Oleh
Mohammad Riedho Cahya Atazsu, S.Ked
04054821517139
Pembimbing
dr. Tessar
Sepsis
Derajat
Sepsis
Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), ditandai
dengan 2 gejala sebagai berikut:
Hyperthermia/hypothermia (>38,3C; <35,6C)
Takipnea (resp >20/menit)
Tachycardia (nadi >100/menit)
Leukositosis >12.000/mm atau Leukopenia <4.000/mm
>10% cell imature
Sepsis : Infeksi disertai SIRS
Sepsis Berat : Sepsis yang disertai MODS/MOF, hipotensi, oliguria
bahkan anuria.
Sepsis dengan hipotensi : Sepsis dengan hipotensi (tekanan
sistolik <90 mmHg atau penurunan tekanan sistolik >40 mmHg).
Syok septik
Syok septik adalah subset dari sepsis berat, yang didefinisikan
sebagai hipotensi yang diinduksi sepsis dan menetap kendati
telah mendapat resusitasi cairan, dan disertai hipoperfusi
jaringan
Etiologi
Umumnya
Gejala
klinik
Fase dini: terjadi deplesi volume, selaput
lendir kering, kulit lembab dan kering.
Post resusitasi cairan: gambaran klinis
syok hiperdinamik: takikardia, nadi keras
dengan tekanan nadi melebar, precordium
hiperdinamik
pada
palpasi,
dan
ekstremitas hangat.
Disertai tanda-tanda sepsis.
Tanda
hipoperfusi: takipnea, oliguria,
sianosis, mottling, iskemia jari, perubahan
status mental.
Bila
Keadaan
Tanda
Gangguan
Diagnosis
Diagnosis
Tanda
Dalam
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
sepsis
yang
optimal
mencakup eliminasi patogen penyebab
infeksi, mengontrol sumber infeksi dengan
tindakan
drainase
atau
bedah
bila
diperlukan, terapi antimikroba yang sesuai,
resusitasi bila terjadi kegagalan organ atau
renjatan. Vasopresor dan inotropik, terapi
suportif
terhadap
kegagalan
organ,
gangguan koagulasi dan terapi imunologi
bila terjadi respons imun maladaptif host
terhadap infeksi.
Resusitasi
Mencakup
Banyak
Eliminasi
sumber infeksi
Tujuan:
menghilangkan
patogen
penyebab, oleh karena antibiotik pada
umumnya tidak mencapai sumber infeksi
seperti abses, viskus yang mengalami
obstruksi dan implan prostesis yang
terinfeksi.1 Tindakan ini dilakukan secepat
mungkin
mengikuti
resusitasi
yang
adekuat.
Terapi
antimikroba
Terapi antibiotik intravena sebaiknya dimulai dalam
jam pertama sejak diketahui sepsis berat, setelah
kultur diambil. Terapi inisial berupa satu atau lebih
obat yang memiliki aktivitas melawan patogen
bakteri atau jamur dan dapat penetrasi ke tempat
yang diduga sumber sepsis. Oleh karena pada
sepsis umumnya disebabkan oleh gram negatif,
penggunaan antibiotik yang dapat mencegah
pelepasan endotoksin seperti karbapenem memiliki
keuntungan, terutama pada keadaan dimana
terjadi proses inflamasi yang hebat akibat
pelepasan endotoksin, misalnya pada sepsis berat
dan gagal multi organ.
Indikasi
Terapi
suportif
Oksigenasi
Pada keadaan hipoksemia berat dan gagal napas bila
disertai dengan penurunan kesadaran atau kerja ventilasi
yang berat, ventilasi mekanik segera dilakukan.
Terapi cairan
Hipovolemia harus segera diatasi dengan cairan kristaloid
(NaCl 0.9% atau ringer laktat) maupun koloid. 1,6
Pada keadaan albumin rendah (<2 g/dL) disertai tekanan
hidrostatik melebihi tekanan onkotik plasma, koreksi
albumin perlu diberikan.
Transfusi PRC diperlukan pada keadaan perdarahan aktif
atau bila kadar Hb rendah pada kondisi tertentu, seperti
pada iskemia miokard dan renjatan septik. Kadar Hb yang
akan dicapai pada sepsis masih kontroversi antara 8-10
g/dL.
Vasopresor
dan Inotropic
Sebaiknya diberikan setelah keadaan hipovolemik
teratasi dengan pemberian cairan adekuat, akan
tetapi pasien masih hipotensi.
Vasopresor diberikan mulai dosis rendah dan
dinaikkan (titrasi) untuk mencapai MAP 60 mmHg
atau tekanan darah sistolik 90mmHg. Dapat
dipakai
dopamin
>8g/kg.menit,norepinefrin
0.03-1.5g/kg.menit,
phenylepherine
0.58g/kg/menit atau epinefrin 0.1-0.5g/kg/menit.
Inotropik dapat digunakan: dobutamine 2-28
g/kg/menit,
dopamine
3-8
g/kg/menit,
epinefrin
0.1-0.5
g/kg/menit
atau
fosfodiesterase
inhibitor
(amrinone
dan
milrinone).
Bikarbonat
Secara
Nutrisi
Pada
metabolisme
glukosa
terjadi
peningkatan
produksi
(glikolisis,
glukoneogenesis), ambilan dan oksidasinya
pada sel, peningkatan produksi dan
penumpukan laktat dan kecenderungan
hiperglikemia akibat resistensi insulin.
Selain
itu
terjadi
lipolisis,
hipertrigliseridemia dan proses katabolisme
protein. Pada sepsis, kecukupan nutrisi:
kalori (asam amino), asam lemak, vitamin
dan mineral perlu diberikan sedini mungkin.
Kontrol
gula darah
Terdapat
penelitian pada pasien ICU,
menunjukkan terdapat penurunan mortalitas
sebesar 10.6-20.2% pada kelompok pasien
yang diberikan insulin untuk mencapai kadar
gula
darah
antara
80-110
mg/dL
dibandingkan pada kelompok dimana insulin
baru diberikan bila kadar gula darah >115
mg/dL. Namun apakah pengontrolan gula
darah tersebut dapat diaplikasikan dalam
praktek ICU, masih perlu dievaluasi, karena
ada risiko hipoglikemia.
Gangguan
koagulasi
Proses inflamasi pada sepsis menyebabkan
terjadinya gangguan koagulasi dan DIC.
Pada sepsis berat dan renjatan, terjadi
penurunan aktivitas antikoagulan dan
supresi
proses
fibrinolisis
sehingga
mikrotrombus menumpuk di sirkulasi
mengakibatkan kegagalan organ. Terapi
antikoagulan, berupa heparin, antitrombin
dan substitusi faktor pembekuan bila
diperlukan dapat diberikan, tetapi tidak
terbukti menurunkan mortalitas.
Hanya
diberikan
dengan
indikasi
insufisiensi adrenal. Hidrokortison dengan
dosis 50 mg bolus IV 4x/hari selama 7
hari pada pasien dengan renjatan septik
menunjukkan
penurunan
mortalitas
dibandingkan kontrol. Keadaan tanpa
syok, kortikosteroid sebaiknya tidak
diberikan dalam terapi sepsis.
Modifikasi
respons inflamasi
Anti endotoksin (imunoglobulin poliklonal dan monoklonal,
analog lipopolisakarida); antimediator spesifik (anti-TNF,
antikoagulan-antitrombin, APC, TFPI; antagonis PAF;
metabolit asam arakidonat (PGE1), antagonis bradikinin,
antioksidan (N-asetilsistein, selenium), inhibitor sintesis
NO (L-NMMA); imunostimulator (imunoglobulin, IFN-, GCSF,
imunonutrisi);
nonspesifik
(kortikosteroid,
pentoksifilin, dan hemofiltrasi). Endogenous activated
protein C memainkan peranan penting dalam sepsis:
inflamasi, koagulasi dan fibrinolisis. Drotrecogin alfa
(activated) adalah nama generik dari bentuk rekombinan
dari human activated protein C yang diindikasikan untuk
menurunkan mortalitas pada pasien dengan sepsis berat
dengan risiko kematian yang tinggi.
Prognosis
Keseluruhan
TERIMAKASIH
Tatalaksana