Anda di halaman 1dari 17

METODE HARGA POKOK PROSES

1. Yuanita (1562011)
2. Yhanie Candra P. (1562084)
3. Ika Dewi Lestari (1562103)
4. Erik Kurniawan (1562126)

Pengertian Metode Harga Pokok


Proses
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan
harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk
setiap satuan waktu tertentu yang melalui departemen
produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang
umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan
produk atau massa.
Metode harga pokok proses biasanya digunakan oleh
perusahaan yang menghasilkan produk yang sama
(homogen), bentuk produk bersifat standar, tidak
tergantung spesifikasi yang diminta olehpembeli dan
melalui serangkaian proses yang sama.

Tujuan penentuan Metode Harga Pokok


Proses
1.
2.
3.
4.

Mengetahui karakteristik metode harga pokok proses.


Mengetahui sistem apa yang dapat dipakai untuk pembebanan biaya.
Mengetahui bagaimana cara penggolongan biaya.
Mengetahui bagaimana cara mencatat dan menghitung karya pokok
produksi apabila:
o Produk diolah satu tahap.
o Produk diolah beberapa tahap.
o Produk hilang dalam pengolahan.
o Produk rusak dalam pengolahan.
o Produk cacat dalam pengolahan.
o Tambahan produk adanya tambahan bahan pada departemen
lanjutan.
o Adanya produk dalam proses awal periode.

Perbedaan Metode Harga Pokok Proses


Dengan Metode Harga Pokok Pesanan
Perbedaan kedua metode tersebut terletak
pada:
1. Pengumpulan biaya produksi
2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan
3. Penggolongan biaya produksi
4. Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya
overhead pabrik.

Manfaat Informasi Harga Pokok Proses


Informasi harga pokok produksi yang
dihasilkan bermanfaat untuk:
1. Menentukan harga jual produk
2. Memantau realisasi biaya produksi
3. Menghitung laba atau rugi periodic
4. Menetukan harga pokok persediaan produk
jadi dan produk dalam proses yang disajikan
dalam neraca.

Contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan ini


mencakup :
1. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan
yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi.
2. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan
yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen
produksi.
3. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap
perhitungan
Harga pokok produksi persatuan dengan anggapan :
a. Produk hilang pada awal proses
b. Produk hilang pada akhir proses

METODE HARGA POKOK PROSES-PRODUK


DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI.
Akuntansi Biaya Produksi
Dalam metode harga pokok proses lebih menekankan pada
penggunaan laporan harga pokok produksi per departemen.
Laporan Harga Pokok Produksi
Laporan harga pokok produksi disusun untuk setiap
produksi, yang secara keseluruhan umumnya berisi tiga
bagian laporan, yaitu:
1) Laporan produksi (skedul kuantitas)
2) Pembebanan biaya
3) Perhitungan biaya

Prosedur Akuntansi pada Metode Harga Pokok Proses


dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses biaya produksi
digolongkan sebagai berikut :
1.
Biaya Bahan
Proses pengolahan produk melalui satu tahap pengolahan, pemakaian bahan
dibuat jurnal sebagai berikut :
Barang dalam proses - biaya bahan
Rp xxxx
Persediaan Bahan.
Rp xxxx
Apabila produk diproses melalui departemen A dan departemen B, dimana bahan
hanya dipakai pada departemen A, jurnal pemakai bahan sebagai berikut :
Barang dalam proses - biaya bahan - departemen A
Rp xxxx
Persediaan bahan.
Rp xxxx
Apabila bahan dipakai di departemen A dan departemen B, jurnalnya sebagai
berikut :
Barang dalam proses - biaya bahan - departemen A.
Rp xxxx
Barang dalam proses - biaya bahan - departemen B.
Rp xxxx
Persediaan bahan.
Rp xxxx

2.

Biaya Tenaga Kerja

Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan anatar biaya tenaga
kerja langsung dan dbiaya tetap tenaga kerja tidak langsung. Apabila produk diolah
melalui satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga kerja di pabrik digolongkan
sebagai elemen biaya tenaga kerja, dari daftar gaji dan upah untuk produksi dibuat jurnal
sebagai berikut :
Barang dalam proses - biaaya tenaga kerja. Rp xxxx
Biaya gaji dan upah. Rp xxxx
Apabila produk diolah melalui beberapa tahapan atau departemen, semua biaya tenaga
kerja pada departemen produksi digolongkan sebagai biaya tenaga kerja, sedangkan biaya
tenaga kerja departemen pembantu diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik.
Dari daftar gaji dan upah departemen produksi, misalnya departemen A dan departemen B,
akan dijurnalkan sebagai berikut :
Barang dalam proses - biaya tenaga kerja - departemen A. Rp xxx
Barang dalam proses - biaya tenaga kerja - departemen B. Rp.xxx
Biaya gaji dan upah. Rp xx

3. Biaya Overhead Pabrik


a) Produk diolah melalui satu tahapan produksi
Untuk perusahaan yang telah menggunakan tarip biaya overhead
pabrik, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal:
Biaya overhead pabrik. Rp xxxx
Kas Rp xxxx
Persediaan suplies pabrik Rp xxxx
Persediaan suku cadang Rp xxxx
Persekot biaya Rp xxxx
Akumulasi penyusutan Rp xxxx
Hutang biaya Rp xxxx
Dan lain-lain rekening di kredit Rp xxxx

Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dibuat jurnal


sebagai berikut :
Barang dalam proses - biaya overhead pabrik Rp xxxx
Biaya overhead pabrik
Rp xxxx

Untuk perusahaan yang menggunakan tarip biaya overhead pabrik, jurnal yang dibuat
atas biaya overhead yang sesungguhnya sebagai berikut :
Barang overhead pabrik sesungguhnya Rp xxxx
Kas Rp xxxx
Persediaan suplies pabrik Rp xxxx
Persediaan suku cadang Rp xxxx
Persekot biaya Rp.xxxx
Akumulasi penyusutan Rp xxxx
Dan lain-lain rekening di kredit Rp xxxx
Terhadap pembebanan biaya overhead pabrik pada produk dibuat jurnal sebagai berikut :
Barang dalam proses - biaya overhead pabrik Rp xxxx
Biaya overhead pabrik dibebankan
Rp xxxx
Pada akhir periode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik, biaya
overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya dengan jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik dibebankan Rp xxxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp xxxx

b) Produk diolah melalui beberapa tahap dan perusahaan memiliki departemen pembantu
di pabrik
Untuk perusahaan yang tidak menggunakan tarip biaya overhead pabrik,
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut :
Misalkan perusahaan memiliki departemen produksi : departemen A dan
departemen B, serta departemen pembantu : departemen Y dan departemen Z
Biaya overhead pabrik - departemen A. Rp xxxx
Biaya overhead pabrik - departemen B. Rp xxxx
Biaya overhead pabrik - departemen Y. Rp xxxx
Biaya overhead pabrik - departemen Z. Rp xxxx
Kas. Rp xxxx
Biaya gaji dan upah. Rp xxxx
Persediaan suplies pabrik. Rp xxxx
Persediaan suku cadang. Rp xxxx
Persekot biaya. Rp xxxx
Akumulasi penyusutan. Rp xxxx
Hutang biaya. Rp xxxx
Dan lain-lain rekening di kredit. Rp xxxx

Setelah biaya sesungguhnya setiap departemen diketahui, biaya overhead


pabrik departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi, karena
prosuk yang memikul harga pokok diolah di departemen produksi, jurnal
alokasi sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik - departemen A. Rp xxxx
Biaya overhead pabrik - departemen B. Rp xxxx
Biaya overhead pabrik - departemen Y. Rp xxxx
Biaya overhead pabrik - departemen Z. Rp xxxx
Selanjutnya biaya overhead pabrik setiap departemen produksi dibebankan
pada produk yang diproses dengan jurnal sebagai berikut :
Biaya dalam proses - biaya overhead pabrik - departemen A. Rp xx
Biaya dalam proses - biaya overhead pabrik - departemen B. Rp xx
Biaya overhead pabrik - departemen A. Rp xx
Biaya overhead pabrik - departemen B. Rp xx

Apabila perusahaan menggunakan tarip biaya overhead pabrik, biaya overhead


pabrik yang sesungguhnya dibuat jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya - departemen A.
Rp xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya - departemen B.
Rp xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya - departemen Y
Rp xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya - departemen Z.
Rp xxx
Kas.
Rpxxx
Biaya gaji danupah
Rpxxx
Persediaan suplies pabrik.
Rpxxx
Persediaan suku cadang.
Rpxxx
Persekot biaya.
Rpxxx
Akumulasi penyusutan.
Rp xxx
Hutang biaya.
Rp xxx
Dan lain-lain rekening yang dikredit.
Rp xxx

Alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya dari departemen pembantu ke


departemen produksi dibuat jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik sesungguhnya - departemen A. Rp xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya - departemen B. Rp xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya - departemen Y. Rp xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya - departemen Z. Rp xxx
Pembebanan biaya overhead pabrik pada setiap departemen produksi dibuat
jurnal sebagai berikut :
Biaya dalam proses - biaya overhead pabrik - departemen A. Rp xxx
Biaya dalam proses - biaya overhead pabrik - departemen B. Rp xxx
Biayaoverhead pabrikdibebankan - departemen A. Rpxxx
Biayaoverheadpabrikdibebankan- departemenB. Rpxxx
Padaakhirperiode dalam rangka menghitung selisih biaya overhead pabrik
setiap departemen produksi, biaya overhead pabrik yang dibebankan ke
rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan jurnal sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik dibebankan - departemen A. Rp xxx
Biaya overhead pabrik dibebankan - departemen B. Rp xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya - departemen A. Rp xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya - departemen B. Rp xxx

Perbedaan system harga pokok pesanan dan system harga pokok proses
Fitur
Produk

Sistem Harga Pokok Sistem Harga Pokok


Pesanan
Proses
Unik sesuai spesifikasi Standar sesuai
pelanggan
spesifikasi pelanggan

Proses produksi Bervariasi


Jumlah yang
diproduksi

Sesuasi pesanan

Standarisasi
Sesuai proyeksi
penjualan

Akumulasi biayaPerpesanan

Per proses departemen

Pembebanan
Perpesanan
biaya
Dokumen untuk Job cost sheet
mengakumulasi
biaya produksi

Per unit yang


diproduksi
Laporan biaya
produksi (production
cost report)

Anda mungkin juga menyukai