, sekolah (75%).
. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%).
. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%).
. Masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil di
luar nikah)
. Aib keluarga.
. Sudah memiliki banyak anak.
Klasifikasi Abortus :
1. Abortus Imminens perdarahan dari
rahim sebelum kehamilan mencapai usia
20 minggu, dimana janin masih berada di
dalam rahim dan tanpa disertai
pembukaan dari leher rahim.
Jika janin masih hidup kehamilan dapat
dipertahankan, akan tetapi apabila janin
mengalami kematian, maka dapat terjadi
abortus spontan.
USG (Ultrasonografi) melihat gerakan dan
denyut jantung janin. Denyut jantung janin
dapat juga didengarkan melalui alat Doppler
atau Laennec apabila janin sudah mencapai
usia 12 16 minggu.
LANJUTAN
2. Abortus Insipiens
perdarahan dari rahim
pada kehamilan sebelum
20 minggu, dengan adanya
pembukaan leher rahim,
namun janin masih berada
di dalam rahim.
Tatalaksana yang dilakukan
adalah pengeluaran janin
dengan infus oksitosin, dan
/ atau dengan kuretase.
LANJUTAN
3. Abortus inkompletus janin
sebagian sudah keluar, akan
tetapi masih ada sisa yang
tertinggal di dalam rahim. Gejala
yang terjadi adalah keram pada rahim
disertai perdarahan rahim dalam
jumlah banyak, terjadi pembukaan,
dan sebagian jaringan keluar.
LANJUTAN
4. Abortus kompletus pengeluaran
lengkap seluruh hasil konsepsi yang
diikuti dengan sedikit perdarahan.
5. Missed abortion Pada kasus missed
abortion, kematian janin terjadi tanpa
adanya pengeluaran dari hasil konsepsi.
Alasan mengapa janin yang meninggal tidak keluar
masih belum jelas. Biasanya didahului dengan
tanda dan gejala abortus imminens yang
kemudian menghilang spontan atau menghilang
setelah pengobatan. Tes kehamilan menjadi
negatif, tanda-tanda kehamilan tidak ada, dan
denyut jantung janin tidak dapat terdeteksi.
EPIDEMIOLOGI
FREKUENSI
DI
LANJUTAN
LANJUTAN
DISTRIBUSI ABORSI DI
INDONESIA
Berdasarkan Umur
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
45
37
10
19
20-29
30-39
40
66
60
50
40
34
30
20
10
0
Belum Menikah
Menikah
0
Cerai
43
40
35
30
25
22
21
20
14
15
10
5
0
SD
SMP
SMA
Akademi/Universitas
Pemakaian Kontrasepsi
60
50
50
40
33
30
18
20
10
0
Pakai
Current user
LANJUTAN
Aborsi tidak aman merupakan salah
satu dari 5 penyebab kematian
langsung ibu (perdarahan,
komplikasi puerperium, trauma
obstetrik, dan eklamsia)
Aborsi yang tidak aman dapat
menyebabkan komplikasi-komplikasi
yang tak terduga dan kematian.
Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mengestimasikan bahwa aborsi yang
tidak aman bertanggung jawab
1. DAMPAK FISIK
2. DAMPAK PSIKIS
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi
sebagai Post-Abortion Syndrome. Gejalagejala ini dicatat dalam Psychological Reactions
Reported After Abortion di dalam penerbitan The
Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang
melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%) .
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
(63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat
2. Upaya kuratif
Memantau kondisi sang ibu yang melakukan aborsi
Penyediaan asuhan pasca keguguran yang
berkualitas serta dapat dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat
3. Upaya Rehabilitatif
Pemulihan untuk kondisi psikis pelaku
aborsi atau keluarga dengan terapiterapi maupun konsultasi yang mampu
membantu memulihkan kondisi psikis
PENCEGAHAN ABORTUS
PROVOKATUS KRIMINALIS
1. Melalui Upaya Hukum UUK No.36 tahun
2009
. Aborsi kriminal ( Pasal 194)
. Pasal 75 ayat (1) dan (2) Dipebolehkan
(dengan alasan medis dan kehamilan karena
perkosaan).
2.Pembelajaran mengenai pendidikan seks kepada
semua kelompok yang beresiko melakukan
unsafed abortion.
3. Pendidikan agama dan moral yang kuat dari
orang tua.