Anda di halaman 1dari 52

UNSUR Pembentukan

Bumi
Name = Harmain Saka Gea
NIM = 115-15-0043

UPN Veteran Yogyakarta 2015

UNSUR PEMBENTUKAN BUMI


LITOSFER
HIDROSFER
PEDOSFER
ATMOSFER
BIOSFER

LITOSFER
Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling atas yang tersusun oleh batuan.
Pengertian batuan di sini adalah berbagai jenis tanah, pasir, debu, kerikil, abu vulkan,
dan lain-lain. Sumber dari segala jenis batuan tersebut ialah magma. Magma adalah
batuan cair dan pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan
gas. Dalam litosfer, terdapat lebih dari 2000 mineral dan 20 diantaranya adalah mineral
pembentuk batuan.
Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya 20 mineral yang terdapat
dalam batuan. Mineral pembentuk batuan yang penting, yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar,
Piroksen, Mika Putih (K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol,
Khlorit, Kalsit (CaC03), Dolomit (CaMgCOT3), Olivin (Mg, Fe), Bijih Besi Hematit (Fe2O3),
Magnetik (Fe3O2), dan Limonit (Fe3OH2O

Litosfer
Selain itu, litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima.

Lapisan Sial yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium,
senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium)
ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan metamorf,
dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima (silisium magnesium)
yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam
bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar
daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Batuan pembentuk kulit Bumi selalu mengalami siklus
atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan
sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma.

Mineral Pembentuk Batuan


MACAM-MACAM MINERAL PEMBENTUK BATUAN :

Kuarsa (Si02),

Dolomit (CaMgCOT3),

Feldspar,

Limonit (Fe3OH2O)

Piroksen,

Magnetik (Fe3O2),

Mika Putih (K-Al-Silikat),

Biotit (K-Fe-Al-Silikat),

Amphibol,Khlorit, Kalsit (CaC03),

Bijih Besi Hematit (Fe2O3),

Olivin (Mg, Fe),

Litosfer
Litosfer mengandung unsur-unsur utama yang menjadi penyusun batuan. Unsur-unsur tersebut
antara lain adalah zat asam, silisium, aluminium, besi, magnesium. Unsur yang paling banyak di
temukan dalam litosfer adalah silisium, aluminium, dan magnesium. Gabungan unsur-unsur
tersebut kemudian membentuk lapisan litosfer.
Litosfer terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar disebut lapisan
sial karena lapisan ini sebagian besar terdiri dari silisium dan aluminium ( Si=silisium,
al=aluminium). Sedangkan lapisan dalam litosfer disebut sebagai lapisan lapisan sima, karena
sebagian besar lapisan ini terbentuk dari silisium dan magnesium.
Tebal litosfer rata-rata adalah 1200 km. Ketebalan litosfer tersebut terbagi menjadi 2, yaitu tebal
lapisan sial 100 km dan sisanya adalah tebal lapisan sima yaitu 1100 km. Karena sebab tertentu,
Litosfer dapat terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak
benua.

Litosfer
Litosfer berdasarkan letaknya, litosfer terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
Litosfer samudra, adalah kulit bumi yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di
dasar samudra . Litosfer samudra memiliki ketebalan 50 100 km.
Litosfer benua, adalah kulit bumi yang berhubungan dengan kerak benua. Litosfer benua
mempunyai ketebalan 40 200 km.
Litosfer bersifat tidak stabil. Karena itu seringkali terjadi pergeseran dan pergerakan yang
menjadi penyebab terjadinya gempa bumi.

Tenaga Endogen & Eksogen


Pada bagian litosfer, terdapat 2 (dua) tenaga yang mengambil peran baik secara aktif maupun
pasif dalam pembentukan Bumi, Yaitu :
Secara Endogen yang meliputi:
- Tektonisme / Diatropisme / Tektogenesa
- Vulkanisme
- Seisme / Gempa Bumi.
Kemudian Secara Eksogen yaitu:
- Pengikisan (Erosi)
- Pelapukan
- Pengangkutan Material (Mass Wasting)

Tenaga Endogen
Tenaga Edogen: tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari dalam bumi, yang disebabkan
oleh tiga hal utama, Yaitu:
Tektonisme / Diatropisme / Tektogenesa: yaitu gerakan kulit bumi secara mendatar maupun
vertikal.
Akibat tektonisme ada dua macam yaitu:
Gerakan Epirogenetik ( tenaga pembentuk benua): Gerakan ini berlangsung relatif lama, dan meliputi
daerah yang luas.
- Epirogenetik Positif : Laut seolah-olah naik karena daratan turun.
- Epirogenetik Negatif : Laut seolah-olah turun karena daratan naik
Gerakan Orogenetik (Tenaga Pembentuk Gunung): Gerakan ini relatif cepat. Gerakan vertikal dan
horisontal ini menyebabkan terjadinya dislokasi (pergeseran kulit bumi) sehingga menyebabkan
terjadinya lipatan maupun patahan.

Tenaga Endogen
Gambar jenis-jenis patahan & Lipatan:

Vulkanisme : yaitu peristiwa yang berhubungan dengan aktivitas magma di dalam


bumi. Gunung api berdasarkan bentuknya:

Vulkanisme
Vulkanisme sangatlah berhubungan erat dengan yang namanya Gunung Berapi. Berikut akan
kita ulas lebih lanjut tentang gunung berapi secara lebih detail.
Gunung Api berdasarkan bentuknya:
Gunung api berbentuk Maar : Terbentuk akibat satu kali letusan (eksplosif) cukup besar dan
dapur magma dekat dengan permukaan bumi
Contoh : G. Api lamongan (Jawa timur ), Peg. Eifel (perancis)
Gunung api berbentuk kerucut / strato: Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusannya
meleleh (efusi) berkali-kali dari bahan kental sehingga berlapis-lapis dan makin tinggi.
(Sebagian besar gunung di Indonesia berbentu strato ini).
Gunung api berbentuk Perisai / tameng/ aspit: Bentuknya seperti perisai, terjadi karena bahan
letusan sangat cair sehingga meleleh sangat landai antara 1 - 100
Contoh : G. Mauna Loa dan Kilanca di Hawaii

Gunung berdasarkan Tipe Erupsi


(letusannya)

Gunung berdasarkan Tipe Erupsi


(letusannya)
Tipe Perret : Erupsi mengeluarkan bahan-bahan yang disemburkan hingga ketinggian 80 Km ke udara,
lawanya cair, tekanan gas sangat tinggi, dapur magma sangat dangkal/ dekat dg permukaan bumi. Tipe
ini paling berbahaya, sehingga ketika terjadi erupsi hampir seluruh badan gunung hilang karena
disemburkan ke udara. Contoh: hanya ada 2 di dunia G.Vesuvius (Italia) dan Karakatau (Indonesia)
Tipe Merapi : bahan yang dikeluarkan Lava kental, demikian kentalnya sehingga menyumbat kawah,
maka ketika sumbat kawah pecah mengakibatkan terjadinya awan panas yg dikenal dengan nama
Wedus Gembel / gloedlawine. Contoh : G.Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah
Tipe Stromboli : saat erupsi mengeluarkan lava berirama 5 menit sekali. Lavanya sangat cair,dapur
magma dangkal, namun tekanan gas sedang, Contoh: G.Stromboli (Italia), G.Raung (Jawa Timur).
Tipe Vulkano kuat : Menyemburkan hujan abu sangat tinggi. Contoh : G.Etna (Italia)
Tipe Vulkano lemah : mengeluarkan asap abu. Contoh : G.Bromo, G.Semer
Tipe pelee : Mirip seperti tipe merapi ,membentuk sumbat kawah dan memencarkan awan panas.
Bedanya, merapi tekanan gasnya rendah dan dapur magmanya sangat dangkal, sedangkan Pelee Tekanan
gasnya sangat tinggi dan dapur magmanya dalam.
Tipe St Vincent.

Gunung Api lebih lanjut


Gunung api berdasarkan Bentuk Lubang Erupsinya:
Erupsi Sentral : Magma keluar melalui satu saluran magma/ satu lubang kawah
Erupsi Linier : Magma keluar melalui retakan kulit bumi/ patahan sehingga membentuk deretan pegunungan
Erupsi Areal : dapur magma sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga kulit bumi menjadi gosong
Gunung berdasarkan bahan-bahan yang di ledakkan:
Antogen : bahan yang diledakkan berasal dari magma saja
Alogen : bahan yang diledakkan selain dari magma juga dari material disekitar kawah
Gunung api berdasarkan berdasarkan Aktivitasnya:
Gunung aktif: yaitu gunung yang masih aktif, selalu mengeluarkan asap, dan sering menimbulkan gempa
Gunung mati : Gunung yang tidak meletus lagi. Contoh G. Sumbing, G. Lawu, G. Patuha
Gunung istirahat: gunung yang sewaktu-waktu masih bisa meletus kemudian istirahat kembali dalam waktu
lama. Contohnya G. Kelud, G. Cermai.

Material Vulkanisme
Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh Vulkanisme:
Bahan Padat (efflata): Bom (batu-batu besar), lapili (kerikil), pasir, debu, dan batu apung
Bahan Cair :
- Lava : Magma yang telah keluar.
- Lahar panas : Lava panas bercampur air.
- Lahar dingin : Lava yang telah dingin di puncak gunung, ketika hujan mengalir kebawah.
- Geyser : mata air yang memancarkan air panas secara periodik. Contoh : geyser di Yellow Stone Park
(USA).
- Makdani : Mata air mineral. Ciater, Guci.
Bahan Gas ( ekshalasi ): Solftar (H2S),(Gas Belerang), Fumarol (H2O), (Uap air), Mofet (CO), Awan
panas.
Tidak semua magma dapat keluar ke permukaan bumi ada juga yang membeku di dalam bumi menjadi
batuan beku dalam . Peristiwa ini disebut Intrusi Magma/ Platonisme.

Dampak & Penanggulangan G.Api


Dampak positif Vulkanisme:
1. Menyuburkan tanah. Abu vulkanik akan lapuk menjadi tanah Vulkanik yang subur
2. Mendekatkan bahan tambang ke permukaan bumi
3. Gunung menjadi daerah penangkap hujan
4. Menjadi daerah wisata, dan perkebunan, Dll.
Dampak Negatif Vulkanisme: Menyebabkan terjadinya bencana berupa gempa, awan emulsi/awan panas,
dan letusan.
Ada beberapa cara untuk mengurangi bahaya letusan gunung api,antra lain:
1. Membuat kanal-kanal utuk mengalirkan lava ketika terjadi letusan (khusus utk tipe letusan effusif)
2. Membuat terowongan-terowongan air pada kepundan yang berdanau
3. Mendirikan pos pengamatan gunung api
4. Mengungsikan penduduk dari daerah bahaya

Seisme
Seisme/gempa adalah getaran permukaan bumi disebabkan tenaga dari dalam bumi.
Pusat gempa di dalam bumi disebut Hiposentrum, sedangkan pusat gempa di permukaan bumi
disebut episentrum.
Alat pengukur gempa : seismograf (horisontal maupun vertikal), kekuatan gempa dinyatakan
dalam satuan Skala richter.
Gempa yang intensitasnya dapat diketahui tanpa menggunakan alat disebut Macroseisme,
sedangkan gempa yang intensitasnya kecil dan tidak dapat dirasakan disebut Microsisme
Isoseista : adalah garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang terkena gempa
dengan kekuatan sama.
Homoseista : adalah garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang terkena gempa
Primer pada saat yang sama.

Seisme
Berdasarkan penyebabnya gempa dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Gempa tektonik : disebabkan oleh tenaga tektonisme (pergeseran kerak/kulit bumi. Gempa ini
paling berbahaya karena meliputi kawasan yang luas).
2. Gempa Vulkanik : gempa yang disebabkan aktivitas magma.
3. Gempa runtuhan/ terban : disebabkan karena tanah runtuh / longsor.

TENAGA EKSOGEN
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen
adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen.
Tenaga eksogen meliputi:
PENGIKISAN (EROSI)
PELAPUKAN
PENGANGKUTAN MATERIAL (MASS WASTING)
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan
sebagainya.
Makhluk hidup yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.

Erosi
Batuan yang terkena sinar matahari secara terus-menerus setiap siang hari, menjadi panas, dan
di malam hari menjadi dingin, dan kadang-kadang terkena hujan. Lambat laun batuan dapat
menjadi lapuk. Batuan yang lapuk kemudian akan terkikis. Batuan terkikis tersebut dipindahkan
ke tempat lain dengan tenaga air, tenaga angin, dan gletser. Erosi terjadi karena beberapa sebab
berikut.
1) Tenaga air
Batuan dapat hancur oleh tetesan air secara terus menerus. Air juga dapat mengangkut
hancuran batuan melalui alirannya. Beberapa bentuk aliran yang timbul akibat erosi air, yaitu
sebagai berikut.
a) Erosi percikan (splash erusion).
b) Kumpulan aliran dari erosi percikan,yaitu erosi parit (gully erosion).
c) Lebih besar dari gully erosion dan merupakan kumpulannya, yaitu erosi lembah (valley erosion).
d) Aliran paling besar akibat erosi, yaitu erosi ngarai (canyon erosion).

Erosi
2) Tenaga angin
Hembusan angin dapat menyebabkan erosi pada batuan. Proses pengikisan batuan oleh angin
dinamakan deflasi. Bentuk erosi dari angin berupa lubang-lubang hasil tiupan angin (blow holes).
Bentuk sisa dari erosi angin di antaranya berupa batu jamur (pedestal rocks) dan bentuk hasil
endapannya berupa bukit-bukit pasir (sand dunes) dan endapan lebih halus dari pasir (loess).
3) Tenaga gelombang
Erosi ini terjadi di pinggir-pinggir laut dan kekuatan gelombang air laut merupakan tenaga
penggerak dari erosi gelombang. Bentuk erosi gelombang berupa gua-gua laut dan celah-celah,
serta lengkung laut. Bentuk sisa erosi gelombang berupa dasar pantai yang datar (platform) dan
tanjung dengan ujung yang curam. Hasil endapan dari erosi ini berupa gosong pasir (bars) dan
dasar laut yang dangkal dengan endapan sementara di dalamnya (beach).

Erosi
4) Tenaga gletser
Es yang meluncur di lereng pegunungan dapat mengakibatkan terjadinya erosi. Es meluncur
menuruni pegunungan karena es mengalami pencairan. Peluncuran es diikuti oleh tanah dan
batuan di lereng pegunungan. Erosi yang disebabkan oleh luncuran es itulah yang dinamakan erosi
gletser. Bentuk erosi gletser berupa ledok berundak (cirques) dan palung glasial. Bentuk sisa dari
erosi ini adalah puncak bukit yang mirip tanduk (matterhorn peaks) dan jerengjereng yang kasar
dan tajam (aretes). Sedangkan hasil endapan erosi gletser berupa morena, drumlin, dan esker.
5) Tenaga makhluk hidup (organisme)
Organisme sebagai tenaga penggerak erosi. yaitu binatang atau manusia. Erosi oleh organisme ini
berupa liang-liang galian binatang (burrows), atau lubang galian pertambangan oleh manusia. Hasil
endapan dari erosi organisme di antaranya berupa karang koral (coral reef) dan sarang binatang
(ant hill).

Pelapukan
PELAPUKAN
Pelapukan merupakan salah satu tenaga eksogen yang menghasilkan bentuk muka bumi.
Pelapukan merupakan peristiwa hancurnya bentuk gumpalan menjadi butiran yang kecil
bahkan dapat larut dalam air.
Macam-macam pelapukan sebagai berikut:
Pelapukan fisik, terjadi oleh adanya tenaga panas, air mengalir, gletser, angin, dan air hujan.
Pelapukan fisik terjadi secara alami tanpa ada campur tangan manusia. Proses pelapukan ini
sangat dipengaruhi kondisi alam suatu wilayah.
Pelapukan kimiawi, terjadi karena proses kimiawi sehingga batuan menjadi lapuk.
Pelapukan organis atau biologis, Pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup dinamakan
pelapukan biologis atau pelapukan organis. Akar tumbuhan dapat menembus batuan hingga
batuan menjadi retak dan lapuk. Semut, cacing, maupun tikus mampu merusak batuan hingga
batuan menjadi lapuk. Manusia juga merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya
pelapukan.

PENGANGKUTAN MATERIAL (MASS


WASTING)
Pengangkutan material (mass wasting) terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi sehingga terjadi
pengangkutan atau perpindahan material dari satu tempat ke tempat lain. Proses mass wasting
berlangsung dalam empat jenis pergerakan material.
1) Jenis pergerakan pelan (lambat): Rayapan merupakan bentuk dari jenis pergerakan lambat pada proses mass
wasting. Rayapan adalah gerakan tanah dan puing batuan yang menuruni lereng secara pelan, dan biasanya sulit
untuk diamati kecuali dengan pengamatan yang cermat. Rayapan terbagi menjadi beberapa jenis.
Rayapan tanah, yaitu gerakan tanah menuruni lereng.
Rayapan talus, yaitu gerakan puing batuan hasil pelapukan pada lereng curam yang menuruni lereng.
Rayapan batuan, yaitu gerakan blok-blok secara individual yang menuruni lereng.
Rayapan batuan gletser (rock glatsyer creep), yaitu gerakan lidah-lidah batuan yang tercampak menuruni lereng.
Solifluksi (solifluction), yaitu aliran pelan masa batuan yang banyak mengandung air menuruni lereng di d alam
saluran tertentu.
2) Amblesan (subsidensi): yaitu pergeseran tempat ke arah bawah tanpa permukaan bebas dan tidak
menimbulkan pergeseran horizontal. Hal ini umumnya terjadi karena perpindahan material secara pelan-pelan di
daerah massa yang ambles.

PENGANGKUTAN MATERIAL (MASS


WASTING)
3) Jenis pergerakan cepat.
Aliran tanah, yaitu gerakan berlempung atau berlumpur yang banyak mengandung air menuruni teras atau lereng
perbukitan yang kemiringannya kecil.
Aliran lumpur, yaitu gerak puing batuan yang banyak mengandung air menuruni saluran tertentu secara pelan hingga
sangat cepat.
Gugur puing, yaitu puing-puing batuan yang meluncur di dalam saluran sempit menuruni lereng curam.
4) Longsor lahan (landslide)
Gerakan yang termasuk dalam kategori ini merupakan jenis yang mudah diamati, dan biasanya berupa puing massa
batuan. Gerakan tersebut dapat dibagi sebagai berikut.
Luncur, yaitu gerakan penggelinciran dari satu atau beberapa unit puing batuan, atau biasanya disertai suatu putaran ke
belakang pada lereng atas di tempat gerakan tersebut terjadi.
Longsor puing, yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan, dan berlangsung cepat tanpa putaran ke belakang.
Jatuh puing, yaitu puing batuan yang jatuh hampir bebas dari suatu permukaan yang vertikal atau menggantung.
Longsor batu, yaitu massa batuan yang secara individu meluncur atau jatuh menuruni permukaan lapisan atau sesaran.
Jatuh batu, yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas dari lereng curam.

Siklus Hodrologi

HIDROSFER
Hidrosfer berasal dari kata hidros = air dan sphere = daerah atau bulatan. Hidrosfer dapat
diartikan daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Daerah perairan ini
meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer.
Diperkirakan hampir tiga perempat atau 75 % muka bumi tertutup oleh air. Jadi dapat dikatakan
bumi kita ini adalah planet air.
Siklus air dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut :
Siklus Air Kecil, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu
jatuh ke laut.
Siklus Air Sedang, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi dan dibawa angin,
membentuk awan di atas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan, sungai,
dan ke laut lagi.
Siklus Air Besar, yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal2 es di atas
laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser
(lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.

Fakta Tentang Hidrosfer


Dalam setahun tidak kurang dari 500.000 km3 air di muka bumi berubah menjadi
gas ke dalam atmosfer. Kurang lebih 430.000 km3 air laut berubah menjadi uap air
atau sekitar 1.000 km3 setiap hari, dan sisanya 70.000 km3 menguap dari daratan
(termasuk penguapan dari tanaman yang disebut dengan Transpiration).
Persebaran air yang berada di muka bumi secara persentase adalah sebagai
berikut : air laut 97,5 %, air sungai, air danau, air tanah, dan salju 2,449 %, serta
berupa uap air 0,001 %.

Bagian Daerah Aliran Sungai


Bagian Hulu Sungai: Yaitu bagian sungai yang dekat dengan mata air, merupakan sungai dalam stadium muda,
dengan ciri2 :

Pengikisan kearah dalam atau vertikal.

Aliran airnya deras

Tebingnya curam

Tidak terjadi proses pengendapan/sedimentasi

Belum terdapat teras2 sungai.

Bagian Tengah Sungai: Yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir sungai dan disebut stadium dewasa, dengan
ciri2 :

Pengikisan ke arah dalam dan samping

Alirannya kurang begitu jelas

Banyak terjadi pengendapan

Terdapat teras2 sungai.

Terbentuknya pola aliran yang berkelok-kelok atau disebut meander.

Lautan
Laut Tepi: Laut tepi merupakan laut yang berada di tepi benua dan dipisahkan oleh kepulauan
dari samudera. Contoh dari laut ini adalah Laut Cina Selatan yang terletak di tepi Benua Asia.
Laut Pedalaman: Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan
atau terletak di tengah2 suatu benua. Laut yang masuk jenis ini adalah laut hitam yang terletak di
tengah Benua Asia, juga Laut Adriatik.
Laut Tengah: Laut tengah merupakan lautan yang memisahkan dua benua atau lebih. Misalnya
laut tengah (Mediterania) yang memisahkan Benua Eropa dan Afrika, juga laut Indonesia yang
memisahkan Benua Asia dengan Australia.
Selat: Selat merupakan laut sempit yang terletak di antara dua pulau atau dua benua. Misalnya
selat Sunda yang terletak di antara pulau Sumatera dengan Pulau Jawa.
Teluk: Teluk merupakan laut yang menjorok ke daratan. Contoh dari teluk adalah Teluk Siam yang
terdapat di Thailand.

Laut
Hampir di setiap tempat laut memiliki salinitas (kadar garam) antara 33% hingga 37%. Pada air
laut dalam, nilai salinitas antara 34,5% dan 35% rata2 salinitas air laut adalah 35%.
Menurut Clarke, di dalam air laut terdapat larutan garam seperti :
1)

Kalsium karbonat (CaCO3) : 0,34%

2)

Magnesium bromida (MgBr2) : 0,22%

3)

Kalium Sulfat (K2SO4) : 2,64%

4)

Kalsium sulfat (CaSO4) : 3,60%

5)

Magnesium sulfat (MgSO4) : 4,74%

6)

Magnesium Klorida (MgCL2) : 10,88%

7)

Natrium Klorida (NaCl) : 77,78%

Laut
Mineral laut berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai2. Mineral itu antara lain adalah :
Garam, tempat2 pembuatan garam dijumpai di Pulau Madura dan Rembang.
Kapur, berasal dari kerang, globigerine (foraminifera), dan sebagainya.
Kalium karbonat, berasal dari sebangsa lumut (potash)
Fosfat, berasal dari tulang2 ikan dan kotoran burung pemakan ikan, dan biasanya untuk pupuk.

Laut
Beberapa jenis endapan lumpur berturut-turut dari pantai ke laut dalam, yaitu :
1. Endapan Lumpur Terigen, endapan yang terdiri dari materi2 halus, terutama materi2 dari
daratan yang dibawa oleh sungai2.
2. Endapan Lumpur Globigerina, yaitu endapan yang terdiri atas sisa2 binatang dan tumbuhan2
yang telah mati, terutama terdiri dari kapur berasam arang dan asam kersik. Lumpur globigerina
di atas terutama terdapat di dasar laut yang dalamnya antara 2000 m sampai 4000 m.
3. Endapan Lumpur Radiolaria atau Lumpur Laut Merah, yaitu endapan yang sebagian berasal dari
hasil2 letusan gunung berapi di dalam laut dan sebagian berasal dari sisa2 binatang yang amat
kecil yang berangka zat kersik. Endapan ini terdapat pada laut yang dalam (4.000 7.000 m)
dan tidak terdapat kapur atau persenyawaan2 kapur

PEDOSFER
Pedosfer, adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses
pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian
paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan
batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang
mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses
pembentukan tanah disebut pedogenesa.
Lahan adalah permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair, dan gas. Sama halnya
dengan tanah, penggunaan lahan antara orang yang satu dengan yang lain berlainan kepentingannya.
Unsur pembentuk tanah :
1. Iklim, Unsur-unsur iklim yang utama mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah suhu dan curah
hujan. Dalam hal ini, suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi,
maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula. Curah hujan
akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat
menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

Unsur Pembentuk Tanah


2. Bahan Induk, terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan
hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
3. Topogarafi
Faktor topografi yang mempengaruhi proses pembentukan tanah di Indonesia yaitu bentuk lahan dan kemiringan lereng.
Faktor topografi berpengaruh terhadap proses pemebentukan tanah dengan cara sebagai berikut :
Mempengaruhi jumlah air hujan yang jatuh
Mempengaruhi dalamnya air tanah
Mempengaruhi tinggi rendahnya erosi
Mengarahkan gerakan air berikut bahan-bahan yang terlarut didalamnya.
Sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan topografi antara lain;
Tebal solum
Kandungan bahan organik dalam horizon A
Kandungan air tanah
Warna tanah
Tingkat perkembangan horizon
Reaksi PH tanah
Kandungan garam yang mudah larut dalam tanah.

Unsur Pembentuk Tanah


4. Organisme, Peranan organisme dalam proses pemebentukan tanah sangat besar, akumulasi bahan organisme, siklus
unsur hara, dan pembentukan struktur tanah yang stabil sangat dipengaruhi oleh kegiatan organisme dalam tanah.
Disamping itu unsur nitrogen dalam tanah dapat diikat oleh mikroorganisme, baik yang hidup sendiri didalam tanah
maupun yang bersimbiosis dengan tanaman.
5. Waktu, Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus
menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah
habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah
yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan
mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol. Tanah
dewasa ditandai dengan proses pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, dan grumosol.
Tanah tua
149 ditandai dengan proses perubahan yang nyata pada horizon A dan B. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis
tanah podsolik dan latosol tua (laterit).
Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbedabeda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti
abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1.000 10.000 tahun untuk membentuk
tanah dewasa.

Komponen-komponen Pembentukan
Tanah
1. Bahan Mineral, Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batu-batuan. Oleh karena itu susunan
mineral didalam tanah berbeda-beda sesuai dengan mineral batu-batuan yang lapuk. Mineral tanah dibedakan
menjadi mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah mineral yang berasal dari batuan yang
lapuk, sedangkan mineral sekunder adalah mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan
berlangsung. Mineral primer pada umumnya erdapat dalam fraksi-fraksi pasir dan debu, sedangkan mineral
sekunder umumnya terdapat dalam fraksi liat.
Beberapa jenis mineral primer dan unsur hara
Mineral Unsur Hara :
.Kuarsa Si, O
.Kalsit Ca

Mika :

- Muskovit K

.Dolomit Ca, Mg - Biovit K, Mg, Fe


.Felspor :

- Amfibole (hornblende) Ca, Mg, Fe, Na

a. Ortoklas K - Pyroksin(hiperstin,augit) Ca, Mg, Fe


b. Plagikas Na, Ca - Olivin Mg, Fe
- Leuksit K - Apatit P

Komponen-komponen Pembentukan
Tanah
2. Bahan Organik: Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya
sekitar 3-5 %, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Adapun pengaruh bahan oraganik
terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuha tanaman adalah sebagai berikut :
a. Sebagai granulator, yaitu mempernaiki struktur tanah.
b. Sumber unsur hara N, P, S dan unsur mikro.
c. Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
d. Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi
tinggi).
3. Udara: Susunan udara dalam tanah adalah :
Kandungan uap air lebih tinggi. Tanah-tanah yang lembab mempunyai udara dengan kelembaban nisbi
mendekati 100%.
Kandungan CO2 lebih besar daripada atmosfer ( 0,03%).
Kandungan O2 lebih kecil daripada atmosfer (udara tanah 10-12% O2, atmosfer 20% O2). Hal tersebut
mungkin disebabkan karena kegiatan dekomposisi bahan organik atau pernapasan oragnisme hidup dalam
tanah dan akar-akar tanaman yang mengambil O2 dan melepaskan CO2.

Komponen-komponen Pembentukan
Tanah
4. Air: Guna air bagi pertumbuhan tanaman adalah:
Sebagai unsur ahra tanaman, tanaman memrlukan air dari tanah dan CO2 dari udara untuk membentuk gula
dan
karbohidrat dalam proses fotosintesis.
Sebagai pelarut unsur hara, unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman.
Sebagai bagian dari sel-sel tanaman, air merupakan bagian dari protopasma.
Persediaan air didalam tanah tergantung dari banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan
air, besarnya evapotransporasi (penguapan langsupenguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),
tingginya muka air tanah. Air dapat diserap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adesi, kohesi, dan
gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air didalam tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Air higroskopik, yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman (adesi
antara tanah dengan air).
Air kapiler, yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik antara butir-butir air) dan daya adesi
(anatara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya
kapilernya, sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap oleh tanaman).

ATMOSFER
Atmosfer tersusun atas kata atmos yang mempunyai arti uap dan sphaira yang mempunyai arti
bola. Atmosfer merupakan lapisan udara yang membulat yang berfungsi sperti
membungkus bola bumi. Atmosfer salah satu adalah bagian bumi. Karena terpengaruh gaya
berat yang menyebabkan atmosfer berotasi bersama dengan bumi setiap hari dan berevolusi
terhadap matahari. Tebal dari atmosfer bumi kurang lebih 1.000 km. lapisan udara yang Semakin
tinggi menyebabkan tekanannya semakin rendah.
Lapisan-lapisan atmosfer :
1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Mesosfer
4. Thermosfer (Ionosfer)
5. Eksosfer atau Dissipasisfer

Lapisan-lapisan Atmosfer
1. Troposfer: adalah lapisan atmosfer yang paling bawah dan dekat permukaan bumi. Karakteristik troposfer
yaitu sebegai berikut:
a. Semakin ke atas maka semakin berkurang suhunya.
b. Dieprkirakan 80% dari keseluruhan massa gas ada di lapisan ini.
c. Pada troposfer adalah tempat terjadinya kejadian cuaca, seperti: hujan, awan, petir, angin.
d. Pada Puncak troposfer ada lapisan peralihan yang bernama tropopause.
2. Stratosfer: Lapisan kedua yang terletak diatas troposfer ialah strastosfer yang punya ketinggian di
katulistiwa dari 16 km sampai 55 km. karakteristik stratosfer yaitu :
a. Di lapisan stratosfer ini ada invers suhu, yaitu suhu udara semakin tinggi sesuai naiknya ketinggian. Rerata
suhu mencapai masimal kurang lebih 570C.
b. Di level ketinggian lebih dari 30 km, ada lapisan ozon (O3) yaitu : lapisan-lapisan yang memberi perlindungan
pada troposfer dan permukaan seluruh bumi dari bahaya radiasi sinar ultraviolet matahari yang berlebihan.
c. Di puncak Terdapat lapisan antara yang bernama stratopause.

Lapisan-lapisan Atmosfer
3. Mesosfer: Lapisan nomor tiga yang menyelubungi atmosfer ialah mesosfer yang punya
ketinggianantara 55 km sampai 80 km dari permukaan bumi. Karakteristik mesosfer yaitu :
a. Tempat terjadinya pembakaran meteor-meteor sehingga bentuknya terurai yang kemudian jatuh
menuju ke permukaan bumi.
b. pada ketinggian 55 km maka Suhu semakin berkurang.
c. Pada puncak mesosfer Terdapat lapisan antara yang bernama mesopause, pada lapisan tersebut
terjadi refleksi atau pemantulan gelombang radio yang berketinggian antara 50 sampai 90 km di
atas permukaan bumi yang bernama lapisan D.
.4. Thermosfer (Ionosfer): Lapisan ke-4 atmosfer bernama thermosfer (ionosfer) yang punya
ketinggian mulai 80 km sampai 800 km dari permukaan bumi.

Karakteristik Ionosfer
a. Di thermosfer (ionosfer) ini mengalami invers suhu sangat tajam disebabkan adanya penyerapan
radiasi sinar X dan ultraviolet dari matahari.
b. Terdapat lapisan F yang mempunyai ketinggian 150 sampai 300 km lebih mengalami ionisasi
disebabkan sinar ultraviolet yang berasal dari cahaya matahari banyak mengandung ionitrigen.
c. Pada lapisan yang mempunyai ketinggian 90 sampai 120 km akan mengalami ionisasi pada
lapisan E yang karena oleh sinar X yang berasal dari matahari, terdiri dari nitrogen dan eksgen.
d. Ionosfer sangat bermanfaat pada bidang telekomunikasi karena Ionosfer bisa memantulkan
gelombang-gelombang radio yang punya frekuensi lebih tinggi, contohnya stasiun pemancar
televisi ke bumi dan bisa diterima di seluruh dunia.
5. Eksosfer atau Dissipasisfer: mempunyai ketinggian 800-1000 km dari permukaan bumi. Pada
Eksosfer atau Dissipasisfer mengalami gerakan-gerakan atom tidak beraturan. Eksosfer atau
Dissipasisfer adalah lapisan paling panas dan molekul udara bisa meninggalkan atmosfer pada
ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Eksosfer atau Dissipasisfer biasanya bernama lapisan
geostasioner atau antar planet.

Susunan Atmosfer

BIOSFER
Biosfer berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi biosfer merupakan gabungan dari dua kata,
yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat
hidup (habitat) makhluk hidup. Biosfer adalah zona dekat permukaan bumi, yang cocok bagi
kehidupan dalam satu bentuk ke bentuk lainnya. Biosfer meliputi lapisan litosfer, hidrosfer, dan
atmosfer. Ketiga lapisan tersebut saling berinteraksi dan membentuk lapisan biosfer tempat
ditemukannya kehidupan di bumi.
Tempat atau bagian dari permukaan bumi yang dapat mendukung kelangsungan hidup organisme
dinamakan biosfer.

Anda mungkin juga menyukai