Anda di halaman 1dari 13

Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah


cross-sectional analitik. Desain ini
digunakan untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat
kepatuhan minum obat pada pasien
Tuberkulosis di Puskesmas Sei Baung
dan Puskesmas 7 Ulu Palembang.

Tempat dan Waktu Penelitian


Dilakukan di Puskesmas Sei Baung
dan Puskesmas 7 Ulu Palembang
Periode 2016.

Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi yang dijadikan objek
penelitian adalah pasien TB yang
berobat di Puskesmas Sei Baung dan
Puskesmas 7 Ulu yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi.
Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara random sampling.

Variabel Penelitian
Variabel Terikat
Kepatuhan minum obat dengan melihat faktor
ekonomi dan struktural

Variabel Bebas
Usia
Jenis kelamin

Pengolahan Data
Pengolahan data penelitian menggunakan SPSS,
yaitu melakukan pemeriksaan seluruh data yang
terkumpul (editing), memberi angka-angka atau
kode-kode tertentu yang telah disepakati
terhadap data rekam medis (coding),
memasukkan data rekam medis sesuai kode
yang telah ditentukan untuk masing-masing
variabel sehingga menjadi suatu data dasar
(entry) dan menggolongkan, mengurutkan, serta
menyederhanakan data, sehingga mudah dibaca
dan interpretasi (cleaning).

Hasil Penelitian
Angka Kejadian
Didapatkan dengan informasi dari data
sekunder rekam medik pasien Tuberculosis
di Puskesmas 7 Ulu dan Puskesmas Sei
Baung Palembang pada bulan Januari
sampai Juli 2016. Jumlah kasus
Tuberculosis yang didapatkan sebanyak 42
kasus di Puskesmas 7 Ulu dan 8 kasus di
Puskesmas Sei Baung dan diambil sampel
yang memenuhi kriteria inklusi.

Prevalensi Tuberculosis berdasarkan usia di Puskesmas 7


Ulu dan Puskesmas Sei Baung Periode Januari Juli 2016.

Prevalensi Tuberculosis berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas


7 Ulu dan Puskesmas Sei Baung Periode Januari Juli 2016.

Prevalensi Tuberculosis berdasarkan tingkat kepatuhan


yang dinilai dari faktor ekonomi dan struktural
(sosioekonomi) di Puskesmas 7 Ulu dan Puskesmas Sei
Baung Periode Januari Juli 2016.

KESIMPULAN
Angka
kejadian
Tuberculosis
didapatkan
sebesar 42 kasus di Puskesmas 7 Ulu dan 7
kasus di Puskesmas Sei Baung periode Januari
Juli 2016.
Prevalensi Tuberculosis berdasarkan usia, dari
42 penderita TB di Puskesmas 7 Ulu,
prevalensi tertinggi pada usia 55-59 tahun
dengan 7 (16,7%) penderita. Dan dari 7
penderita TB di Puskesmas Sei Baung,
prevalensi tertinggi pada usia 30-34 tahun dan
40-44 tahun dengan 2 (28,5%) penderita.

Prevalensi Tuberculosis berdasarkan


jenis kelamin, dari 42 penderita TB di
Puskesmas 7 Ulu, prevalensi tertinggi
pada jenis kelamin laki-laki dengan
24 (57,1%) penderita. Dan dari 7
penderita TB di Puskesmas Sei
Baung, prevalensi tertinggi pada
jenis kelamin laki-laki dengan 4
(57,1%) penderita.

Prevalensi Tuberculosis berdasarkan faktor ekonomi dan


struktural, seluruh pasien tidak mengeluarkan biaya
pengobatan apapun terutama untuk obat, karena memang
pemberian obat anti tuberkulosis tersebut diberikan secara
cuma-cuma. Sedangkan untuk biaya transport, sebanyak 38
(90,5%) pasien di Puskesmas 7 Ulu dan 7 (100%) pasien
Puskesmas Sei Baung mengeluarkan biaya transport berupa
uang bensin ataupun untuk membayar transport kendaraan
umum. Untuk jarak rumah pasien ke Puskesmas, sebanyak
36 (85,7%) pasien Puskesmas 7 Ulu dan 5 (71,4%) pasien
Puskesmas Sei Baung memiliki jarak yang dekat dengan
Puskesmas yaitu 3 km dan sebanyak 13 (30,1%) pasien
Puskesmas 7 Ulu dan 1 (14,2%) pasien Puskesmas Sei
Baung mendapatkan dukungan sosial yang kurang.

SARAN
Setelah mengetahui hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal
penting yang perlu dipertimbangkan, diantaranya :
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, maka dapat diadakan
konsultasi antara pasien penderita tuberkulosis dengan petugas
kesehatan dan masyarakat, khususnya yang berada di sekitar
tempat tinggal pasien penderita tuberkulosis untuk
mengantisipasi kemungkinan perubahan situasi sosial yang dapat
mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengikuti pengobatan
Petugas kesehatan senantiasa memberikan informasi tentang
Tuberkulosis, motivasi dan mempunyai cukup waktu untuk
konsultasi sehingga pasien merasa nyaman dan yakin terhadap
pengobatan yang sedang dijalani
Petugas kesehatan menyeragamkan informasi yang diberikan agar
pasien dapat lebih memahami terhadap pengobatan yang sedang
dijalani.

Anda mungkin juga menyukai