LANDASAN PENTINGNYA
KERAHASIAAN MEDIS
Landasan
Etika
Landasan
Hukum
Hipocratic
Oath
Whatever,
in
connection
with
my
professional
service, or not in
connection with it,
I see or hear, in
the life of men,
which ought not to
be
spoken
of
Declaration of Geneve
I will respect the secrets which are confided in me,
even after the patient has died
Sumpah
Dokter
LANDASAN
HUKUM
1. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
Pasal 57
2. UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran; Pasal 48
3. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966
tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran
4. Permenkes
No.
1419/MENKES/PER/X/2005
Tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan
Dokter Gigi; Pasal 18
5. Permenkes
No.
269/MENKES/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis; Pasal 10
Pasal 48
(1)Setiap dokter atau dokter gigi dalam
melaksanakan
praktik
kedokteran
wajib
menyimpan rahasia kedokteran.
(2)Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya
untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi
permintaan
aparatur
penegak
hukum,
permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia
kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 18
(1) Dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan tindakan
SIAPA ???
SANKSI
Setiap orang berhak menuntut ganti
rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang
diterimanya.
Yang termasuk kerugian akibat
pelayanan kesehatan termasuk di
dalamnya adalah pembocoran rahasia
kedokteran
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 58(1) +
penjelasannya
KUHP Pasal 48
Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya
paksa, tidak dipidana.
KUHP Pasal 49
1. Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan
terpaksa untuk diri sendiri maupun orang lain, kehormatan
kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada
serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu
yang melawan hukum.
2. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung
disebabkan oleh keguncangan jiwa yang hebat karena serangan
atau ancaman serangan itu, tidak dipidana.
Pasal 11 (1)
Barang siapa yang mempunyai tanggung jawab dalam
lingkungan tertentu yang mengetahui adanya penderita
atau tersangka penderita penyakit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3, wajib melaporkan kepada Kepala Desa atau
Lurah dan/atau Kepala Unit Kesehatanterdekat dalam waktu
secepatnya.