Anda di halaman 1dari 32

PERDARAHAN POST PARTUM

Pembimbing :
dr. Sanny Santana, SpOG
Disusun oleh :
Jeffry Hartanto

PENDAHULUAN
Perdarahan

post

partum

merupakan

penyebab

kematian

maternal

terbanyak
Semua wanita yang sedang hamil 20 minggu memiliki risiko perdarahan

post partum
Di Amerika, kematian maternal yang disebabkan oleh perdarahan post

partum sekitar 7 10 wanita tiap 100.000 kelahiran hidup


Frekuensi perdarahan

persalinan

post partum adalah sekitar 5,1% dari seluruh

DEFINISI
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi

setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1.000 mL setelah persalinan
abdominal

KLASIFIKASI
Perdarahan Post Partum Dini / Perdarahan Post Partum Primer (early

postpartum hemorrhage) 24 jam pertama setelah kala III


Perdarahan pada Masa Nifas / Perdarahan Post Partum Sekunder (late

postpartum hemorrhage 24 jam s/d 6 minggu pasca persalinan

ETIOLOGI
Atonia Uteri
Robekan / luka jalan lahir
Retensio plasenta
Inversi uterus

PENILAIAN KLINIS
Gejala dan Tanda

Penyulit

Diagnosis Kerja

Uterus tidak berkontraksi dan lembek.

Syok

Atonia uteri

Perdarahan segera setelah janin lahir

Bekuan

darah

pada

serviks

atau

posisi telentang akan menghambat


aliran darah keluar

Darah segar mengalir segera setelah janin Pucat


lahir

Robekan jalan lahir

Lemah

Uterus berkontraksi dan keras

Menggigil

Plasenta lengkap

Plasenta belum lahir setelah 30 menit

Tali

Perdarahan segera
Uterus berkontraksi dan keras

pusat

putus

akibat

berlebihan
Inversio uteri akibat tarikan
Perdarahan lanjutan

traksi Retensio plasenta

PENILAIAN KLINIS
Plasenta

atau

sebagian

selaput

tidak Uterus

lengkap

berkontraksi

tetapi Retensi sisa plasenta

tinggi fundus tidak berkurang

Perdarahan segera

Uterus tidak teraba

Neurogenik syok

Lumen vagina terisi massa

Pucat dan limbung

Inversio uteri

Tampak tali pusat (bila plasenta belum


lahir)
Sub-involusi uterus

Anemia

Endometritis

Nyeri tekan perut bawah dan pada uterus

Demam

plasenta (terinfeksi atau tidak)

Perdarahan sekunder

atau

sisa

fragmen

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan sejak periode antenatal. Hb < 10

g/dL hasil kehamilan cenderung buruk


Pemeriksaan golongan darah dan tes antibodi harus dilakukan sejak periode

antenatal
Pemeriksaan faktor koagulasi seperti waktu perdarahan dan waktu pembekuan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan USG dapat membantu untuk melihat adanya gumpalan darah dan

retensi sisa plasenta


pada periode antenatal mendeteksi pasien dengan risiko tinggi
perdarahan post partum. Pemeriksaan USG dapat pula meningkatkan sensitivitas
dan spesifisitas dalam diagnosis plasenta akreta dan variannya

USG

ATONIA UTERI
Kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan

memendek

Biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan
Dapat menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada

terjadinya syok hipovolemik

ATONIA UTERI
Etiologi :
Overdistensi uterus (kehamilan ganda, makrosomia, polihidramnion, dll)
Kelainan struktur uterus
Persalinan lama
Obat-obatan (NSAID, MgSO4, nifedipine, dll)

LUKA JALAN LAHIR


Biasanya terjadi pada persalinan dengan trauma. Robekan jalan lahir

biasanya terjadi akibat episiotomy, robekan spontan perineum, trauma


forceps atau vakum ekstraksi

LUKA JALAN LAHIR


Faktor Risiko
Makrosomia
Malpresentasi
Partus presipitatus
Distosia bahu

LUKA JALAN LAHIR

Derajat I
: Ruptur terjadi hanya pada mukosa vagina,komisura posterior, kulit perineum
Derajat II
: Ruptur terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot
perineum
Derajat III
: Ruptur mengenai pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot
perineum
dan otot spinter ani
Derajat IV
: Ruptur mengenai mengenai pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum,
otot

RETENSIO PLASENTA
Tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau lebih dari 30 menit

setelah bayi lahir

RETENSIO PLASENTA
Klasifikasi :
Plasenta adhesiva adalah

plasenta yang melekat pada desidua endometrium


lebih dalam, sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme pemisahan secara
fisiologis
Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai
sebagian lapisan miometrium sampai ke serosa
Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai/melewati lapisan miometrium
Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus
lapisan miometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus
Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri,
disebabkan oleh konstriksi ostium uteri

RETENSIO PLASENTA
Gejala

Separasi / akreta parsial

Plasenta inkarserata

Plasenta akreta

Konsistensi uterus

Kenyal

Keras

Cukup

Tinggi fundus

Sepusat

2 jari bawah pusat

Sepusat

Bentuk uterus

Diskoid

Agak globuler

Diskoid

Perdarahan

Sedang-banyak

Sedang

Sedikit/tidak ada

Tali pusat

Terjulur sebagian

Terjulur

Tidak terjulur

Ostium uteri

Terbuka

Konstriksi

Terbuka

Separasi plasenta

Lepas sebagian

Sudah lepas

Melekat seluruhnya

Syok

Sering

Jarang

Jarang sekali

RETENSIO PLASENTA
Retensio plasenta dengan separasi parsial
Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan diambil
Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi plasenta tidak

terjadi, coba traksi terkontrol tali pusat.


Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 mL NS/RL dengan 40 tetes per menit. Bila perlu,
kombinasikan dengan misoprostol 400 mg per rektal (sebaiknya tidak menggunakan
ergometrin karena kontraksi tonik yang timbul dapat menyebabkan plasenta
terperangkap dalam kavum uteri)
Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukan manual plasenta secara
hati-hati dan halus untuk menghindari terjadinya perforasi dan perdarahan
Lakukan transfusi darah apabila diperlukan
Beri antibiotika profilaksis (ampisilin 2 g IV / oral + metronidazol 1 g supositoria / oral)
Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat, infeksi, syok neurogenik

TEKNIK PEREGANGAN TALI


PUSAT

RETENSIO PLASENTA
Plasenta inkarserata
Tentukan diagnosis kerja melalui anamnesis, gejala klinik dan pemeriksaan
Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk menghilangkan konstriksi serviks

dan melahirkan plasenta


Pilih fluethane atau eter untuk konstriksi serviks yang kuat, siapkan infus oksitosin 20 IU
dalam 500 mL NS/RL dengan 40 tetes per menit untuk mengantisipasi gangguan
kontraksi yang diakibatkan bahan anestesi tersebut
Bila prosedur anestesi tidak tersedia dan serviks dapat dilalui cunam, lakukan manuver
sekrup untuk melahirkan plasenta. Untuk prosedur ini berikan analgesik (Tramadol 100
mg IV atau Pethidine 50 mg IV) dan sedatif (Diazepam 5 mg IV) pada tabung suntik yang
terpisah

RETENSIO PLASENTA
Plasenta akreta
Tanda penting untuk diagnosis pada pemeriksaan luar adalah ikutnya fundus

atau korpus bila tali pusat ditarik. Pada pemeriksaan dalam sulit ditentukan tepi
plasenta karena implantasi yang dalam
Upaya yang dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan dasar adalah menentukan
diagnosis, stabilisasi pasien dan rujuk ke rumah sakit rujukan karena kasus ini
memerlukan tindakan operatif

MANUAL PLACENTAL DETACHMENT

INVERSI UTERUS
Suatu keadaan dimana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan

keluar lewat ostium uteri eksternum. Dapat bersifat inkomplit sampai


komplit

INVERSI UTERUS
Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya inversi uterus :
Atonia uteri
Serviks yang masih terbuka lebar pasca persalinan
Tekanan pada fundus uteri dari atas (maneuver Crede)
Tekanan intra abdominal yang keras dan tiba-tiba seperti batuk atau bersin

INVERSI UTERUS
Penanganan :

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai