Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PENANGANAN / TERAPI
KERACUNAN

Menolong pasen sesegera mungkin


dan mengamankan barang bukti.
Penanganan keracunan harus
dilakukan dengan cepat dan tepat
# Menjaga agar fungsi vital
# Menghindari absorpsi racun
# Segera diberikan anti dotum
Setelah pertolongan pertama
pasen segera dibawa ke rumah
sakit dibawah pengawasan dokter.

A.Pernapasan
Menjaga Fungsi Vital Tubuh
1
jika pernapasan spontan tidak mencukupi harus
diberikan pernapasan buatan
pemberian oksigen
2. Sirkulasi
massage jantung
dilindungi terhadap hilangnya panas tubuh
3. Kesetimbangan elektrolit, air, dan asam-basa
Hilangnya cairan dan elektrolit dikembalikan dengan
minum cairan elektrolit atau dilakukan infus

B. Mencegah Absorpsi
di Saluran Cerna
Pengenceran (Dilusi )
diberikan pada :
kasus keracunan pelarut asam atau basa
keracunan karena makanan atau bahan padat
keracunan yang disebabkan pelarut organik
1.

Pengenceran tidak dilakukan:


zat racun berupa tablet atau kapsul
penderita tidak sadar, tidak ada reflek menelan
zat cair volume besar

B. Mencegah Absorpsi
di Saluran Cerna
2. Muntah (Emesis)
Tidak boleh dilakukan pada korban:
# pingsan atau tidak sadar
# tidak punya refleks muntah
# anak-anak dibawah 6 bulan
Tidak boleh dilakukan jika keracunan :
asam atau basa kuat
hidrokarbon yang mudah menguap
konvulsan

B. Mencegah Absorpsi
di Saluran Cerna
Bahan

dan cara menginduksi


muntah:

# Sirup ipekak
# Apomorfin
# Larutan sabun
# Rangsangan mekanik

B. Mencegah Absorpsi
di Saluran Cerna
3. Pencucian Lambung (Lavage)
Dapat dilakukan pada penderita :
# pasen setengah sadar
# tidak sadar
# tidak ada reflek muntah
# jika muntah tidak boleh
# Menelan racun dalam jumlah besar
Tidak boleh dilakukan pencucian lambung:
# racun korosif
# racun mudah menguap
# kejang

B. Mencegah Absorpsi
di Saluran Cerna
4. Adsorben
Zat yang dapat digunakan adalah arang aktif , kaolin,
tanah fuller (CaO), kolestiramin, pektin, atalplugit.
Racun berdifusi ke dalam pori-pori permukaan zat
membentuk ikatan kompleks
Efektifitas arang aktif bergantung pada kualitas
(aktivasi) arang aktif dan jarak (waktu)
Beberapa zat yang adsorpsinya jelek atau bahkan
tidak diadsorpsi adalah: Senyawa merkuri, pestisida
organik, senyawa tidak larut air.

B. Mencegah Absorpsi
di Saluran Cerna
5. Katartik atau laksan
Mempercepat pengosongan lambung dan usus
Katartika: NaCl fisiologis, Mg sulfat, Mg sitrat, Na
sulfat, dan Sorbitol
Kasus keracunan zat korosif
Senyawa Mg tidak boleh diberikan pada pasen gagal
ginjal, senyawa Na sebaiknya dihindari
penggunaannya pada pasen gagal jantung kongestif.

B. Mencegah Absorpsi
di Saluran Cerna
6. Demulsen
Penggunaan susu, es krim atau telur mengurangi
iritasi yang disebabkan oleh sejumlah larutan asam
atau basa.
Walaupun keefektifannya belum dibuktikan secara
eksperimen tetapi sudah terbukti dimasyarakat
penggunaan susu dan putih telur dapat mengurangi
resiko keracunan.

C. MEMPERCEPAT ELIMINASI
1. Diuresis paksa
Senyawa atau metabolit aktif dieliminasi oleh ginjal
dan diuresis mempertinggi ekskresi.
Meningkatkan kecepatan aliran urin melalui tubulus
ginjal jadi zat kimia lebih banyak yang terekskresi
Metode ini digabung dengan pembasaan atau
pengasaman urin..
Zat yg ekskresinya cepat dengan pengasaman urin:
kinidin, amfetamin, dan pensiklidin.
Zat yang diekskresinya cepat dengan pembasaan urin:
senyawa barbiturat, senyawa salililat, isoniazid.

C. MEMPERCEPAT ELIMINASI
2. Dialisis
Dialisis peritoneal
# Memasukkan alat ke dalam peritoneum,
# cairan dialisis dimasukkan kedalam rongga peritoneal
selama 1520 menit dan didiamkan untuk waktu 45
60 menit,
# Cairan dialisis dikeluarkan dan diganti dengan yang
baru, prosedur ini diulang beberapa kali.
# Untuk cairan dialisis dapat dipakai larutan
elektrolitatau air hangat sebanyak 2 L untuk dewasa
dan 1 L untuk anak-anak.

C. MEMPERCEPAT ELIMINASI
Hemodialisis
# Sebagai membran semipermeabelnya adalah kantung
cellophane.
# Dua kateter dimasukkan ke vena femoral -- prosedur
terus kontinyu berlangsung 6 8 jam.
# Untuk racun BM rendah yaitu lebih kecil dari 350 dan
ukuran molekulnya kecil.
2. Hemoperfusi
Hemoperfusi lebih efektif daripada dialisis karena
dapat mengeluarkan zat racun yang larut lemak dan
yang terikat dalam protein plasma.
Alat mengandung bahan yang dapat mengabsorpsi
racun,

D. ANTIDOT SPESIFIK
1. Antidot kimia
Bereaksi secara kimia menghasilkan senyawa
yang kurang atau tidak beracun.
Antidot dimercaprol dan deferoxamin
2. Antidot reseptor
Antidot reseptor berkompetisi dengan zat racun
dalam berikatan pada reseptor.
Contoh : Nalokson berikatan dengan reseptor
morfin, sehingga dapat digunakan untuk terapi
ketergantungan dan over dosis karena nalokson
tidak menimbulkan ketergantungan.

D. ANTIDOT SPESIFIK
3. Antidot antagonisme disposisional
Bekerja pada tahap absorpsi, metabolisme, distribusi
atau ekskresi
Contoh: Keracunan parasetamol
4, Antidot antagonis fungsional
Efeknya yang berlawanan menurunkan kerja zat
toksik.
Contoh; Reaksi anafilaktik yang menyebabkan
korban sulit bernapas, maka diberikan adrenalin yang
menormalkan pernapasannya.

SPECIFIC ANTIDOTES
Poison
Acetaminophen
Acetylcholinesterases, OPs,
physostigmine
Iron salts
Methanol, Ethylene glycol
Mercury, lead
Narcotic drugs
Anti/muscarinicscholinergics
OP anticholinergics

Antidote
Acetylcysteine
Atropine
Deferoxime
Ethanol
Metal Chelators
Naloxone
Physostigmine
Praladoxime (2-PAM)

Anda mungkin juga menyukai