Anda di halaman 1dari 9

KEDOKTERAN

FORENSIK
DRG. H. ANDY YOK S., M.KES.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN
FORENSIK & MEDIKOLEGAL

KEDOKTERAN
FORENSIK
DEFINISI (ART PDFI pasal 1 a.1.)
Cabang spesialistik Ilmu Kedokteran
yang mempelajari penerapan secara luas
kedokteran dalam upaya penegakan
hukum

KOMPETENSI &
KEWENANGAN PROFESI
Kompetensi diperoleh dari pendidikan
Kewenangan diperoleh dari peraturan
perundang-undangan

KOMPETENSI DOKTER
UMUM
1. Dokter memperoleh pengetahuan &
ketrampilan dalam bidang patologi
forensik dan forensik klinik meski dalam
tingkat minimal
2. Bila tak ada SpF, dokter berwenang
melakukan pemeriksaan kedokteran
forensik. Cukup atau tidaknya
kompetensi diputuskan bersama oleh
dokter dan penyidik.

KOMPETENSI DFM
(Diplom of Forensic
Medicine)
Kognitif, sedikit lebih baik dari dokter
umum.
Kompetensi praktik sama dengan dokter
oleh karena 8 SKS DFM tidak dimaksud
untuk menambah ketrampilan dan
kemampuan medis. Materi pelatihan
bertitik berat pada HAM, Etika
Kedokteran, Pemeriksaan TKP.

Kewenangan di bidang
Kedokteran Forensik
1. Pembuartan visum et repertum (keterangan
medis untuk kepentingan peradilan)
2. Mengajukan keterangan ahli di Pengadilan.
Baru dapat dilakukan setelah ada permintaan
resmi/tertulis dari pihak yang berwenang
memintanya berdasarkan Undang-undang.
3. Undang-undang no. 8/1981
(KUHAP)Penyidik Pidana Umum Polisi

KEWENANGAN BERDASAR
UNDANG-UNDANG
DIBERIKAN KEPADA
1. DOKTER AHLI KEDOKTERAN
KEHAKIMAN
2. DOKTER
3. AHLI LAINNYA

DOKTER UMUM/DOKTER SPESIALIS


SELAIN SpF BERWENANG HANYA
APABILA DI DAERAH TERSEBUT TAK ADA
SpF

PENGECUALIAN
PADA DAERAH YANG TERPENCIL,
DOKTER UMUM/DOKTER LAIN WAJIB
MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN
KEDOKTERAN FORENSIK APABILA
DIMINTA OLEH PIHAK YANG
BERWENANG (pasal 133 KUHAP)

SUBSPESIALISASI
KEDOKTERAN
FORENSIK
1. Konsultan Etik, Medikolegal, dan HAM

2. Konsultan Toksikologi Forensik


3. Konsultan Histopatologi Forensik
4. Konsultan Serologi & DNA Forensik
5. Konsultan Forensik Klinik.

Anda mungkin juga menyukai