Pemeriksaan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi2
Pemeriksaan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi2
Pengertian-Pengertian
Wajib
Pajak
Penghasilan
adalahPajakNegara
yang
dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh WajibPajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan WajibPajakyang bersangkutan.
Daftar Keluarga
Pemeriksa akan meminta Daftar Keluarga
untuk menentukan pihak-pihak yang Anda
tanggung biaya hidupnya. Peraturan pajak
membatasi jumlah tanggungan yang boleh
Anda akui. Batasan ini lebih banyak
dilatarbelakangi oleh masalah keadilan dan
pemerataan. Jika batasan ini ditiadakan,
maka demi kepentingan pajak setiap Wajib
Pajak Orang Pribadi akan berlomba-lomba
memasukkan nama orang sekampung ke
dalam daftar ini. Secara administratif,
batasan ini berkaitan dengan masalah PTKP.
Daftar Harta
Pemeriksa akan meneliti dan menguji
kebenaran dan keabsahan dari harta yang
Anda klaim sebagai milik Anda. Informasi ini
akan diperoleh dari Daftar Harta yang
diajukan kepada Anda dan kemudian harus
Anda
isi.
Daftar
itu
harus
bisa
menginformasikan jenis, tahun perolehan,
nilai perolehan, proses perolehan (jual-beli,
hibah, warisan, dan lain-lain), dan berbagai
mutasi serta perubahan yang terjadi. Hal ini
juga termasuk perubahan-perubahan yang
bersifat penambahan atau pengurangan unit
harta seperti perluasan rumah atau tanah.
Daftar Rekening
Tabungan atau Deposito
Satu lagi daftar yang akan diajukan
Pemeriksa dan anda diharuskan mengisinya
adalah daftar dari semua rekening tabungan
atau deposito yang Anda miliki. Semua
berarti seluruh rekening dan deposito yang
Anda miliki ditambah dengan semua
rekening dan deposito dari orang-orang yang
statusnya masih dalam tanggungan Anda.
Selain daftar itu, Pemeriksa juga akan
meminta dokumen yang melengkapinya
seperti bank statement, deposito, atau buku
tabungannya sendiri. Pemeriksa juga akan
meminta sebuah pernyataan tertulis dari
PPh Pasal 21
PPh pasal 21 adalah pasal yang mengatur pajak yang
Tarif Pajak
5%
15%
25%
30%
PPh Pasal 22
PPh pasal 22 membahas tentang penghasilan
nilai impor;
non-API = 7,5% x nilai impor;
yang tidak dikuasai = 7,5% x harga jual lelang.
Ataspembelian barang yang dilakukan oleh DJPB,
Ataspenjualan
Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp 20.000.000.000,Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp
PPh Pasal 23
PPh pasal 23 membahas tentang penghasilan
PPh Pasal 24
PPh pasal 24 membahas tentang penghasilan
PPh Pasal 25
PPh pasal 25 membahas tentang angsuran
PPh Pasal 26
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 adalah PPh
Dividen
Bunga, termasuk premium, diskonto, insentif yang
terkait dengan jaminan pembayaran pinjaman
Royalti, sewa, dan pendapatan lain yang terkait
dengan penggunaan aset
Insentif yang berkaitan dengan jasa, pekerjaan,
dan kegiatan
Hadiah dan penghargaan
Pensiun dan pembayaran berkala
Premi swap dan transaksi lindung lainnya
Perolehan keuntungan dari penghapusan utang
diharapkan dari:
1. Pendapatan dari penjualan aset di Indonesia
2. Premi asuransi, premi reasuransi yang
dibayarkan langsung maupun melalui pialang
kepada perusahaan asuransi di luar negeri.
Tarif 20% (final) dari laba bersihyang
diharapkan selama penjualan atau pengalihan
saham perusahaan antara perusahaan media atau
perusahaan tujuan khusus yang didirikan atau
bertempat di negara yang memberikan
perlindungan pajak yang memiliki hubungan khusus
untuk suatu entitas atau bentuk usaha tetap (BUT)
didirikan di Indonesia.
Tarif 20% yang dipungut dari penghasilan
bersifat final
Pemotongan pajak yang dilakukan oleh
pihak pemberi penghasilan sehubungan
dengan pembayaran untuk objek tertentu
seperti sewa tanah dan /atau bangunan,
jasa kontruksi, pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan dan lainnya. Yang
dimaksud final disini bahwa pajak yang
dipotong, dipungut oleh pihak pemberi
penghasilan atau dibayar sendiri oleh pihak
penerima penghasilan, penghitungan
pajaknya sudah selesai dan tidak dapat