Anda di halaman 1dari 31

Penyakit Jantung Reumatik pada

Anak

Kelompok B6
NO NIM
1 102010208
2 102012421
3 102013422
4 102014054
5 102014078
6 102014088
7 102014139
8 102014220

NAMA
Gabriel Enrico pangarian
Syella Trianuary
Thena Artika Anggun
Irena
Keisha Deandra C
Rio Yosua Saputra
Mariska Nada Debora
Kartika Dewi

SKENARIO 5
Seorang remaja perempuan berusia 16 tahun datang
ke IGD RS diantar oleh ibunya dengan keluhan sesak
nafas sejak 2 hari yang lalu

Istilah
Istilah yang
yang tidak
tidak diketahui:
diketahui:
TIDAK
TIDAK ADA
ADA

Rumusan Masalah:
Perempuan berusia 16 tahun dengan
keluhan sesak nafas sejak 2 hari yang
lalu

Analisis Masalah
Prognosis

Anamnes
is

Pemeriksaa
n

Working
diagnosis

Penatalaksan
aan

R
M
Komplikas
i

Epidemiolo
gi

Etiologi

Diagnosis
banding

Gejala klinis

ANAMNESIS
Auto anamnesis /Allo anamnesis
1) Identitas pasien
2) Keluhan utama
3) Riwayat penyakit sekarang
4) Riwayat penyakit dahulu
5) Riwayat penyakit keluarga
6) Riwayat sosial ekonomi

HASIL ANAMNESIS
Identitas Pasien

: Perempuan, 16 tahun

Keluhan utama

: Sesak (didahului batuk, mudah lelah & berdebar) sejak 1 bulan yll

RPS

: Sesak nafas meningkat setelah aktivitas fisik & membaik setelah pasien
beristirahat atau tidur dgn 2-3 bantal
Demam (-), batuk pilek (-)

RPD

: Saat kecil sering sakit tenggorokan

Riwayat kelahiran
: lahir spontan ditolong
bidan,
langsung menangis,
biru(-)
Riwayat tumbuh kembang : BB sulit naik,
menyusu sebentarsebentar

HASIL
PEMERIKSA
AN FISIK

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Kulit

KU : tampak sakit berat


TTV: Frekuensi nadi 150x/menit, frekuensi
nafas 40x/menit, suhu 36,3C
Inspeksi: sesak (+), gelisah, diaforetik (+),
sianosis (-)
Palpasi
:-

Anggota gerak
Jantung

Perkusi
: iktus kordis (2 jari lateral linea
midclav sinistra ICS 6)
Auskultasi: - suara nafas vesikuler + ronkhi
basah halus pd
kedua basal paru
- pansistolik murmur grade 3/6 di apek
jantung dan
diastolik murmur di ICS
2 linea sternalis kanan

Hipotesis
Perempuan 16 tahun menderita penyakit jantung
reumatik

Pemeriksaan Penunjang

Kultur tenggorokan

Dalam agar darah : Koloni keabuan, Translucent, diameter 1 2 mm, dikelilingi halo tidak
berwarna, transparant akibat disolusi sel-sel darah merah, Gram (+)
ASTO

Titer ASTO (+):


>210 Todd pada orang dewasa
>320 Todd pada anak-anak
Antibodi dapat terdeteksi pada minggu ke 2-3 setelah fase akut DR atau 4-5 minggu
setelah infeksi kuman SGA di tenggorokan.
Pemeriksaan darah lengkap

Pada fase akut ditemukan lekositosis, laju endapan darah yang meningkat dan C-reactive
protein
EKG

Yang paling sering ditemukan ialah pemanjangan interval PR, yang dianggap sebagai
salah satu gejala minor.

Hasil Foto Rontgen


Cardiomegaly
LVH
LAE
MPA meningkat
MAP = (2(DBP) + SBP)/3

Working Diagnosis
-Rheumatic Heart Disease (RHD)/Penyakit Jantung
Reumatik (PJR)Kondisi kerusakan pada katup jantung yang bisa
berupa penyempitan atau kebocoran, sebagai akibat
adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).
self limited
Reaktivasi setelah infeksi Streptococcus baru
Manifestasi DR/PRJ = kelainan jantung yang menetap

Infeksi oleh SBHGA


SBHGA -> PROTEIN M, STREPTOLISIN
O
Protein M strukturnya mirip dengan
protein jaringan pada manusia :
miokardium (miosin dan tropomiosin),
katup jantung (laminin), sinovial
(vimentin), kulit (keratin) juga subtalamus
dan nukleus kaudatus (lysogangliosides)
yang terdapat diotak -> RESPON
AUTOIMUN
Reaktivitas silang antara protein M
Streptokokus dengan jaringan
manusia (kelainan respon imun ->
mengaktivasi sel limfosit B dan T)
Sel T teraktivasi -> sitokin dan antibodi
spesifik menyerang protein tubuh
manusia yang mirip dengan antigen
Streptokokus.

PATOGENESIS

Penemuan Histologi
Badan Aschoff di perikardium, regio perivaskular

dari miokardium dan endokardium.

Badan ini terdiri dari kolagen eosinofilik yang


membengkak dikelilingi oleh limfosit (terutama sel T)

Differential Diagnosis (1)

Demam Reumatik Akut

Mayor
- Karditis
- Poliartritis
- Khore
- Eritema
marginatum
- Nodul
subkutan

Minor
- Riwayat +
- Demam
- Atralgia
- LED
- Leukositosis
- CRP +
- Interval.PR
memanjang

Ditambah
- Kultur tenggorok
+
- ASTO +

Streptococcus - hemolyticus grup A


Diagnosis : 2 Mayor atau 1 Mayor + 2 Minor + Hasil lab (+)
4 stadium :

I
II
III
IV

:
:
:
:

ISPA (2-4 hari)


periode laten (masa infeksi gejala awal demam reumatik) (1-3 mgg)
fase akut demam reumatik (saat timbul gejala) -Kriteria Jonesstadium inaktif (DR tanpa kelainan jantung/gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala)

POLYARTHRITIS
Mengenai sendi-sendi besar
Menunjukkan gejala radang
Nyeri
Sembuh tanpa pengobatan

(hari-1mgg) (5mgg) dan tanpa


gejala sisa

CARDITIS

Proses peradangan aktif (endokardium,miokardium

dan perikardium)
Ke-3 (Pankarditis)
Gejala mayor terpenting
Gejala dini : rasa lelah, pucat, tidak bergairah tampak

sakit bisa mgg meskipun belum ada gejala

Penderita reumatik dikatakan menderita


karditis bila :
BJ melemah dengan irama derap diastolik
Bising apikal, bising mid diastolik apikal/
bising diastolik basal
Kardiomegali, pembesaran LV pada foto
Rontgen pada penderita tanpa DR
sebelumnya atau bertambahnya
pembesaran jantung yang nyata pada
penderita yg pernah mengalami PJR
Perikarditis

KOREA
Gerakan cepat, bilateral, tanpa tujuan, sulit
dikendalikan + kelemahan otot
Stadium akut/inaktif

ERITEMA MARGINATUM
Makula yang berwarna merah,
pucat di bagian tengah, tidak
terasa gatal
Terutama timbul di daerah
badan, pantat, anggota gerak
bagian proksimal
Fase akut/inaktif

NODUL SUBKUTAN
Terdapat di daerah

ekstensor persendian,
pada kulit kepala serta
kolumna vertebralis.
Padat, tidak terasa nyeri
Tanda penyakit sudah
berjalan beberapa waktu
lamanya

Differential Diagnosis (2)


Endokarditis bakterialis
Infeksi kuman yang menyerang katup jantung, endokardium dan epitel pembuluh

darah
Terjadi bakterimia sementara. Permukaan katup endokardium tidak normal atau cacat
merupakan tempat predileksi
Gejala klinis :
a) kelainan pada jantung
b) demam
c) kelainan darah
d) splenomegali
e) kelainan pada kulit, mata
f) embolus dan jari-jari tabuh
Diagnosis : Gejala + biakan darah (+) 3 kali berturut-turut

Differential Diagnosis (3)

Miokarditis

Kelemahan otot jantung dan penurunan

kontraktilitas jantung
Gambaran klinis : nyeri dada, rasa lelah dan sesak
napas.
Diagnosis :
peningkatan LED dan leukositosis
peningkatan kadar antibodi antivirus
biopsi miokardum memperlihatkan inflamasi

Differential Diagnosis (4)

Insufisiensi Mitral
Penutupan katup mitral tidak sempurna -> regurgitasi dari ventrikel kiri

ke atrium kiri (sistole)

HEMODINAMIKA :
Regurgitasi darah dari LV ke LA (sistole)
Bila keadaan berlanjut, beban volume LA -> v. pulmo = peninggian
tahanan vaskulaer paru GK : Cepat letih dan dyspnea setelah aktivitas
DIAGNOSIS : bising pansistolik di apeks menjalar ke laeral dan mengeras
bila miring ke kiri

Stenosis Mitral

Perlekatan antar katup

HEMODINAMIKA :
Obstruksi katup mitral -> menghalangi masuknya darah
dari LA ke LV
Beban volume LA -> dilatasi LA dan tekanan LA yang
berlebihan akan dikembalikan ke v.pulmo
GK: penurunan toleransi latihan dan hemoptisis
DIAGNOSIS :murmur diastolik mitral yang panjang,

Insufisiensi Aorta
Penutupan katup aorta tidak sempurna -> regurgitasi dari aorta ke

ventrikel kiri (awal diastole)

HEMODIAMIKA:
Darah yang dipompakan oleh LV ke aorta kembali ke LV -> LV (beban
volume meningkat -> dilatasi). Untuk mempertahankan curah jantung, LV
bekerja lebih kuat -> LVH
GK: Mudah letih, palpitasi, dispnea setelah latihan fisik dan banyak
berkeringat
DIAGNOSIS : bising diastolik dini di ICS II kiri/kanan

Secara epidemiologis
kelompok umur yang paling
sering mengalami faringitis
yang disebabkan oleh
Streptokokus Beta
Hemolitikus Grup A adalah
usia sekolah (6-15 tahun).

PENATALAKSANAAN (1)
Penatalaksanaan medik

Kemoprofilaksis sekunder
Profilaksis sekunder harus segera dimulai setelah diagnosis
ditegakkan. Umumnya diberikan pada hari ke 11
perawatan, yaitu setelah program eradikasi terhadap
Streptococcus -hemolyticus grup A selama 10 hari selesai.
Lamanya profilaksis sekunder yaitu sekurang-kurangnya 5
tahun setelah
serangan pertama, karena
Obat
Dosisperiode inilah
kemungkinan
terjadinya
reaktivasi
paling besar.
Penisilin benzatin-G
(IM)
1,2 juta Satuan/sekali
sebulan
a.

Penisilin oral

2x1 tablet @200.000


satuan/hari

Sulfadiazin

2x1 tablet @500mg/hari

Eritromisin

2x250mg/hari

PENATALAKSANAAN (2)
Penatalaksanaan bedah
a.

b.

Pada anak, indikasi bedah pada umumnya ialah :


a) Kardiomegali berat yang menetap yang menghalangi kehidupan
normal
b) Kardiomegali progresif
c) Gagal jantung yang tidak dapat diatasi dengan terapi medis
Pada insufisiensi mitral, terapi bedah yang dikerjakan ialah
anuloplasti mitral atau penggantian katup.

Komisurotomi dilakukan untuk memperbaiki stenosis mitral


d. Pada insufisiensi aorta dapat dilakukan prostesis atau homograft.
c.

Pra-bedah biasanya diperlukan penelitian hemodinamik dengan


kateterisasi jantung serta pemastian besarnya lesi dengan angiografi.

KOMPLIKASI

Gagal jantung
Endokarditis infektif
Kelainan katup jantung

PROGNOSIS
Keadaan jantung pada saat
memulai pengobatan.
Kekambuhan dari demam
rematik
Penyembuhan dari
kerusakan jantung
Prognosis sangat baik bila
karditis sembuh pada
permulaan serangan akut
demam rematik.

PENCEGAHAN
a. Profilaksis primer : pengobatan yang adekuat terhadap semua penderita ISPA akibat betaStreptococcus hmolyticus grup A. Jenis obat, cara pemberian dan dosisnya sama dengan
untuk eradikasi kuman pada pengobatan demam rematik akut
Jenis

Cara Pemberian

Dosis

Lama
pemberian
1 kali

Penisiin
benzatin G
Penisilin
prokain

IM

1,2 juta S

IM

600.000 S

1-2
x
sehari
selama 10 hari

Penisilin V

oral

250.000 S

Eritromisin

oral

125-250 mg

3 x sehari selama
10 hari
4 x sehari selama
10 hari

b. Profilaksis sekunder:
c. Istirahat dan mobilisasi (selama tanda radang akut)

KESIMPULAN
Penyakit jantung reumatik (Reumatic Heart Disease) merupakan penyakit
jantung didapat yang sering ditemukan pada anak. Penyakit jantung reumatik
merupakan kelainan katup jantung yang menetap akibat demam reumatik akut
sebelumnya. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan
penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh
bakteri Streptococcus hemoliticus tipe A, yang bisa menyebabkan demam
reumatik.
Prognosisnya sangat baik bila karditis sembuh pada saat permulaan
serangan akut DR. Ada dua bentuk pecegahan untuk demam reumatik akut,
yaitu profilaksis primer dan profilaksis sekunder.
Profilaksis primer merujuk pada pengobatan antibiotik infeksis
Streptococcus saluran pernapasan atas untuk mencegah serangan awal
demam reumatik, Profilaksis sekunder merujuk pada pencegahan kolonisasi
atau infeksi saluran pernapasan atas karena Streptococcus B-hemolitikus grup
A pada orang-orang yang telah menderita serangan akut demam reumatik

Anda mungkin juga menyukai