Anda di halaman 1dari 49

Karakteristik Pasien yang Menggunakan Anestesi

LOGO
Spinal pada Sectio Caesaria di RSKD Ibu dan Anak
Fatimah Periode Agustus Desember 2015

Fadli Amali
C 111 10 268
Pembimbing :
dr. Muh. Rum Rahim, M.Sc
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU
KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016

Contents
1

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA KONSEP

METODOLOGI
PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

LOGO

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
1
Teknik anestesi secara garis besar dibagi menjadi dua macam,
yaitu anestesi umum dan anestesi regional. Anestesi umum
bekerja untuk menekan aksis hipotalamus pituitari adrenal,
sementara anestesi regional berfungsi untuk menekan transmisi
impuls nyeri dan menekan saraf otonom eferen ke adrenal, salah
satunya yaitu anestesi spinal. Teknik anestesi spinal lazim
digunakan pada operasi caesar sebab aman untuk janin dan
pasien bersangkutan, namun selalu ada kemungkinan efek
samping yang dapat ditimbulkan oleh anestesi spinal terhadap
pasien.

LATAR BELAKANG
2
Efek dari anestesi yang sering dialami pasien pasca sesar adalah
termanipulasinya organ abdomen sehingga terjadi distensi
abdomen

dan

menurunnya

peristaltik

usus.

Hal

ini

mengakibatkan belum munculnya peristaltik usus. Anestesi


selama operasi membuat gerak pencernaan belum sempurna
kembali. Pada anestesi spinal tinggi terjadi penurunan aliran
darah jantung dan penghantaran (supply oksigen) miokardium
yang sejalan dengan penurunan tekanan arteri rata-rata.

LATAR BELAKANG
3
Selain itu pada anestesi spinal yang mencapai T4 dapat terjadi
penurunan frekuensi nadi dan penurunan tekanan darah
dikarenakan terjadinya blok saraf simpatis yang bersifat
akselerator jantung. Pada anestesi spinal bisa terjadi mual dan
muntah yang disebabkan karena hipoksia serebri akibat dari
hipotensi mendadak, atau tarikan pada pleksus terutama yang
melalui saraf vagus.

RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN


Bagaimana karakteristik pasien yang menggunakan anestesi spinal pada
sectio caesaria

Untuk mengetahui karakteristik pasien yang menggunakan anestesi spinal


pada sectio caesaria di RSKD Ibu dan Anak Fatimah, Makassar, Sulawesi
Selatan Periode Agustus Desember 2015.
Untuk menegtahui distribusi penggunaan anestesi spinal pada
pasien sectio caesaria berdasarkan usia
Untuk mengetahui distribusi anestesi spinal pada pasien sectio
caesaria terhadap tekanan darah
Untuk mengetahui distribusi anestesi spinal pada pasien sectio
caesaria terhadap peristaltic usus
Untuk mengetahui distribusi anestesi spinal pada pasien sectio
caesaria terhadap denyut jantung
Untuk mengetahui distribusi anestesi spinal pada pasien sectio
caesaria terhadap kondisi mual dan muntah.

BATASAN MASALAH
Hanya membatasi di RSKD Ibu dan Anak
Fatimah, Makassar, Sulawesi Selatan.
Hanya meneliti pasien yang menggunakan
anestesi spinal pada sectio caesaria
Jenis

variabel

tekanan

darah,

yang

diteliti

peristaltic

yaitu

usus,

jantung, dan mual serta muntah.

usia,

denyut

LOGO

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA
1
Anestesi spinal adalah salah satu metode anestesi yang diinduksi dengan
menyuntikkan sejumlah kecil obat anestesi lokal ke dalam cairan cerebrospinal (CSF). Anestesi spinal/subaraknoid disebut juga sebagai
analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal. Anestesi spinal
dihasilkan bila kita menyuntikkan obat analgesik lokal ke dalam ruang sub
arachnoid di daerah antara vertebra L2-L3 atau L3-L4 atau L4-L5.
Spinal anestesi dianjurkan untuk operasi di bawah umbilikus misalnya
hernia, ginekologi dan operasi urologis dan setiap operasi pada perineum
atau alat kelamin.

TINJAUAN PUSTAKA
2
Indikasi:
1. Bedah ekstremitas bawah
2. Bedah panggul
3. Tindakan sekitar rektum perineum
4. Bedah obstetrik-ginekologi
5. Bedah urologi
6. Bedah abdomen bawah
7. Pada bedah abdomen atas dan bawah
pediatrik biasanya dikombinasikan dengan
anesthesia umum ringan.

3
Kontra indikasi absolut:
1. Pasien menolak
2. Infeksi pada tempat suntikan
3. Hipovolemia berat, syok
4. Koagulopati atau mendapat terapi
koagulan
5. Tekanan intrakranial meningkat
6. Fasilitas resusitasi minim
7. Kurang pengalaman tanpa didampingi
konsulen anestesi

TINJAUAN PUSTAKA
4
Kontra indikasi relatif:
1. Infeksi sistemik
2. Infeksi sekitar tempat suntikan
3. Kelainan neurologis
4. Kelainan psikis
5. Bedah lama
6. Penyakit jantung
7. Hipovolemia ringan
8. Nyeri punggung kronik

5
1. TEKNIK ANESTESI SPINAL :

Tidurkan pasien dalam posisi lateral dekubitus. Buat pasien


membungkuk maksimal agar processus spinosus mudah
teraba

Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua garis


Krista iliaka, L2-L3, L3-L4, L4-L5. Tusukan pada L1-L2
atau diatasnya berisiko trauma terhadap medulla spinalis.

Sterilkan tempat tusukan dengan betadine

Beri anastesi local pada tempat tusukan (Bupivacain 20 mg)

Cara tusukan median atau paramedian, Tusukkan


introduser sedalam kira-kira 2cm agak sedikit kearah sefal,
kemudian masukkan jarum spinal berikut mandrinnya ke
lubang jarum tersebut. Setelah resensi menghilang, mandrin
jarum spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit
berisi obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan
(0,5ml/detik) diselingi aspirasi sedikit, hanya untuk
meyakinkan posisi jarum tetap baik.

TINJAUAN PUSTAKA
6
Komplikasi tindakan ;
1. Hipotensi berat: Akibat blok simpatis terjadi venous
pooling. Pada dewasa dicegah dengan memberikan
infus cairan elektrolit 1000ml atau koloid 500ml
sebelum tindakan.
2. Bradikardia : Dapat terjadi tanpa disertai hipotensi
atau hipoksia,terjadi akibat blok sampai T-2
3. Hipoventilasi : Akibat paralisis saraf frenikus atau
hipoperfusi pusat kendali nafas
4. Trauma pembuluh saraf
5. Trauma saraf
6. Mual-muntah
7. Gangguan pendengaran
8. Blok spinal tinggi atau spinal total
9. Menurunnya mobilitas gastrointestinal

7
Komplikasi pasca tindakan :
1. Nyeri tempat suntikan
2. Nyeri punggung
3. Nyeri kepala karena kebocoran likuor
4. Retensio urine
5. Meningitis

TINJAUAN PUSTAKA
8
Seksio sesarea adalah pembedahan
untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan
dinding uterus. Definisi ini tidak
mencakup pengeluaran janin pada
kasus ruptur uteri atau pada kasus
kehamilan abdomen.

9
Terdapat beberapa cara seksio sesarea :
Seksio sesarea transperitonealis profunda
Seksio sesarea klasik / korporal
Seksio sesarea ekstraperitoneal

Seksio
sesarea
dengan
teknik
histerektomi

TINJAUAN PUSTAKA
Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika
jantung memompakan keseluruh tubuh

Peristaltik usus adalah gerakan yang terjadi pada otot-otot pada saluran pencernaan
yang menimbulkan gerakan semacam gelombang atau serangkaian relaksasi dan
kontraksi otot yang terjadi pada lapisan usus
Denyut jantung adalah jumlah denyutan jantung per satuan waktu, biasanya per menit.
Denyut jantung didasarkan pada jumlah kontraksi ventrikel (bilik bawah jantung).

mual sering kali diartikan sebagai perasaan tidak nyaman pada bagian perut yang muncul sebelum
muntah, sedangkan muntah adalah peristiwa fisik yang sangat spesifik, didefinisikan sebagai evakuasi
isi lambung yang cepat dan secara paksa dengan alur balik dari perut sampai dan keluar dari mulut.

LOGO

KERANGKA KONSEP

KERANGKA TEORI PENELITIAN


Teknik Anestesi

Anestesi Regional

Anestesi Spinal

Indikasi :

Kontra Indikasi

Obat anestesi :

Komplikasi Tindakan

Bedah ekstremitas atas

Pasien menolak

Lidocain 1-5 %

Hipotensi

Bedah panggul

Infeksi suntikan

Bupivacain 0.25-0.75 %

Bradikardia

Tindakan sekitar rectum


perineum

Hipovolemia berat, syok

Hipoventilasi

Tekanan intracranial meningkat

Trauma Pembulu Saraf

Fasilitas resusitasi minim

Trauma Saraf

Infeksi sistemik

Mual-Muntah

Kurang pengalaman tanpa


didampingi konsulen anestesi

Gangguan Pendengaran

Bedah obgyn
Bedah urologi
Bedah abdomen atas
dan bawah

Blok Spinal tinggi atau spinal total

KERANGKA KONSEP PENELITIAN


Usia

Tekanan Darah
Teknik Anestesi

Anestesi Spinal

Peristaltic usus

Denyut Jantung

Mual dan Muntah

HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

DEFINISI OPERASIONAL
Usia pasien
Definisi: Usia adalah lamanya penderita hidup sejak dilahirkan sampai umur
terakhir penderita saat diberi tindakan anestesi spinal yang tercatat pada rekam
medis pasien.
Alat Ukur: Rekam Medis
Cara Ukur: Mencatat usia penderita
Hasil Ukur: Kriteria objektif yakni data numerik berupa pengelompokan umur
sebagai berikut:
kurang dari 15 tahun
15-24 tahun
25-34 tahun
35-44 tahun
45-54 tahun
lebih dari 54 tahun
Skala Ukur: Interval

DEFINISI OPERASIONAL
Tekanan Darah
Definisi: Tekanan darah yang diambil sebagai sampel ada tekanan darah sebelum
anestesi spinal dan sesudah dilakukan anestesi spinal sesuai yang tercantum dalam
rekam medis pasien.
Cara Ukur: Mencatat tekanan darah penderita
Hasil Ukur: Kriteria objektifnya antara lain :
Tekanan darah memenuhi syarat : Batas normal tekanan darah adalah kurang dari
120 mmHg tekanan sistolik dan kurang dari 80 mmHg tekanan diastolik.
Tekanan darah tidak memenuhi syarat : tekanan darah 120-139/80-89 mmHg (pra
hipertensi), tekanan darah 140-159/90-99 mmHg (hipertensi tahap 1), tekanan darah
160atau>160/100atau>100 mmHg (hipertensi tahap 2), tekanan darah lebih dari
180/110 mmHg (krisis hipertensi) tekanan darah 85atau<85/55atau<55 mmHg
(hipotensi).
Skala Ukur: Interval

DEFINISI OPERASIONAL
Peristaltik Usus
Definisi: Bunyi dari pergerakan lumen usus yang didengarkan melalui alat
Stetoskop setelah pasien diberi anestesi spinal sesuai yang tercantum dalam
rekam medis pasien.
Alat Ukur: Rekam Medis
Cara Ukur: Mencatat peristaltic usus
Hasil Ukur: Kriteria objektifnya yang tertera sesuai rekam medis antara
lain :
Peristaltik usus normal ( 6-12 kali / menit )
Peristaltik usus meningkat (> 12 kali / menit)
Peristaltic usus menurun (< 6 kali / menit)
Skala Ukur: Nominal

DEFINISI OPERASIONAL
Denyut Jantung
Definisi: adalah jumlah denyutan jantung per satuan waktu, biasanya per menit. Denyut
jantung yang dijadikan sampel adalah denyut jantung sebelum dan setelah dilakukan
anestesi spinal sesuai yang tercantum dalam rekam medis.
Alat Ukur: Rekam Medis
Cara Ukur: Mencatat Denyut Jantung
Hasil Ukur: Kriteria objektifnya yang tertera sesuai rekam medis antara lain :
Denyut Jantung memenuhi syarat : Batas normal denyut jantung berada pada skala 60
kali per menit sampai 100 kali per menit.
Denyut jantung tidak memenuhi syarat : denyut jantung lebih dari 100 kali per menit
(tachicardi), denyut jantung lebih rendah dari 60 kali per menit(bradikardi).
Skala Ukur: Interval

DEFINISI OPERASIONAL
Mual dan Muntah
Definisi: Mual merupakan sensasi yang tidak nyaman yang seolah-olah akan muntah,
sedangkan muntah adalah adalah peristiwa fisik yang sangat spesifik, didefinisikan
sebagai evakuasi isi lambung yang cepat dan secara paksa dengan alur balik dari perut
sampai dan keluar dari mulut, dimana yang dijadikan sampel adalah kejadian mual dan
muntah setelah anestesi spinal.
Alat Ukur: Rekam Medis
Cara Ukur: Mencatat kondisi mual dan muntah setelah operasi
Hasil Ukur: Kriteria objektifnya yang tertera sesuai rekam medis antara lain :
Ada atau tidaknya mual
Ada atau tidaknya muntah
Skala ukur : Nominal

LOGO

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN

Besar Sampel
Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel, adapun
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 92 orang yang berasal dari RSKD Ibu
dan Anak Fatimah

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
data sekunder yang maksudnya yaitu semua variabel diteliti
dalam waktu yang bersamaan berdasarkan fakta yang telah
terjadi tanpa adanya intervensi dalam kejadiannya yang terdapat
dalam rekam medis penderita.
Penelitian ini berlokasi di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan
Anak (RSKDIA) Fatimah , Jl. Gn. Merapi, No. 73, Makassar,
Sulawesi Selatan.
Sampel penelitian pasien yang menggunakan anestesi spinal
pada sectio caesaria yang dirawat di Rumah Sakit Khusus
Daerah Ibu dan Anak (RSKDIA) Fatimah Sulawesi Selatan Periode
Agustus Desember 2015. Penarikan sampel dilakukan secara
purposive sampling.

METODE PENELITIAN

Pengumpulan
data
Pengumpulan data dilakukan setelah
meminta perizinan dari pihak pemerintah
dan Rumah Sakit Khusus Daerah
Fatimah Provinsi Sulawesi Selatan.
Kemudian nomor rekam medik pasien
yang menggunaan anestesi spinal pada
sectio caesaria dalam periode yang telah
ditentukan dikumpulkan dan ditelaah di
bagian rekam medis. Setelah itu,
dilakukan pengamatan dan pencatatan
data secara langsung ke dalam tabel
yang telah disediakan.

METODE PENELITIAN

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan


program analisis data statistic serta analisis deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Analisa deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan dan menginterprestasikan arti data yang telah
diperoleh sehingga memperoleh gambaran secara umum, jelas, serta
menyeluruh mengenai fakta-fakta tentang permasalahan yang
diteliti

ETIKA PENELITIAN

Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak


pemerintah setempat sebagai permohonan izin untuk melakukan
penelitian.
Setiap subjek akan dijamin kerahasiaannya atas data yang
diperoleh dari rekam medis dengan tidak menuliskan nama
pasien tetapi hanya berupa inisial.
Sebelum melakukan penelitian ini maka peneliti akan meminta
izin pada beberapa institusi lain yang terkait dalam proses
penelitian ini.

LOGO

HASIL PENELITIAN

Distribusi Pasien Anestesi Spinal pada Sectio Caesaria


Berdasarkan Usia

Kelompok Umur
11%
35%

15-24
25-34
35-44

54%

Distribusi pasien yang menggunakan anestesi spinal pada sectio caesaria di RSKD
Ibu dan Anak Fatimah berdasarkan kelompok umur menunjukan hasil sebagai berikut.
Tidak ditemukan pasien melahirkan dengan sectio caesaria menggunakan anestesi
spinal pada kelompok umur kurang dari 15 tahun, kelompok umur 45-54, hingga umur
diatas 54 tahun. Adapun frekuensi terbanyak berada pada rentan umur 25-34 sebanyak
54,35%, menyusul kelompok umur 15-24 dan 35-44, berturut-turut sebanyak 34.78%
dan 10.87 %

Distribusi Pasien Anestesi Spinal pada Sectio Caesaria


Terhadap Tekanan Darah
Tekanan darah Sistolik

Sebelum Anestesi
(sampel)

Setelah Anestesi
(sampel)

Rendah (hipotensi) (85 atau <85)

Normal (<120)

45

88

Pra hipertensi (120-139)

43

Hipertensi tahap 1 (140-159)

Hipertensi tahap 2 (160 atau>160)

Krisis hipertensi (>180)

Tekanan darah Diastolik

Sebelum Anestesi

Setelah Anestesi

(sampel)

(sampel)

Rendah (hipotensi) (55 atau <55)

32

Normal (<80)

67

60

Pra hipertensi (80-89)

21

Hipertensi tahap 1 (90-99)

Hipertensi tahap 2 (100 atau>100)

Krisis hipertensi (>110)

Jumlah

92

92

Distribusi Pasien Anestesi Spinal pada Sectio Caesaria


Terhadap Tekanan Darah

Distribusi pasien yang menggunakan Anestesi Spinal di RSKD Ibu dan Anak
Fatimah berdasarkan kategori tekanan darah menunjukan hasil yang berbeda pada
kondisi pra anestesi dan pasca anestesi. Tekanan darah pasien saat sebelum anestesi
menunjukkan kondisi yang beragam berdasarkan kategori tekanan darah yang
berbeda. Kondisi dominan berada pada tekanan darah normal ke prahipertensi,
untuk kondisi hipertensi hanya menunjukkan angka yang kecil yakni 4 orang.
Adapun tekanan darah pasien pasca anestesi spinal pada umumnya menunjukkan
kondisi tekanan darah normal ke hipotensi.

Distribusi Pasien Anestesi Spinal Sectio Caesaria


Terhadap Mual dan Muntah
Distribusi Pasien Anestesi Spinal pada Sectio Caesaria Berdasarkan Mual

Mual
24%
+ -

76%

Distribusi Pasien Anestesi Spinal pada Sectio Caesaria Berdasarkan Kondisi


Muntah

Muntah
17%

83%

+ -

Distribusi Pasien Anestesi Spinal pada Sectio Caesaria


Berdasarkan Mual dan Muntah

Distribusi pasien yang menggunakan Anestesi Spinal di RSKD Ibu dan Anak
Fatimah berdasarkan kondisi mual dan muntah menunjukan hasil sebagai
berikut. Pada kondisi setelah anastesi spinal ditemukan keadaan dominan
yaitu mual yang terjadi pada pasien, frekuensi menunjukkan 70 orang
mengalami mual, selebihnya tidak menunjukkan tanda-tanda mual. Adapun
pada kondisi muntah, tidak semua pasien yang mengalami tanda-tanda mual
akan muntah, hanya ditemukan sebanyak 16 orang diantara 92 pasien yang
mengalami muntah, selebihnya hanya mengalami mual namun tidak muntah

Distribusi Pasien Anestesi Spinal pada Sectio Caesaria


Berdasarkan Denyut Jantung

Sebelum Anestesi

Setelah Anestesi

Frekuensi
(Orang)

Presentase
(%)

Frekuensi
(Orang)

Presentase
(%)

<50

51-60

85

92,39

61-70

3,26

7,61

71-80

41

44,57

81-90

43

46,74

91-100

5,43

>100

Jumlah

92

100

92

100

Range

Denyut Jantung
100
90
80
70
60
50

Sebelum Anestesi

44.57 46.74

Setelah Anestesi

40
30
20
10 3.26
0

7.61

5.43

Distribusi Pasien Anestesi Spinal pada Sectio Caesaria


Berdasarkan Denyut Jantung

Distribusi pasien yang menggunakan Anestesi Spinal pada sectio caesaria di


RSKD Ibu dan Anak Fatimah berdasarkan kategori Denyut jantung
menunjukan hasil sebagai berikut. Pada kondisi sebelum anastesi spinal dari
92 pasien menunjukan denyut jantung yang beragam. Kondisi dominan
menunjukan denyut jantung yang normal yaitu berada pada range 60-100
denyut per menit, kondisi terbanyak berada pada range 71-80 dan 81-90.
Adapun setelah pemberian anastesi spinal denyut jantung pasien berangsur
menurun dari sebelumnya yaitu pada range 51-50 (bradikardia), dan
beberapa pada range 61-70.

Distribusi Pasien Anestesi Spinal pada Sectio Caesaria


Berdasarkan Peristaltik Usus
peristaltik usus
41%

menurun
59%

Distribusi pasien yang menggunakan Anestesi Spinal pada Sectio Caesaria di


RSKD Ibu dan Anak Fatimah berdasarkan status peristaltic usus menunjukan
hasil yang bervariasi sebagai berikut. Pasien melahirkan dengan sectio caesaria
menggunakan anestesi spinal sebanyak 54 orang menunjukan status peristaltic
usus menurun, sedangkan selebihnya yakni 38 orang menunjukkan keadaan
peristlatik usus normal, hal ini berkaitan dengan status flatus dan BAB, yang
hasilnya sebagai berikut

normal

LOGO

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Dari 92 sampel yang di ambil, distribusi pasien yang menggunakan anestesi


spinal pada sectio caesaria di RSKD Ibu dan Anak Fatimah berdasarkan
kelompok umur menunjukkan hasil, yakni tidak ditemukan pasien melahirkan

Usia

dengan sectio caesaria menggunakan anestesi spinal pada kelompok umur


kurang dari 15 tahun, kelompok umur 45-54, hingga umur diatas 54 tahun.
Adapun frekuensi terbanyak berada pada rentan umur 25-34 sebanyak
54,35%, menyusul kelompok umur 15-24 dan 35-44, berturut-turut sebanyak
34.78% dan 10.87 %

PEMBAHASAN

Tekanan
Darah

Pada 92 sampel yang diambil di RSKD Ibu dan Anak Fatimah di dapatkan
hasil kategori tekanan darah yang berbeda saat sebelum anestesi dan setelah
anestesi, 92 sampel menunjukan hasil tekanan darah yang menurun saat
setelah pemberian anestesi spinal. Tekanan darah pra anestesi spinal
menunjukan kategori normal ke prahipertensi dengan kategori hipotensi tidak
ditemukan, sedangkan tekanan darah pasca anestesi spinal didapatkan
kategori dominan hipotensi ke normal. Insidensi hipotensi yang terjadi pada
92 sampel (tekanan sistolik turun di bawah 100 mmHg, atau penurunannya
lebih dari 20 mmHg dari pada sebelum induksi) dapat mencapai 90% Hal ini
sesuai dengan teori yakni Pada anestesi spinal tinggi terjadi penurunan aliran darah
jantung dan penghantaran (supply) oksigen miokardium yang sejalan dengan penurunan
tekanan arteri rata-rata.

PEMBAHASAN
Salah satu komplikasi yang terjadi pada pasien yag menjalani operasi dengan
anestesi spinal yaitu menurunnya mobilitas gastrointestinal yang dapat
menimbulkan ileus paralitik sehingga mengakibatkan akumulasi gas distensi
abdomen. Setelah operasi selesai dilakukan dan pasien sudah sadar, maka akan
timbul peristaltik usus, jika peristaltik usus sudah muncul maka ini menandakan

Peristaltik
Usus

bahwa sistem pencernaan sudah dapat bekerja kembali dan peristaltik usus sudah
bekerja normal, pada sampel penelitian ditemukan setengah populasi yakni 58,7
% menunjukkan peristaltik usus yang menurun.
Saat pemberian anestesi spinal terjadi blok serabut simpatis preganglionik yang
kerjanya menghambat aktifitas saluran pencernaan (T4-5), maka aktifitas serabut
saraf parasimpatis menjadi lebih dominan, sehingga pada beberapa pasien akan
mengalami gerak peristaltik usus yang menurun hingga kondisi normal.

PEMBAHASAN
Dari data yang diambil, 92 pasien menunjukkan penurunan denyut jantung saat
setelah anestesi spinal, hal ini diikuti juga dengan penurunan tekanan darah pasien
setelah pemberian anestesi spinal, Denyut jantung yang menurun atau bradikardi

Denyut
Jantung

dapat terjadi karena aliran darah balik berkurang atau karena blok simpatis. Pada
anestesi spinal tinggi terjadi penurunan aliran darah jantung dan penghantaran
(supply) oksigen miokardium yang sejalan dengan penurunan denyut jantung ratarata. Selain itu pada anestesi spinal yang mencapai T4 dapat terjadi penurunan
frekuensi nadi dan penurunan tekanan darah dikarenakan blok saraf simpatis yang
bersifat akselerator jantung.

PEMBAHASAN

Pada pasien didapatkan data dominan mual pada kondisi setelah anestesi
spinal, dan beberapa diantara menunjukan kondisi negative mual, sedangkan

Mual dan
Muntah

hanya beberapa pasien yang mengalami muntah setelah anestesi. Pada


anestesi spinal bisa terjadi mual dan muntah yang disebabkan karena hipoksia
serebri akibat dari hipotensi mendadak, atau tarikan pada pleksus terutama
yang melalui saraf vagus, serta tonus parasimpatis berlebihan,pemakaian obat
narkotik,reflek karena traksi pada traktus gastrointestinal serta komplikasi
pusing kepala pasca pungsi lumbal

LOGO

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
1.

Berdasarkan usia, dari 92 sampel yang di ambil frekuensi terbanyak yang menggunakan anestesi
spinal berada pada rentan umur 25-34 tahun, selanjutnya kelompok umur 15-24 tahun dan kelompok
umur 35-44 tahun.

2.

Berdasarkan tekanan darah, seluruh sampel berjumlah 92 orang mengalami penurunan tekanan
darah pasca pemberian anestesi spinal, diantaranya penurunan sistolik mulai dari 15 mmHg hingga 30
mmHg, dan penurunan diastolic berkisar antara 10 mmHg hingga 20 mmHg.

3.

Berdasarkan peristaltic usus, seluruh sampel berjumlah 92 orang menunjukkan hasil yang bervariasi.
Setengah dari populasi sampel yaitu 58,7 % (54 sampel) menunjukkan peristaltic menurun

4.

Berdasarkan denyut jantung seluruh sampel mengalami penurunan denyut jantung atau denyut nadi
pasca anestesi spinal, dominan berada pada range 51-60 permenit, selebihnya berada pada range 6170 permenit.

5.

Berdasarkan kondisi mual dan muntah, hampir seluruh atau dominan pasien mengalami mual pasca
anestesi spinal, sedangkan yang tidak mengalami mual berjumlah 22 orang, namun tidak semua pasien
mual mengalami muntah, walaupun mual menunjukan kondisi yang dominan, pasien yang mengalami
muntah berjumlah 16 orang.

SARAN
1. Bagi peneliti selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai komplikasi dan faktor yang
berkaitan dan berhubungan dengan anestesi spinal terhadap pasien sectio
caesaria
2. Bagi RSKD Ibu dan Anak Fatimah Makassar
Diharapkan untuk memperjelas diagnosis pasien yang menggunakan
anestesi spinal pada sectio caesaria dan lebih menertibkan pengarsipan
pasien.

LOGO

Thank You !

Anda mungkin juga menyukai