Anda di halaman 1dari 35

Bali Nine

Galih Mahardika
Mohamad Wahyudin
Muhammad Aldio

Apa itu bali nine

Bali Nine adalah sebutan Sembilan warga negara Australia yang tertangkap dalam
penyelundupan narkoba jenis heroin seberat 8,3 kg di Bali.

Ke Sembilan orang tersebut antara lain

Andrew Chan

Si Yi Chen

Michael Czugaj

Renae Lawrenc

Tan duc Thanh Nguyen

Matthew Norman

Scott Rush

Martin Stephens

Myuran Sukumaran

Andrew Chan

Lahir : Sydney, 12 Januari 1984

Meninggal : 29 April 2015

Alias : Godfather

Sebagai dalang dari operasi


perdagangan narkoba di Bali
bersama ke delapan rekannya.

Terbukti menyediakan uang,


tiket pesawat, dan kurir
penyelundup.

Divonis mati bersama Myuran


Sukumaran.

au.news.yahoo.com

Myuran Sukumaran

Lahir: London, 17 April 1981

Kebangsaan : Australia

Meninggal : 29 April 2015

Divonis mati setelah terbukti


bersama Andrew Chan
mendalangi perdagangan
narkoba di Bali.

www.smh.com.au

Si Yi Chen

Lahir : 19 Maret 1985

Kebangsaan : Australia

Hukuman : Penjara seumur


hidup.

Terbukti memiliki dan membawa


heroin seberat 300 gram di
Hotel Maslati, Kuta, Bali (17 April
2005).

www.news.com.au

Michael Czugaj

Lahir : 1986

Kebangsaan: Australia

Hukuman : Penjara seumur


hidup.

Terbukti membawa 8 kg heroin


dengan dimasukan ke dalam
tubuh di Bandar Udara Denpasar
(17 April 2005)

www.news.com.au

Renae Lawrence

Lahir : 17 Oktober 1977

Kebangsaan : Australia

Hukuman : Penjara seumur


hidup.

Terbukti bersama Michael Czugaj


membawa 8 kg heroin dengan
dimasukan ke dalam tubuh di
Bandar Udara Denpasar (17
April 2005)

www.aww.com.au

Tach Duc Thanh Nguyen

Lahir : 30 Oktober 1983

Kebangsaan : Vietnam
Australia

Hukuman : Penjara seumur


hidup.

Terbukti bersama Si Yi Chen


memiliki dan membawa heroin
seberat 300 gram di Hotel
Maslati, Kuta, Bali (17 April
2005).

www.dailymail.co.uk

Matthew Norman

Lahir : 17 September 1986

Kebangsaan : Australia

Hukuman : Penjara seumur


hidup.

Terbukti bersama Si Yi Chan


serta Tach Duc Thanh Nguyen
memiliki dan membawa heroin
seberat 300 gram di Hotel
Maslati, Kuta, Bali (17 April
2005).
www.smh.com.au

Scott Rush

Lahir : 3 Oktober 1985

Kebangsaan : Australia

Hukuman : Penjara seumur


hidup

Terbukti bersama Michael Czugaj


serta Renae Lawrence
membawa 8 kg heroin dengan
dimasukan ke dalam tubuh di
Bandar Udara Denpasar (17
April 2005)
www.radioaustralia.net.au

Martin Stephens

Lahir : 1976

Kebangsaan : Australia

Hukuman : Penjara semuru


hidup.

Terbukti bersama Michael


Czugaj, Renae Lawrence dan
Scott Rush membawa 8 kg
heroin dengan dimasukan ke
dalam tubuh di Bandar Udara
Denpasar (17 April 2005)

www.abc.net.au

Keterlibatan The Australian Federal


Police

Keberhasilan kepolisian Indonesia menggulung kelompok Bali Nine berkat


informasi intelijen yang diberikan pihak kepolisian Federal Australia.

Seminggu sebelum penangkapan, pihak kepolisian Australia memberikan


nama, nomor paspor dan informasi penting yang berkaitan dengan
hubungan antar kelompok pengedar narkoba internasional.

Maka seminggu penuh kepolisian Indonesia melakukan pengintaian dan


pengawasan secara ketat. Hingga pada 17 April 2005 . Chan,Czugaj, Rush,
Stephens dan Lawrence tertangkap di Bandara Ngurah Rai sedang Nguyen,
Sukumaran, Chen dan Norman tertangkap di Bungalow di Pantai Melasti.

Tuduhan terhadap The Australian


Federal Police

Orang tua Rush dan Lawrence mengkritik pihak kepolisian Australia yang
ternyata telah mengetahui rencana penyelundupan ini dan memilih untuk
mengabari Polri daripada menangkap mereka di Australia, di mana tidak ada
hukuman mati sehingga kesembilan orang tersebut dapat menghindari
ancaman tersebut.

Seorang pengacara asal Brisbane, Robert Myers menuding pihak Polisi


Federal Australia atau AFP turut bertanggungjawab sebagai penyebab
pelaksanaan eksekusi mati duo Bali Nine Myuran Sukumaran dan Andrew
Chan.

news.detik.com

Lanjutan

AFP, ujar Myers turut menanggung darah dari anggota Bali Nine sebab
mereka bisa mencegat kedelapan pemuda itu ketika masih berada di
Australia.

Pengacara itu lalu menghubungi salah satu kenalannya di AFP yang


mengatakan Scott akan dihentikan sebelum bisa meninggalkan Bali.
Namun, menurut pengakuan Myers, alih-alih menangkap sendiri, AFP
malah membagi informasi rencana penyelundupan narkoba itu ke Polisi
Indonesia.

Lanjutan

Pernyatan Myers langsung dibantah oleh Komisioner AFP, Andrew Colvin.


Apakah ada darah (Bali Nine-red) di tangan kami? Tidak. Informasi yang
selama ini beredar di publik, termasuk klaim Myers, tidak mencerminkan
peranan dan kinerja AFP di tahun 2005 lalu secara akurat, ujar Colvin.

Dia pun turut membantah institusi yang dipimpinnya turut terlibat


dalam sebuah konspirasi kerjasama besar seperti yang salam ini dibaca
di berbagai media. Tidak ada hal yang dapat saya katakan hari ini. Hal
tersebut telah dicatat di pengadilan di Australia. Dalam pengadilan
federal, kami telah ditanya mengenai peranan kami, papar Colvin.

Usaha Diplomasi Australia Dalam


Kasus Bali Nine

Pemerintah Australia ketika itu PM John Howard menentang keras pidana


mati.

Berkali kali pemerintah Australia meminta tidak diterapkannya hukuman


mati pada sembilan terdakwa WN Australia tersebut.

Sayangnya permintaan pemerintah Australia tak mempengaruhi hakim


Indonesia yang memutuskan untuk tetap menjatuhkan hukuman mati
pada dua orang.

Usaha mengekstradisi sembilan terdakwa Bali Nine pernah diupayakan


pengacara Australia,Robert Richter dan Brian Walters pada tanggal 6
Desember 2005 dengan meminta dukungan Direktur Penuntut Umum
Commonwaelth.

Namun hal tersebut segera dijawab dengan tegas Pengadilan Negeri


Denpasar, Hakim I Wayan Yasa Abadhi yang menolak secara tegas ikut
campurnya Australia pada proses peradilan di Indonesia.

Usaha Australia meminta pencabutan


Eksekusi Hukuman Mati

Mengajukan Banding 19 Januari 2015

Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengajukan permintaan tertulis kepada


Presiden Joko Widodo untuk menerima grasi dua warganya.

Abbottt berharap pemerintah Indonesia melihat penyesalan kedua terpidana


mati itu. "Saya tidak ingin mendahului apa yang mungkin atau tidak mungkin
terjadi setelah itu, tapi saya pikir dua orang ini baik dan saya harap warga
Indonesia mengakuinya."

Australia Ancam Boikot Pariwisata Indonesia, 13 Februari 2015

Tidak mendapat tanggapan yang memuaskan dari pemerintah Indonesia,


Australia mencoba lebih menekan. Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop
mengatakan warga Australia diperkirakan akan boikot kunjungan berlibur ke
Indonesia jika eksekusi terus dilakukan. Bishop meminta pemerintah Indonesia
tidak meremehkan kuatnya perasaan publik Australia

Ungkit Bantuan Tsunami, 18 Februari 2015

Perdana Menteri Tony Abbott membuat diplomasi Australia kalang kabut. Ia


mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Indonesia seharusnya
"membalas" bantuan sebesar Aus$ 1 miliar yang diberikan Australia kepada
Indonesia saat bencana tsunami Aceh pada 2004.
Akan tetapi, Sehari kemudian Menteri Luar Negeri Julie Bishop langsung
menghubungi Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bishop mengklarifikasi pernyataan
Abbott guna menghindari hubungan Indonesia-Australia memburuk.

Pertukaran Terpidana, 5 Maret 2015

Australia menawarkan pertukaran terpidana mati warganya dengan tiga


terpidana Indonesia di Australia. Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop
menghubungi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menawarkan tiga orang
warga Indonesia terpidana narkotika yang divonis 20 tahun.

Kirim Rombongan Imam Besar, 11 Maret 2015.

Imam Besar Australia, Ibrahim Abu Muhamad memimpin delegasi Dewan


Imam Federal Australia yang beranggotakan imam masjid dari berbagai
negara bagian, datang ke Indonesia. Ulama Australia ini bertemu dengan
Menteri Agama Lukman Hakim.

Ibrahim Muhamad datang bersama sesama rekan ulama bertujuan untuk


melobi Pemerintah Indonesia agar membebaskan dua gembong narkoba,
anggota sindikat Bali Nine Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.
Menurut Ibrahim Abu Muhamad "Pengampunan dan pemberian maaf
merupakan jantung ajaran Islam bagi mereka yang bertaubat dan telah
memperbaiki jalan hidup mereka,"

Pidato Menteri Luar Negeri Julie Bishop

Julie Bishop mengatakan bahwa Australia menghormati kedaulatan Hukum


Republik Indonesia, tapi memohon kepada presiden Joko Widodo untuk
memberikan belas kasih kepada dua warga Australia tersebut.

Julie Bishop mengaitkan bahwa usaha Australia tak ubahnya sama dengan
usaha Indonesia mencoba meminta grasi terhadap ratusan tenaga kerjanya
diluar negeri yang akan dieksekusi hukuman mati pula, oleh karena itu,
Bishop berharap Presiden Joko widodo dapat mempertimbangkan juga untuk
memberikan grasi terhadap Andrew dan sukumaran.

Reaksi Australia Terhadap Eksekusi


Mati

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, menegaskan hubungan


Australia-Indonesia tidak akan bisa sama lagi setelah dua orang warga
Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan dieksekusi di
Nusakambangan.

Penarikan duta besar oleh Australia, kemudian Abbott memperingatkan


akan boikot perdagangan atau pariwisata, seiring dengan beredarnya
tagar#boycottIndonesia di Twitter.

Warga Australia menganggap bahwa Indonesia sudah banyak diberikan


bantuan oleh negaranya, akan tetapi tidak mempertimbangkan untuk
membalas budi bantuan tersebut.

Menurut mereka, warga Australia telah membayar pajak untuk


kemudian membantu Indonesia, akan tetapi Indonesia tetap bersikukuh
melakukan eksekusi, hal ini sebagai sesuatu yang menyakitkan bagi
mereka.

Dampak dari eksekusi mati terhadap Duo Bali Nine ternyata juga terjadi
di Galeri Foto Nasional Australia yang mencopot foto presiden Joko
Widodo (Jokowi) yang sebelumnya dipajang di salah satu dinding di
dalam gedung itu.

Saya akui sebagai warga Australia turut berduka, kejadian pada Rabu dini
hari akibat eksekusi mati, dan saya pikir mencopot foto tersebut dari
penglihatan publik adalah hal yang benar demi mencegah pengerusakan
dalam galeri, ungkap Direktur Galeri Nasional Australia Angus Trumble.

Boikot Bali

Di Media sosial, seperti Twitter pun ramai dengan seruan boikot Bali dari
warga Australia. Seperti diketahui, Bali memang adalah tempat wisata favorit
bagi banyak orang Australia.

Paska eksekusiMyuran Sukumaran dan Andrew Chan, rakyat Australia


juga bereaksi dengan menyebut Presiden Indonesia, Joko Widodo
dengan sebutan The Bloody Hands.

Mahasiswa asal Indonesia tidak boleh masuk kelas.

Sejumlah media di Australia melaporkan insiden yang terjadi di sebuah kelas


di Univesitas Swinburne, Melbourne terkait dengan keputusan Indonesia yang
mengeksekusi Duo Bali Nine.

Pendapat Warga Australia Terhadap


Kasus Bali Nine

Jajak pendapat yang dilakukan lembaga riset Australia, Roy Morgan,


memperlihatkan bahwa mayoritas publik Australia, menilai mereka yang
divonis mati terkait perdagangan narkotika di negara lain harus
dieksekusi.

sebanyak 52 persen publik Australia mendukung eksekusi atas warga


Australia yang divonis hukuman mati di negara lain, sementara 48
persen tidak mendukung

Mayoritas lebih besar atau sekitar 62 persen, menganggap pemerintah


Australia tidak perlu bertindak lebih banyak untuk menghentikan
eksekusi Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Hanya 38 persen yang
berpendapat sebaliknya

Jajak pendapat dilakukan dengan responden sebanyak 2.123 orang


antara 23-27 Januari 2015. Hasil analisa atas jajak pendapat,
mengungkap bahwa 63 persen pemilih Liberal dan 69 persen nasionalis
mendukung eksekusi mati

Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden pria mendukung


eksekusi mati dan wanita menentangnya. Analisa berdasarkan usia,
memperlihatkan mereka yang berusia di bawah 35 tahun menentang
eksekusi

Sementara publik Australia berusia 35-49 tahun adalah yang paling


banyak mendukung eksekusi mati. Berdasarkan wilayah, hampir semua
negara bagian kecuali Victoria, mendukung eksekusi mati warga negara
Australia di negara lain

Terkait dengan penanganan pemerintah dalam menanggapi eksekusi


mati dua gembong Bali Nine, secara umum responden berpikir
pemerintah Australia tidak perlu melakukan tindakan lebih besar untuk
menghentikan eksekusi

Sumber

http://parlinfo.aph.gov.au/parlInfo/search/display/display.w3p;qu
ery=Id%3A%22chamber%2Fhansardr%2Fcb768683-f6bc-44e8-8348-c6bd1dba
5e12%2F0036%22
diakses pada tanggal 9 mei 19.56 WIB.

http://www.abc.net.au/news/2015-04-30/government-defends-afp-guidelin
es-after-bali-nine-executions/6433454
diakses pada tanggal 9 mei 20.15 WIB.

Sumber

http://www.kompasiana.com/rushanovaly/mengungkap-ulang-kasus-bal
i-nine_54f90ab3a3331110678b47cb
diakses pada tanggal 9 Mei pukul 20.30 WIB.

http://banyumasnews.com/86223/kenapa-disebut-ada-darah-afp-dalam-ka
sus-bali-nine/
diakses pada tanggal 9 Mei pukul 20.35 WIB.

http://www.theaustralian.com.au/national-affairs/foreign-affairs/hope-o
f-sentence-cut-for-bali-nine-after-penal-code-revision/news-story/a5008
bb68c710b4654bf760f0098ddce
diakses pada tanggal 9 Mei pukul 20.45 WIB.

http://www.roymorgan.com/findings/6044-executions-andrew-chanmyuran-sukumaran-january-2015-201501270609

Anda mungkin juga menyukai