Anda di halaman 1dari 24

INFEKSI SALURAN

PERNAPASAN AKUT (ISPA)


Anggota Kelompok:
Arlinda
Dianto Adi N
Dimas Alwi
Gisela Karina
Ignatius Gery
Mila Arini
Nafis Ridho

Definisi
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut,
istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute
Respiratory Infection (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang
salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari
hidung (saluran pernapasan atas) sampai alveoli (saluran
pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus
rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2001).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit Infeksi akut


yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai
dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura
(Ranuh, 1997)

Etiologi ISPA
ISPA merupakan penyakit yang muncul akibat lebih dari 300 jenis bakteri,
virus dan riketsia yang menyerang saluran pernapasan, ada pun beberapa bakteri
penyebab ISPA seperti :
Diplococcus

pneumonia,

Pneumococcus,

Streptococcus

hemolyticus,

Streptococcus aureus, Hemophilus influenza, Bacillus Friedlander. Virus seperti :


Respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, cytomegalovirus. Jamur
seperti : Mycoplasma pneumoces dermatitides, Coccidioides immitis, Aspergillus,
Candida albicans.

Mikroorganisme Penyebab ISPA


Berikut ini adalah beberapa mikroorganisme penyebab munculnya ISPA
yang sudah diketahui.

Adenovirus. Gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan pneumonia


bisa disebabkan oleh virus ini yang memiliki lebih dari 50 jenis.

Rhinovirus. Ini adalah jenis virus yang menyebabkan pilek. Tapi pada anak
kecil dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah, pilek biasa bisa
berubah menjadi ISPA pada tahap yang serius.

Pneumokokus. Ini adalah jenis bakteri yang menyebabkan meningitis. Tapi


bakteri ini bisa memicu gangguan pernapasan lain, seperti halnya pneumonia.

Patofisiologi
Kuman masuk ke
saluran napas atas

Mekanisme pertahanan
terganggu

Terbentuk sekret
virulen

Inflamasi

Sekret berlebih turun


ke alveoli

Gejala & Tanda- Tanda

Demam

Sakit kepala

Nyeri tenggorokan

Hidung buntu, pilek

Batuk

Nafas cepat & dalam

Suhu tubuh meningkat

Gambaran paru abnormal

Pemeriksaan darah abnormal

Klasifikasi ISPA
A. Klasifikasi berdasarkan umur (Kemenkes RI, 2011b), sebagai berikut :
1)

Kelompok umur < 2 bulan, diklasifikasikan atas :


a) Pneumonia berat
b) Bukan Pneuonia

2) Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun, diklasifikasikan atas :


a) Pneumonia sangat berat
b) Pneumonia berat
c) Pneumonia
d) Bukan pneumonia (batuk pilek biasa)
e) Pneumonia persisten
3) Kelompok umur dewasa yang mempunyai faktor risiko lebih tinggi untuk
terkena pneumonia (Kurniawan dan Israr, 2009)

B. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi (Depkes RI, 2005), sebagai berikut :

1)

Infeksi Saluran Pernapasan atas Akut (ISPaA)


Infeksi yang menyerang hidung sampai bagian faring, seperti pilek, otitis media, faringitis.

2) Infeksi Saluran Pernapasan bawah Akut (ISPbA)


Infeksi yang menyerang mulai dari bagian epiglotis atau laring sampai dengan alveoli, dinamakan
sesuai dengan organ saluran napas, seperti epiglotitis, laringitis, laringotrakeitis, bronkitis,
bronkiolitis, pneumonia

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi ISPA


a.

Agent

b.

Manusia : 1) Umur

1) Kelembaban ruangan

2) Jenis kelamin

2) Suhu ruangan

3) Status gizi
4) Berat badan lahir rendah
5) Status ASI eksklusif
6) Status imunisasi

c.

Lingkungan :

3) Penerangan alami
4) Ventilasi
5) Kepadatan hunian rumah
6) Penggunaan anti nyamuk
7) Bahan bakar untuk memasak
8) Keberadaan perokok
9) Debu rumah
10) Dinding rumah
11) Status ekonomi dan pendidikan

Macam Macam Jenis Penyakit Pada Sistem Pernapasan Manusia


Sinusitis
Peradangan pada mukosa sinus yang ditandai dengan hidung tersumbat, sekret hidung yang
berwarna hijau kekuningan atau jernih, nyeri tekan pada wajah di area pipi, dll
Klasifikasi sinusitis
1.Sinusitis

Akut

2.Sinusitis

Subakut

3.Sinusitis

Kronik

Faringitis

Peradangan pada mukosa faring dan sering meluas kejaringan sekitarnya. Faringitis yang paling
umum disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes.

Otitis Media
Otitis media merupakan salah satu penyebab yang paling umum dari sakit
telinga. Berikut ini adalah tanda dan gejala yang bisa terjadi:

Sering menarik, menggenggam, dan menggaruk telinga.

Mengalami demam.

Tidak mau makan.

Mudah marah atau rewel.

Tidak bereaksi dengan suara lirih atau pelan.

Susah tidur di malam hari.

Klasifikasi otitis media :


1.

Otitis Media Akut

2.

Otitis Media Efusi

3.

Otitis Media Kronik

Terapi farmakologi

Digunakan untuk membunuh


Terapi dan menghambat
pertumbuhan bakteri sehingga
Antibiotik infeksi dapat diatasi

Terapi Antibiotik
Golongan

Contoh Obat

Mekanisme kerja

Penisilin

Amoksisilin

Menghambat sintesis dinding bakteri

Cefalosprorin

Cefadroxil, Cefprozil, Cefixim,


Cefepime

Memecah dan menghambat enzim


dalam sintesis dinding sel

Makrolida

Azithromycin

Pengikatan reversibel pada ribosom


kuman sehingga sintesa proteinnya
dirintangi

Tetrasiklin

Oksitetrasiklin, Doksisiklin

Blokade terikatnya asam amino ke


ribosom bakteri

Kuinolon

Ciprofloxacin, Ofloxacin

inhibisi terhadap enzim DNA-gyrase


kuman, sehingga sintesis DNA-nya
dihindarkan

Sulfonamida

Kotrimoksazol

Menghambat alur sintesis asam folat

Terapi non farmakologi

Terapi Suportif

Analgesik Anti Inflamasi

Dekongestan

Antihistamin

Bronkhodilator

Kortikosteroid

Mukolitik

Analgesik Anti Inflamasi


Mekanisme Kerja

Obat ini seringkali digunakan untuk mengurangi gejala letargi,


malaise, demam terkait infeksi pernapasan

Profil Obat
Nama Obat

Interaksi

Acetaminofen/ Paracetamol

Rifampicin dapat mengurangi efek acetaminophen,


pemberian bersama dengan barbiturate, karbamazepin,
hydantoin INH dapat meningkatkan hepatotoksisitas.

Ibu Profen

Pemberian sesama NSAID meningkatkan risiko efek


obat berlawanan. Dapat mengurangi efek hydralazin, captopril, betabloker, diuretik, dapat meningkatkan Prothrombin Time pada pasien yang
sedang meminum antikoagulan, dapat meningkatkan risiko toksisitas
metrotreksat, dapat meningkatkan kadar fenitoin

Antihistamin
Mekanisme kerja

Antihistamin bekerja dengan menghambat pelepasan mediator inflamasi


seperti histamine serta memblok migrasi sel

Profil Obat
Nama Obat

Interaksi

CTM

Meningkatkan sedasi bila diberikan bersama alkohol.


Meningkatkan efek anti muskarinik bila diberikan
bersama obat anti muskarinik.

Cetrizine

Meningkatkan toksisitas depressan SSP dan antikolinergik

Loratadine

Ketoconazole, eritromisin meningkatkan kadar plasma


loratadine. Meninngkatkan efek samping bila dikombinasi dengan
antihistamin lain.

Kortikosteroid
Mekanisme Kerja

Kortikosteroid mengatur mekanisme humoral maupun seluler dari respon


inflamasi dengan cara menghambat aktivasi dan infiltrasi eosinofil, basofil dan
mast cell ke tempat inflamasi serta mengurangi produksi dan pelepasan faktorfaktor inflamasi (prostaglandin, leukotrien).

Profil Obat
Nama Obat

Interaksi

Deksametason

Barbiturat, fenitoin dan rifampicin dapat menurunkan


efek deksametason. Sebaliknya deksametason menurunkan efek
farmakologi dari salisilat, vaksin dan toxoid.

Prednison

Penggunaan bersama NSAID dapat meningkatkan risiko


tukak lambung

Dekongestan
Mekanisme Kerja

Dekongestan oral bekerja dengan cara meningkatkan pelepasan noradrenalin


dari ujung neuron. Preparat ini mempunyai efek samping sistemik berupa
takikardia, palpitasi, gelisah, tremor, insomnia, serta hipertensi pada pasien
yang memiliki faktor predisposisi

Profil Obat
Nama Obat

Interaksi

Pseudoefedrin

Obat penghambat MAO dapat meningkatkan efek hipertensif dari


pseudoefedrin. Obat simpatomimetik dapat meningkatkan toksisitas
pseudoefedrin

Nafazolin

Bronkhodilator
Mekanisme Kerja

Pelepasan kejang dan bronchodilatasi dapat dicapai dengan cara


merangsang sistem adrenergis dengan adrenergika atau melalui
penghambatan sistem kolinergis dengan kolinergika, juga dengan
teofilin

Profil Obat
Nama Obat

Interaksi

Aminofilin

Meningkatkan risiko hipokalemia bila diberikan bersama 2agonist.

Salbutamol

Mengurangi kadar plasma digoksin, meningkatkan risiko


hipokalemia bila diberikan bersama kortikosteroid

Efedrin

Meningkatnya efek stimulasi kardiovaskuler bila dikombinasi


dg simpatomimetik seperti teofilin,digoksin,atropine, anestesi
general.Agen pemblok reseptor , mengurangi efek efedrin

Mukolitik
Mekanisme Kerja

Membuka ikatan gugus sulfidril pada mucoprotein sehingga menurunkan


viskositas mukus

Profil Obat
Nama Obat

Interaksi

Acetylcystein (Fluimucil)

TERIMA KASIH
Jauh lebih sulit untuk membuat orang sehat dari pada membuat mereka sakit.
DeForest Clinton Jarvis

Anda mungkin juga menyukai