B6 Skenario8
B6 Skenario8
Kelompok B6
NO NIM
1 102010208
2 102012421
3 102013422
4 102014054
5 102014078
6 102014088
7 102014139
8 102014220
NAMA
Gabriel Enrico pangarian
Syella Trianuary
Thena Artika Anggun
Irena
Keisha Deandra C
Rio Yosua Saputra
Mariska Nada Debora
Kartika Dewi
SKENARIO 8
Seorang laki-laki, 50 tahun, datang ke IGD dengan
keluhan nyeri dada terus menerus sejak 40 menit
yang lalu.
TIDAK ADA
Rumusan
masalah :
Seorang laki-laki
berumur 50 tahun
mengeluh nyeri dada
terus menerus sejak
40 menit yang lalu.
.
Prognosis
MIND MAP
Anamnesa
Fisik
Pemeriksa
an
Penunjan
g
Pencegaha
n
Rumusan Masalah
Working
Diagnosis
Differential
Diagnosis
Komplikasi
Gejala
klinis
Penatalaksa
an
Patofisiolo
gi
Epidemiolo
gi
Etiologi
Hipotesis :
Sasaran belajar :
Mahasiswa kedokteran dapat memahami tentang Infark Miokard
Akut dengan ST Elevasi mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, working diagnosis, differential diagnosis,
gejala klinis, etiologi, epidemiologi, faktor resiko, patofisiologi,
penatalaksanaan, komplikasi, pencegahan dan prognosisnya,
berpikir kemungkinan yang menyebabkan chest pain yang
berhubungan dengan kardiak, pulmoner, gastrointestinal,
mengetahui kriteria diagnosis dari sindrom koroner akut dan
pembagiannya, dapat mempresentasikan hasil EKG pada kasus
sindrom koroner akut, mengetahui anatomi pembuluh darah
Anamnesis
(Autoanamnesis)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
KU : sakit berat, kesadaran compos
mentis, tekanan darahnya
150/80mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, suhu afebris, frekuensi
napas 22x/menit, pemeriksaan head
to toe dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Lokasi Infark
Anteroseptal
ST
V1 dan V2
LAD
Anterior
V3 dan V4
LAD
Lateral
V5 dan V6
LCX
Anterior ekstrinsif
I, a VL, V1 V6
High lateral
I, a VL, V5 dan V6
Posterior
Inferior
Right ventrikel
V7 V9 (V1, V2*)
II, III, dan a VF
LAD / LCX
LCX
LCX, PL
PDA
RCA
V2R V4R
Pemeriksaan Penunjang
Echokardiogram
dimensi atrium, gerakan
katup atau dinding
ventrikuler , fungsi katup
& melihat luasnya
iskemia.
Angiografi Koroner
sinar X pada jantung dan
pembuluh darah. Sering
dilakukan selama
serangan letak
sumbatan pada arteri
koroner.
Working Diagnosis
STEMI (ST elevation myocard infarct)
Sindrom koroner akut (SKA)
keadaan gawat darurat jantung dgn
manifestasi klinis (nyeri di dada/gejala
lain sebagai akibat iskemia miokard)
Kalsifikasi =
ST elevation myocard infarct(STEMI)
Non-ST elevation myocard
infarct(NSTEMI)
Unstable angina pectoris(UAP)
Working Diagnosis
STEMI (ST elevation myocard infarct)
STEMI rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner
proses degeneratif & dpengaruhi o/ banyak faktor
Diagnosis STEMI :
1. Anamnesis nyeri dada yang khas(angina
pectoris)
2. Gambaran EKG adanya elevasi ST 2mm, mini
pada 2 sadapan prekordial yang berdampingan /
1mm pada 2 sadapan ekstremitas.
3. Pemeriksaan enzim jantung (troponin T yang
meningkat
(Diagnostic dapat dipastikan jika 2 dari 3 kriteria tersebut terpenuhi)
Gejala klinis
Pleuritis/radang selaput
dada, Pneumonia, Emboli
paru, Pneumotoraks ,
asma
Nyeri dada
GERD, Gangguan
kontraksi kerongkongan,
Gastritis, Hernia hiatus,
gg kandung empedu
(kolelitiasis, kolesititis)
Nyeri dada
Angina
EKG
waktu Depresi segmen ST.
pada
istirahat/aktivitas
Laboratorium
Enzim
jantung
tidak
meningkat.
STEMI
dengan nitrat.
Lebih berat dan lama (>30 Depresi segmen ST.
menit),
minimal
tidak
hilang
dari
nilai
menit ) tidak hilang dengan Elevasi segmen ST > 0,1 mV pada 2 minimal
nitrat, mungkin perlu opiat.
2x
2x
dari
nilai
Prinzmetal
Inversi Gelombang T.
Sering terjadi di malam hari Elevasi segmen ST > 0,1 mV pada 2 Enzim
angina
saat istirahat atau selama tidur atau lebih sadapan ekstremitas, >0,2 meningkat.
REM
mV pada prekordial.
Disritmia
Inversi Gelombang T.
jantung
tidak
biasanya
menghilang
LED meningkat
Leukositosis
Bertambah
saat
Peningkatan
enzim
Emboli paru
Emboli paru penyumbatan pembuluh darah paru lepasnya gumpalan sumbatan pada
pembuluh darah balik di bagian tubuh lain (trombosis vena dalam).
Gejala
batuk (kering, dahak / darah)
Sakit di dada /punggung bagian atas tajam seperti ditusuk. (+ sakit menarik napas lebih
dalam, batuk, makan, dan bungkuk)
Sesak napas, pingsan, pusing, kulit, ujung-ujung jari dan bibir membiru.
berkeringatsecaraberlebihan, jantung berdetak lebih cepat dan berdebar-debar, gelisah,
demam.
PP :
Angiogram paru (paling akurat) memberikan gambar aliran darah pada semua arteri di
paru-paru.
V/Q Scan (ventilation-perfusion scan) memperlihatkan aliran udara dan darah dalam
paru-paru. Jika hasilnya ada bagian paru-paru yang terisi udara tanpa adanya darah, maka
hal itu mungkin disebabkan emboli paru.
Etiopatofisiologi
aliran darah koroner
nurun (mendadak )
aterosklerosis pembuluh
darah koroner,
abnormalitas congenital,
spasme koroner dan
berbagai penyakit
inflamasi sistemik, ruptur
dari plaque)
Ruptur plaque =
F. intrinsik: konsistensi inti,
ketebalan (fibrous cap),
inflamasi
F. ekstrinsik: cap tension,
kolestrol,.
Epidemiologi
Kejadiannya mencapai 1,1 juta kasus/thn
(US) & 1/80-1/170 populasi/thn (UK)
40% penderita kematian (US)
Di Indonesia salah satu penyebab
kematian utama.
Pada survei kesehatan rumah tangga
(SKRT), kematian akibat KV urutan
pertama (16%) u/ umur di atas 40 th.
Infark miocard urutan pertama di antara
jenis penyakit jantung lainnya.
laki-laki > rawan
Anatomi pembuluh
darah koroner
Arteri coronaria(sulcus)
coronarius
Left CA (keluar sinus
aorta kiri & bercabang 2
(LAD) dan LCX)
(LAD)berjalan di
interventrikular depan s/d
apeks bagian depan
septum, bagian depan
ventrikuler kiri dan antero
lateral ventrikel kiri.
Anatomi pembuluh
darah koroner
Arteri Left Circumflex
(LCX)berjalan di
atrioventrikular kiri dinding
samping ventrikel kiri
Right Coronary Artery/ RCA
(keluar sinus aorta kanan)
berjalan di atrioventrikular
kanan ke bagian bawah dari
septum suplai dinding
depan ventrikel kanan
RCA berlanjut ke belakang dan
bercabang arteri AV node.
Pembuluh balik
jantung
Great Cardiac Vein/Vena
Cordis Magna)Bermula di
apeks jantung dan naik
sepanjang interventrikular
depan, berdampingan
dengan arteri LAD,
kemudian belok ke kiri ke
dalam atrioventrikular
menampung darah dari
atrium kiri.
Middle Cardiac Vein berjalan
di interventrikular belakang
menampung darah dari
Pembuluh balik
jantung
Small Cardiac Vein berjalan
di atrioventrikuler
berdampingan dengan RCA.
menampung darah dari
ven kanan
Sinus Koronarius(berjalan
ke kanan & berakhir di
dinding belakang atrium
kanan (diantara pangkal
vena cava inferior dan celah
atrioventrikular & menerima
darah dari vena kardiak
kecil.)
Faktor resiko
Dapat dimodifikasi =
merokok aterosklerosis dg peningkatan trombogenesis dan
vasokontriksi
hipertensi sistemik meningkatnya after load & kebutuhan
oksigen jantung.
Obesitas dan dislipidemia
- OR
DM ( abN metabolisme lipid, glukosa & peningkatan
trombogenesis)
X
dapat dimodifikasi
usia (pria datas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun)
jenis kelamin(laki2> perempuan )
Keturunan
ras
Penatalaksaan
Medika mentosa =
1. Antiagregarasi klopidogrel 300mg PO
2. Aspirin 160 325 mg.
3. Antiangina (nitrat) 5 mg SL, drip bila masih nyeri
4. Morfin 2 4 mg
5. Beta blocker (propanolol, metoprolol, atenolol)
Penatalaksaan
Non medika mentosa =
Tirah baring (bedrest total)
Oksigen 4L/menit (saturasi O2 dipertahankan >90%)
Terapi bedah=
Percutaneous Coronary Intervention (PCI) balon dan
cin2/stent (pake kateter)
Coronary artery bypass grafting (CABG) pakai
pembuluh darah dari bagian tubuh yang lain u/
bypass) arteri yang menghalangi pemasokan darah ke
jantung
Komplikasi
Disfungsi ventrikular
Gangguan Hemodinamik (>
luasekrosis iskemia tingkat gagal
pompa
Syok kardiogenik
Infark ventrikel kanan
Aritmia
Ekstrasistol Ventrikel
Fibrilasi ventrikel dan atrium
Pencegahan
Melakukan aktivitas fisik dan olahraga
yang teratur.
Hindari stress
Gaya hidup (x rokok dan minum alkohol)
Diet - lemak dan kolesterol (> makanan
yang mengandung serat)
Prognosis
TIMI (Thrombolysis in Myocardial Infarction) risk score =
gabung anamnesis sederhana & pf yg dinilai pada pasien
STEMI (dapat terapi trombolitik)
Prognosis
Klasifikasi Killipadalah sistem yg digunakan pd
IMAu/ memperkirakan risiko (tahu prognosis)
Klasifikasi =
Killip kelas I Tidak ada tanda disfungsi LV
Killip kelas II Galop S3 dengan atau tanpa
kongesti paru, peningkatan JVP
Killip kelas III Edema paru akut.
Killip kelas IV Syok Kardiogenik, SBP <90mmHg
Operasi CABG dapat hidup 5-10 tahun 81% 92% , <1% pasien mengulang revaskularisasi
Kesimpul
an