Anda di halaman 1dari 20

TEKHNIK RILEKSASI OTOT

PROGRESIF UNTUK MENGURANGI


GEJALA-GEJALA FISIK KECEMASAN
PADA LANSIA
PUSKESMAS MOYUDAN
KABUPATEN SLEMAN

AULIA ANDARYATI
12915048

Latar Belakang
Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia
tahun 1990 sebesar 11,3 juta jiwa (6,4%)
Tahun 2000 meningkat menjadi 15,3 juta jiwa (7,4%)
tahun 2010 sekitar 24 juta jiwa atau 9,77%
tahun 2020 diperkirakan menjadi 28,8 juta atau sekitar
11,34% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia.
Berbagai dampak dari peningkatan jumlah lansia antara
lain adalah masalah penyakit degeneratif yang sering
menyertai para lansia baik yang bersifat kronis dan
multifatologis serta dalam penanganannya memerlukan
waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang besar.
(Kemenkes RI, 2012)

Kesehatan yang baik merupakan kunci bagi lansia


untuk bisa mandiri dan memainkan peran dalam
kehidupan di keluarga dan di masyarakat.
Promosi kesehatan dan kegiatan pencegahan
penyakit sepanjang kehidupan dapat menunda
timbulnya penyakit tidak menular dan penyakit
kronis seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Selain kesehatan fisik, promosi kesehatan
psikologis diharapkan dapat memberikan para
lansia harapan hidup yang lebih tinggi dan
berkualitas.

Kecemasan :
kehilangan kendali atas kehidupannya,
penyakit atau kemunduran kondisi fisik,
takut kehilangan orang-orang yang dicintainya,
mengalami penurunan dalam hal ekonomi.
Gejala-gejala kecemasan
gejala fisik seperti gangguan menelan, tekanan darah
meningkat, sering kesemutan, dan lain-lain.
Rileksasi
Asumsi dasar yang melatarbelakanginya adalah bahwa setiap
orang memiliki kecemasan-kecemasan yang timbul dari keadaan
fisik maupun psikisnya, sehingga diperlukan usaha untuk
menyalurkan kelebihan energi dalam dirinya melalui kegiatan
yang menyenangkan dan menenangkan.

TUJUAN DAN MANFAAT


TUJUAN :
Mengetahui jenis-jenis kecemasan yang dialami
para lansia.
Mengetahui jenis-jenis dan kegunaan dari rileksasi
otot pada lansia yang mengalami kecemasan.
Lansia dapat melakukan sendiri rileksasi otot tanpa
bantuan terapis setiap kali mereka merasakan
kecemasan dan ketegangan.
MANFAAT
Membantu para lansia untuk lebih mampu
menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya
kecemasan.
Membantu lansia untuk menjadi lebih rileks dan
dengan demikian dapat memperbaiki berbagai
aspek kesehatan fisik.

LANSIA

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)


menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
usia pertengahan (middle age) 45 -59
tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun,
lanjut usia tua (old) 75 90 tahun dan usia
sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

PERUBAHAN YANG DIALAMI


LANSIA
Perubahan fisik atau jasmani : pada alat indera dan
sistem sarafmereka. perubahan keberfungsian
organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun
wanita.
Perubahan psikis Penyesuaian diri lansia juga
sulitkarena ketidak inginan lansia untuk
berinteraksi dengan lingkungan ataupun pemberian
batasan untuk dapat beinteraksi
Perubahan sosial : Aktivitas sosial yang banyak
pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya
kondisi fisik dan sosial lansia. (Santrock, 2002).
Perubahan kehidupan keluarga dan bermasyarakat

KECEMASAN
suatu respon dari pengalaman yang dirasa
tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan
gelisah, khawatir, dan takut.
respon emosional terhadap penilaian yang
menggambarkan keadaan khawatir, gelisah,
takut, tidak tentram disertai berbagai
keluhan fisik.

GEJALA KECEMASAN
Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan,
anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit
bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas,
panas dingin, mudah marah atau tersinggung.
Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku
menghindar, terguncang, melekat dan dependen
Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang
sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap
sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa
sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi,
ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi
masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau
kebingungan, sulit berkonsentrasi.

RILEKSASI

Rilaksasi adalah satu teknik dalam terapi


perilaku untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan. Rileksasi merupakan
perpanjangan serabut otot skeletal,
sedangkan ketegangan merupakan
kontraksi terhadap perpindahan serabut
otot (Beech dalam Nursalim, 2013).

Rileksasi otot bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan


kecemasan dengan cara melemaskan otot-otot badan. Dalam
metode ini individu diminta untuk menegangkan dan
melemaskan otot, kemudian merasakan perbedaan yang terjadi
ketika otot tegang dan otot lemas.
Fase menegangkan otot bertujuan untuk membantu individu
untuk lebih menyadari sensasi-sensasi yang berhubungan
dengan kecemasan atau ketegangan kemudian sensasi-sensasi
tersebut bertindak sebagai isyarat atau tanda untuk
melemaskan ketegangan.
Rileksasi otot dilatihkan dengan cara melemaskan otot-otot
yang tegang dengan cepat, seolah-olah mengeluarkan
ketegangan dari badan. Otot-otot yang dilatihkan adalah otot
lengan, tangan, biseps, bahu, leher, wajah, perut, dan kaki.
(Nursalim, 2013).

ASESMEN
TANGGAL
5 Maret 2014

TEMPAT
Puskesmas Moyudan

KEGIATAN
Wawancara

dengan

penanggung

jawab

program pelayanan Lansia


(Prolanis)
17 Maret 2014

7 Maret 2014

Rumah Ketua Kelompok

Wawancara dengan Ketua

Lansia

kelompok Lansia wilayah

Wilayah

Kecamatan Moyudan

Kecamatan Moyudan

Puskesmas Moyudan

Wawancara
anggota

dengan
program

pelayanan Lansia
Pre Test : 7 dan 21 Maret
2014
Post test : 4 April 2014

Puskesmas Moyudan

Tes BAI pada anggota


program pelayanan Lansia

HASIL ASESMEN
gangguan kecemasan yang dialami oleh lansia adalah
gangguan kecemasan menyeluruh atauGeneralized
Anxiety Disorder(GAD).
Gangguanyang dialami para lansia di puskesmas
Moyudan dapat digambarkan sebagai suatu kondisi
yang membuat lansia mengalami kecemasan tentang
sejumlah kejadian atau aktivitas, dan lansia
mengalami kesulitan dalam mengatasi kecemasannya
tersebut.
simtom-simtom kecemasan : otot-otot yang tegang,
jantung berdebar cepat sampai terjadi sesak pada
pernafasan, berkeringat dingin, gelisah, dan sulit untuk
berfikir fokus.

INTERVENSI

Ketika cemas, tubuh akan menghasilkan suatu


cairan kimia yang disebut dengan adrenalin,
yang dilepaskan ke dalam darah dari 2 kelenjar
kecil yang terletak di atas ginjal, dan tubuh
dengan segera memberikan kekuatan dan
kecepatan untuk melarikan diri. ketegangan
otot
Rilaksasi otot progresif mengurangi
ketegangan otot dengan proses yang simpel dan
sistematis dalam menegangkan sekelompok
otot kemudian merilekskannya kembali.

RANCANGAN

PELAKSANAAN

Tanggal 21 Maret 2014

Tanggal 4 April 2014

HASIL
ASPEK

SEBELUM

SESUDAH
Peserta memahami kondisi
fisik
mengalami
kemunduran dan rentan
terhadap berbagai macam
penyakit
dan
kondisi
psikologis juga memberikan
pengaruh terhadap kondisi
fisik tersebut.

Penyampaian
informasi kesehatan

Peserta ada yang


sudah mengetahui
mengenai informasi
kesehatan psikologis
ada yang belum

Diskusi kesehatan
psikologis

Peserta
mengungkapkan
permasalahan
psikologis yang
berpengaruh pada
kondisi fisik

Penyampaian
informasi dan latihan
rileksasi otot

Peserta belum pernah Peserta mengetahui manfaat


dari rileksasi otot dan dapat
melakukan rileksasi
melakukan rileksasi otot sendiri
otot

peserta
memahami
permasalahan psikologis dapat
berpengaruh pada kondisi fisik
Peserta mengetahui gejalagejala fisik dari kecemasan
yang sering dialami

ASPEK

SEBELUM

SESUDAH

Peserta belum pernah


melaksanakan
rileksasi otot di
rumah

Beberapa gejala
ketidaknyamanan
fisik mulai berkurang.
Pelaksanaan rileksasi
otot bersama
keluarga akan
menambah
kebersamaan dan
kedekatan

TES BAI
Diskusi pelaksanaan
rileksasi otot di
rumah

EVALUASI INTERVENSI

Intervensi yang telah dilakukan berjalan


dengan lancar.
Pihak puskesmas Moyudan menyediakan
sarana dan prasarana mulai dari tempat, alat
penyampaian materi seperti proyektor dan
pengeras suara.
Anggota Prolanis dan penanggung jawab
Prolanis memberikan respon yang positif
terhadap kegiatan intervensi
Hambatan : ada peserta yang tidak mau
mengisi tes BAI

KESIMPULAN

tekhnik rileksasi otot ini bermanfaat dalam


mengurangi gejala-gejala fisik kecemasan seperti otot
tegang di bagian leher dan tengkuk, tangan dan kaki
yang kesemutan, pegal-pegal di bagian tangan dan
kaki. Tekhnik rileksasi otot ini juga menyenangkan dan
memberikan efek positif bagi para lansia. Gerakangerakan dalam tekhnik rileksasi otot mudah dilakukan
baik bersama-sama terapis atau instruktur maupun
dilakukan sendiri. Pelaksanaan tekhnik rileksasi
bersama-sama keluarga di rumah juga dapat dijadikan
sarana kebersamaan dan saling mendekatkan antar
anggota keluarga.

Anda mungkin juga menyukai