RUPTUR LIEN
Preceptor
Identitas Pasien
Nama
: MF
Umur
: 14 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Banda Sakti
Agama : Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Suku
: Aceh
Gol. Darah
:O
Tanggal MRS : 12 Mei 2016
Tanggal KRS
: 18 Mei 2016
No.RM : 073713
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri hebat diseluruh perutnya setelah terjatuh dari motor
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien 14 tahun dibawa ke UGD RSU Cut Meutia dari RS Bunga Melati
dengan keluhan nyeri hebat di seluruh perutnya setelah terjatuh dari
motor. Kejadian tersebut 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Dari hasil
anamnesis diketahui bahwa saat korban mengendarai sepeda motor,
kecepatan tinggi, dan memakai helm, pasien tersenggol motor dari arah
kanan hingga terjatuh dan perut pasien tertimpa motor. Saat kejadian
korban mengaku tidak sadar, setelah 30 menit pasien di bawa ke RS
Bunga Melati dan tersadar. Pasien mulai mengeluh perutnya terasa
sakit akibat tertimpa stang kemudi sepeda motornya. Korban juga
merasakan nyeri menjalar sampai di bahu sebelah kirinya disertai rasa
mual tetapi tidak muntah. Korban mengaku badan terasa lemas dan
mata berkunang-kunang. Pasien juga mengeluh kesulitan bernapas
ketika tidur tidak menggunakan bantal atau ditinggikan.
.
Pemeriksaan Fisik
Primary Survey
Airway : Bebas, stridor (-), Gargling (-),
Snoring (-)
Breathing : RR=24 x/i, simetris, retraksi (-),
sonor (+/+), suara napas vesikuler (+/+),
Rhonki (-/+), Wheezing (-/-)
Circulation : N=102 x/i, TD=100/70
mmHg, CRT: <2 detik
Disability : GCS = 15 (E4V5M6) pupil =
isokor 2 mm, RCL (+/+)
Exposure : Jejas di abdomen (-), nyeri (+)
Secondary Survey
Status Generalisata
Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 (E4V5M6)
Tanda vital : TD
= 100/70 mmHg, RR=27 x/i, T= 36,1 C, HR=
102 x/i
Kepala
: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor 2 mm, RCL (+/+)
Leher
: peningkatan JVP (-)
Thoraks
Paru I = Simetris statis dinamis, retraksi (-), jejas (-)
P = Vocal fremitus Dex=Sin
P = Sonor pada kedua lapangan paru
A = suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/+), wheezing (-/-)
JantungI = ictus cordis (-)
P = Thrill (-)
P = pekak
A = BJ I> BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Darah
11 Mei 2016
12 Mei 2016
Hb = 10,2 g/dL
Leukosit = 19,2
x 103/uL
Eritrosit = 3,36
x 106/uL
Hematokrit
=
28,5%
Trombosit
=
227 x 103/uL
Hb = 9,2 g/dL
Leukosit = 21,5
x 103/uL
Eritrosit = 3,14
x 106/uL
Hematokrit
=
26,5%
Trombosit
=
218 x 103/uL
BT = 300
CT = 830
KGDS = 114
mg/dL
13 Mei 2016
14 Mei 2016
Hb = 8,9 g/dL
Hb = 10 g/dL
Leukosit = 21,9
x 103/uL
Eritrosit = 3,1 x
106/uL
Hematokrit
=
27,3%
Trombosit
=
203 x 103/uL
Ureum = 33
mg/dL
Kreatinin = 1,42
mg/dL
KGDS = 76
mg/dL
Foto Toraks
Diagnosis Kerja
Ruptur Lien Grade V e.c Blunt Abdominal Injury + Hernia
Diafragmatika sinistra
Rencana
Observasi vital sign
Pemeriksaan Hb Serial/4 jam
NGT untuk dekompresi abdomen
Pemasangan Kateter folley
DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)
Foto Toraks PA
CT Scan Abdomen
Terapi
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1 vial/12 jam
Inj. Kalnex 500 mg/8 jam
Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
Inj. Ketorolac 3% 1 amp/8 jam
Drip Ketorolac 3% /fls 20 gtt/i
Follow up
Tanggal
12/5/2016
H+1
S
-
Pre OP
O2 2-4L/i
IVFD RL 20 gtt/i
jam
Inj. Kalnex 500 mg/8 jam
jam
Inj. Ketorolac 3% 1
amp/8 jam
Drip Ketorolac 3% /fls 20
gtt/i
Transfusi whole blood
350 cc
Post OP
Puasa 12 jam post Op
gtt/i (selang-seling)
Inj. Meropenem 1v/12j
jam
Inj. Omeprazol 1 v/12
jam
Rawat ICU
13/5/2016
H+2
14/5/2016
H+3
Sesak napas ()
Lemas (+),
nyeri luka op (+),
nyeri pinggang (+)
haus (+),
Mual (+) Muntah (-)
Buang angin (-)
BAB (-)
Splenektomi
Sesak napas ()
Lemas (+),
nyeri luka op (+),
nyeri pinggang (+)
haus (-),
Mual (+) Muntah (-)
BAB (-)
Splenektomi
jam
Inj. Pantoprazol 1 v/12 jam
Posisi 30 duduk
15/5/2016
H+4
16/5/2016
H+5
Sesak napas ()
Lemas (+),
nyeri luka op (+),
nyeri pinggang (+)
haus (-),
Mual (+) Muntah (-)
BAB (-)
Splenektomi
Splenektomi
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Meropenem 1v/12j
Inj. Omeprazole 1 v/12 jam
Nebul Flixotide/ 12 jam
Af Drain dan keteter
Diet MB
Wound toilet/hari
Pindah ruangan
17/5/2016
H+6
Lemas (+),
nyeri luka op (+),
haus (-),
Mual (-) Muntah
(-)
18/5/2016
H+7
KU: baik
Post
Kesadaran: CM
Splenektomi
TTV
H+5
TD = 110/70 mmHg
T= 36,9
HR= 77 x/i
RR= 22 x/i
Konjungtiva pucat +/+
Tho : sn vesikuler, rh
-/-, wh -/Ekstremitas
:akral
hangat (+/+)
KU: Baik
Post
Kesadaran: CM
Splenektomi
TTV
H+6
TD= 120/80 mmHg
T= 36,9
HR= 87x/i
RR= 21 x/i
Tho : sn vesikuler, rh
-/-, wh -/-,
Ekstremitas : edema
tungkai (-/-), akral
hangat
PBJ
Af Infus
Cefixime 2x100 mg
Paracetamol 4x500
mg
Clindamicin 3x150
mg
Omeprazol 2x20 mg
Cefixime 2x100 mg
Paracetamol 4x500
mg
Clindamicin 3x150
mg
Omeprazol 2x20 mg
TRAUMA
Trauma merupakan sebuah mekanisme yang
disengaja ataupun tidak disengaja sehingga
menyebabkan luka.
Trauma pada abdomen terbagi berdasarkan kejadian,
yaitu trauma tumpul dan trauma tembus.
Mechanism of Injury
kecelakaan
sepeda motor
kecelakaan
mobil
terjatuh
terjatuh dari
sepeda
terjatuh saat
bermain dengan
hewan
kekerasan pada
anak
Vaskularisasi Lien
Arteri, vena lienalis
Arteri, vena gastrica brevis
Arteri, vena gastroepiploica
Fisiologi Lien
Pulpa rubra berfungsi sebagai sistem filtrasi
yang dinamis, memungkinkan makrofag
untuk melawan mikroorganisme
Limpa berperan dalam proses pematangan
eritrosit
Hematopoiesis pada awal kehidupan janin
sejak bulan keempat, yang dapat diaktifkan
kembali di masa kecil jika kapasitas
sumsum terlampaui
Peran Lien
Berfungsi dalam pemecahan eritrosit
Penyimpan darah
Proliferasi limfosit
Perdarahan masif
Trauma tajam jarang terjadi
Menegakkan diagnosis
Riwayat benturan pada daerah LUQ atau dada kiri
bagian bawah
Nyeri pada penekanan daerah costa kiri
Kehrs sign (nyeri pada dekat ujung bahu kiri
sekunder)
Ekimosis atau abrasi pada LUQ
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Serial Hb/Hct untuk monitoring perdarahan
Digunakan untuk baseline follow-up
Pemeriksaan darah rutin, penentuan tipe dan cross
match darah, dan status koagulasi
Foto polos
Foto polos boleh dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya trauma dada
USG FAST
DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)
CT scan abdomen
Penatalaksanaan
Primary Survey
(ABCDE)
Resuscitation
Secondary Survey
Diagnostic Evaluation
Definitive Care
III
IV
Lacerasi
Lacerasi
Vaskuler
Komplikasi
Nonoperatif Perdarahan
Intra operative Distensi gaster, necrosis
sebagian dari curvatura major
Arteriovenous fistula pada hilum
Trombositosis
Emboli
Post operative Overwhelming Post Splenectomy
Infection (OPSI)
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionan : ad bonam
Kesimpulan
Trauma lien kasus yang sering menyertai trauma
tumpul abdomen.
Keadaan yang harus diperhatikan dari trauma lien
status hemodinamik pasien (Perdarahan!!!)
Pemeriksaan yang cukup baik untuk menunjang
diagnosis trauma lien CT Scan, sedangkan USG
tidak
terlalu baik untuk mencari sumber
perdarahan,namun cukup ekonomis dibanding CT
scan
Kesimpulan
Terapi non operatif angka keberhasilan tinggi,
tetap perlu hati-hati dalam melakukannya dan perlu
dilakukan di fasilitas yang tersedia sarana CT scan
dan operasi cito
Prognosis trauma lien adalah baik,meskipun
terdapat risiko timbulnya komplikasi infeksi yang
berat dan berpotensi fatal