Anda di halaman 1dari 34

OC

OP

Leadership Style, Organizational Culture


and Performance:
Empirical Evidence From UK Companies
(Emmanuel Ogbonna and Lloyd C. Harris)

Disajikan oleh:
Achmad Bakir Pasaman
Arif Tri Tjahjono
Marmah Hadi
Meizar Effendi
Candra Dwi Hardiana
Andre Herlambang

Abstrak
Topik leadership dan organizational culture menarik banyak perhatian para
akademisi dan praktisi, terutama tentang hubungan antara leadership maupun
culture dengan organizational performance.
Namun, umumnya kajian tersebut membahas keterkaitan antara leadership
dengan performance serta antara culture dan performance telah dikaji secara
sendiri sendiri. Sedikit sekali yang menelaah hubungan antara ketiga konsep
tersebut secara sekaligus.
Paper ini membahas sifat hubungan ketiga aspek tersebut dan menyajikan bukti
empiris yang menyimpulkan bahwa
hubungan antara leadership style dan performance dimoderasi oleh bentuk organizational
culture masing-masing. Paper ini memberikan simpulan mengenai sejumlah implikasi atas hal
di atas dari aspek teori maupun praktik.

Research Gap yang Mendasari Studi


Studi sebelumnya

Studi sebelumnya

Studi Ini

leadership
style

Organizational
performance

leadership
style

Leadership
style

organizational
culture

Organizational
performance

organizational
culture

Organizational
culture

Masalahnya:
Sedikit sekali studi yang mengkombinasikan ketiga konsep, organizational
culture, leadership style dan performance

Organizational
Performance

Penjelasan Research Gap yang Mendasari Studi


Hubungan antara LS atau OC dengan OP

Studi sebelumnya
leadership
style

Organizational
performance

organizational
culture

Organizational
performance

2.1

Terdapat hubungan antara leadership styles dengan


performance
Bycio et al., 1995;
Howell and Avolio, 1993)

Tardapat hubungan antara organizational culture dengan


performance.
Deal and Kennedy, 1982;
Denison, 1990;
Ouchi, 1981;
Pascale and Athos, 1981;
Peters and Waterman, 1982;
Kotter and Heskett,1992.

Hasil telaah literature di bidang organizational culture dan leadership menunjukkan bahwa organizational
culture dan leadership, masing-masing secara independen memiliki kaitan erat dengan organizational
performance.

Penjelasan Research Gap yang Mendasari Studi


Hubungan antara Leadership dan Org. Culture

a. Terdapat keterkaitan antara peran leaders dalam


membentuk (creating) dan mempertahankan
(maintaining) bentuk-bentuk budaya tertentu:

leadership
style

Schein, 1992;
Siehl, 1985

b. Kemampuan untuk memahami serta bekerja


dalam suatu culture merupakan syarat mutlak
bagi efektivitas suatu leadership (Hennessey,
1998).

organizational
culture

Studi lain:
Organizational culture berkaitan erat dengan leadership style

2.2

Literature Review

Literature Review 1:
Leadership
leadership
style

Prganizational
performance

Perkembangan teori leadership


Transactional vs transformational leadership
Hubungan antara leadership dengan organizational performance

3.1

Literature Review 1
a. Perkembangan Leadership Theories
Trait theory (Argyris, 1955; Mahoney et al., 1960):
Style & behavioral theory (Hemphill and Coons, 1957; Likert, 1961)
Situational and contingency theory (Fiedler, 1967; House, 1971; Vroom and Yetton, 1974)

b. Transactional leadership vs Transformational leadership


c. Hubungan antara leadership dengan organizational performance
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa leadership styles membpengaruhi kinerja
organisasi
Banyak pula penelitian yang meragukan hubungan antara leadership styles dengan
kinerja organisasi

3.11

Kajian Teori 1:
Perkembangan Leadership Theories

3.12

Trait theory (Argyris, 1955; Mahoney et al., 1960):


Seorang leader itu dilahirkan dan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari non-leader (Stodgill, 1948)
Fokus dari teori: mengidentifikasi karakteristisk leader
Kelemahan teori: sulit menggolong-golongkan (categorizing) dan memvalidasi karakteristik dari para leaders

Style & behavioral theory (Hemphill and Coons, 1957; Likert, 1961).
Seorang leader yang mengadopsi democratic style atau participative styles lebih berhasil dibandingkan yang
menerapkan style lain
Focus dari teori: mengidentifikasi the one best way of leading
the major weakness of style and behavioural theories: they ignore the important role which situational factors play
in determining the effectiveness of individual leaders (Mullins, 1999).

Situational and contingency theory (Fiedler, 1967; House, 1971; Vroom and Yetton, 1974)
Efektivitas leadership tergantung pada bagaimana seorang leader melakukan diagnose dan memahami factor-factor
situational serta menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat dalam menghadapi pada masing-masing situasi /
keadaan (circumstance).
Fokus pada context-sensitive leadership.

Kajian Teori 1:
Kepemimpinan Transaksional vs Transformasional

3.13

Transactional leaders (disebutinstrumental), memusatkan perhatian kepada


hubungan pertukaran (exchange relationship) dengan bawahannya (Bass and
Avolio, 1993).
Transformational leaders bersifat visioner serta antusias dan memiliki
kemampuan yang melekat pada dirinya untuk memotivasi bawahannya (Bycio
et al., 1995; Howell and Avolio, 1993).
Transformational leadership berhubungan erat dengan organizational
performance (Bycio et al., 1995; Howell and Avolio, 1993).
Sifat visioner dan inspiratif dari transformational leaders terbukti memotivasi
bawahannya untuk berkinerja unggul (Nicholls, 1988; Quick, 1992).

Kajian Teori 1:
Hubungan antara Leadership dengan Performance

3.14

Fiedler (1996) menjelaskan bahwa efekivitas seorang leader merupakan


penentu utama keberhasilan ataupun kegagalan suatu group, organisasi, atau
bahkan negara.
Thorlindsson (1987) menjelaskan kinerja kapal penangkap ikan sangat
dipengaruhi oleh kualitas kaptennya.
Cara yg harus ditempuh suatu organisasi agar mampu menghadapi peningkatan
kerentanan dan turbulensi external environment adalah dengan memberikan
pelatihan dan pengembangan kepada leaders untuk mampu menghadapi hal
tersebut. (Darcy and Kleiner, 1991; Hennessey, 1998; Saari et al., 1988).
Hasil penelitian terdahulu tentang hubungan antara leadership dengan performance
umumnya kurang meyakinkan dan kurang didukung bukti empiris.

Literature Review 2 :
Budaya Organisasi (Organizational Culture)
Organizational
Culture

Organizational
Performance

Berbagai ragam konsep budaya organisasi


Pros. & cons. hubungan antara budaya organisasi dengan performance

3.2

Literature Review 2 :
Budaya Organisasi

3.21

Terdapat banyak variasi ttg definisi dan ruang lingkup konsep organizational
culture (Ogbonna and Harris, 1998a).
Ada tiga hal penting:
1) Memperlakukan culture sebagai suatu unitary concept akan menurunkan kemanfaatannya
sebagai analytical tool (Martin, 1992; Ogbonna and Harris, 1998a; Pettigrew, 1979).
2) Culture tidak dapat disamakan dengan power dan politics atau climate (Denison, 1996;
Riley, 1983; Schein, 1986);
3) Para ahli belum sepakat apakah organizational culture dapat dengan mudah diubah
(Legge, 1994; Ogbonna, 1993).

Asumsi yang umumnya dipakai:


organizational culture tertentu dapat mendorong tercapainya keunggulan kinerja keuangan
organisasi.

Literature Review 2 :
Hubungan antara Budaya Organisasi dengan Kinerja

3.22

Konsep organizational culture sangat banyak dan beragam.


Banyak yang menyatakan bahwa organizational culture berkaitan erat dengan
organizational performance.
Namun, ada pula yang meragukan universalitas dari hubungan antara culture
dengan performance.

Literature Review 2 :
Hubungan antara Budaya Organisasi dengan Kinerja

3.23

Organizational culture berkaitan erat dengan organizational performance?


Kelompok Pro:
Kinerja organisasi dipengaruhi oleh seberapa jauh nilai nilai budaya di sebarkan secara
meluas ( yakni tergantung pada kuatnya budaya) (Deal and Kennedy, 1982; Denison,
1990; Kotter and Heskett, 1992; Ouchi, 1981; Pascale and Athos, 1981; Peters and
Waterman, 1982).
Culture dapat merupakan factor penting pembentuk competitive advantage (Scholz, 1987).
Krefting and Frost (1985): Organizational Culture dapat mempengaruhi pencapaian
competitive advantage dengan menetapkan batasan-batasan interaksi individual atau
dan/dengan bembatasi lingkup pemrosesan informasi.
widely shared and strongly held values enable management to predict employee reactions
to The uniqueness quality dari organizational culture merupakan factor penting dalam
menghasilkan generating advantage over competitors. I

Kajian Teori 2:
Hubungan antara Budaya Organisasi dengan Kinerja

3.23

Organizational culture berkaitan erat dengan organizational performance?


Kelompok Cons
Gordon dan DiTomaso (1992) serta Denison (1990) Ada keterkaitan antara organizational
culture dengan performance, terutama jika culture dapat disesuaikan dengan perubahan
kondisi lingkugan.
Selain harus kuat (widely shared), culture harus memiliki unique qualities yang tidak dapat
diimitasi.
Hubungan antara culture and performance adalah lemah (Hop et al., 1992; Lewis, 1994;
Lim, 1995; Ray, 1986; Willmott, 1993). Indeed, the growing popularity of the resourcebased view of competitive advantage suggests that the degree to which a culture can be
theorized to determine a sustainable advantage is dependent upon the value, rarity,
imitability, and sustainability of the culture concerned (Barney, 1986, 1991).

Kajian Teori 3:
Hubungan Leadership dengan Organizational Culture

3.3

Teori 3:
Hubungan Leadership dengan Organizational Culture
Mengubah budaya sangat sulit.
Baik supportive leadership maupun participative leadership memiliki
hubungan yang positif terhadap budaya organisasi yang innovative
dan yang competitive (budaya yang berorientasi eksternal)
Budaya organisasi yang berorientasi eksternal secara signifikan dipengaruhi oleh
pemimpin yang bersifat suportif kepada bawahannya dan yang melibatkan
bawahannya dalam proses pengambilan keputusan

Solusi yang potensial untuk dapat mengubah budaya organisasi adalah


melalui penerapan leadership style yang tepat. Mengubah gaya
kepemimpinan lebih mudah daripada mengubah budaya organisasi.

3.31

Rancangan dan Metodologi Penelitian

Rancangan dan Metodologi Penelitian


Penelitian kuantitatif deskriptif
Populasi: Perusahaan yang terdaftar dalam database FAME di Inggris
Sampel: 1000 perusahaan menengah dan besar
Metode sampling: systematic random sampling berdasarkan sejumlah
kriteria, spt: jumlah turnover, tgl registrasi dan jumlah karyawan.
Responden: single-respondent approach, yakni seorang senior executive
sebagai key informant untuk setiap sampel
Jawaban yang diterima: 342, namun 20 buah tidak valid.

4.1

Rancangan dan Metodologi Penelitian


Variabel

Dependent
Performance

Independent
Innovative culture
Competitive culture

Innovative culture Competitive culture


Bureaucratic culture
Participative leadership
Instrumental leadership
Competitive
culture

Community culture
Supportive leadership
Participative leadership
Instrumental leadership

Findings

Findings

Findings

Findings

Figure 2 Path analysis of the links between leadership style, organizational culture and organizational

Simpulan dan Implikasi

Ikhtisar
Temuan Utama Kajian ini
Leadershp style berhubungan secara tidak langsung
dengan Organizational Performance.
Hubungan antara Leadership dengan Organizational
Performance dimoderasi oleh Organizational Culture

7.1

Studi Ini
Leadership
style

organizational
culture

performance

Simpulan 2
Hubungan orgt. culture dengan performance
Secara indvidu,
bereaucratic culture dan
community culture,
masing masing tidak
berhubungan langsung
dengan performance.
Namun, terlalu focus
pada pengembangan
bureaucratic dapat
merugikan performance
Perubahan organizational
culture seharusnya
ditekankan pada budaya
yang berorientasi
external sambil juga
membangun internal
cohesion dan consistency

7.2

Budaya Organisasi

Internally
oriented

Externally
oriented

Community
culture
Bureaucratic
culture

Competitive
culture
Innovative
culture

performance

Simpulan 2
Hubungan leadership styles dengan performance
Supportive leadership dan
participative leadership
berhubungan positif
terhadap organizational
culture
Instrumental dan
bereaucratic leadership
styles berhubungan
negatif terhadap
organizational cutures
Maka, leadership styles
juga menjadi predictor
yang baik atas
performance

Leadership
styles

7.3

Organizational
Culture

Instrumental
leadership
Bereaucratic
leadership
Supportive
leadership
Participative
leadership

Competitive
culture
performance
Innovative
culture

Implikasi
Temuan dari peneelitian ini menghasilkan apa yang disebut sebagai managing culture debate
(Ogbonna, 1993).
Banyak perdebatan mengenai apakah organizational culture dapat dikelola yang berujung pada
kesimpulan bahwa mengelola organizational culture adalah suatu kemustahilan (Legge, 1994),
walaupun ada sejumlah keadaan tertentu seperti krisis atau penggantian kepemimpinan dapat
membuka peluang untuk mempengaruhi organizational culture (Martin and Meyerson, 1988).
Sementara itu, temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
leadership style dengan organizational culture.
Walau secara konseptual maupun dalam tataran praktek diyakini bahwa mengelola
organizational culture itu sulit (Ogbonna and Harris, 1998b) atau bahkan mustahil (Ogbonna,
1993), namun setidaknya, perubahan leadership styles cenderung lebih mudah.
Oleh karenanya upaya untuk mengubah organizational culture change guna meningkatkan
kinerja organisasi, sesuai dengan temuan dari penelitian ini.

Keterbatasan
Sifat penelitian yang bersifat crosssection ini tidak dapat
menyimpulkan hubungan yang bersifat kasualitas. Maka
diperlukan studi lanjutan yang bersifat longitudinal untuk
membuktikan adanya hubungan kausalitas.
Replikasi dari studi ini dapat diarahkan pada konteks populasi yang
berbeda-beda, seperti indiustri dan negara yang berbeda.
Penggunaan perspektif yang berbeda dalam studi lebih lanjut
diharapkan dapat mengungkap hal baru.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai